(sambungan)
Akan hal ini, hari ini mari kita lihat kisah tentang seorang pengemis buta bernama Bartimeus yang dicatat dalam Markus 10:46-52. Bartimeus adalah seorang tuna netra. Karena kondisinya sulit baginya untuk bekerja, sehingga ia pun terpaksa mengemis untuk bertahan hidup.
Pada suatu hari lewatlah Yesus tepat didekatnya. "Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (Markus 10:47).
Bartimeus cuma seorang pengemis buta. Kondisi seperti itu bagi masyarakat saat itu dianggap terlalu rendah sehingga tidak pantas untuk berteriak-teriak memanggil Yesus. Karena itu mereka lantas memarahinya. "Banyak orang menegornya supaya ia diam." (ay 48a). Kasihan benar Bartimeus. Bukannya berhenti karena dimarahi, Bartimeus malah mengencangkan suaranya lebih lagi. "Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay 48b).
Saya yakin Bartimeus sadar bahwa itu kesempatan baginya, yang mungkin tidak akan terulang lagi. Imannya membuatnya tidak menyerah. Ia tahu bahwa Yesus adalah jawaban atas permasalahan yang ia alami. Logika, pendapat orang dan lain-lain semua ia kesampingkan. Mau dibilang lancang, tidak sopan, tidak pantas, dia tidak peduli. Ia hanya peduli pada satu hal: mendapatkan perhatian Yesus. Maka ia mengencangkan imannya lebih dari sebelumnya. Maka Bartimeus pun terus memanggil Yesus.
Saya rasa ditengah keriuhan dalam keramaian, tidak mudah bagi Bartimeus untuk berusaha agar suaranya bisa didengar Yesus. Belum lagi ia dimarahi dan ditegur saat suaranya dirasa mengganggu. Jadi saya membayangkan, betapa keras usahanya melawan semua itu agar suaranya bisa terdengar oleh Yesus.
Ternyata teriakannya itu mendapat respon dari Yesus. Yesus pun lalu menyuruh orang-orang disana untuk memanggilnya. Mendengar itu, Bartimeus segera menanggalkan jubahnya dan bergegas menuju Yesus. Ketika mereka bertemu muka, ini dialog antara mereka.
(bersambung)
Monday, July 31, 2023
Kisah Bartimeus (2)
Sunday, July 30, 2023
Kisah Bartimeus (1)
Ayat bacaan: Markus 10:52
=====================
"Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya."
Saat berada dalam kesesakan atau kesulitan, apa yang kita minta pada Tuhan? Ada banyak yang ingin instan, meminta Tuhan melepaskan langsung saat itu juga tanpa perlu usaha. Bukankah kalau meminta dengan iman, apapun Tuhan bisa beri, bahkan yang lebih dari apa yang kita pikirkan? Jadi boleh dong, buat saya sulit, tapi buat Tuhan tidak ada yang sulit. Itu sering jadi bentuk pemikiran kita.
Tidak ada yang tidak mungkin dan sulit bagi Tuhan, itu betul. Iman itu membuat yang mustahil bisa terjadi, itu pun betul. Tapi bagi saya, konsep iman bukanlah untuk dipakai meminta seenaknya, walaupun tidak ada larangan juga untuk itu. Iman tidak harus selalu berarti mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan dengan instan, tapi buat saya apa yang lebih penting adalah bertindak bijaksana dalam memohon sesuatu. Memeriksa apa yang kita punya, dan apa yang bisa kita lakukan dengan itu, apa yang Tuhan mau kita lakukan dengan menggunakan apa yang ada pada kita agar solusi bisa hadir sesuai kehendakNya, dengan mempergunakan semua yang sudah Tuhan berikan pada kita. Itu bagi saya lebih baik ketimbang main gampang saja.
Seperti itulah bentuk doa saya yang sudah saya biasakan sejak lama. Ketimbang meminta-minta, saya lebih suka mendengar dan bertanya, what should I do, dan memohon agar Tuhan kiranya memberkati usaha saya lewat apa yang ada pada saya, dan memberkati apa yang ada pada saya agar kiranya bisa maksimal dalam berjuang. Saya lebih suka mempergunakan iman saya dengan cara seperti itu daripada langsung minta tanpa harus usaha. Disamping saya menjaga diri saya agar tetap meminta dengan pantas, saya pun percaya bahwa ada kalanya kita memang harus dihadapkan kepada kesulitan sebagai bahan pelajaran, agar bisa menjadi pribadi yang semakin dewasa dan bijaksana, dan semakin menghargai hidup. Dan Tuhan mau kita menghidupinya, lalu meresponnya dengan benar.
Dalam kondisi saat ini dimana saya tengah berjuang melepaskan diri dari krisis ekonomi, saya berdoa seperti itu. Saya tahu saya harus berjuang, berusaha lebih dari sebelumnya, dan memohon agar Tuhan memberkati perjuangan saya. Mendengar apa yang Dia mau saya lakukan dan memohon penyertaanNya dalam setiap langkah. Itu buat saya jauh lebih penting. Hidup sejatinya merupakan perjuangan, dan itu buat saya membuat hidup terasa menarik, dinamis dan tidak membosankan.
Akan hal ini, hari ini mari kita lihat kisah tentang seorang pengemis buta bernama Bartimeus yang dicatat dalam Markus 10:46-52.
(bersambung)
Saturday, July 29, 2023
Ayo Semangat! (5)
(sambungan)
Masalah boleh saja datang, kendala boleh ada, kegagalan boleh saja terus dialami. Tapi semangat juang yang tinggi apabila kita miliki akan mampu memberi perbedaan yang sangat besar dalam memperoleh hasil akhir yang indah. Kita harus ingat bahwa Tuhan sudah merencanakan segala sesuatu yang indah, dan Dia juga sudah menjanjikan penyertaanNya. Tuhan yang menjanjikan itu adalah Tuhan yang setia. Dia mau agar kita hidup di dalam rencanaNya, dimana Dia akan membimbing dan menyertai kita dalam setiap langkah untuk menuai apa yang telah Dia sediakan bagi kita.
Kalau begitu kenapa kita harus mudah patah semangat dalam menghadapi berbagai ujian atau tekanan? Berbagai problema kehidupan datang silih berganti, dan kita harus menghadapinya dengan semangat. Kita harus tetap berjuang dengan semangat pantang menyerah. Itu akan menguatkan kita untuk terus bertahan melewati batu-batu ujian dan mengatasinya dengan baik untuk keluar sebagai pemenang. Ada upah yang disediakan Tuhan bagi mereka yang tahan banting dalam membangun usahanya. "Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah." (2 Korintus 3:14).
Apapun yang anda hadapi hari ini, hadapilah dengan semangat. Percayalah kepada janji-janji Tuhan, rasakan kebaikan dan penyertaanNya dan terus pegang itu dengan iman. Itu seharusnya lebih dari cukup untuk menumbuhkan dan mengobarkan semangat dalam diri anda, dan tentu saja menjaga agar baranya jangan sampai meredup. Jangan pernah lupa bahwa Tuhan menjanjikan upah bagi orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan tahan uji. Ada banyak orang biasa yang tampil luar biasa dengan bermodalkan semangat juang tinggi yang pantang menyerah. Sebaliknya, ada orang-orang luar biasa yang kemudian gagal karena semangat mereka tidak cukup tahan uji. Let's have the never give up attitude. Keep the spirit up!
Great things take time. Never give up.
Friday, July 28, 2023
Ayo Semangat! (4)
(sambungan)
Ada seorang musisi yang kalau saya sebut namanya saya yakin anda pasti kenal. Ia pernah bercerita bahwa di awal karirnya, ia memulai dari penulis lagu. Tapi impiannya tidak berhenti sampai disitu, karena ia pun bermimpi untuk menjadi seorang artis atau penyanyi. Maka ia kemudian membuat demo tape dan mencoba menawarkan ke berbagai perusahaan rekaman alias label. Seperti halnya sang penemu mesin fotokopi, ia pun kemudian mengalami penolakan demi penolakan. Bahkan ucapan pedas pernah ia terima dari produser sebesar David Foster yang mengatakan bahwa ia lebih baik berhenti bermimpi menjadi penyanyi. Dengan kata lain, sang produser ingin mengatakan bahwa suaranya tidak cukup punya nilai jual dan pasti gagal kalau dipaksakan.
Untungnya ia tidak patah hati, tidak patah semangat, tidak kenal lelah dan minder. Ia terus maju berusaha. Akhirnya ada sebuah label yang tertarik. Album pertamanya langsung jadi hit besar, disusul kesuksesan dengan album-album berikutnya. Namanya melejit, dan namanya masih besar hingga hari ini. Dan ia menggunakan pengalaman masa lalunya ini untuk menyemangati anak-anak muda yang punya kerinduan sama, berkarir di dunia musik atau pun bagi mereka yang ingin merintis sesuatu agar sukses. Ia terus menyemangati para followers nya di sosial media miliknya.
Di sisi lain, ada seorang musisi yang juga dari luar negeri pernaha bercerita pada saya bahwa ia kehilangan waktu lebih dari 10 tahun karena ia sempat kehilangan semangat. Pada saat itu ia sebenarnya sudah hampir mencapai puncak karirnya, tapi kemudian ia mendadak kehilangan semangat. Ia menolak berbagai tawaran, ia keluar dari labelnya dan hidup hanya memakai tabungannya.
Setelah sepuluh tahun ia pun kemudian menyesal. Ia menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki. Sayangnya 10 tahun yang terbuang itu ternyata sudah sangat lama, sehingga bukan saja ia harus kembali menapak dari nol, tetapi untuk mengejar ketertinggalan sudah sangat sulit. Dunianya sudah berubah, pelakunya sudah berganti, sampai hari ini ia masih terus berjuang untuk kembali kepada jalurnya. Dan memang, di dunia musik ada peraturan tidak tertulis yang mengatakan bahwa seorang artis harus tetap aktif membuat album baru setidaknya dalam jangka waktu dua tahun, maksimal tiga tahun. Kalau tidak begitu nama bisa keburu tenggelam, ditinggal fans dan bakal sulit lagi untuk kembali ke posisi semula. Lihatlah bahwa kehilangan semangat bisa sangat merugikan dan mendatangkan konsekuensi yang berat.
(bersambung)
Thursday, July 27, 2023
Ayo Semangat! (3)
(sambungan)
Ayo semangat! Tetap semangat! Itu seringkali kita ucapkan untuk menggerakkan orang yang dituju agar tidak menyerah dan terus melanjutkan usaha atau perjuangannya. Semangat, itu bisa sangat menentukan berhasil tidaknya kita dalam menggapai mimpi. Dan jangan lupa pula bahwa semangat, itu pun sering menentukan apakah kita gagal atau sukses menggenapi rencana Tuhan.
Seringkali rencana Tuhan tidak serta merta hadir. Dibutuhkan usaha keras, semangat baja, kegigihan, ketekunan dan mental baja yang pantang menyerah agar kita bisa menggenapinya dalam hidup kita.
Dalam Amsal dikatakan: "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" (Amsal 18:14).
Semangat mampu memberi kekuatan untuk menanggung penderitaan dan beban berat. Tetapi apa yang bisa kita perbuat ketika kita tidak memiliki semangat lagi? Orang yang patah semangat cenderung sulit untuk bangkit. Semakin lama dibiarkan, semakin sulit pula untuk pulih. Bagi yang pernah mengalaminya tentu tahu akan hal itu.
Semangat bisa berfungsi bagaikan bahan bakar yang membuat kita bisa terus maju. Tanggung jawab yang besar ataupun kecil apabila dilakukan dengan antusiasme, gairah dan semangat yang tinggi akan mampu kita selesaikan dengan hasil terbaik. Impian yang ingin kita capai pun seringkali bergantung pada semangat atau daya juang kita dalam mengusahakannya. Sebaliknya jangan pernah bermimpi untuk menggapai sesuatu yang besar jika kita sudah kehilangan semangat dalam hidup kita.
(bersambung)
Wednesday, July 26, 2023
Ayo Semangat! (2)
(sambungan)
Penciptanya bernama Chester Floyd Carlson. Chester pada mulanya adalah seorang pengacara hak paten. Ia kerap menemukan kesulitan dalam pekerjaannya, dimana ia harus menyalin dan mengetik ulang semua hak paten yang didaftarkan kepadanya satu persatu. Berawal dari kesulitan-kesulitan itu, ia mulai berpikir untuk mencari alternatif yang lebih baik, yang bisa mempermudah pekerjaannya, bisa memghemat waktu, lebih efektif dan efisien. Mengetik ulang semuanya tentunya menyita waktu. Teknologi saat itu yang memakai kopi karbon atau dikenal juga dengan "wet copy" pun rasanya masih membuang banyak waktu.
Apa yang muncul di pikirannya adalah seperti ini: "I thought the possibility of making an invention might kill two birds with one stone; it would be a chance to do the world some good and also a chance to do myself some good." Dari isi pikirannya kita bisa mengetahui bahwa memang benar Carlson memulai karena kebutuhannya, tetapi ia kemudian memperluas wawasan berpikirnya melewati kepentingannya sendiri. Di satu sisi ia berpikir untuk meringankan dan mempercepat kerjanya, di sisi lain dia ingin membuat sesuatu yang berguna bagi dunia. Dengan serangkaian percobaan dan usaha yang keras, ia pun kemudian berhasil membuat sebuah mesin fotokopi pada tahun 1937.
Kendala belum berakhir meski ia sudah berhasil menciptakan alatnya. Bertahun-tahun ia gagal dalam memasarkan produk ciptaannya ini. Beberapa perusahaan besar saat itu seperti IBM atau US Army Signal Corps tidak berminat, karena menurut mereka penemuan Carlson itu tidak bakalan laku di pasaran. Tapi Carlson tidak putus asa. Ia tetap semangat mencoba dan mencoba lagi. Dan ternyata ia harus melalui penolakan sampai 8 tahun hingga kegigihannya akhirnya membuahkan hasil.
Adalah sebuah perusahaan bernama Haloid Company yang tertarik, dan itulah yang menjadi awal dari hadirnya mesin fotokopi dengan Xerox, sebuah brand yang hingga hari ini masih menjadi jaminan mutu. Bayangkan jika Carlson punya pribadi yang gampang menyerah. Mungkin hari ini kita masih harus menyalin segala sesuatunya dengan manual atau masih mempergunakan cetak karbon yang basah dan gampang luntur. Karena semangatnya tidak gampang patah, kita pun bisa menikmati fasilitas yang begitu banyak meringankan kita dan menghemat waktu.
(bersambung)
Tuesday, July 25, 2023
Ayo Semangat! (1)
Ayat bacaan: 2 Tawarikh 15:7
======================
"Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"
Saat saya kuliah dulu, tempat fotokopi menjadi salah satu kebutuhan utama, baik saat saya harus menduplikasi buku pinjaman dari perpustakaan maupun untuk urusan jilid menjilid. Ya, dalam hal mencari literatur, mau tidak mau di masa itu kita hanya bisa mengandalkan perpustakaan terutama yang di kampus, tidak seperti di jaman sekarang semua ada dalam genggaman asal punya kuota internet.
Saya rasa hingga hari ini mesin fotokopi masih dibutuhkan, meski mungkin tidak se-vital beberapa puluh tahun lalu. Bagi yang mencari literatur dari internet mungkin butuhnya mesin printer, atau cukup disimpan saja dan dibuka ulang kapan kita mau.
Tepat di depan tempat usaha saya ada seorang ibu yang membuka usaha fotokopi. Sayangnya tidak lama setelah ia buka pandemi merebak dan semua sekolah yang ada disekitaran saya lantas tutup. Sekolah mendadak menjadi online untuk menghindari penularan virus dengan pertemuan tatap muka, sehingga usahanya pun tiarap cukup lama. Untungnya ia tidak seperti saya harus menyewa karena ia membuka di ruko milik sendiri. Sekarang setelah pertemuan tatap muka kembali berlangsung, usahanya pun mulai jalan lagi.
Bicara soal mesin fotokopi, apakah teman-teman tahu siapa penciptanya? Suatu kali semasa kuliah saya penasaran, karena saya membayangkan apa jadinya kalau mesin fotokopi tidak ditemukan. Artinya kita harus menyalin ulang apapun yang ingin kita jadikan arsip pribadi, dan itu jelas makan waktu dan melelahkan. Setelah mengetahui orangnya, saya kemudian mengetahui bahwa prosesnya dalam menciptakan ternyata jauh dari gampang. Ada banyak kegagalan dan kendala yang harus dilalui oleh si pencipta sebelum ia akhirnya berhasil menciptakan mesin yang masih kita perlukan sampai hari ini.
(bersambung)
Monday, July 24, 2023
Tunas Baru dari Kayu Mati (4)
(sambungan)
Seperti itulah kita yang mati oleh dosa, lalu keluar kembali menjadi ciptaan baru, persis seperti tongkat Harun yang kemudian bertunas dan berbunga. Ini adalah sebuah anugerah yang memberi kita kesempatan besar untuk memulai sesuatu yang baru dengan jaminan keselamatan apabila kita menjalaninya dengan benar. Sebenarnya dengan aungerah hidup baru ini kita tidak perlu kehilangan harapan, putus asa dan mengalami mati jiwa. Sekalipun ada orang-orang yang 'mati' semangat, gairah dan harapannya, Tuhan selalu sanggup menumbuhkan tunas baru dalam hidup anda.
Apabila ada diantara teman-teman saat ini yang mengalami bentuk-bentuk 'kematian' seperti kekeringan rohani, kehilangan kasih mula-mula, tidak lagi merasa damai sukacita, merasa semua yang anda lakukan saat ini mentok sehingga kehilangan gairah dan semangat, kepahitan dalam hubungan keluarga, kehilangan harapan maupun berbagai kekecewaan lainnya yang merampas harapan-harapan dalam hidup anda, ingatlah bahwa anda bisa kembali hidup, bertunas, berbunga dan berbuah pada saat kita kembali menggantungkan hidup kita ke dalam tangan Tuhan.
Tongkat harun yang berbunga menunjukkan bagaimana Tuhan punya kuasa membangkitkan sebuah kehidupan baru dari sesuatu yang sudah mati. Bukan sekedar tumbuh, tetapi lihatlah bahwa tunas-tunas segar dan bunga yang indah bisa keluar dari sana. Periksa diri anda saat ini, jika anda menemukan hal-hal yang menjadi sumber permasalahan itu, atasi segera. Memilih untuk mengeluh, bersungut-sungut atas situasi buruk tidak akan membawa apa-apa selain malah mendatangkan hukuman seperti yang terjadi pada masa Musa dan Harun di atas. Segala kekuatiran yang melemahkan kita secara mental maupun spirit, lalu menyerah kemudian mengalami kepahitan pun tidak akan mendatangkan kebaikan apapun pada diri kita.
Tidak peduli sesulit, sepahit atau separah apapun yang kita hadapi, kita bisa mengalami pemulihan secara luar biasa apabila kita mau kembali mengandalkanTuhan, berbalik arah untuk balik lagi membina hubungan dengan baik bersama Tuhan, dan menaati perintah-perintahNya. Mungkin kita sudah mengalami berbagai "kematian" baik dalam pekerjaan, usaha, keluarga atau bahkan mengalami mati rohani, tetapi percayalah bahwa Tuhan mampu membalikkan itu semua dan kembali menumbuhkan tunas, buah dan bunga dalam sebuah kehidupan yang benar-benar baru.
Tuhan sanggup menumbuhkan tunas-tunas baru dengan daun dan bunga yang indah dari sesuatu yang mati
Sunday, July 23, 2023
Tunas Baru dari Kayu Mati (3)
(sambungan)
Di sisi lain, tunas dan bunga badam yang tumbuh di tongkat yang notabene merupakan sebuah benda mati berbicara mengenai kehidupan yang kembali muncul dari sesuatu yang sudah mati.
Tongkat yang dari kayu mati bisa muncul tunas, daun dan bunga? Ya, Tuhan bisa memberikan itu. Kalau tongkat saja bisa, apalagi untuk menghidupkan kembali jiwa kita. Dia sanggup memulihkan anda dari masalah yang tersulit, menyembuhkan anda dari penyakit, mengangkat anda keluar dari pergumulan dan meletakkan anda di tempat yang aman. Tuhan punya kuasa lebih dari cukup untuk melakukan itu.
Daud mengerti betul akan hal ini dan bisa dengan yakin berkata: "Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku." (Mazmur 40:2-3). Sejauh apapun kita terpuruk hari ini, meski sudah di lobang kebinasaan atau terjebak lumpur rawa, tidaklah sulit bagi Tuhan untuk mengangkat kita dan kembali menetapkan langkah dengan tegap. Singkatnya, Tuhan bisa memulihkan anda dari kondisi 'mati' jiwa, menumbuhkan tunas-tunas baru bahkan bunga sehingga anda bisa pulih, kembali berjalan mantap dengan pengharapan baru dan kuat.
Saya jadi ingat momen pertobatan saya lebih dari dua puluh tahun lalu. Pada waktu itu, setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus dan mengalami banyak sekali momen spiritual yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata, saya merasa harus sesegera mungkin di baptis. Begitu gelisahnya saya, sampai-sampai saya yang pada waktu itu belum berjemaat dimana-mana 'mendesak' sebuah gereja yang tengah mengadakan baptisan untuk membaptis saya langsung di tkp. Saya ingat betul, karena tidak tahu prosedurnya, saya tidak membawa baju ganti. Jadi saya masuk saja ke kolam dengan pakaian yang saya pakai, dan pulang dengan basah.
Pada waktu itu saya tidak tahu betul kenapa saya harus dibaptis selain itu jadi penanda bahwa saya bertobat. Cuma sesimpel itu yang ada di pikiran saya pada waktu itu. Tapi begitu saya dicelupkan ke dalam kolam, ada perasaan ringan dalam diri saya, seperti banyak beban-beban berat selama ini yang kemudian terbilas sampai bersih lewat baptisan itu. Belakangan saya tahu bahwa dengan memberi diri dibaptis dan kemudian menerima Kristus, saya menerima anugerah untuk kembali lahir baru, menjadi ciptaan baru, becoming the whole new creation. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).
(bersambung)
Saturday, July 22, 2023
Tunas Baru dari Kayu Mati (2)
(sambungan)
Ada banyak orang pula yang meski raganya masih hidup, mereka seperti 'mati.' Mati dalam artian sudah tidak lagi punya harapan, tidak lagi punya gairah, semangat, merasa bahwa mereka tidak akan pernah bisa bangkit dari keterpurukan, merasa tidak mungkin sembuh dari penyakit, bebas dari masalah atau merasa semuanya sudah terlambat. Banyak yang sudah begitu lama hidup dengan kekosongan atau kehampaan dalam diri mereka. Secara fisik mereka masih hidup, tapi tidak ada lagi kehidupan yang menjadi salah satu ciri jiwa yang hidup dalam diri mereka.
Ada sebuah kisah menarik yang terjadi pada masa Musa dan Harun dalam Bilangan 17. Pada suatu kali Tuhan memerintahkan Musa untuk mengumpulkan tongkat dari pemimpin-pemimpin tiap suku dan menuliskan nama pemimpin pada masing-masing tongkat. Secara spesifik Tuhan menyuruh nama Harun ditulis pada tongkat suku Lewi. Kemudian tongkat itu harus diletakkan di dalam Kemah Pertemuan dimana peti yang berisi tabut Perjanjian berada.
Tuhan lalu bersabda: "Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi." (Bilangan 17:5).
Keesokan harinya, tongkat Harunlah yang ternyata mengeluarkan tunas. "Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam." (ay 8). Kemudian Tuhan berfirman kepada Musa, "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati." (ay 10).
Sebuah tongkat biasanya terbuat dari kayu yang sudah mati. Jadi tentu akan aneh apabila kita melihat tongkat yang tiba-tiba mengeluarkan tunas, daun bahkan bunga. Apa yang dialami oleh Harun menjadi sebuah momen yang baik dalam menyaksikan kuasa Tuhan yang ajaib, yang bisa memperteguh iman agar bangsa itu tidak lagi bersungut-sungut dan karenanya tidak harus menerima hukuman.
(bersambung)
Friday, July 21, 2023
Tunas Baru dari Kayu Mati (1)
Ayat bacaan: Bilangan 17:8
===================
"Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam."
Ada orang-orang yang disebut 'bertangan hijau', yang menggambarkan bahwa mereka ini klop dengan tanaman. Apapun yang mereka tanam tumbuh subur dan indah. Tanaman bunga akan mengeluarkan bunga-bunga yang menawan hati, tanaman buah akan menghasilkan buah-buah yang ranum. Tetangga saya seorang ibu yang tinggal sendiri, dan ia bertangan hijau. Apapun yang ditanamnya selalu berhasil, padahal ia tidak pernah memberi pupuk. Belum lama ini ada buah naga terlihat menggantung dari rumahnya, dan itu menarik perhatian anak saya. Maklum, papanya tidak termasuk bertangan hijau. Jangankan buah, tanaman saja jarang yang bertahan hidup lama meski sudah diusahakan. Melihat anak saya tertarik, si ibu kemudian membagi dua buah naga itu dan mereka makan bareng.
Entah kenapa, saya hampir selalu gagal dalam urusan tanaman. Saya ingat saya pernah menanam pohon buah dan awalnya sepertinya akan berhasil. Awalnya pohon ini berdaun lebat dan cepat sekali tumbuhnya. Suatu hari saya mencoba merapikan, memotong dahan-dahan agar tidak terlalu tinggi, dan katanya kalau mau tanaman tumbuh subur harus dirapikan sering-sering. Eh, pohon ini setelah dirapikan malah mati. Tidak lagi ada daun disana, batangnya menjadi kering dan memucat. Ya sudah, gagal lagi deh... kata saya dalam hati.
Ada banyak hal yang mengakibatkan matinya tanaman. Bisa karena hama termasuk jamur yang membunuh akar di dalam tanah, bisa karena sulit mendapat air, kepanasan, kurang cukup mendapat perawatan dan sebagainya. Yang jelas, kita tidak lagi bisa mengharapkan tanaman yang sudah mati untuk bertunas, memunculkan daun apalagi buah. Membedakan tanaman yang masih hidup dan sudah mati tentu tidak sulit karena bisa dilihat dengan kasat mata.
Antara orang yang masih hidup dan sudah meninggal pun tentu berbeda. Orang yang sudah meninggal tidak akan merespon kontak dari kita lagi, tidak lagi berinteraksi, tidak lagi ada denyut nadi dan detak jantung. Secara fisik tubuh pun akan kaku, lalu akan segera mengalami prosesnya. Antara orang yang hidup dan tidak tentu jelas bedanya. Tapi anehnya, ada banyak orang pula yang meski raganya masih hidup, mereka seperti 'mati.'
(bersambung)
Thursday, July 20, 2023
Ratu Syeba dan Salomo (5)
(sambungan)
Ini saatnya bagi kita untuk memeriksa diri sampai sejauh mana kita sudah mencerminkan kebenaran lewat sikap hidup kita. Mari kita tingkatkan yang baik, terus berproses sehingga kita semakin mengarah kepada tujuan kita yang paling utama, yaitu untuk terus semakin serupa dengan Kristus. Semua yang masih kurang atau bahkan buruk harus sesegera mungkin kita perbaiki.
Pertanyaan mampukah saya menjadi sebuah cerminan Kristus yang baik, atau jangan-jangan saya masih merupakan batu sandungan bagi banyak orang harus tetap kita ingat dalam segala sesuatu yang kita lakukan atau tunjukkan dalam hidup ini. Sebagai anak-anak Tuhan kita seharusnya bisa menjadi sumber bagi orang lain untuk mengenalNya secara benar. Tidak sekedar mengenal sosok Tuhan yang kita sembah, tetapi juga memuliakan dan memujiNya. Ini sebuah tanggungjawab yang harus kita emban dalam segenap hidup kita.
Salomo menunjukkan bagaimana ia bisa memakai apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya dengan baik sehingga lewat semua itu Tuhan kemudian dipermuliakan. Salomo menyatakan Tuhan secara nyata sehingga orang tidak dapat berdalih melainkan mengakui. Kisah perjumpaan Salomo dan ratu Syeba ini hendaknya membuka pikiran kita bahwa ada peran penting kita di dunia ini untuk menjadi representatif yang benar mengenai Tuhan dan kebenaran Injil KerajaanNya.
Mari kita sama-sama renungkan hari ini. Sudahkah kita menerangi orang lain dengan terang Tuhan yang ada pada kita? Sudahkah kita menjadi surat Kristus, yang bukan ditulis dengan tinta melainkan dengan Roh dari Allah yang hidup seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 3:3? Sejauh mana kita sudah menyatakan prinsip Kerajaan lewat cara hidup kita? Marilah kita memperhatikan baik sikap, perilaku, cara, gaya dan karakter hidup kita agar kita jangan sampai menjadi batu sandungan yang bisa membuat orang malah semakin jauh dari melihat kebenaran.
Kenalkan siapa dan seperti apa Yesus secara benar melalui diri kita
Wednesday, July 19, 2023
Ratu Syeba dan Salomo (4)
(sambungan)
Ratu Syeba akhirnya mengakui bahwa apa yang ia dengar sebelumnya tentang Salomo memanglah tidak berlebihan (ay 6), bahkan ia mengatakan bahwa sesungguhnya ia mendapati lebih dari apa yang ia dengar. Begitu terpukaunya ratu Syeba hingga ia berkata "sungguh setengahnyapun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar." (ay 7).
Hal yang menarik, selanjutnya ratu Syeba kemudian memuji Tuhannya Salomo. "Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran." (ay 9).
Lihatlah hikmat yang diperoleh Salomo dari Tuhan yang ia pakai sebaik-baiknya untuk mengurusi rakyatnya ternyata mampu dilihat dan dirasakan orang lain dengan nyata. Ratu Syeba bisa melihat betapa hebatnya Tuhan lewat diri Salomo secara langsung. Mereka bisa melihat sebuah bukti nyata sehingga tidak bisa berdalih lagi, bahkan kemudian membuat mereka tidak tahan untuk memuji Tuhan secara langsung.
Kita bisa saja berdalih bahwa kita tidak memiliki hikmat sehebat Salomo. Itu benar. Tapi jangan lupa bahwa kepada kita sebenarnya Tuhan telah memberikan talenta-talenta tersendiri yang tentu bisa dipergunakan untuk menyatakan kebenaran tentang Tuhan kepada orang-orang lain. Dengan kata lain, orang seharusnya bisa mengenal Tuhan lewat diri kita. Orang bisa memuji Tuhan lewat cara hidup kita. Sebaliknya, orang bisa pula mendapatkan pemahaman-pemahaman yang salah lewat perilaku kita yang tidak terpuji dan bertentangan dengan firman Tuhan, orang bisa menjadi malah anti pati terhadap Kristus gara-gara perilaku buruk yang kita pertontonkan.
Padahal Yesus sudah mengatakan bahwa "hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16). Itulah yang menjadi kewajiban bagi setiap orang percaya. Sejauh mana kita serius mengaplikasikan hal itu dalam kehidupan kita sehari-hari akan memberi pengaruh terhadap sejauh mana orang bisa mengenal Kristus secara benar.
(bersambung)
Tuesday, July 18, 2023
Ratu Syeba dan Salomo (3)
(sambungan)
Hari ini saya merenungkan lebih jauh lagi akan ayat ini, dan kemudian sampai pada sebuah pemikiran yang juga sederhana. Kalau kebenaran dan eksistensi Tuhan itu seharusnya tidak sulit untuk terlihat, bagaimana dengan peran kita sebagai orang percaya di dunia saat ini? Apakah kita sudah menjadi cerminan eksistensi Tuhan, merepresentasikan kebenaran menurut prinsip Kerajaan secara benar atau kita malah masih jadi batu sandungan yang membuat orang menolak menerima kebenaran? Dengan kata lain, seandainya masih ada dalih yang disampaikan untuk menolak kebenaran, bisa jadi salah satu penyebabnya bisa jadi karena hati Bapa belum tercermin dari sikap dan perilaku kita, para orang percaya. Jangan-jangan orang belum bisa melihat cerminan Kristus lewat diri kita, atau malahan mendapat pemahaman yang salah akan Kristus lewat sikap kita.
Akan hal ini, mari kita lihat kisah mengenai kunjungan ratu negeri Syeba ke Yerusalem ketika Salomo tengah memerintah sebagai raja (1 Raja Raja 10:1-13). Nama besar Salomo pada waktu itu sangat harum terdengar ke seantero penjuru dunia, hingga ke negeri ratu Syeba yang diperkirakan berasal dari Ethiopia atau Yaman. Ratu Syeba kemudian tertarik untuk membuktikan sendiri apakah benar Salomo itu benar-benar seperti yang sudah ia dengar.
Sang ratu pun datang membawa pertanyaan-pertanyaan sulit kepada Salomo. Mampukah Salomo menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit tersebut dengan hikmatnya? Alkitab mencatat dengan jelas bahwa "Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu." (ay 3).
Karenanya Ratu Syeba pun terpukau dengan hikmat yang dimiliki Salomo. Ia juga menyaksikan sendiri bagaimana kemakmuran negeri yang diperintah Salomo, tata krama orang-orang disana yang sungguh menginspirasi. Alkitab menggambarkannya demikian: "Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu." (ay 4-5).
(bersambung)
Monday, July 17, 2023
Ratu Syeba dan Salomo (2)
(sambungan)
Itu keberadaan saya sebagai ayah yang sayang anaknya dimata teman-temannya. Bagaimana dengan keberadaan Tuhan? Sulitkah bagi manusia untuk menyadari eksistensi Tuhan? Seharusnya tidak, karena kemanapun kita menoleh, kita harusnya bisa menyaksikan eksistensi Tuhan lewat segala ciptaanNya. Itu akan terlihat kalau kita mau berpikir dan menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak mungkin ada tanpa ada yang membuatnya.
Pemikiran ini muncul dari ayat yang saya dapat hari ini, yaitu "Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih." (Roma 1:20).
Sekali lagi, untuk menyadari bahwa Tuhan itu sungguh ada sebenarnya tidaklah sulit. Hanya dengan melihat apa yang ada di sekeliling kita saja kita sudah bisa mendapatkan lebih dari cukup bukti akan keberadaan Tuhan, kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, juga kasihNya pada kita. Kalau kita memandang langit, ada bentangan awan yang begitu megah menghias angkasa, tanaman yang indah beraneka ragam warna, dengan burung-burung beterbangan disana. Di belakang toko saya ada lembah yang terbentang, sehingga saya masih bisa melihat burung elang melintas disana, juga tupai, yang rasanya sudah jarang terlihat di kota besar penuh bangunan dan padat penduduknya.
Kalau mau berpikir lebih jauh, keberadaan Tuhan dan kasihNya pada sangat bisa terlihat setiap saat lewat oksigen yang kita hirup. Bayangkan apa jadinya jika tidak ada oksigen di dunia ini, atau jika sekali menghirup oksigen harus bayar. Jadi lewat oksigen saja seharusnya kita bisa menyadari keberadaan Tuhan dan mensyukuri apa yang Dia sediakan bagi kita.
Semua itu tentu harus ada yang menciptakan pertama kali. Sehingga aneh kalau masih ada orang yang meragukan keberadaan Tuhan dengan berbagai dalih. Kita berinteraksi dengan begitu banyak manusia lainnya yang tidak satupun ada yang persis sama, baik rupa, bentuk maupun sifat dan karakter. Itu pun sungguh menceritakan keberadaan Tuhan.
(bersambung)
Sunday, July 16, 2023
Ratu Syeba dan Salomo (1)
Ayat bacaan: 1 Raja Raja 10:9
=================
"Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran."
Masa-masa paceklik membuat kami harus lebih pintar mengelola keuangan. Tadinya bisa membeli mainan untuk putri kami, sekarang mau tidak mau kami harus menahannya kecuali untuk hal-hal yang sifatnya merupakan kebutuhan. Karena itu saya pun memutuskan untuk membuat saja karakter-karakter kesukaannya dari film-film yang ia tonton di Youtube, seperti Pinkfong, Robocar Poli, Paw Patrols dan lain-lain dengan digambar sendiri. Digambar dikertas, lalu saya tempel ke karton supaya tidak mudah sobek. Hal sederhana bagi saya karena saya memang suka menggambar sejak kecil, hobi lama yang ternyata bisa muncul lagi justru karena harus melakukan penghematan.
Ternyata ide ini sangat disukai putri saya. Ia terus berpikir untuk minta digambar apa lagi, ia menikmati melihat saya menggambar, ia ikut mewarnai, dan ia pun jadi ikut coret-coret menggambar bersama saya. Sesuatu yang lahir karena keadaan malah bisa menjadi moment of togetherness between father and daughter, and it's super fun. Dia pun dengan bangga memamerkan 'orang-orangan' yang saya buat itu kepada teman-teman mainnya. "Lihat ini buatan ayahku, bagus kan?" katanya sumringah. Dan ternyata, teman-temannya kagum. "Ayahku tidak pernah tuh bikin seperti itu untuk ku", kata yang satu. Dan sekarang mereka pun sering ikut melihat saya menggambar, ikut coret-coret juga bareng-bareng. Tidak terasa, karakter orang-orangan yang saya buat sekarang sudah lebih dari 100. Bayangkan seandainya saya membeli, berapa duit yang harus dikeluarkan untuk itu? Bonusnya, anak saya jadi hobi juga menggambar. Di usia 3,5 tahun ia sudah bisa menggambar orang secara lengkap dan proporsional. Ia sudah jauh lebih rapi mewarnai tidak terlalu keluar garis.
Keberadaan saya di mata teman-temannya bukan lagi hanya merupakan ayah, tapi juga dikenal sebagai ayah yang sayang kepada teman mereka, yang mereka simpulkan dari banyaknya mainan yang saya buat sendiri.
(bersambung)
Saturday, July 15, 2023
Pilihan Salomo (7)
(sambungan)
Jika kita mundur satu generasi sebelumnya, ternyata ayah Salomo, Daud, sudah mengetahui pentingnya hikmat ini dalam hidup. Sebelum Salomo menulis tentang permulaan hikmat dalam Amsal 9:10 yang sangat terkenal itu yang berbunyi "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.", Daud sudah menyatakan dari mana hikmat itu bermula. "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya." (Mazmur 111:10).
Salomo tampaknya belajar dari ayahnya dan menjalani hidupnya sesuai ketetapan ayahnya. Itu membuatnya tumbuh berbeda dari kebanyakan orang.
Dengan hikmat yang berawal dari takut akan Tuhan, kita akan mendapat pengertian, kita akan menjadi bijaksana dan bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tidak peduli apapun bentuk kemasan dan samarannya. Tersamarkan atau kasat mata, kita akan bisa membedakan keduanya jika kita memiliki hikmat. Betapa pentingnya hikmat ini agar kita tidak salah jalan, terperangkap, tersandung, jatuh melainkan tetap mengambil keputusan benar dalam berjalan menggenapi rancangan Tuhan dalam hidup kita. Itulah sebabnya mengapa hikmat ini jauh lebih bernilai ketimbang emas, perak, permata atau keinginan/kekayaan lainnya yang pernah kita impikan.
Seandainya pilihan seperti kepada Salomo diberikan Tuhan kepada anda, jangan sampai salah menentukan pilihan. Lupakan segala kenikmatan-kenikmatan daging karena semua itu bukanlah yang terutama, melainkan pilihlah sebuah pilihan yang berkenan bagi Tuhan. Hikmat merupakan pilihan bijaksana yang bernilai tinggi di mata Tuhan. Karenanya berbahagialah orang yang mendapat hikmat, dan berbahagialah semua yang menganggap tinggi pentingnya hikmat dalam menjalani hidup.
"Knowlege comes, but wisdom lingers." - Alfred Lord Tennyson, pujangga Inggris
Friday, July 14, 2023
Pilihan Salomo (6)
(sambungan)
Kalau itu saja sudah bukan main luar biasanya, ternyata pemberian Tuhan tidak berhenti sampai disitu saja. Pilihan yang diambil Salomo itu ternyata membuat Tuhan kagum sehingga Tuhan kemudian mendatangkan turunnya berkat-berkat lain ke dalam hidupnya. Firman Tuhan berkata: "Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu." (ay 13-14). Wah, bukankah itu luar biasa? Bukan saja hikmat, tapi juga kekayaan, kemuliaan dan umur yang panjang. Semua itu menjadi bagian Salomo, dan itu berawal dari pilihannya yang berpusat pada bagaimana ia bisa menjalankan panggilannya sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan atas dirinya dengan sebaik mungkin.
Maka kita tahu hari ini bahwa selain raja hikmat, Salomo adalah salah satu tokoh terkaya dalam Alkitab yang tidak akan pernah bisa tersaingi oleh orang terkaya manapun sepanjang jaman. Kemahsyuran namanya pun melegenda, hingga hari ini kita mengenal namanya. Alkitab mencatat seperti ini: "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat." (1 Raja Raja 10:23). Sebuah pilihan yang luar biasa ketika ia tidak mementingkan diri sendiri dan lebih memilih untuk kepentingan orang lain agar bisa mendapatkan pertimbangan/keputusan yang adil sesuai hikmat dari Tuhan. Ia tidak berpikir untuk memperkaya diri atau mencari keuntungan-keuntungan pribadi tapi fokus kepada melakukan yang terbaik untuk panggilan yang diberikan Tuhan kepadanya. Hasilnya, Salomo diberkati luar biasa dalam segala hal.
Di kemudian hari ketika Salomo menulis Amsal, ia kembali menyinggung hal mengenai hikmat ini berdasarkan pengalamannya sendiri. Demikian Salomo menulis: "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas." (Amsal 3:13-14). Tidak saja melebihi emas dan perak, tapi juga lebih berharga dari permata, begitu berharganya seingga tidak ada sesuatu hal lain yang mampu menandingi nilai sebuah hikmat ini. (ay 15). Dan seperti apa yang dikatakan Tuhan, juga sesuai dengan kesaksiannya sendiri, Salomo pun mengatakan kembali apa yang difirmankan Tuhan. "Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan." (ay 16). Pilihan yang tidak terpusat pada kepentingan sendiri, serius dalam menjalani panggilan, itulah ternyata yang berkenan di mata Tuhan.
(bersambung)
Thursday, July 13, 2023
Pilihan Salomo (5)
(sambungan)
3. Salomo tahu bahwa ia harus memberi yang terbaik dalam panggilannya, dan ia tahu apa yang tepatnya ia butuhkan. Ada banyak orang yang tidak tahu apa panggilannya, tidak tahu harus berbuat apa, dan tidak tahu mereka butuh apa agar bisa maksimal. Salomo paham dengan semua ini.
4. Salomo tahu bahwa :
a. hikmat sejati itu berasal dari Tuhan dan diberikan buat siapapun yang mencari atau memintanya
b. permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan
c. hikmat itu jauh lebih berharga dari emas, perak, permata dan harta sebesar dan sebanyak apapun
d. hikmat akan memelihara dan menjaga yang memilikinya
Kelak di kemudian hari Salomo menuliskan semua ini dalam Amsal.
Maka tidaklah mengherankan bahwa kemudian Tuhan memandang pilihan atau permintaan Salomo itu baik (ay 10). Sesuai janji, Tuhan pun memberikannya. Kita tahu Salomo tumbuh menjadi seseorang yang begitu hebat dari segi hikmat, tak tertandingi oleh siapapun. "Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir." (1 Raja Raja 4:29-30). Salomo meminta hikmat, dan Tuhan memberikannya dengan maksimal, lebih dari sekedar cukup untuk bisa mengurus umat pilihan Tuhan yang besar jumlahnya itu.
(bersambung)
Wednesday, July 12, 2023
Pilihan Salomo (4)
(sambungan)
Untuk apa memangnya hikmat itu? Salomo menjelaskan alasannya dengan lengkap saat menjawab tawaran Tuhan. Katanya: "Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" (ay 7-9).
Bukankah itu luar biasa? Berapa banyak dari kita yang akan berpikir seperti Salomo saat mendapat kesempatan yang sama? Saya rasa bakal sangat sedikit dan jarang, mungkin juga tidak ada lagi yang bakal seperti itu ditengah kondisi dunia saat ini.
Saya mau ajak teman-teman untuk melihat beberapa poin dari kisah ini.
1. Salomo tidak meminta untuk kepentingan dirinya. Yang ia minta adalah sesuatu yang berhubungan dengan apa yang digariskan Tuhan untuk ia kerjakan. Salomo meminta hikmat, meminta kebijaksanaan memenuhi dirinya ternyata bertujuan agar ia mampu membedakan mana yang baik dan jahat, benar dan salah, supaya ia mampu menimbang perkara dan memutuskan dengan benar.
2. Sikap luar biasa seperti itu bisa dimiliki Salomo karena ia membangun kualitas dirinya dengan berpegang pada kebenaran yang diajarkan oleh ayahnya, dan ia mengasihi Tuhan dengan sangat serius. Bukan ala kadarnya, bukan asal-asalan, bukan main-main, tapi sangat serius.
(bersambung)
Tuesday, July 11, 2023
Pilihan Salomo (3)
(sambungan)
Pada suatu malam di Gibeon, sebuah tempat pengorbanan yang paling besar dimana Salomo mempersembahkan seribu korban di mezbah, ia diberikan sebuah kesempatan emas untuk meminta sesuatu dari Tuhan secara langsung.
"Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." (1 Raja-Raja 3:5).
Wow. Bukan main besarnya hadiah dari Tuhan ini. Jika itu terjadi pada diri anda, anda bakal minta apa? Mungkin pilihan-pilihan dalam ilustrasi saya di awal bisa langsung muncul di kepala kita. Dan biasanya kebingungan muncul karena kita cenderung memilih apa yang paling menguntungkan buat kita atau keluarga, bukan untuk orang lain. "Saya saja masih kurang, masa harus mikirin orang lain dulu?" Begitu mungkin reaksi sebagian orang kalau mendapat kesempatan emas seperti Salomo. Atau, nanti minta saja sebanyak-banyaknya, lebihnya bisa dibagikan. Saya janji! Mungkin itu pula yang muncul di benak kita.
Hebatnya, atau mungkin lebih tepatnya, anehnya, Salomo ternyata mengambil keputusan yang mengejutkan. Sesuatu yang mungkin tidak lazim dipilih ketika berhadapan dengan satu kesempatan seumur hidup untuk mendapatkan sebuah permintaan yang bisa langsung dikabulkan. Ketika mendapat kesempatan luar biasa, Salomo ternyata tidak meminta kekayaan atau panjang umur. Ia tidak minta berkat materi dan tidak meminta hal-hal yang berhubungan dengan pemuasan dirinya sendiri. Apa yang ia minta tidak lain adalah HIKMAT.
Banyak orang mungkin berpikir, bisa minta kekayaan, kemakmuran, ketenaran atau umur panjang, keamanan negeri dan diri dari gangguan penjahat, masa mintanya hikmat? Untuk apa memangnya hikmat itu?
(bersambung)
Monday, July 10, 2023
Pilihan Salomo (2)
(sambungan)
Hidup ini sejatinya penuh pilihan yang menentukan keputusan, dan keputusan bisa mempengaruhi hari kita bahkan dalam kerangka lebih besar, bisa mempengaruhi hidup kita. Dari saat awal bangun tidur kita sudah di'paksa' untuk memilih. Mau malas-malasan sebentar atau langsung bangun? Mau saat teduh atau mandi dulu, atau mau pergi olah raga pagi? Sarapan atau tidak? Kalau sarapan, mau roti, bubur, nasi atau biskuit sarapan pagi? Wah susunya habis.. mau pergi beli dulu ke warung dekat rumah atau lanjut saja tanpa susu? Kopi atau teh? Pakai baju apa? Mau naik apa berangkatnya? Kalau naik kendaraan pribadi, mau mengambil jalan yang terdekat tapi macet atau memutar sedikit dengan pertimbangan lebih lancar?
Lantas setibanya di kantor anda mungkin akan terlibat dalam pengambilan keputusan yang akan menentukan arah perusahaan tempat anda bekerja. Setelah selesai mau langsung pulang atau mampir ke tempat lain dulu? Di rumah mau langsung makan malam atau mandi? Hingga malam saat naik ke tempat tidur, apakah anda mau langsung menutup mata dan tidur atau main-main di sosial media dahulu sebelum tidur? Atau baca buku? Atau doa? Anda tidur, dan pagi harinya anda akan bertemu lagi dengan pilihan-pilihan yang membutuhkan keputusan anda.
Untuk pilihan-pilihan yang ringan mungkin tidak akan ada masalah. Tapi untuk sesuatu yang serius dan berdampak panjang, bagaimana jika kita memilih sesuatu yang salah, padahal kesempatan memilih cuma diberikan satu kali saja?
Hari ini mari kita lihat kitab 1 Raja Raja 3 ketika Tuhan memberikan Salomo untuk membuat satu permintaan sebagai bentuk penghargaan Tuhan atas keseriusan Salomo dalam mengasihiNya.
Apa yang membuat Tuhan menilai tinggi keseriusan Salomo? Pada saat itu belum ada Rumah Tuhan sehingga untuk mempersembahkan kurban orang harus naik ke bukit-bukit. Salomo memang luar biasa dan berbeda. Selain ia dikatakan hidup menurut ketetapan Daud, ayahnya, ia pun secara teratur mempersembahkan korban sembelihan dan ukupan di bukit-bukit tempat pengorbanan tersebut. (ay 3). Itu adalah sebuah kualitas hidup mengasihi Tuhan yang ternyata benar-benar menyukakan hati Tuhan.
(bersambung)
Sunday, July 9, 2023
Pilihan Salomo (1)
Ayat bacaan: 1 Raja Raja 3:9
===================
"Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
Hari ini saya mendengar lagu milik Christina Aguilera yang sudah cukup lawas berjudul Genie in A Bottle. Saya pun berpikir, wah sepertinya asyik juga ya sekiranya bisa ketemu jin dalam botol yang akan mengabulkan permintaan apapun, meski satu saja sekalipun.
Mari kita berandai-andai. Sekiranya anda yang ketemu genie in a bottle dan diberi kesempatan untuk menyebutkan satu permintaan yang pasti dikabulkan, apa yang anda pilih? Mungkin kebanyakan memilih kaya dan panjang umur, kaya raya alias harta berlimpah, lepas dari segala hutang atau cicilan, atau mungkin minta pasangan yang cantik atau ganteng. Namanya permintaan, tentu akan berbeda-beda dan biasanya sesuai dengan apa yang sedang sangat kita butuhkan. Tapi permintaan-permintaan seperti itu biasanya mudah kita sebutkan karena cuma berandai-andai. Kalau itu benar-benar terjadi, dan jika kita cukup jeli mencermati bahwa permintaan cuma boleh satu kali, maka kita pun akan mulai berpikir panjang untuk meminta yang paling baik.
Kalau memilih panjang umur, bagaimana jika sepanjang umur itu hidup miskin dan menderita? Jika memilih kekayaan, bagaimana jika kaya tapi banyak masalah atau tidak bahagia? Yang minta pasangan cantik, bagaimana kalau matre dan tidak setia? Yang memilih lepas dari hutang, bagaimana kalau kemudian ternyata harus hutang lagi karena kembali terdesak? Dan sebagainya, dan sebagainya. Apakah kalau bisa minta lebih dari satu, katakanlah misalnya 3, maka permintaan akan lebih mudah kita sebutkan? Saya rasa tidak juga bagi orang-orang yang cermat. Karena dengan semakin banyak kesempatan meminta, maka semakin luas pula kita berpikir dan dengan demikian kita akan semakin bingung dalam menentukan pilihan untuk apa yang akan diminta.
Lihatlah sesuatu yang awalnya sepertinya sederhana ternyata bisa menjadi sulit untuk dijawab atau diputuskan. Sama seperti apabila anda diminta untuk memilih madu atau racun. Tampaknya mudah, tentu pilih madu kan? Tapi terkadang ada racun yang rasanya manis seperti madu, atau sebaliknya ada yang dikira racun karena pahit tetapi ternyata pada akhirnya bermanfaat dan manis seperti madu.
(bersambung)
Saturday, July 8, 2023
Hikmat (8)
(Sambungan)
Bagaimana jika masalahnya bukan tidak punya tapi kekurangan hikmat? Firman Tuhan berkata "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5). Ternyata kalau kita kekurangan hikmat, kita bisa memohon itu kepada Tuhan. Hikmat berasal dari Tuhan, dan kalau kita kurang akan hal itu kita bisa memintanya kepada Tuhan. Masalahnya adalah, tidak banyak orang yang menyadari akan pentingnya hikmat dalam menjalani hidup dengan baik dan bahagia.
Tuhan siap menganugerahkan hikmat kepada anak-anakNya. Dia sangat rindu untuk melengkapi anak-anakNya dengan bekal yang cukup untuk melewati hari-hari yang sulit, sehingga semua anakNya akan mampu mencapai garis akhir dengan baik, menjadi pemenang dengan gemilang dan memperoleh mahkota kehidupan seperti yang Dia janjikan. Tanpa hikmat kita akan kesulitan untuk hidup lurus dan bisa menyerah di tengah jalan. Akibatnya kita pun kehilangan hak kesulungan kita dan berakhir di ujung yang salah.
Hikmat sesungguhnya lebih berharga dari permata dan apapun yang pernah diinginkan orang. Hikmat akan sangat kita perlukan agar hidup kita tetap berjalan sesuai rencana Tuhan, kita tidak harus buang waktu sia-sia atau bahkan kehilangan kesempatan untuk selamat. Kita perlu hikmat untuk mencapai tujuan hidup kita, yaitu serupa dengan Kristus. Mari kita sekalian menyadari akan pentingnya hikmat, dan mari kita semua hidup dengan penuh hikmat, yang lebih berharga dari segala harta kekayaan yang bisa kita miliki.
Wisdom is the knowledge of God and a life lived for God - Tripp Prince
Friday, July 7, 2023
Hikmat (7)
(Sambungan)
Bagaimana kita bisa memperoleh hikmat? Seperti apa yang sudah saya sebutkan sebelumnya, dalam Amsal 9:10 dikatakan bahwa "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9:10). Dalam Amsal 15:33 juga dikatakan "Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan."
Sekarang mari kita lihat apa yang dikatakan Salomo dalam Amsal 2:4-6. "jikalau engkau mencarinya (hikmat)seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (ay 4-6). Lihatlah bahwa hikmat bukanlah seperti durian runtuh yang jatuh dari langit begitu saja, bukan pula pembawaan lahir, namun semua itu berasal dari Tuhan dan untuk mendapatkannya dibutuhkan usaha sungguh-sungguh serta keseriusan kita.
Perhatikan pula bahwa ada hubungan antara anugerah dari Tuhan dan upaya dari kita sendiri untuk memperoleh hikmat. Jika kita lihat dalam Perjanjian Baru, disana kembali ditegaskan bahwa hikmat ini adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan. "sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kolose 2:3) Untuk memperolehnya jelas dibutuhkan upaya kita yang serius.
Yakobus mengatakannya demikian: "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5). Lalu Yakobus pun memberikan tips lebih lanjut untuk bisa memperoleh hikmat, yaitu dengan memintanya dalam iman dan percaya. (ay 6). Ini artinya, tanpa iman dan keyakinan teguh, niscaya hikmat tidak akan bisa kita peroleh.
(Bersambung)
Thursday, July 6, 2023
Hikmat (6)
(Sambungan)
Sekarang mari kita masuk lebih jauh. Mengapa kita harus mementingkan hikmat? Bukankah tanpa harta kekayaan kita akan sulit hidup layak? Mencari nafkah hidup tentu penting. Tuhan sendiri tidak pernah menyuruh kita untuk berleha-leha, bermalas-malasan, tetapi kita memang diharuskan untuk bekerja. Bahkan dengan keras dikatakan: "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10). Namun itu bukanlah segalanya. Jangan sampai kita mengabaikan tingginya nilai hikmat. Kita tidak boleh menomorduakan Tuhan, karena selain semuanya pada akhirnya akan sia-sia, kita pun akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh hikmat.
Apa saja manfaat yang bisa diperoleh dari hikmat? Ada banyak sekali. Tapi mari kita mengacu kepada Alkitab, karena Salomo sudah menguraikan manfaat-manfaat yang bisa kita peroleh dari hikmat dalam Amsal 2. Yaitu antara lain:
- kita akan memperoleh pengertian yang benar tentang takut akan Tuhan (ay 5)
- kita bisa lebih mengenal Allah (ay 5)
- hikmat menjadikan kita orang jujur, tidak bercela, adil dan setia (ay 7-8), sehingga
- dengan demikian kita mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. (ay 7-8)
- memampukan kita untuk mengerti tentang apa yang adil, jujur, baik dan benar(ay 9)
- hikmat mendatangkan kebijaksanaan dan pengetahuan (ay 11)
- kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat (ay 12)
- menguatkan kita agar tidak gampang terjebak nafsu kedagingan (ay 16)
Lihatlah ada begitu banyak manfaat yang bisa kita peroleh lewat hikmat, yang jelas berguna bagi kita sebagai bekal untuk menjalani hidup sampai akhir dan memperoleh mahkota kehidupan sebagai pemenang.
(Bersambung)
Wednesday, July 5, 2023
Hikmat (5)
(Sambungan)
Mari cermati bahwa takut akan Tuhan disini bukan seperti takut hantu atau bentuk-bentuk ketakutan lainnya, tetapi lebih kepada rasa hormat dengan menjaga perilaku sesuai ketetapan Tuhan agar tidak mengecewakanNya.
Ada rangkaian ayat lainnya mengenai hikmat yang juga saya anggap sangat penting, yaitu dalam Amsal 3:13-14
"Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas."
Bagi sebagian orang, emas merupakan bukti kesuksesan dan kebahagiaan. Emas bisa menjadi penunjuk status seseorang. Ada suku-suku yang turun temurun menjadikan emas sebagai ukuran status. Semakin banyak emas yang menghiasi tubuh, itu artinya status orang itu pun semakin tinggi. Dalam kaitan emas dengan ukuran kekayaan menurut alam persepsi dunia, kekayaan harta dipercaya bisa menjamin kebahagiaan dan kemakmuran. Tidak heran jika ada banyak orang yang tidak ada habisnya mati-matian menumpuk harta dengan berbagai cara, baik lewat bekerja nonstop dan menomorduakan keluarga hingga bentuk-bentuk kecurangan seperti korupsi dan sebagainya. Dan banyak pula orang yang menyimpan hartanya dalam bentuk emas, karena dipercaya tidak se-labil uang yang nilai tukarnya bisa naik turun dengan ekstrim.
Dunia boleh saja mengagungkan harta, tapi penulis Amsal justru mengajarkan hal yang berbeda. Dikatakan, "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas." (Amsal 3:13-14). Perhatikanlah, Alkitab kembali menyatakan bahwa bukan permata, bukan harta, bukan emas dan perak, tapi hikmat adalah hal yang bisa menjamin kebahagiaan. Hikmat ini dikatakan jauh lebih bernilai dibandingkan harta, karenanya inilah yang harus kita prioritaskan untuk dicari, dikejar dan dimiliki dalam perjalanan hidup kita.
(Bersambung)
Tuesday, July 4, 2023
Hikmat (4)
(Sambungan)
Apakah hikmat itu? Hikmat adalah kebijaksanaan, kemampuan untuk hidup bijaksana dan akan selalu belajar dari setiap langkah. Hikmat adalah sebuah bentuk pengenalan akan Tuhan dan hidup dalam pengendalian Tuhan, dan memiliki kemampuan untuk membedakan hal yang baik dan buruk, yang mana yang paling berharga untuk diperoleh dan mana yang tidak.
Hikmat tidaklah sama dengan kecerdasan atau intelektual. Orang dengan indeks prestasi tinggi, punya banyak gelar dan setinggi langit sekalipun tidak menjamin bahwa mereka punya hikmat dalam hidupnya. Anda bisa membeli permata atau batu mulia lainnya yang paling indah jika anda punya uang yang cukup untuk itu kapan saja, tetapi dalam sekejap mata pun harta anda termasuk permata itu dapat lenyap. Selain daripada itu, hikmat adalah sesuatu yang tidak dapat dibeli, tidak dapat dicari, tidak dapat dicuri, dan tidak akan lenyap. Itu sebabnya hikmat ini lebih berharga dari permata.
Pertanyaan selanjutnya, dari mana kita bisa memperoleh hikmat? Alkitab menyebutkan dengan jelas bahwa "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9:10).
Hikmat itu ternyata bermula dari takut akan Tuhan, dan akan anda dapati dengan selalu memperkaya diri anda dengan kebenaran firman. Dalam Amsal 15:33 juga dikatakan "Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan."
Itu artinya kita tidak perlu menunggu hingga ubanan atau berusia lanjut untuk menjadi seorang yang bijaksana, karena hikmat itu sesungguhnya datang dari Tuhan. Banyak orang tidak berhikmat bukan karena dia bodoh atau kurang terpelajar tapi karena tidak memiliki rasa takut akan Tuhan. Ada banyak orang mungkin sudah sangat terpelajar tetapi tidak mau mengenal Tuhan, dan akibatnya mereka pun tidak memiliki hikmat dalam hidupnya.
(Bersambung)
Monday, July 3, 2023
Hikmat (3)
(Sambungan)
Apakah permata itu berharga atau bernilai tinggi? Rasanya tidak akan ada orang yang menyanggah bahwa permata itu adalah benda berharga. Tidak saja indah, tapi permata juga bisa menaikkan gengsi, menjadi ukuran kekayaan, mengangkat martabat seseorang, dan sebagainya. Pada masa Perjanjian Lama, adalah hal lumrah untuk menjadikan permata sebagai persembahan bagi raja-raja, sebagai simbol tanda penghormatan.
Saya yakin Salomo sebagai raja terkaya yang pernah ada tentu punya permata yang tidak terhingga banyaknya. Seperseratusnya saja kalau kita punya mungkin sudah membuat kita hidup mewah sampai beberapa keturunan.
Maka menjadi sangat menarik kalau kita melihat ayat bacaan hari ini. Permata itu berharga, tentu saja. Tapi si raja terkaya justru mengatakan bahwa ada sesuatu yang lebih berharga dari permata. Dan itu ternyata adalah hikmat.
Mari kita lihat ayatnya. "Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya." (Amsal 8:11).
Kalau Salomo mengatakan hikmat itu lebih berharga daripada permata, itu tidak berarti bahwa Salomo menganggap sepele nilai permata. Salomo bilang ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada permata, kemewahan dan kekayaan, dan itu adalah hikmat. Apapun yang termahal yang pernah diinginkan orang tidak akan pernah bisa menyamai harga dari hikmat.
(Bersambung)
Sunday, July 2, 2023
Hikmat (2)
(Sambungan)
Ambil contoh misalnya saat pandemi kemarin merebak dan vaksin belum ada. Di satu sisi nyawa dan keselamatan menjadi fokus utama, tapi di sisi lain roda ekonomi pun tidak kalah penting. Lockdown saja, lantas biayai semua rakyat makan. Kalau kelihatan keluar rumah, hajar. Ada negara-negara yang melakukan itu, dan isu ini pun dipakai oleh beberapa pihak untuk menyerang kebijaksanaan pemerintah. Tapi apakah mereka lupa bahwa bangsa ini bukanlah bangsa dengan uang berlebihan yang mampu memberi makan hampir 300 juta jiwa orang sekaligus selama bertahun-tahun? Coba tempatkan mereka di posisi pemimpin utama negeri ini, apakah mereka mampu melakukan itu? Kalau full lockdown dilakukan, bisa jadi kita bukan mati karena virus tapi mati karena tidak makan.
Karena itu pemimpin kita mengambil kebijaksanaan dengan sebuah sistem semi lockdown yang lebih luwes. Tetap ada korban, bukan saja karena terinfeksi tapi juga usaha-usaha yang apa boleh buat harus parkir dulu, tapi perekonomian meski melambat drastis masih tetap bisa berjalan. Bukan hanya untuk kepentingan negara, tapi juga bagi kita yang dalam hidup sehari-hari bukan termasuk karyawan bergaji tetap, yang masih tetap beruntung bisa memperoleh pendapatan secara tetap nilainya di masa sulit. Kerja pemerintah akan menjadi jauh lebih berat ketimbang cuma mengandangkan dan menjaga kandang agar kita tidak ada yang keluar.
Hari ini kita bisa melihat buahnya. Ketika banyak negara kolaps, negara ini masih bisa berjalan. Tapi bukankah hidup kita yang dibawah tetap terasa jauh lebih berat? Ya, itu benar. Tapi bayangkan jika negara ini bangkrut dan inflasi melonjak seperti tahun 1998 dulu, bukankah itu akan membuat kita jauh lebih menderita lagi? Hikmat, saya yakin berperan penting dalam hal ini. Karena keputusan-keputusan inovatif yang manfaatnya bisa dirasakan orang banyak biasanya tidak akan lahir tanpa melalui hikmat. Maka saya tidak berhenti bersyukur bahwa dalam mengambil keputusan krusial di masa genting, Tuhan ternyata menganugerahkan hikmat kepada para pemimpin kita. Itu menunjukkan betapa Tuhan mengasihi bangsa ini. I thank God everyday for that.
Apakah hikmat itu, dan apa keuntungan yang muncul dari hikmat? Mari kita bahas dalam renungan kali ini.
(Bersambung)
Saturday, July 1, 2023
Hikmat (1)
Ayat bacaan: Amsal 8:11
=======================
" Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya."
Semakin sulit hidup ini, semakin saya merasakan bahwa hikmat itu sangat diperlukan dalam hidup. Hikmat itu mampu memberikan pertimbangan dalam menilai benar atau salah, sehingga kita jangan sampai keliru mengambil keputusan atau mengambil setiap langkah.
Jika kita melihat pasal ke 4 dari Pancasila, kita pun akan mendapati kata hikmat ini disana, dan bagi saya itu menunjukkan bahwa saat merumuskan dasar negara ini, para pendirinya dulu sudah menyadari akan pentingnya hikmat ini bagi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran bangsa di masa yang akan datang. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dalam menjalankan negara, diharapkan para wakil-wakil rakyat mampu bersepakat untuk memberi yang terbaik bagi yang dipimpinnya, dan itu harus dalam naungan hikmat kebijaksaan. Bukan atas dasar kepentingan pribadi atau kelompok, bukan atas dasar agenda-agenda diluar kesejahteraan rakyat, namun dengan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, mampu memberikan yang terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pasal ke 4 ini sudah sangat sering kita dengar bahkan ucapkan sejak duduk di bangku sekolah. Tapi tidak banyak yang menyadari betapa luar biasanya pesan yang diwariskan oleh para pendiri bangsa ini lewat pasal ke 4. Bayangkan jika seandainya para wakil rakyat selalu mendasarkan segala keputusannya dengan hikmat kebijaksanaan, betapa baiknya hidup kita para rakyat. Apakah mereka sudah melakukan itu? Silahkan anda jawab sendiri, karena bisa saja penilaian setiap orang itu berbeda-beda. Apa yang lebih penting bagi saya adalah terus mendoakan mereka agar kiranya mereka tetap sadar bahwa diatas kepentingan pribadi atau golongan, ada amanah yang sesungguhnya mereka pegang, dan itu adalah demi kesejahteraan kita semua.
Pemimpin dalam level manapun akan butuh hikmat agar bisa memimpin dengan bijaksana. Apakah di level dunia, negara, wilayah, bahkan yang terkecil yaitu keluarga, hikmat akan diperlukan agar setiap keputusan atau langkah yang diambil bisa bijaksana. Tidak berdasarkan ego, tidak berat sebelah, adil, dan demi kebaikan bersama. Kalau hidup ini mudah, hikmat mungkin tidak terlalu dibutuhkan. Tapi hidup seringkali rumit dan komplikatif, dimana keputusan yang harus diambil itu harus mempertimbangkan banyak hal. Rumit dan komplikatif, karena banyak diantara hal-hal ini bertolak belakang meski berkaitan.
(Bersambung)
Kacang Lupa Kulit (4)
(sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...