Wednesday, July 31, 2024

Gaya Gesek Dalam Pelayanan (6)

 (sambungan)

Kalau kita memiliki dasar yang benar dan kuat dalam hal melayani dan mengerti tujuannya, kita seharusnya tidak mudah panas melainkan bisa lebih panjang sabar.

Bila kita melihat para tokoh baik di Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, kita pun akan melihat bahwa pelayanan mereka seringkali disertai berbagai permasalahan, penuh penderitaan dan berbagai gejolak yang setiap saat mampu melemahkan mereka hingga ke titik terendah. Dari Nuh, Musa hingga Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya, semua mengalami berbagai masalah yang tidak mudah untuk dihadapi.

Mereka pun mengalami banyak gesekan dalam perjalanan pelayanan mereka. Namun mereka tidak patah semangat, dan tetap tegar melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa. Mereka tetap tekun melayani sepenuh hati. Malah tidak sedikit yang mempertaruhkan nyawa mereka dan harus rela menjadi martir. Tapi mereka tetap setia hingga akhir.

Mengapa bisa begitu? Karena visi mereka jelas, yaitu menempatkan Tuhan di atas segalanya dalam apapun yang mereka lakukan. Meski yang mereka hadapi adalah kematian, mereka tahu bahwa kehidupan berikutnya yang kekal-lah yang terpenting. Visi yang benar membuat mereka tidak melenceng sedikitpun. Mereka punya sikap hati yang lebih mementingkan keinginan Tuhan di atas segalanya.

(bersambung)

Tuesday, July 30, 2024

Gaya Gesek Dalam Pelayanan (5)

 (sambungan)

Mari kita lihat apa yang tertulis dalam Alkitab saat Simon Petrus ditanya Yesus dengan pertanyaan yang sama sebanyak tiga kali. Yesus berkata: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:15-17). Yesus menanyakan dan menjawab bukan cuma satu kali melainkan tiga kali.

Yesus menganggap perlu untuk mengulangi pertanyaanNYa sampai tiga kali, tentu itu artinya hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Dasar utama melayani itu penting dan harus kita pastikan benar-benar yaitu mengasihi Yesus lebih dari segala sesuatu. Itu harus ditempatkan di atas hal lainnya, sehingga kita tidak mudah aus saat menghadapi gesekan.

Lalu Yesus juga berkata: "Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa." (Yohanes 12:26).

Adalah wajib bagi kita yang berada dalam pelayanan untuk mengikuti Yesus dimanapun Dia berada. Dan hal itu bisa jadi tidak mudah, karena seringkali kita harus menghadapi situasi-situasi bagaikan memikul salib. Dan hal itu pun sudah diingatkan Yesus sejak awal. "Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24).

(bersambung)

Monday, July 29, 2024

Gaya Gesek Dalam Pelayanan (4)

 (sambungan)

Semua itu memang tidak bisa dihindari, karena sifat orang berbeda-beda. Dalam dunia pelayanan, meski melayani di bidang yang sama gesekan tetap saja berpotensi untuk terjadi. Apalagi motivasi orang dalam melayani pun bisa saja berbeda, gesekan pun semakin mungkin muncul. Ada yang murni untuk Tuhan, tapi ada pula yang karena ingin terkenal, mencari pujian, karena paksaan keluarga dan berbagai alasan lain. Kesal, tersinggung, musuhan. Alangkah sayangnya kalau hal ini terjadi. Kita tidak akan bisa maksimal dalam menjalankan amanat agung. Alih-alih maksimal, jalan di tempat atau layu sebelum berkembang bahkan hancur sebelum didirikan bisa menjadi akibat yang harus kita terima.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Pertama sekali adalah memastikan bahwa motivasi kita sudah benar, lalu menjaga agar kita tetap sabar agar jangan sampai gesekan-gesekan sampai berbuah sesuatu yang negatif.

Motivasi benar seperti bagaimana? Kalau kita menjadi malas melayani atau bahkan mundur saat bergesekan dengan satu atau lebih teman sepelayanan, itu artinya kita sendiri masih belum benar motivasinya. Sebab, bukankah kalau fokus kita memang untuk menyenangkan Tuhan seharusnya kita tidak mudah terganggu oleh perilaku teman sepelayanan?

Kalau belum apa-apa kita sudah bereaksi dengan emosional, itu artinya kita belum sampai pada visi yang benar dalam melayani Tuhan. Artinya kita masih punya pekerjaan rumah dari segi mengaplikasikan Firman Tuhan dalam hidup kita, dimana kesabaran dan memaafkan merupakan hal mutlak yang tidak tergantung situasi melainkan tergantung diri kita sendiri. Artinya, kita harus memeriksa 'akar' iman kita karena ternyata kita belum menghasilkan buah yang benar.

(bersambung)

Sunday, July 28, 2024

Gaya Gesek Dalam Pelayanan (3)

(sambungan)

Ada satu keluarga yang saya kenal, mereka terdiri dari 13 kakak beradik yang semuanya usianya tidak lagi muda. Yang tertua sudah hampir 70 tahun. Dengan saudara sebanyak itu, alangkah baiknya sekiranya saja mereka bisa kompak dan saling support. Tapi yang terjadi, mereka terbelah-belah menjadi beberapa kubu. 

Lucunya, kubu ini bisa berubah-ubah isinya setiap saat. Artinya, di satu saat mereka bisa bersatu, di saat berikutnya bisa berganti jadi musuhan. Pertikaian dan kubu-kubu yang berubah-ubah bagai arah mata angin ini bahkan meluas hingga ke anak cucu. Bisa dibayangkan bagaimana  kacaunya kalau sudah begini, padahal mereka ini semuanya saudara kandung dan tinggalnya pun rata-rata tidak berjauhan.

Jika itu yang terjadi, bagaimana kita berharap bisa merasakan atau mengalami damai sejahtera dan sukacita akan Tuhan dalam keluarga, seperti yang Tuhan sebenarnya inginkan? Bisa tidak saling melukai baik fisik maupun verbal sebentar saja mungkin sudah jadi rekor luar biasa.

Manusia punya sifat, gaya dan cara bersosialisasi yang berbeda-beda. Semakin sering dan banyak anda bertemu orang, semakin banyak pula peluang untuk terjadinya gesekan. Semakin sering anda bertemu dengan orang yang sifatnya berlawanan, beda pandangan dan sebagainya, semakin besar pula kemungkinan terjadinya gesekan. Kalau gesekannya besar, maka panas bahkan api bisa terjadi.

Kita tidak bisa memaksakan semua orang untuk sama bereaksinya sesuai keinginan kita. Ada yang mungkin memang sifatnya pendiam, bisa saja ada yang langsung menebarkan aroma persaingan, ada pula yang sifatnya baru senang kalau ada konflik. Ada yang tipenya intim, ada yang dominan. Ada yang cepat akrab, ada yang butuh waktu. Ada yang suka ketemu teman baru, ada yang terganggu kenyamanannya kalau ketemu orang baru. Ada yang suka ramai-ramai, ada yang sukanya menyendiri.

(bersambung)

Saturday, July 27, 2024

Gaya Gesek Dalam Pelayanan (2)

 (sambungan)

Ya, gesekan bisa menimbulkan panas, bahkan gesekan antar dua benda juga bisa sampai menimbulkan percikan api. Mari saya beri contoh yang juga sangat sederhana. Kalau kita menggosokkan tangan secara kontinu maka tangan akan terasa panas. Korek api merupakan metoda yang didasari gesekan, sebagaimana halnya orang dahulu kala menghasilkan api dengan menggesekkan kayu.

Yang menarik, gesekan yang bisa menimbulkan panas bahkan percik hingga nyala api bukan saja terjadi antara dua benda mati, tapi juga antar manusia. Meski tidak secara langsung seperti halnya benda-benda di atas, friksi atau gesekan diantara manusia terutama yang kepribadian dan cara bersosialisasinya berbeda kalau tejadi terus menerus bisa menimbulkan panas sehingga perselisihan, pertengkaran, perkelahian bahkan tindakan-tindakan yang lebih parah seperti melukai bahkan yang lebih fatal dan tragis seperti misalnya membunuh bisa menjadi akibatnya.  

Adalah hal yang menyedihkan bahwa soal gesekan ini juga terjadi dalam wilayah pelayanan. Sama-sama pelayan Tuhan tapi punya gaya, cara, tabiat berlawanan bisa menimbulkan gaya gesek yang mengakibatkan adanya panas. Tidak cocok sama gembala, sama atasan, sama pengerja lain, antar usher, antar tim musik, antar komsel hingga antar jemaat, itu terjadi dimana-mana.

Akibatnya, pindah, pecah seringkali jadi solusi ketimbang saling memaafkan dan belajar lebih memahami satu sama lain. Kalau ini terus terjadi, bagaimana kita bisa berharap bisa maksimal dalam pelayanan? Bahkan, di dalam keluarga pun percik api dan panas akibat gesekan terjadi juga. Antara suami, istri, anak, mertua, menantu, adik, kakak, gesekan bisa menimbulkan banyak masalah, mulai dari perselisihan biasa, saling tidak enakan sampai baku hantam, saling tuntut atau malah bunuh-bunuhan.

(bersambung)

Friday, July 26, 2024

Gaya Gesek Dalam Pelayanan (1)

 Ayat bacaan: 1 Korintus 1:10
========================
"Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir."


Sebagai mantan anak Fisika, saya masih ingat tentang gaya gesek. Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerakan antar dua permukaan yang saling bersentuhan. Gaya ini timbul disebabkan oleh adanya dua benda yang saling bersentuhan, dan arah gaya gesek akan selalu berlawanan dengan arah gerak benda.

Pada saat saya masih sekolah, ada rumus yang harus dihafalkan agar bisa menghitung gaya gesek. Tapi sebenarnya yang penting adalah aplikasi langsungnya dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari gaya gesekan misalnya gesekan alas kaki dengan lantai saat berjalan. Itu mencegah kita untuk terjatuh atau tergelincir yang akan terjadi saat gesekan antar keduanya kecil misalnya karena licin.

Atau contoh lain yang sederhana, jika anda mengerem dan berhenti, itu juga akibat gaya gesek yang terjadi. Gaya gesekan juga bisa merugikan kita, misalnya saat gaya gesekan pada komponen mesin yang berputar dan saling bersentuhan. Panas yang terjadi akibat gesekan akan membuat komponen dan mesin tersebut cepat aus dan kemudian rusak. Cara menghindarinya atau mengurangi kecepatan aus adalah dengan memberi minyak pelumas.

Singkatnya, gesekan bisa menimbulkan panas, bahkan gesekan antar dua benda juga bisa sampai menimbulkan percikan api.

(bersambung)

Thursday, July 25, 2024

Bersih dan Murni (10)

 (sambungan)

Oleh karena itu mari kita jaga agar kita bisa memiliki ketulusan hati dan kejujuran. Apapun alasannya, apapun resikonya,  Belajarlah untuk senantiasa mempercayai Tuhan, mengasihiNya dan hidup sesuai kehendakNya. Tuhan menyediakan berkat-berkat bagi orang yang hidup dengan kesucian hati. Firman Tuhan berkata: "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8). Ayat lainnya: "Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya." (Mazmur 73:1). Seperti itulah janji Tuhan yang tentunya berlaku bagi siapa saja, termasuk anda dan saya.

Kalau kita dipandang bagai mahluk aneh, ditertawakan dan menganggap kejujuran dan ketulusan, kebersihan tangan dan kemurnian hati sebagai sebuah kebodohan, biarlah. Sebab bukan apa kata manusia yang penting, tapi bagaimana Tuhan memandang hidup kita itulah yang penting. Tuhan menjanjikan berkat dan keadilan bagi orang-orang yang hidup dengan tangan yang bersih dan hati yang murni. Orang seperti inilah yang bisa masuk ke dalam rumahNya, berdiam di bukitNya, dan mendapat jaminan berkat dan keadilan dari Tuhan.

Nikmati kebaikan Tuhan lewat hidup yang kudus dimana kebersihan tangan dan kemurnian hati berperan didalamnya. Keduanya merupakan bagian dari integritas yang wajib dimiliki anak-anak Tuhan. Tuhan sanggup melimpahi berkatNya dan melindungi hidup setiap orang yang berjalan seturut kehendakNya dengan memiliki hati yang murni dan tangan yang bersih.

Clean hands refers to a person's actions and pure heart refers to inner attitude

Wednesday, July 24, 2024

Bersih dan Murni (9)

 (sambungan)

Kita harus selalu menghindari berbuat curang, membenci dan membiarkan hal-hal lainnya yang mencermarkan hati untuk terus bercokol dalam diri kita. Ketahuilah bahwa meski mungkin kita berhasil mengelabui manusia, tapi Tuhan akan selalu melihat segala perbuatan kita dan tidak akan pernah bisa termakan tipu daya kita, mau sepintar apapun kita menipu.

Firman Tuhan berkata: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13).

Secara tegas Tuhan juga berfirman:  "Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah, mereka akan tersandung jatuh pada waktu mereka dihukum, firman TUHAN." (Yeremia 8:12).

Orang bisa saja menganggap bahwa Tuhan tidak menghukum mereka saat ini dan berpikir bahwa mereka aman dari hukuman. Orang-orang jahat yang melakukan kejijikan ini bisa saja pintar dalam menipu manusia, atau menghamburkan uangnya untuk menyuap sana sini agar tidak terjerat hukum.

Sekarang mungkin lepas, tapi pada suatu ketika nanti hukuman Tuhan itu tetap akan tiba biar bagaimanapun. Cepat atau lambat, akan datang waktunya dimana semua harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan, dan disana tidak akan ada yang bisa berkelit lagi. Kepentingan sesaat di dunia fana diprioritaskan dengan sebuah hidup yang kekal? Itu tentu sebuah pilihan yang sangat fatal.

Dunia memang semakin lama semakin keliru menilai prinsip hidup, tetapi kita orang percaya tidak boleh ikut-ikutan seperti itu. Dunia bisa saja semakin kekurangan orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, tapi kita harus menunjukkan bahwa umatNya yang ada di dunia ini bisa tampil beda dengan kemurnian hati dan perbuatan bersih sebagai bagian dari kehidupan kekristenan yang sebenarnya.

(bersambung)

Tuesday, July 23, 2024

Bersih dan Murni (8)

 (sambungan)

 "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1 Korintus 13:4-7).

Di dalam kasih itu ada bentuk-bentuk hidup dengan hati yang murni, tangan yang bersih, penuh ketulusan dan kejujuran. Artinya jika kita mengaku hidup dalam kasih Tuhan, seharusnya kedua hal ini pun terpancar dari kehidupan kita.

Sebab, bagaimana mungkin orang yang hatinya berisi berbagai kecemaran dan tangannya terus melakukan hal-hal kotor masih berani mengaku punya kasih dalam dirinya? Dan bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki kasih mengaku mengenal Allah? "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8).

Kalau kita sadar bahwa segala sesuatu itu berasal dari Tuhan, kita tidak perlu takut kekurangan dan kuatir akan hari depan sehingga merasa perlu melakukan tindakan-tindakan yang tidak jujur atau curang agar bisa mampu mencukupi hidup. Kita tidak perlu merasa iri melihat orang lain, justru harus bisa belajar untuk mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri.

Yakobus pun mengingatkan "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." (Yakobus 3:16).

(bersambung)

Monday, July 22, 2024

Bersih dan Murni (7)

 (sambungan)


Kalau kita lihat dalam beberapa ayat lain, dalam Mazmur 24:3-4 dikatakan "Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja."

He who loves purity and the pure in heart", itu yang dikatakan dalam bahasa Inggrisnya. Inilah orang-orang yang bisa mendapat kehormatan.

Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, itulah yang berkenan di hadapan Tuhan. Orang seperti inilah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan dan masuk ke dalam tempatNya yang kudus (Mazmur 24:3), dan mereka inilah yang akan menerima berkat dan keadilan dari Tuhan. (ay 5). Inilah upah besar yang dijanjikan Tuhan bagi orang yang hidup jujur dan tulus, bersih tangannya dan murni hatinya.

Kehidupan dalam tingkatan seperti itulah yang diinginkan Tuhan. Kasih dalam standar kekristenan harus mengandung kebaikan-kebaikan yang mencakup kedua hal ini. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1 Korintus 13:4-7).


(bersambung)

Sunday, July 21, 2024

Bersih dan Murni (6)

 (sambungan)


People whose actions are holy and unblameable, holding the character of a right and acceptable worshipper of God. Seperti itulah orang yang bersih tangannya.

Selanjutnya, bagaimana dengan kata 'murni hatinya'?

Orang yang murni hatinya adalah jenis orang yang tidak tergoda pada kecurangan, tidak terkontaminasi atau tercemar oleh hal-hal yang bertentangan dengan hukum kasih, tidak mentoleransi apapun yang bisa mengotori atau mencemarkan hati. Tidak munafik, tidak hipokrit, tidak berisi keinginan-keinginan yang mencari pemuasan kedagingan and other corrupt desires.

Orang yang murni hatinya tidak memusatkan isi hati pada hal-hal yang mendatangkan keuntungan pribadi, apalagi tega mengorbankan orang lain demi hal tersebut. Hati yang murni adalah hati yang isinya dan tujuannya melakukan kehendak Allah dengan ketaatan penuh dan berpusat pada Firman Tuhan.

Orang yang murni hatinya adalah orang yang mengadopsi kasih bukan kebencian. Orang yang mengedepankan kemaafan bukan dendam. Hati yang menghargai kasih karunia bukan memanfaatkannya secara keliru atau membuangnya. Hati yang membuat pemiliknya memandang sesama dan dunia dari kacamata kasih Tuhan.


(bersambung)

Saturday, July 20, 2024

Bersih dan Murni (5)

 (sambungan)


Atau, ada juga yang jadi korban hyper grace, berpikir untuk apa lagi kita repot-repot melakukan pekerjaan Tuhan, berdoa, membangun hubungan dengan Tuhan dan sebagainya, kan kita sudah diselamatkan 2000 tahun lebih yang lalu? Semua ini menunjukkan hati yang sudah tercemar oleh berbagai pemahaman, ajaran, paradigma dan nilai-nilai yang sama sekali bukan berlandaskan kebenaran, alias bukan dari KerajaanNya. Mungkin dari kerajaan diri sendiri atau kerajaan iblis, seperti yang kita bahas sebelumnya. Kecemaran hati bisa memancarkan buah-buah seperti ini dari hidup kita.

Sekarang, mari kita lihat ayat bacaan kali ini yang diambil dari kitab Mazmur. "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia." (Mazmur 24:4-5).

Pertama, Firman Tuhan bilang orang yang 'bersih tangannya'.

Apa yang dimaksud dengan orang yang bersih tangannya? Rajin cuci tangan? Pakai sabun biasa atau yang antiseptik? Cuci tangan minimal 30 detik seperti saat pandemi melanda kemarin? Orang yang rajin pakai sarung tangan? Tidak main lumpur dan yang kotor-kotor? Tidak memegang atau salaman?

Tentu bukan. Yang dimaksud dengan orang yang bersih tangannya berarti orang yang perilaku atau perbuatannya menjauhi bentuk-bentuk penipuan, menjauhi kecurangan dan tidak gampang tergoda oleh keuntungan-keuntungan lewat jalan yang salah. Orang yang bersih tangannya adalah orang yang tidak melakukan hal-hal salah dan jahat dalam bekerja atau melakukan segala sesuatu. Orang yang bersih tangannya tidak melakukan hal-hal yang tercemar.


(bersambung)

Friday, July 19, 2024

Bersih dan Murni (4)

 (sambungan)


Ironisnya cara dunia memandang pun ikut jadi terbalik. Jaman sekarang orang yang jujur dan tulus justru dipandang aneh atau malah dianggap bodoh. Orang semakin cenderung berpikir pendek dan mementingkan urusan duniawi, orang yang pintar memanfaatkan keadaan untuk melakukan banyak kecurangan, orang yang pintar memanipulasi situasi demi kepentingannya dan kelompoknya. Seperti itulah orang-orang yang dianggap pintar.

Apa yang dikatakan Daud di masanya: "Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik" (Mazmur 14:1), kini semakin terang dan jelas bisa kita lihat lihat. Orang tidak lagi memikirkan pertanggungjawaban kelak di hadapan Tuhan.

Masalah kekal nanti dulu, yang penting kejar dulu semua yang ditawarkan dunia yang fana ini. Lumayan kan bisa kaya selama sisa hidup? Anak-anak dikasih makan hasil korupsi juga tidak apa-apa, ketimbang hidup susah kalau jujur. Panggilan itu omong kosong, yang penting cari untung sebanyak-banyaknya. Orang yang tidak sepaham jangan ditolerir, dibenci saja, dihancurkan, dibinasakan. Hiduplah dengan membenci karena kalau mau ramah nanti dipijak orang. Pelayanan? Hidup saja masih kurang mewah kok bicara pelayanan. Atau, oke melayani, tetapi motivasinya banyak yang mengacu kepada keuntungan pribadi mereka.

Sebagian mungkin mengakui bahwa Tuhan itu benar adanya, tetapi mereka mengira bahwa Tuhan tidak akan menghukum karena mereka menyalah artikan atau merasa berhak memanfaatkan bentuk kasih dan kesabaran Tuhan yang besar dan panjang. Bentuk ilusi rohani seperti inipun sudah disinggung dalam Alkitab.

"Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan--atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?" (Maleakhi 2:17).


(bersambung)

Thursday, July 18, 2024

Bersih dan Murni (3)

 (sambungan)


Karena itulah air murni secara ilmiah terbukti punya peran penting dalam kesehatan, pengobatan atau usaha preventif untuk menghindarkan kita dari sakit. Anda pilih air minum yang cukup dimasak, yang punya kandungan mineral tidak berbahaya dan baik bagi tubuh, atau yang benar-benar murni tanpa kandungan mineral apapun, semua tergantung pilihan sendiri.

Saya memulai renungan kali ini dengan ilustrasi tentang air murni sebagai awal untuk menggambarkan seruan Firman Tuhan untuk memperhatikan pentingnya kemurnian hati. Mencari orang yang punya gelar itu gampang. Minimal SMA, sarjana, itu sudah bisa menjadi bekal untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Ijazah bahkan sekarang bisa dibeli.

Tapi bagaimana dengan nilai-nilai atau kualitas seseorang seperti integritas, kesetiaan, ketulusan, kejujuran dan sejenisnya? Bagaimana dengan orang dengan hati yang murni, bebas dari 'mineral-mineral' yang bisa mendatangkan kecemaran dan masalah lainnya? Hal ini sering luput dari perhatian orang dalam melakukan recruitment maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan secara umum.

Hari ini kualitas hati yang murni semakin jarang dianggap sebagai faktor penting. Tidaklah heran jika moral manusia pun terus semakin buruk. Korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan, sikap eksklusif, sikap memandang perbedaan sebagai dasar permusuhan, penyebaran kebencian dan sebagainya semakin menguasai kehidupan manusia.

Kalau kehidupan manusia itu dikatakan Firman Tuhan terpancar dari hati, maka berarti masalah sesungguhnya berada disana. Sikap, kondisi atau keadaan hati, suasana hati akan menentukan buah yang dihasilkan. Jika hati diibaratkan taman bisa dirusak bahkan oleh penyelusup-penyelusup kecil yang secara umum seolah tidak berbahaya. Sedang kalau diibaratkan kerajaan, seperti yang sudah sempat saya singgung di beberapa renungan sebelumnya, siapa yang memerintah dan berkuasa di hati kita akan menentukan hal-hal seperti apa yang terpancar dari kehidupan kita.


(bersambung)

Wednesday, July 17, 2024

Bersih dan Murni (2)

 (sambungan)

Air dalam kemasan menjadi mahal karena ada proses produksi yang harus ditempuh agar air tersebut punya tingkat kemurnian yang sudah sesuai dengan standar yang dikeluarkan WHO atau standar dari pemerintah yang nilainya berbeda.

Pada awal kemunculannya di Indonesia, air minum dalam kemasan ini belumlah dijual bebas di kios-kios. Biasanya yang mengkonsumsi pun kalangan terbatas, terutama pelancong atau tamu dari luar negeri yang seringkali masih mengalami masalah pada perut mereka saat mengkonsumsi air yang sekalipun sudah direbus mendidih. Sepertinya air di negara kita mengandung beberapa jenis mineral yang tidak hilang saat dimasak/direbus sehingga orang dari luar yang belum terbiasa dengan kandungan itu bisa mengalami masalah.

Belakangan kita melihat bahwa selain air mineral, ada juga air demineral alias air murni. Konsumen kemudian belajar bahwa ada perbedaan besar antara kedua jenis air minum ini, meski keduanya layak minum dan disebutkan bisa memberi manfaat baik bagi kehidupan. Air demineral yang juga dikenal sebagai air murni melalui proses penyaringan seperti distilasi, deionisasi dan sebagainya, yang bukan hanya membuat air layak minum tapi juga bebas dari mineral. Air murni dikatakan bebas dari semua kotoran, mineral logam, kuman, virus, kandungan kimia beracun dan unsur-unsur radioaktif.

Ada juga yang membuat saringannya sendiri dengan mempergunakan unsur-unsur alam secara berlapis seperti batu, kerikil, pasir, ijuk, arang dan sebagainya. Sistem ini pun diklaim mampu memurnikan air dengan cara yang murah dan mudah. Air murni ini dipercaya bisa memperlancar sistem penyerapan makanan pada tubuh bahkan melarutkan mineral anorganik yang ada pada tubuh. Sudah banyak pula sistem seperti ini yang bisa kita beli dan memegang sertifikat lulus uji alias benar-benar aman.


(bersambung)

Tuesday, July 16, 2024

Bersih dan Murni (1)

 Ayat bacaan: Mazmur 24:4-5
=======================
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia."


Sejak puluhan tahun lalu di negara-negara maju di luar sana orang bisa langsung minum air dari keran. Sebelum milenium, saya sempat tinggal sekian bulan di salah satu negara bagian utara benua Eropa dan punya pengalaman lucu tentang hal ini. Pada saat itu saya tidak tahu bahwa air yang keluar dari keran mereka itu sudah layak minum. Karena saya tinggal di rumah warga, saya sibuk mencari teko untuk memasak air agar bisa minum.

Saat sang pemilik rumah melihat kesibukan saya hendak memasak air, ia pun tertawa terbahak-bahak. Orang tinggal langsung minum, ngapain repot-repot memasak air segala? Memangnya ini jaman kapan? Begitu kira-kira katanya sambil menertawakan saya.

Ya, pada masa itu di negara kita air masih harus dimasak sebelum bisa dikonsumsi. Sekarang pun sama, meski di  beberapa tempat fasilitas air yang bisa langsung diminum sudah tersedia.

Kalau berani minum langsung dari keran yang mengalir ke dalam rumah, hampir dipastikan kita bisa sakit perut. Yang menyebabkannya banyak. Selain kotoran-kotoran yang ada pada air, ada berbagai jenis mineral pula yang bisa menimbulkan masalah atau bahaya bagi kesehatan kita. Jadi kalau mau dingin, ya tetap saja air harus dimasak mendidih dulu, didinginkan baru kemudian dimasukkan ke kulkas.

Hari ini ada banyak sekali air minum dalam kemasan dengan berbagai merek. Banyak orang mengenalnya sebagai air mineral, yang baru muncul di Indonesia sekitar paruh pertama tahun 70an. Saya masih ingat waktu kecil dulu saya sempat heran melihat kenapa air putih bisa dijual sebegitu mahal sampai hampir dua kali lipat harga bensin. Saya belum mengerti soal kandungan dan kesehatan yang ditawarkan karena berpikir bahwa air putih cukup direbus saja  dan kemudian layak minum.

(bersambung)

Monday, July 15, 2024

Doa Epafras (16)

 (sambungan)

Epafras tercatat sebagai seorang hamba Yesus yang setia, yang selalu bergumul untuk para jemaat di gerejanya. Ia tidak bisa lagi bersama-sama dengan mereka, ia tahu persis akan hal itu. Tapi ia terus bergumul lewat doa agar kehidupan kerohanian para jemaat di gereja Kolose bisa tetap bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus secara dewasa.

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini pun saya kira baik untuk kita renungkan.

- Apakah kita juga sudah bergumul dalam doa buat gereja dan orang lain, atau kita masih bergumul untuk membiasakan diri berdoa?
- Kalau kita sudah berdoa, apakah kita masih hanya berdoa untuk kepentingan diri sendiri atau sudah melebarkan jangkauan doa kita hingga menyentuh orang lain dan gereja kita?
- Apakah kita mau untuk terus bergumul dalam doa untuk orang lain atau hanya melakukan kalau disuruh atau sambil lalu saja, sekali-sekali?
- Apakah doa menjadi reaksi pertama kita saat menghadapi masalah atau masih dijadikan alternatif terakhir, atau jangan-jangan tidak sama sekali?
- Apakah kita masih yakin dengan kekuatan atau kuasa doa, menganggap doa sebagai sarana kita untuk berhubungan dengan Tuhan atau menganggapnya buang waktu?
- Apakah kita mempergunakan doa hanya sekedar sarana meminta pada Tuhan atau kita rindu untuk membangun hubungan yang terus lebih dalam denganNya?
- Apakah kita sudah atau masih menikmati waktu-waktu berdoa atau masih sibuk mementingkan ritual, tata cara atau kepintaran merangkai kata-kata?

Semua pertanyaan ini sangat baik untuk kita renungkan. Epafras has set the bar high when it came to prayer. He has set a great example of a life of prayer. Epafras telah memasang standar yang tinggi dalam hal doa. Dia sudah memberi contoh luar biasa mengenai kehidupan doa. Ini saatnya kita belajar dari keteladanan Epafras. Time to bring prayers back.


Seperti Epafras, bangunlah kehidupan doa yang menjangkau lebih luas dari diri sendiri


Sunday, July 14, 2024

Doa Epafras (15)

 (sambungan)

- pertumbuhan gereja anda?
Sudahkah anda peduli pada pertumbuhan gereja anda? Jika anda berada di gereja yang sedang kesulitan untuk tumbuh dan terus kehilangan jemaat, apakah anda mau turut serta mencari solusi atau malah semakin membuat gereja terpuruk dengan komentar-komentar negatif bahkan pedas menyikapi kemundurannya?

Jika anda ada di gereja yang tidak mundur tapi tidak signifikan pula pertumbuhannya, sudahkah anda berdoa agar api kegerakan rohaninya membesar hingga bisa menjangkau orang di luar sana lebih luas lagi?

Bagi yang ada di gereja yang tengah maju pesat, sudahkah anda berdoa agar gereja bisa tetap menjalankan visi dan misinya, tetap memuliakan, menomorsatukan Tuhan dan tidak terjatuh pada dosa kesombongan?

Sudahkah anda mendoakan agar gereja bisa tetap menjadi rumah Tuhan dimana kita bisa bersama-sama merasakan kedamaian hadiratNya, bukan beralih fungsi menjadi panggung hiburan atau pertunjukan yang sibuk menampilkan artis semata?

- Efektivitas program dan jangkauan pelayanannya?
Apakah kita sudah turut serta mensukseskan program agar tepat sasaran dan tepat guna, dan mendukung luasnya jangkauan pelayanan dan membawanya terus dalam doa? Mendoakan agar gereja tidak terjebak pada 'program-centris' semata tapi juga memberi cukup ruang bagi tuntunan Roh Kudus? Dukung terus dalam doa agar semua ini bisa berdampak bagi lingkungan sekitar, kota maupun bangsa.

(bersambung)

Saturday, July 13, 2024

Doa Epafras (14)

 (sambungan)

Hari ini anda bisa mengaplikasikan apa yang dilakukan Epafras dengan membuat daftar orang-orang yang ingin anda doakan satu demi satu. Lantas mulailah doakan mereka. Sebuah doa yang dipanjatkan dengan rasa percaya dan dilakukan oleh orang benar akan sanggup membawa dampak besar atau perubahan positif bagi orang lain. Lewat doa kita bisa membawa mereka masuk ke dalam keselamatan. Lewat doa mereka bisa dijamah dan mengalami transformasi-transformasi besar dalam hidupnya. Sebuah doa yang sungguh-sungguh tidak akan pernah sia-sia, bahkan ketika doa kita menuju kepada orang-orang yang anda rasa tidak mungkin bertobat sekalipun. Karena doa dari orang benar itu sangatlah besar kuasanya.

Lantas jangan lupakan pula pentingnya mendoakan gereja dimana anda tertanam hari ini. Epafras bukan saja pendiri gereja di Kolose tapi ia juga anggota disana, di kota dari mana ia berasal. Epafras menghidupi sebuah kehidupan doa untuk gerejanya. Apakah anda sudah berdoa untuk:

- para pemimpin gereja anda?
Mendoakan gembala, penatua, pengerja dan sebagainya? Apa yang mereka lakukan tidak mudah. Mereka butuh dukungan doa dari anda, seperti halnya mereka secara rutin mendoakan anda sebagai bagian dari tubuh Kristus di gereja anda.

- masa depan gereja anda?
Apakah anda tahu visi dan misi gereja anda dan kemana mereka akan menuju? Apakah anda sudah turut serta untuk mencapai visi dan misi itu bersama-sama gereja anda? Dan, apakah anda sudah mendoakan pergerakannya? Anda mungkin tidak pernah sadar, tapi percayalah doa anda merupakan instrumen penting yang bisa mendorong gereja anda untuk selangkah lebih maju dalam menggenapi visi dan misi yang mereka terima dari Tuhan.

(bersambung)

Friday, July 12, 2024

Doa Epafras (13)

 (sambungan)

Saling mendoakanlah, karena doa itu punya kuasa yang dahsyat, menjangkau teritori-teritori yang bahkan secara logika sepertinya tidak mungkin terjangkau.

Selanjutnya, siapa saja yang perlu didoakan? Yesus mengatakan bahwa daya jangkau doa bukan hanya kepada orang-orang terdekat kita apalagi hanya untuk diri kita saja, tapi seharusnya mampu mencapai orang-orang yang jahat kepada kita seperti yang dicatat dalam Matius 5:44.

Kalau terhadap orang yang jahat kepada kita, yang memusuhi atau bahkan menganiaya kita saja kita diwajibkan mengasihi dan mendoakan, apalagi orang-orang terdekat yang kita sayangi. Kita tentu tidak ingin mereka jauh dari sukacita, kasih sayang, penyertaan dan keselamatan dari Tuhan bukan? Jika demikian, kenapa kita tidak mulai mendoakan mereka secara khusus sejak sekarang? Saling mendoakan, itu hal yang wajib untuk kita lakukan. Jangan hanya mementingkan diri sendiri saja, jangan hanya ingin selamat sendiri saja tanpa mempedulikan orang lain. Itu bukanlah sikap dari anak-anak Tuhan yang rindu untuk menghidupi firman Tuhan secara nyata dan benar.

Hari ini mari renungkan. Apakah kita sudah dan bersedia bergumul dalam doa pula untuk meminta Tuhan menjaga, menjamah atau menolong orang-orang yang kita kasihi?

Epafras mungkin tidak pernah tahu seperti apa Tuhan mengabulkan doanya, tapi baginya itu bukan soal. Ia terus, selalu bergumul dan berpegang pada imannya untuk mendoakan jemaat di Kolose dan kota-kota lain dimana ia turut mendirikan gereja seperti Hierapolis dan Laodikia selama ia masih punya waktu untuk itu.

Kalau ia terus menerus melakukan hal itu dengan sungguh-sungguh meski kondisi yang ia alami jauh dari kondusif, itu artinya imannya sanggup meyakinkannya bahwa doa-doa yang ia panjatkan buat orang lain tidak akan pernah ada yang sia-sia.

(bersambung)

Thursday, July 11, 2024

Doa Epafras (12)

 (sambungan)

Seperti yang dilakukan oleh teman-teman saya, ada kalanya dibutuhkan sebuah perjuangan berat diperlukan untuk membawa orang masuk kembali ke dalam tahta kasih karunia. Baik yang belum mengenal Kristus maupun orang yang sebenarnya sudah menerima Kristus tapi masih keras kepala, keras hati, masih kerap jatuh dalam dosa, atau yang 'kambuhan'. Doa merupakan sarana terampuh untuk membawa mereka keluar dari kegelapan dan kembali pada terang Kristus.

Sekarang mari kita lihat, seperti apa besarnya kuasa doa? Sejalan dengan apa yang dikatakan dalam Yakobus 5:16 yang sudah saya bagikan di awal, Yesus juga mengatakan besarnya kuasa dari sebuah doa ini. "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21:22).

Yesus dengan jelas menyatakan bahwa ada kuasa yang sangat dahsyat dibalik doa yang disertai iman penuh. Mungkin Tuhan tidak menjawabnya dengan segera, tetapi ada saatnya nanti dimana kita akan bersukacita saat doa kita mendapat jawaban dariNya.

Jangan lupa pula ada prinsip 'saling' dalam hubungan yang harmonis yang berlaku dalam banyak hal dalam kekristenan. Saling mengasihi, saling membantu, saling memberkati, saling mengingatkan, dan tentunya saling mendoakan. Kuasa dibalik doa orang benar dan prinsip 'saling', keduanya dirangkum oleh Yakobus dengan kalimat berikut: "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16).

(bersambung)

Wednesday, July 10, 2024

Doa Epafras (11)

 (sambungan)

Saat itu barulah saya tahu bahwa ternyata mereka selama bertahun-tahun tetap membawa saya dalam doa. Mereka percaya pada kekuatan doa, dan percaya bahwa cepat atau lambat doa itu akan dijawab. Mereka berkata mereka terus menantikan kabar mengenai saya, meski semua sudah terpencar bekerja di kota berbeda setelah lulus kuliah.

Kenapa mereka harus susah payah mendoakan saya bertahun-tahun? Jawaban mereka sampai sekarang menjadi pegangan saya, "karena kami tahu Tuhan sayang sama kamu."

Sayang pada saya yang menolak Yesus, yang melakukan begitu banyak dosa di masa lalu, yang hidup dalam kedagingan? Ya, itulah kenyataannya. Kenapa saya? Bukankah ada banyak juga orang lain yang juga belum selamat? Entahlah, saya tidak tahu kenapa mereka mati-matian bergumul buat saya.

Dan saya pun tidak tahu kenapa Tuhan Yesus harus menampakkan diriNya di depan saya. Seorang saya, orang yang penuh kelemahan dan keburukan, sehingga saya akhirnya bisa mendapat kesempatan untuk menjadi manusia baru. Kenapa saya tidak dibiarkan saja tersesat dan binasa? I can't answer that either. Tidak ada satupun hal yang bisa dibanggakan dari diri saya pada waktu itu, but I think that's grace, itulah bentuk kasih karunia, kasih Tuhan yang begitu besar sehingga Dia berkenan menjangkau saya secara pribadi. I'm forever grateful for that.

Kalau saya tidak punya teman-teman yang mau repot untuk mendoakan selama bertahun-tahun meski saya mengusir mereka berkali-kali, kalau Tuhan tidak mengasihi saya, entah apa jadinya nasib saya hari ini. Once again, I'm forever grateful for that. For them, and for God's love to me.

(bersambung)

Tuesday, July 9, 2024

Doa Epafras (10)

 (sambungan)

Dahulu sebelum bertobat, saya anti terhadap teman-teman yang datang untuk mengenalkan Yesus pada saya. Beberapa kali mereka datang ke rumah dan saya meminta mereka pulang saja. Saya bilang pada mereka, sia-sia mencoba membujuk saya karena saya tidak bakalan mau.

Beberapa tahun kemudian saya mengalami perjumpaan dengan Yesus dan kemudian lahir baru. Pada waktu itu saya tidak tahu harus bertanya kemana bagaimana tata caranya untuk dibaptis. Saya mendengar ada gereja yang sedang melakukan baptisan, dan saya pergi kesana. Mereka awalnya ragu karena saya bukanlah jemaat mereka, kenal saja tidak, dan menurut mereka saya seharusnya menjalani beberapa prosesi dulu sebelum sampai ke tahapan ini. Tapi saya memaksa, karena waktu itu saya merasa ingin sesegera mungkin lahir baru, memulai sebuah kehidupan baru yang 180 derajat berbeda dengan hidup lama saya sebelumnya.

Lucunya, saya tidak tahu harus bawa baju ganti karena tidak tahu baptis itu seluruh badan ditenggelamkan, sehingga saya masuk ke kolam dengan pakaian yang menempel di badan, segala dompet dan isi kantong tidak saya keluarkan, dan setelahnya saya pulang dalam keadaan basah kuyup. Saya suka geli sendiri kalau mengingat momen itu, tapi seperti itulah memang 'desakan' yang terasa dari dalam diri saya pada waktu itu. I really felt that urge, and it had to be done right away.

Lalu setelah melewati bagian itu, saya pun tiba-tiba teringat akan teman-teman saya yang dahulu berkali-kali saya usir karena membawa kabar keselamatan buat saya. Saya menelepon mereka satu persatu untuk meminta maaf, dan beberapa dari mereka menangis mendengar kisah saya.

(bersambung)

Monday, July 8, 2024

Doa Epafras (9)

 (sambungan)

Ada sebuah artikel menarik yang pernah saya baca mengatakan bahwa "prayer has been something churches struggle with." Doa adalah sesuatu yang menjadi pergumulan banyak gereja saat ini.

Artikel ini menyatakan bahwa hari-hari ini semakin banyak yang tidak lagi merasakan bahkan mengetahui kekuatan doa. Tidak mempercayainya, menganggap itu kurang atau tidak penting, tidak mengetahui besarnya kekuatan disana atau mungkin pula tidak cukup sabar untuk menanti datangnya jawaban atas sebuah doa, sesuai dengan jaman yang semakin lama semakin terbiasa dengan segala sesuatu yang instan.

Kalau terhadap diri sendiri sudah tidak sabar menunggu, apalagi memanjatkan doa untuk orang lain. Tidak sedikit pula yang merasa malas tidak peduli terhadap orang lain sehingga merasa tidak perlu mendoakan.

Hal lain mengenai doa, jangan lupa pula bahwa tidak menutup kemungkinan ada orang-orang yang dengan tekun terus mendoakan kita. Kita mungkin tahu, mungkin bakal tahu, mungkin juga tidak akan pernah tahu. Tapi bisa saja ada orang-orang yang terus bergumul mendoakan kita terus menerus, sehingga jika kita berada dalam keadaan baik hari ini, didalamnya ada andil dari mereka yang peduli terhadap kita lewat doa-doa yang mereka panjatkan untuk diri kita secara sungguh-sungguh dan terus menerus.

Misalnya orang tua, saudara, teman-teman, tetangga atau gembala dimana anda bertumbuh, tim pendoa di gereja, teman-teman persekutuan, dan sebagainya. Bisa saja satu atau beberapa orang di antara mereka secara tekun bergumul dalam doa untuk kita setiap harinya.

Apakah agar kita lepas dari kebiasaan buruk yang membelenggu, apakah agar kita lepas dari kesesakan, apakah agar apa yang tengah kita nantikan dikabulkan, dan sebagainya, bisa saja ada orang-orang lain yang terus bergumul bagi kita, baik kita ketahui atau tidak.

Dalam hal ini, ijinkan saya membagikan sebuah kisah tentang masa lalu saya.

(bersambung)

Sunday, July 7, 2024

Doa Epafras (8)

 (sambungan)


Bayangkan orang yang dalam kondisi jauh dari kondusif ternyata tidak meratapi keadaannya melainkan masih terus bergumul mendoakan orang lain secara terus menerus, bukankah itu sangat luar biasa? Saya tidak tahu, apakah pada saat kita berada dalam kondisi seperti Epafras, Paulus dan para rasul lainnya kita bisa tetap melakukan apa yang mereka lakukan. Bukan saja tetap setia dalam iman akan Kristus sampai mati tapi juga masih bergumul mendoakan dan memikirkan orang lain. Semoga kita bisa belajar dan mencontoh sikap mereka ini.

Doa sesungguhnya punya kekuatan sangat besar. Lewat doa kita bisa terhubung dengan Tuhan kapanpun dan dimanapun. Kalau doa buat diri kita sendiri penting, doa buat orang lain pun tidaklah kalah penting. Itu bahkan menunjukkan kebesaran hati kita untuk tidak mementingkan diri sendiri dan mau memikirkan orang lain.

Saya sudah melihat banyak bukti bagaimana doa yang dipanjatkan buat orang lain ternyata mampu mendatangkan perubahan yang luar biasa, bahkan mukjizat. Doa, seperti halnya saat dilakukan untuk kita sendiri terkadang butuh waktu untuk dikabulkan.

Waktunya bisa segera, tapi bisa pula makan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Tapi kalau memang yang didoakan merupakan hal baik, saya tidak pernah ragu bahwa cepat atau lambat doa pasti akan dikabulkan. Dukungan doa dari orang lain sangat kita butuhkan, terlebih saat beban berat sangat menekan kita membuat kita sulit berdoa.

Ada sebuah artikel menarik yang pernah saya baca mengatakan bahwa "prayer has been something churches struggle with." Doa adalah sesuatu yang menjadi pergumulan banyak gereja saat ini.

(bersambung)

Saturday, July 6, 2024

Doa Epafras (7)

 (sambungan)


Meski ia sudah dipenjara dan tengah menunggu hukuman mati, Epafras ternyata masih memikirkan jemaat di gereja yang ia dirikan. Bukankah luar biasa bahwa Epafras tidak surut semangatnya maupun imannya dalam situasi seperti itu, tapi ia masih memikirkan orang lain, yaitu jemaat-jemaat di gereja-gereja yang ia dirikan? He was facing dead end of his life in the world, yet he still prayed for other people.

Epafras tahu bahwa jemaat disana sangat baik pertumbuhannya dan sudah menghidupi kasih dalam Roh yang dinyatakan kepada sesama. Lantas kalau sudah baik, kenapa ia masih harus bergumul? Itu karena ia ingin mereka bisa tetap melakukan hal itu tanpa kehadiran dirinya dan rasul lain.

Epafras ingin agar mereka terus punya otot-otot rohani yang kuat, punya iman yang tetap kuat berakar pada Kristus apapun situasinya. Ia ingin agar mereka bisa tetap teguh melakukan segala hal yang dikehendaki Tuhan hingga akhir.

Tidak banyak yang bisa dilakukan dalam keadaan seperti Epafras yang sedang dipenjara kan? Itu mungkin yang kita pikir. Tapi Epafras punya pemikiran berbeda. Ia tahu bahwa ia masih punya kemampuan untuk berdoa, dan doa tidak akan pernah bisa dibatasi sekat atau dinding tak peduli setebal apapun dinding itu. Itulah tepatnya yang ia lakukan.

Lewat ayat tadi kita bisa melihat bahwa Epafras tidak hanya berdoa ala kadarnya, bukan sambil lalu saja, bukan hanya kewajiban semata, tetapi dikatakan bergumul dalam doa-doanya untuk kebaikan jemaat. Bukan pula hanya sekali-kali bergumul, tapi dikatakan "selalu bergumul".

(bersambung)

Friday, July 5, 2024

Doa Epafras (6)

 (sambungan)

Dari tulisan Paulus kita tahu bahwa Epafras berasal dari Kolose dan membantu mendirikan gereja-gereja di beberapa tempat termasuk di kotanya, Kolose, lalu Laodikia dan Hierapolis. Dari Epafras lah Paulus tahu bahwa jemaat disana bertumbuh pesat imannya dalam Yesus Kristus dan tentang kasih mereka yang besar terhadap orang kudus, sebuah kasih yang disebutkan dalam Roh (Kolose 1:8).

Jadi, meskipun Epafras tidak banyak disebutkan dan tidak ada tulisan yang secara jelas mencatat asal usulnya, kita tahu ia adalah hamba Yesus yang setia hingga akhir hayatnya dan menghasilkan banyak buah.

Dalam Kolose pasal terakhir, ada hal menarik tentang Epafras. Mari kita lihat ayatnya.

"Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu, hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.  Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang dia, bahwa ia sangat bersusah payah untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan Hierapolis." (Kolose 4:12-13).

Sangatlah menarik mencermati bahwa apa yang dilakukan Epafras ketika ia berada di dalam penjara. Paulus memberi kesaksian bahwa Epafras selalu bergumul dalam doanya untuk para jemaat di Kolose, di gereja yang ia dirikan. Epafras bergumul dalam doa agar mereka tetap bisa berdiri teguh, bukan lagi sebagai anak-anak melainkan sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.

(bersambung)

Thursday, July 4, 2024

Doa Epafras (5)

 (sambungan)

Apakah kita sudah rajin mendoakan gereja dimana kita masing-masing bertumbuh dengan sepenuh hati, dengan sungguh-sungguh?

Roh kita mendapat makanannya disana, apakah kita bersyukur dan membawa tempat dimana roh kita kenyang atau kita hanya mengambil tanpa pernah peduli untuk memberi, setidaknya mendoakan? Atau, jangan-jangan, kita terus makan disana tapi disisi lain terus komplain sampai menjelekkannya kemana-mana. Kalaupun anda melihat masih ada hal-hal yang harus dibenahi atau masih ada yang menghambat pertumbuhan gereja dimana anda tertanam, kenapa tidak mulai mendoakannya? Itu jauh lebih bagus dan bermanfaat ketimbang membiarkan rasa kecewa mendatangkan banyak reaksi negatif dari dalam hati kita.

Berbicara mengenai doa, saya selalu ingat akan seorang bernama Epafras.

Siapa Epafras ini? Mungkin banyak diantara teman-teman yang merasa asing dengan namanya, dan itu masuk akal karena memang tidak banyak catatan tentang dirinya dalam Alkitab. Ia tidak seterkenal Paulus, Petrus, Barnabas atau beberapa rasul lainnya. Tapi tetap saja bagi saya Epafras ini sangat menginspirasi dari kehidupannya yang dipenuhi doa.

Epafras disebutkan Paulus dalam surat Kolose dan Filemon. Epafras adalah pelayan Kristus yang setia yang melayani bersama dengan Paulus dan para rasul lainnya (Kolose 1:7),  yang juga ada bersama-sama dengan Paulus di penjara (Filemon 1:23).

(bersambung)

Wednesday, July 3, 2024

Doa Epafras (4)

 (sambungan)

Dari apa yang terjadi pada gereja mula-mula lewat gaya dan cara hidup mereka seperti yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 2:41-47, kita tentu ingin ketiga hal ini - banyak mukjizat dan tanda terjadi atas mereka, disukai semua orang termasuk orang yang belum percaya dan terus ditambahkan dengan orang-orang yang diselamatkan - terjadi dalam hidup kita.

Sayangnya, kehilangan kepercayaan akan kekuatan doa, kehilangan motivasi untuk tetap menjadikan doa sebagai gaya hidup kita dan berbagai kesibukan, godaan, agenda dan lain-lain akan membuat semua itu gagal terjadi dalam diri kita.

Kalau saat itu jemaat mula-mula sampai kagum bahkan gentar karena banyaknya tanda dan mukjizat di sekeliling mereka, kita yang kehilangan doa hanya akan terus menanti datangnya mukjizat atau tanda tapi tidak kunjung tiba. Bukannya disukai, tapi malah bikin lebih banyak lagi orang yang anti pati terhadap diri kita maupun Tuhan yang kita sembah. Lantas selanjutnya bukannya bertambah dengan jiwa baru yang selamat, tapi malah banyak yang kepahitan dan meninggalkan Tuhan.

Jangan sampai itu terjadi. Karenanya kita harus kembali kepada kehidupan doa seperti pada masa gereja awal, segera, sebelum erosi dalam kekistenan semakin luas mengikis orang-orang percaya.

Mari kita lanjutkan kepada hal berikutnya yang masih berhubungan dengan doa. Kita berdoa mengucap syukur dan menyampaikan permohonan-permohonan agar kiranya dikabulkan Tuhan. Kita minta Tuhan mau turun tangan dan mengangkat kita keluar dari masalah, kita mau Tuhan memberkati kita agar kita tidak kekurangan. Tapi bagaimana dengan mendoakan orang lain? Apakah itu penting?

Apakah doa untuk orang lain bisa membawa perubahan kepada mereka ke arah yang lebih baik?

Atau pertanyaan berikutnya: apakah kita sudah rajin mendoakan gereja dimana kita masing-masing bertumbuh dengan sepenuh hati, dengan sungguh-sungguh? 

(bersambung)

Tuesday, July 2, 2024

Doa Epafras (3)

 (sambungan)

Berikutnya, bukankah orang percaya sudah seharusnya secara natural hidup dipenuhi doa secara bersama-sama? Idealnya tentu saja demikian. Itu yang seharusnya dilakukan atau dihidupi oleh orang percaya. Sayangnya, seringkali kesibukan dan pergumulan dalam hidup menyita hampir seluruh waktu kita sehingga kita tidak lagi punya waktu untuk berdoa secara 'korporat' atau bersama-sama hari ini seperti halnya gereja mula-mula di masa lalu. Kita tidak punya waktu untuk itu, kita tidak sempat, dan lama-lama, kita tidak lagi merasa perlu.

Doa terutama doa dalam persekutuan semakin berkurang, dan kekuatan orang percaya pun semakin tergerus, menurun kekuatannya karena tidak ditopang cukup doa. Dalam menghadapi dunia yang semakin jahat, itu tentu berbahaya. Alih-alih bisa menjadi terang dan garam, alih-alih bisa berdampak, alih-alih bisa menyatakan Tuhan dengan segala kemuliaanNya, kita hanya akan habis waktu untuk sekedar bertahan saja.

Bentuk saling mendoakan bukanlah melakukan sesuatu yang baru, tapi mengembalikan kehidupan doa yang sejati dalam kebersatuan dan kesepakatan kuat seperti yang dilakukan oleh gereja mula-mula. Kita bisa melihat bagaimana doa dalam kebersatuan dan kesepakatan itu menjadi gaya atau cara hidup jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:41-47. Dan disana jelas disebutkan bagaimana dampaknya, yaitu:

- ada banyak sekali mujizat dan tanda yang terjadi atas mereka (ay 43)
- mereka disukai semua orang, artinya termasuk orang yang belum percaya (ay 47)
- Tuhan terus menambahkan jumlah dengan orang-orang yang diselamatkan (ay 47)

Monday, July 1, 2024

Doa Epafras (2)

 (sambungan)

Selanjutnya, dalam Matius 6:6 Yesus berkata, "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Jadi apakah kita bisa berdoa sendiri, apakah doa kita bisa punya kuasa besar? Tentu saja bisa. Itu pasti. Ingat, selama kita sudah mengusahakan diri sebagai orang benar, yang artinya tidak berisi kecemaran, dan mendoakan dengan yakin, sepenuh iman. Jadi dari konteks ini, doa kita bisa punya kuasa yang sama.

Tapi bagaimana mengenai bersepakat dan bersatu dalam doa? Itupun jelas perlu, baik dan juga benar. Bukankah Yesus juga sudah mengatakan bahwa "Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" ?

Disamping itu, ada kalanya saat kita tengah mengalami pergumulan atau berbeban berat, kita menjadi sulit berdoa. Apalagi bagi yang tidak terbiasa dengan kehidupan doa. Disaat seperti itu kita pasti butuh dukungan dari orang-orang yang peduli dan bersedia untuk berdoa bagi kita.

Pertanyaan selanjutnya, apakah memang perlu untuk secara khusus membentuk tim pendoa? Tentu saja. Gereja yang tidak punya tim doa akan kehilangan benteng pertahanan dalam menghadapi kehidupan yang sulit, baik bagi gereja itu sendiri maupun jemaatnya.

Berikutnya, bukankah orang percaya ...

(bersambung)

Kacang Lupa Kulit (5)

 (sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...