Ayat bacaan: Markus 4:21
===================
"Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian."
Di jaman modern lampu banyak modelnya. Ada lampu pijar, ada lampu energy saving yang sekarang sudah beralih pada LED, ada lampu hias, lampu baca, lampu ultra violet dan sebagainya. Dari sisi ukuran fitting pun lampu ada yang fitting besar, ada pula yang kecil. Tapi kalau kita kembali kepada fungsinya seperti saat Thomas Alva Edison lewat usaha kerasnya berhasil menciptakan lampu pijar, lampu itu bertujuan untuk menerangi kegelapan.
Sepanjang sejarah, manusia pasti membutuhkan yang namanya cahaya untuk memberikan penerangan terhadap aktivitas sehari-hari. Penerangan alami tentu berasal dari matahari, tapi saat matahari terbenam maka kita pun butuh sarana penerangan lain. Ayah saya bercerita bahwa dahulu saat ia kecil, ia harus lebih dulu mengumpulkan kunang-kunang lalu memasukkannya ke dalam toples supaya ia bisa punya penerangan untuk belajar. Sebelum ada lampu pijar, orang menggunakan lilin sebagai alat penerang di saat malam. Sebelum ada lilin orang menggunakan api unggun. Penerangan menjadi kebutuhan mau di jaman apapun.
Ada berapa jumlah lampu di rumah teman-teman, dan dimana lampu tersebut terpasang? Letaknya biasanya ada di atas. Mengapa? Karena di posisi atas lampu bisa menerangi ruangan secara maksimal. Untuk lampu baca sekalipun, meski tidak dipasang di langit-langit ruangan tetap saja posisinya lebih tinggi dari arah pandangan mata. Alangkah anehnya apabila ada orang menginstalasi lampu di lantai atau di tempat yang rendah. Apalagi kalau lampu itu dipasang di area tertutup seperti di dalam peti misalnya, atau terhalang oleh sesuatu. Jika itu yang dilakukan maka lampu akan kehilangan fungsinya.
Markus pasal 4 menceritakan suatu peristiwa saat Yesus mengajar di tepi danau. Begitu penuh sesaknya orang disana sehingga Yesus pun harus menaiki sebuah perahu dan duduk disana untuk mengajar agar kerumunan orang itu bisa duduk di tepi danau untuk mendengar pengajaranNya. Salah satu hal penting yang disampaikan Yesus disana adalah perumpamaan tentang pelita.
"Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian." (Markus 4:21). Demikan kata Yesus.
Bagi saya perumpamaan ini sangatlah menarik. Pada hakekatnya lampu akan mudah dilihat orang pada saat ia melakukan fungsinya untuk menerangi. Lampu akan membuat semuanya terlihat, dan di saat yang sama si lampu sendiri pun tidak mungkin tersembunyi. Kita bisa melihat dan mengenali lampu saat ia berfungsi baik. Seperti itulah seharusnya kebenaran Firman Tuhan yang ada tertulis dalam Alkitab.
Prinsip-prinsip kebenaran Kerajaan Allah yang mengandung kebenaran hakiki bukanlah sesuatu yang harus tersembunyi atau ditutup-tutupi. Kebenaran Firman seharusnya mudah terlihat oleh orang lain lewat cara hidup kita secara nyata seiring proses kita untuk terus menjadi serupa dengan Kristus. Tuhan Yesus kemudian melanjutkan: "Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap." (Markus 4:22).
(bersambung)
(sambungan)
Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, maka kita menerima terang dan kemudian memiliki terang hidup. Kenapa demikan? Sebab Yesus adalah terang yang sejati. "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Saat terang Yesus hadir dalam diri kita, maka terang itu pun akan menyinari kita; Kristus sendiri yang akan bercahaya atas kita. (Efesus 5:14). Dengan demikian kita yang dulu hidup dalam kegelapan, kini berubah menjadi anak-anak terang. "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang." (Efesus 5:8). Hidup sebagai terang akan nyata ketika hidup kita berbuah kebaikan, keadilan dan kebenaran. (ay 9). Dan dengan hidup dalam terang, dimana darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa. (1 Yohanes 1:7).
Dengan demikian, kita yang tadinya tidak layak jadi dilayakkan untuk menerima keselamatan. Pertanyaannya, apakah terang Kristus itu sudah benar-benar menerangi kita? Sudahkah terang Kristus membuat kita bercahaya menampilkan prinsip-prinsip kebenaran di dunia? Sudahkah terang Kristus membuat orang bisa melihat dan mengenal Tuhan lewat cara dan gaya hidup kita? Jika belum, itu artinya kita belum menempatkan terang itu secara benar dalam hidup kita.
Ingatlah bahwa terang yang kita peroleh dari sang "Terang Dunia" bukanlah dimaksudkan hanya untuk diri kita sendiri saja melainkan juga untuk menyinari saudara-saudara kita yang masih terperangkap dalam kegelapan. Ayat ini menegaskan hal itu. "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu." (Yesaya 60:1-2).
Dalam kotbah Yesus di atas bukit, Yesus kembali menyampaikan hal yang mengenai terang ini. "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu." (Matius 5:14-15). Lalu Yesus menyampaikan kesimpulannya: "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (ay 16). Ketika kebenaran Firman bersinar dari kita menerangi orang lain, tidak tertutup atau ditutup-tutupi, ketika orang percaya berfungsi sesuai hakekatnya sebagai terang, orang tidak akan bisa menyanggah kebaikan dan kasih yang terpancar dari kita, dan disana orang tidak lagi bisa menampik kebenaran melainkan akan memuliakan Tuhan.
Untuk apa lampu kalau ditutup/tertutupi sesuatu? Apakah lampu akan berfungsi maksimal kalau ditaruh di bawah gantang, ditutupi tempurung, dinyalakan di dalam peti atau dipasang di bawah tempat tidur? Tentu lampu segera kehilangan fungsi optimalnya. Kita tidak akan berfungsi apa-apa kalau kita terus bersembunyi dan tidak melakukan apa-apa, termasuk menerapkan cara dan gaya hidup sesuai prinsip Kerajaan Allah. Pelita dinyalakan bukan untuk ditempatkan di bawah kolong atau ditutupi, tetapi haruslah ditempatkan pada posisi yang seharusnya agar bisa menerangi gelap.
Bagaimana terang yang kita miliki mampu untuk menyinari orang lain, apabila kita terus menyembunyikannya di "kolong" hati kita? Bagaimana kita bisa berdampak kalau kita terus bersembunyi? Terang kita tidak akan terlihat, tidak akan mampu menjangkau orang lain, sehingga kita gagal untuk melakukan kewajiban sesuai Amanat Agung yang difirmankan Tuhan Yesus sesaat sebelum Dia naik ke Surga. Hal ini akan diperhitungkan pada hari penghakiman, dimana saat itu tidak lagi ada hal yang tersembunyi. Pada saat itu nanti, siap atau tidak, kita harus mempertanggungjawabkan segala yang kita lakukan. Apakah kita hidup sesuai firman Tuhan atau tidak. Apakah kita sudah melakukan segalanya atas dasar kasih, atau malah mementingkan diri sendiri selama hidup. Apakah kita sudah melayani Tuhan dan pekerjaanNya, atau kita malas-malasan dan hanya menuntut berkat tanpa ingin memberkati. Semua itu akan dibuka pada hari penghakiman. Tidak ada lagi yang bisa ditutup-tutupi.
Menjadi terang merupakan fungsi kita di dunia dalam masa kita ada disana. Agar kita bisa melakukan sesuai fungsi, maka kita harus menempatkan terang dalam kita di posisi yang benar, berfungsi maksimal sebagaimana lampu yang dipasang diatas. Kita harus menyadari bahwa Tuhan sudah melengkapi kita dengan talenta, dengan segala yang diperlukan untuk bisa berfungsi sempurna sebagai terang. Kita harus mengolah sumber daya yang telah dibekali Tuhan dalam diri kita, melakukan hal-hal dimana talenta-talenta itu dilipat gandakan lalu digunakan untuk melayani dan menyelamatkan orang lain. Dipakai untuk bekerja di ladang Tuhan dan membawa jiwa-jiwa untuk diselamatkan, bukan dipendam dalam tanah, seperti yang tertulis dalam perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30, Lukas 19:12-27).
(bersambung)