Ayat bacaan: Mazmur 91:1-2
===========================
"Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
Saya ingat saat saya berada di Swedia, di sebuah stasiun bawah tanahnya ada poster besar bertuliskan "Oron ger ofta en liten sak en stor skugga". Oro, itu artinya Worry alias cemas atau khawatir. Ger artinya give/memberi, ofta adalah often alias biasanya/sering, en liten sak artinya small bag/thing alias hal kecil, stor artinya besar, skugga artinya shadow atau bayangan. Jadi terjemahannya adalah: "Worry often gives a small thing a big shadow", dalam bahasa Indonesianya adalah: "Kecemasan atau kekhawatiran kerap mendatangkan bayangan gelap besar atas hal kecil". Ini adalah peribahasa tua yang ada di negara itu.
Bagaikan awan kelam berukuran besar, kecemasan dengan segera menutupi sukacita dan ketenangan dalam hidup kita, ia bahkan bisa hadir membawa kegelapan atas perkara yang kalau ditelaah sebenarnya sederhana saja. Sebuah peribahasa yang sangat bijak menurut saya, karena siapapun kita, akan selalu ada waktu dimana kita harus berhadapan dengan perasaan cemas ini. Ada kalanya kita sudah duluan cemas atas sesuatu yang kecil saja, atau malah belum terjadi. Dan itu membuat kita belum apa-apa sudah lelah dan kalah duluan.
Peribahasa ini jadi melekat buat saya, karena saya adalah tipe orang yang cenderung mudah cemas bahkan untuk hal-hal yang belum terjadi. Mewarisi sifat dari almarhum ibu saya, kami itu memang seolah hobi khawatir. Bagaimana kalau nanti, itu jadi seperti kalimat favorit kami. Sisi positifnya ada, jadi kami bisa mengantisipasi kemungkinan terburuknya, tapi sisi negatifnya jelas lebih banyak. Tidak enak hidup terus dengan perasaan seperti itu. It's like a heavy burden yang bikin lelah mental. Dalam hal mau mencoba maju, seringkali rasa seperti ini pun menjadi penghambat untuk mengambil langkah. Dari kecemasan ke rasa takut itu dekat sekali, itu jelas tidak membawa manfaat apa-apa.
Setelah saya lahir baru, saya kemudian belajar bahwa kecemasan yang menimbulkan rasa takut itu bukan saja menghambat saya untuk maju, tapi juga akan membuat saya gagal menggenapi rencana Tuhan dan menghalangi mukjizat Tuhan untuk bisa saya rasakan. Perasaan seperti itu bisa menjadi penghambat pertumbuhan iman saya. Dan yang tidak kalah merugikannya, mudah cemas itu akan merampas sukacita dari diri saya, karena sukacita dan cemas tidak akan pernah berjalan bersama-sama. Seperti yang saya bilang tadi, cemas akan dengan mudah mendatangkan perasaan tidak enak, yang kalau saya biarkan akan mengkontaminasi hati saya dengan berbagai perasaan jelek lainnya sampai tidak ada lagi ruang bagi sukacita disana. Tidak, saya tidak boleh membiarkan itu terus terjadi. Karenanya saya terus belajar untuk mengatasi perasaan-perasaan negatif itu sesegera mungkin sebelum menguasai ruang-ruang di hati saya.
Dalam sebuah buku karya Pastor Charles Rozell 'Chuck' Swindoll, ia menyebutkan ada tiga hal yang paling sering menjadi pencuri sukacita alias joy stealer, yaitu:
- Worry : an inordinate anxiety about something that may or may not occur (kekuatiran berlebihan terhadap sesuatu yang mungkin bisa atau mungkin tidak terjadi)
- Stress : intense strain over a situation we can't change or control (ketegangan yang intens terhadap sebuah situasi yang tidak bisa kita ubah atau kendalikan)
- Fear: a dreadful uneasiness over danger, evil or pain (sebuah rasa gentar yang sangat tidak nyaman terhadap bahaya, perbuatan keji dan rasa sakit)
(bersambung)
No comments:
Post a Comment