Friday, March 31, 2023

Pilihan Dalam Kehidupan (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Musa lebih memilih untuk melihat ke depan, patuh menuruti Tuhan meski pada saat itu ia tentu saja belum melihat apa yang akan terjadi kepadanya di masa depan. Sekarang kita tahu, itu pilihan yang sangat tepat. Dari keputusannya untuk taat, Musa dipakai Tuhan secara luar biasa dan namanya harum hingga hari ini bagi banyak bangsa.

Musa mengambil keputusan hidup yang tepat. Dia tidak mau terlena dalam kenyamanan yang bukan menjadi panggilannya. Musa tahu apa yang Tuhan inginkan atas dirinya, meski ia belum melihat buktinya. Walaupun belum terjadi, Musa memilih untuk percaya penuh kepada Tuhan dan memutuskan untuk taat mengikuti Tuhan lebih daripada segala sesuatu. Ia rela meninggalkan kenyamanan dan menderita demi panggilan Tuhan kepadanya.

Itulah iman Musa. Kelak di kemudian hari penulis Ibrani menyinggung hal ini sebagai contoh keteladanan: "Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa." (Ibrani 11:24-25). Musa mengamalkan apa yang dimaksud dengan iman secara tepat seperti yang tertulis dalam Ibrani 11:1. "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."

Kita sangat bisa belajar dari kisah hidup dan pilihan yang diambil Musa. Ada saat-saat dimana kita harus rela meninggalkan kenyamanan alias comfort zone kita, memutuskan untuk meninggalkan segala kenikmatan dan memilih untuk memikul salib mengikuti Yesus. Menderita? Memang. Apalagi di negeri dimana kita minoritas yang akan selalu ditindas oleh mereka yang intoleran. Akan tetapi dalam "frame" yang lebih besar, itu akan jauh lebih bermanfaat bagi masa depan kita. Tuhan tidak pernah mengingkari janji-janjiNya. Tuhan tidak akan menelantarkan kita. Dalam kesesakan dan kesulitan sekalipun, Dia tetap ada bersama kita, menuntun kita yang taat memikul salibNya. If God brings you to it, He himself will lead you to it. Disanalah kita akan berjalan dari satu kemenangan kepada kemenangan lain, menjalani hidup yang mengalami Tuhan karena kita taat dan memusatkan hidup hanya pada Tuhan.

(bersambung)

Thursday, March 30, 2023

Pilihan Dalam Kehidupan (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Musa terlahir sebagai bayi yang sehat. Orang tuanya merasa takut akibat ancaman perintah Firaun lalu menyembunyikan bayi Musa. Saat merasa menyembunyikan bayi Musa tidak lagi aman, ibunya mengambil keputusan untuk memasukkan Musa ke dalam peti pandan dan diletakkan di rerumputan pinggiran sungai Nil. Lebih baik seperti itu ketimbang dibunuh, setidaknya bayi saya punya kesempatan untuk selamat, mungkin begitu pikirnya. Apa yang terjadi? Tidak lama kemudian puteri Firaun datang ke sungai Nil untuk mandi bersama dayang-dayangnya, dan mereka pun menemukan peti berisi Musa. Singkat cerita, Musa kemudian menjadi anak angkat dari puteri Firaun sendiri.

Dari ancaman dibunuh, hidup Musa berubah drastis. Ia lalu dibesarkan di istana yang megah dan mewah. Menyandang status sebagai anak angkat dari putri raja tentu menyenangkan. Hidup disana berarti hidup yang secara duniawi tidak akan pernah berkekurangan. Apapun yang ia mau ia bisa dapat. Tidak perlu pusing lagi kan berpikir apa-apa? Semua sudah terjamin.Tapi saat Musa dewasa, ternyata Musa tidak melupakan asalnya. Hati nuraninya bergejolak melihat saudara-saudara sebangsanya disiksa melakukan kerja paksa yang berat dan dipukuli. Ia pun berontak dan memilih untuk keluar dari kenikmatan yang sebenarnya sedang ia rasakan.

Secara umum bagi banyak orang pilihan Musa ini mungkin dianggap pilihan yang bodoh. Jika kita jadi Musa, mana yang akan kita pilih? Relakah kita meninggalkan segala kenyamanan tinggal di istana demi hidup menderita di padang gurun? Itu sebuah pilihan yang aneh. Tapi Musa menetapkan pilihannya. Musa memilih untuk mengikuti dari mana ia berasal dan siapa yang menciptakanNya. Tuhan peduli terhadap tangisan dan erangan bangsa Israel, lalu mengutus Musa untuk membebaskan bangsa itu dari perbudakan Mesir.

 "Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (Keluaran 3:7-10).

(bersambung)

Wednesday, March 29, 2023

Pilihan Dalam Kehidupan (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kalau ditanya mau pilih berkat atau kutuk, hidup atau kematian kekal, kita tentu tahu harus memilih apa. Kita tidak akan butuh waktu lama untuk menjawab, saya yakin itu. Itu teorinya. Tapi pada prakteknya, pada kenyataannya kita seringkali gagal mengambil pilihan yang benar terutama saat kita berhadapan dengan tawaran-tawaran dunia yang seolah terlihat indah dan menyenangkan namun di balik itu tersimpan banyak hal yang bisa membawa kita keluar dari jalur. Karena kutuk seringkali datang lewat hal-hal yang menyenangkan buat kedagingan kita.

Itulah sebabnya kita harus tetap waspada. Meski saat hidup terasa baik sekalipun. Ibarat saat mengemudi di jalan yang lengang konsentrasi kita bisa kurang,  kelengahan bisa mendatangkan musibah. Di saat kita menikmati kesenangan dan kelimpahan, berhati-hatilah agar tidak terjebak oleh si jahat yang seringkali mengambil saat-saat seperti itu untuk merusak apa yang sudah kita bangun dengan baik. Ketika ada tawaran-tawaran yang tampak menarik dan menyenangkan, telaah dulu baik-baik agar kita tidak mengambil keputusan yang keliru.

Siapa yang tidak kenal Musa? Musa adalah seorang nabi luar biasa yang memiliki perjalanan dan pengalaman hidup yang mengagumkan bersama Tuhan. Kisah hidupnya penuh liku sejak lahir. Musa lahir di saat Firaun tengah merasa terancam akibat lonjakan pertumbuhan penduduk pendatang yaitu bangsa Israel di negara yang ia pimpin, yaitu Mesir. Begitu takutnya Firaun akan bahaya laten dari jumlah besar orang Israel yang mungkin bisa mendatangkan masalah, seperti jika bersekutu dengan musuh lain misalnya, sehingga ia mengeluarkan titah yang sungguh kejam kepada para bidan. "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup." (Keluaran 1:16).

Sejarah mencatat bangsa Israel pada masa itu mengalami tekanan dan penindasan dari penguasa lewat kerja paksa. "Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu." (ay 13-14). Di jaman kejam seperti itulah Musa lahir.

(bersambung)

Tuesday, March 28, 2023

Pilihan Dalam Kehidupan (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Ibrani 11:24
===================
"Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa."


Hidup itu bagai roda pedati. Kadang ada di atas, kadang dibawah. Segala sesuatu di kolong langit ada masanya. Semua kita mengalami itu. Hidup saya termasuk yang penuh dinamika, dalam bahasa saya: berwarna. Banyak masa baik, banyak pula masa sukar, bahkan hingga menyentuh titik nadir. Dalam hidup yang 'berwarna' itu, ada banyak sekali keputusan yang pernah saya ambil. Tidak semua benar, bahkan banyak yang keliru. Beberapa kali ada keputusan yang bagai 'taking U turn' alias mendatangkan perubahan drastis. Sekali lagi, ada yang tepat, ada yang keliru.

Apakah saya menyesali masa lalu saya? Saya harus jujur bilang: tidak. Kenapa? Karena keputusan-keputusan yang salah itu, hal-hal keliru yang pernah saya lakukan, itu adalah bagian dari hidup saya hari ini. Dari sana saya belajar sangat banyak mengenai hakekat kehidupan. Dan, tanpa itu, mungkin saya tidak mengalami perjumpaan dengan Kristus, lalu mengalami masa transformasi dibentuk menjadi manusia baru yang mengubah perjalanan hidup saya.

Demikianlah hidup. Ada masa-masa baik, ada yang kurang baik. Ada yang penuh tawa, ada masa bersedih. Ada saat berhasil, ada saat kita harus menerima kegagalan. Ada saat beruntung dan kurang beruntung atau rugi. Sepotong demi sepotong kisah hidup membentuk diri kita menjadi siapa diri kita hari ini. Dan fragmen atau potongan hidup itu kebanyakan berisi atau berasal dari keputusan-keputusan yang kita ambil.

Dari satu potongan hidup, kita beralih ke potongan berikutnya sesuai dengan pilihan atau keputusan kita. Keputusan yang benar membuat kita melangkah benar, keputusan yang salah akan menghambat kita maju, atau bisa jadi malah membuat kita mundur, bahkan bisa pula membuat kita harus kehilangan banyak waktu untuk memperbaiki keadaan yang menjadi konsekuensi dari sebuah pilihan keliru yang kita ambil.

Sudahkah kita menyadari betapa pentingnya sebuah pengambilan keputusan itu? Sudahkah kita menyadari bahwa mengambil sebuah pilihan yang tampaknya sederhana sekalipun sesungguhnya sangat menentukan kemana kita akan melangkah?

Sadarkah kita bahwa hidup itu punya sekuens, dimana satu langkah akan mengarah kepada langkah berikutnya? Satu langkah keliru akan mengarah kepada langkah keliru berikutnya. Semakin jauh kita keliru, maka semakin jauh pula kita dari apa yang seharusnya menjadi bagian dari kita seperti apa yang direncanakan Tuhan saat Dia menenun diri kita.

(bersambung)

Monday, March 27, 2023

Belajar Sejarah (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (Sambungan)


Dari para nabi dan tokoh-tokoh Alkitab kita bisa belajar lewat bagaimana mereka menyikapi situasi sulit tersebut hingga akhirnya kemuliaan Tuhan hadir dalam diri mereka, melepaskan mereka dan memberi mereka kemenangan. Ada pula tokoh-tokoh yang akhirnya gagal, dan kita pun bisa belajar mengapa mereka akhirnya gagal. Semua itu bisa kita jadikan pelajaran berharga, menjadi bekal yang sempurna dan lengkap untuk menata hidup kita dalam terus melangkah.

Sesulit apapun kondisi yang tengah anda hadapi hari ini, berhentilah terbenam dalam keputus-asaan. Bangkitlah dan ingatlah bahwa ada banyak hal yang bisa kita dapatkan dari pengalaman-pengalaman para tokoh di Alkitab bersama Tuhan di masa lalu. Pergulatan dan turun naiknya iman banyak tokoh jelas dituliskan dalam Alkitab dan itu akan sangat baik untuk kita jadikan pelajaran.

Jika mereka bisa mengalaminya, kenapa kita tidak? Tuhan tetap sama, dulu sekarang dan sampai selamanya. Selain itu kita bisa belajar dari apa yang pernah kita alami sendiri, lewat pengalaman orang tua kita, orang-orang terdekat atau kesaksian-kesaksian banyak orang yang mengalami mukjizat Tuhan di masa kini.

Jika kita mau membuka mata untuk melihat semua ini, kita pun akan tahu bahwa Tuhan mampu melakukan segala sesuatu bahkan yang paling mustahil sekalipun. Pada akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan yang sama dengan pemazmur ketika ia mengatakan "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:1). Mengandalkan Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Ketika kita sedang mengalami pergumulan, mari kita ingat kembali bagaimana Tuhan melakukan mukjizat-mukjizatNya di waktu lampau, dan marilah bersyukur sebab Tuhan yang kita sembah saat ini adalah Tuhan yang sama dengan Dia yang melakukan perbuatan-perbuatan ajaib seperti yang dialami oleh orang-orang sebelum kita.

Belajarlah dari sejarah masa lalu untuk masa depan yang lebih baik

Sunday, March 26, 2023

Belajar Sejarah (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (Sambungan)

Seluruh isi Alkitab mencatat bagaimana perbuatan-perbuatan Tuhan yang telah nyata tertulis di dalamnya. Disana kita bisa melihat kisah begitu banyak tokoh dalam mengalami kuasa Tuhan. Semua hal luar biasa, mukjizat yang tidak masuk logika, bagaimana Tuhan mengangkat orang-orang tertentu dari bukan siapa-siapa menjadi orang luar biasa. Di sisi lain, kita bisa pula melihat bagaimana kegagalan, kehancuran bahkan kebinasaan jatuh pada beberapa orang dan belajar apa kesalahan yang mereka lakukan hingga bisa menuai hal seperti itu.  Bukankah pelajaran yang bisa kita petik dari mereka ini semua sangat berharga?

Paulus mengingatkan bahwa ada masa-masa dimana penderitaan akan menghampiri kita, bahkan aniaya sekalipun. Orang jahat akan semakin jahat dan saling menyesatkan. Menghadapi itu semua, hendaklah kita tidak menjadi kehilangan harapan dan patah semangat. Kita diingatkan untuk terus berpegang kepada kebenaran, dan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepada kita. (2 Timotius 3:14). "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (ay 15).

Paulus juga menekankan bahwa "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (ay 16). Hal ini sangatlah penting. Dengan memahami ini, kita bisa memperlengkapi diri kita untuk hidup tegar menghadapi kesulitan tanpa harus kehilangan iman kita. Pesan yang sama diberikan Paulus pula kepada jemaat Roma. "Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci." (Roma 15:4).

Alkitab berisi begitu banyak hal yang dapat kita jadikan tuntunan bagaimana kita harus berlaku ketika kita menghadapi sesuatu. Kita bisa mendapatkan berbagai tips dan peringatan agar tetap hidup sesuai kehendak Tuhan. Disana kita bisa mendapat penghiburan yang meneguhkan. Kita bisa belajar dan berkaca dari begitu banyak pergumulan tokoh-tokoh di dalamnya, dimana sebagian besar pergumulan itu kita alami juga hari ini.

(bersambung)

Saturday, March 25, 2023

Belajar Sejarah (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (Sambungan)

Berbagai mukjizat luar biasa tercatat di dalam Alkitab, usianya sudah ribuan tahun, itu benar. Tapi sesungguhnya kuasa  Tuhan masih pula berlangsung hingga hari ini, dan itu semua nyata adanya. Kenapa? Karena Tuhan tetap sama dulu, sekarang dan sampai selamanya.

Selain itu, dari pengalaman hidup kita pun mungkin banyak dari kita yang sudah mengalami secara langsung bagaimana pertolongan Tuhan melepaskan kita masa-masa sulit. Kalau dulu Tuhan pernah dan bisa, kenapa sekarang tidak? Dan kita bisa berkaca dari pengalaman rohani kita di masa lalu untuk menghadapi kesulitan saat ini.

Pemazmur menyadari pentingnya melihat kembali bagaimana kuasa Tuhan mampu membawa perbedaan yang luar biasa dari pendahulunya. "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu." (Mazmur 77:1-13).

Pemazmur mengambil waktu untuk mengenang kembali bagaimana keajaiban-keajaiban yang pernah di lakukan Tuhan sebelumnya, bagaimana Tuhan menyatakan kuasa dan kemuliaanNya turun atas manusia. Setelah merenungkan segala kebaikan Tuhan, pemazmur pun berseru: "Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?" (ay 14).

Kita bisa belajar untuk memiliki paradigma berpikir seperti Pemazmur. Seperti itulah seharusnya fokus kita dalam menjalani hidup termasuk berbagai kesulitan yang menghampiri kita di dalamnya. Jika kita fokus hanya kepada penderitaan kita saja maka kita akan segera kehilangan sukacita, bahkan iman kita pun bisa merosot drastis. Daripada seperti itu, alangkah baiknya apabila kita kembali mengingat-ingat segala sesuatu yang telah Tuhan lakukan kepada begitu banyak orang di masa lalu. Jika dulu Tuhan bisa melakukannya, maka hari ini pun Tuhan bisa, karena Tuhan tidak pernah berubah, baik dahulu, sekarang maupun selamanya. (Ibrani 13:8)

(bersambung)

Friday, March 24, 2023

Belajar Sejarah (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (Sambungan)

Sebuah pertanyaan pun hadir. Sepenting apakah sejarah itu bagi kita? Kenyataannya, ada banyak siswa yang tidak suka pada pelajaran sejarah, saya pikir mungkin karena di sekolah pelajaran itu lebih banyak sifatnya hafalan.Dan faktanya, jauh lebih banyak orang yang tidak menggemari sejarah ketimbang yang suka seperti saya. Padahal sejarah bisa berfungsi sebagai jendela untuk melihat segala sesuatu yang menjadi pengalaman orang lain, baik atau buruk. Dan itu bisa menjadi pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan ke depan.

Sebenarnya bukan saja dari pengalaman orang lain, tapi kita pun bisa belajar dari masa lalu kita sendiri. Kita bisa melihat bagaimana sampai kesuksesan itu hadir pada kita dahulu, atau jika dari kegagalan yang pernah terjadi dalam hidup kita, setidaknya kita bisa belajar agar tidak jatuh lagi ke lubang yang sama dan tahu harus bagaimana untuk lebih baik.

Dalam menghadapi hidup yang penuh tantangan ini suka atau tidak suka kita harus banyak belajar dari para pendahulu kita dan hal-hal yang telah mereka alami. Benar, kita memang harus selalu menatap ke depan dan meninggalkan pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu yang berpotensi untuk menghambat langkah kita. Tapi di sisi lain adalah sungguh penting pula untuk belajar dari apa yang telah terjadi di masa lalu.

Misalnya, ketika kita berada dalam kesesakan dan merasa bahwa Tuhan seolah-olah seperti meninggalkan kita sendirian menghadapi semuanya, kita bisa menoleh sejenak ke belakang untuk melihat bahwa ada begitu banyak kemuliaan Tuhan Dia nyatakan dalam berbagai kesempatan. Mukjizat-mukjizatNya yang ajaib, berkat-berkatNya, penyertaanNya yang begitu setia, kasihNya yang luar biasa yang ternyata mampu membuat sesuatu yang besar, semua itu tercatat dengan jelas dalam Alkitab.

(bersambung)

Thursday, March 23, 2023

Belajar Sejarah (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

Ayat bacaan: Mazmur 77:12-13
=========================
"Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu."


Dulu sebelum masa Youtube, akses saya untuk mendapatkan sejarah-sejarah musik adalah dari DVD. Setiap kali ke toko DVD saya akan menyempatkan mengubek-ubek rak di bagian yang jarang dilirik pembeli untuk mendapatkan DVD dokumenter. Saya ingat pada suatu kali saya menemukan sejarah American music boxset berisi 4 CD dengan total lebih 10 am. Seperti menemukan harta karun rasanya, apalagi harganya sangat miring karena dianggap tidak ada peminat.

Ya, tidak banyak orang yang menggemari sejarah. Menurut sang penjual, DVD itu sudah bertahun-tahun berada disana tanpa ada yang meminati. Padahal buat saya, isinya sangat tinggi nilainya, karena dengan DVD itu saya bisa belajar banyak tentang data dan fakta bagaimana musik berkembang sejak awal 1900an, mulai dari masa blues sebagai 'the mother of all American modern music, kemudian jazz, soul, RnB, rock dan seterusnya. Bagaimana kelahirannya, pasang surutnya, kemunculan kembali dan seterusnya. Dari sana saya bisa mendapatkan gambaran tentang apa yang terjadi bahkan jauh sebelum keberadaan saya terlahir di dunia.

Sebuah DVD berisi sejarah panjang musik seperti ini akan membuat saya tahu apa yang terjadi di masa lalu. Itu akan menjadi sebuah kepingan puzzle yang kalau dirangkai dengan peristiwa saat ini akan menghasilkan sebuah gambaran komprehensif dan menarik tentang bagaimana musik berevolusi dari masa ke masa. Bukankah itu sesuatu yang sangat berharga?

Sejak kecil saya sangat tertarik dengan yang namanya sejarah. Belakangan setelah saya dewasa, saya semakin suka karena saya bisa belajar banyak dari pengalaman orang-orang di masa lalu yang hidup lebih dahulu. Saya bisa melihat kunci sukses mereka, saya bisa belajar dari kegagalan mereka. Saya bisa belajar dari kegigihan yang mendatangkan sesuatu yang monumental, tapi juga kemalasan yang membuat mereka harus berakhir sia-sia. Saya belajar tentang orang-orang yang menginspirasi, sebaliknya juga tentang orang-orang yang dikenang lewat keburukan perilakunya. Orang-orang yang mengambil keputusan-keputusan yang benar dan orang-orang yang menambah catatan buruk dunia karena keputusan-keputusan buruk mereka yang fatal.

Kembali pada DVD sejarah musik Amerika tadi, hari ini DVD itu masih saya simpan meski DVD player saya sudah lama rusak. Sekarang saya beralih ke Youtube untuk mendapatkan berbagai sejarah masa lalu tentang apapun, juga dokumenter-dokumenter yang tersedia di Netflix. Berkat perkembangan teknologi yang pesat, hobi dan kebutuhan saya akan sejarah menjadi jauh lebih mudah untuk didapatkan ketimbang dulu.

(bersambung)

Wednesday, March 22, 2023

Mengantuk (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Berikutnya, kita harus menyadari betul bahwa tujuan kita menghadiri kebaktian adalah berkumpul bersama saudara-saudara seiman untuk memuliakan Tuhan. Kita bisa saling menguatkan, saling sokong, bersama-sama bersukacita dalam hadirat Tuhan. "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:20).

Penulis Ibrani mengingatkan: "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25). Ketahuilah bahwa iblis akan selalu mengaum-aum, mencoba mempengaruhi lewat segala hal agar kita punya seribu satu alasan untuk tidak menghadiri kebaktian, atau kalaupun hadir, diusahakan agar kita tidak menangkap esensi firman Tuhan yang disampaikan dengan segala cara.

Alangkah baik jika kita mempersiapkan diri  sehari sebelumnya. Jika butuh mencatat, sediakan buku tulis dan pulpen, atau kalau mau dicatat pakai hp, siapkan dahulu agar baterainya cukup. Lalu yang penting, tidur yang cukup, sehingga kita dapat mengikuti kebaktian dengan segar dan bersemangat.

Tetap ingatkan diri kita bahwa kita adalah manusia-manusia yang membutuhkan kekuatan Tuhan agar bisa terus melanjutkan hidup kita dengan optimal. Meski mungkin anda telah menetapkan jadwal teratur untuk bersama Tuhan di saat-saat teduh di rumah setiap hari, tapi pada kebaktian di gereja anda memuji dan memuliakan Tuhan bersama dengan saudara-saudara lainnya, merasakan hadirat Tuhan turun atas seluruh anak-anak Tuhan yang benar-benar mencariNya. Dan tentu saja, mendapatkan sesuatu dari firman Tuhan yang disampaikan. Bukankah ini hal yang indah?

Beribadahlah sungguh-sungguh disertai niat yang benar, bukan asal-asalan


Tuesday, March 21, 2023

Mengantuk (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kalau begitu untuk apa beribadah di gereja? Apakah ke gereja hanya karena sudah menjadi rutinitas semata tanpa kerinduan apa-apa untuk mendengarkan firman Tuhan dan mendapatkan penjelasannya, apakah hanya karena terpaksa misalnya karena disuruh orang tua, kewajiban dari sekolah dan sebagainya, itu bisa menjadi alasan kenapa seseorang berada di gereja secara fisik tapi hati dan pikirannya tidak disana dan tengah mengembara kemana-mana. Atau ke gereja semata berharap terima berkat atau keuntungan-keuntungan duniawi? Itu pun banyak yang melakukan, baik sadar maupun tidak.

Kalau alasannya pendetanya terlalu serius, kita itu sedang mendengar kotbah atau niatnya mau nonton standup comedy? Tidak menarik, membosankan, cara membawakannya tidak pas dengan selera kita, well.. intinya tetap adalah mendapat siraman rohani lewat firman Tuhan. Tangkap esensinya, camkan, dan terapkan. Itu yang terpenting, bukan siapa dan bagaimana cara membawakannya.

Akan sangat ironis apabila saat kita mengantuk pendeta yang malah disalahkan. Mencari pembenaran dengan mengkambing hitamkan orang lain menjadi kebiasaan banyak orang yang tidak pernah mau disalahkan. Mereka mencari pembenaran, making excuses, padahal mereka tidak sadar bahwa mereka sebenarnya sudah membuang kesempatan besar untuk diberkati lewat firman Tuhan, dan membuang kesempatan untuk bersekutu bersama saudara seiman, bersatu hati memuji dan menyembah Tuhan, merasakan hadirnya Kristus ditengah-tengah jemaat.

Salah satu kunci agar bisa mengikuti kebaktian dengan baik adalah persiapan yang cukup. Pertama, kita harus menyadari betul bahwa kita beribadah ke gereja itu banyak gunanya dalam segala hal, baik buat hidup yang sekarang atau hidup yang akan datang nanti.(1 Timotius 4:8). Bayangkan ketika kita mengalami begitu banyak tekanan dan bergumul dalam pekerjaan selama 6 hari, kerohanian kita bisa disegarkan kembali, dipulihkan agar kuat menghadapi minggu berikutnya dengan siraman firman Tuhan. Bagaimana ibadah kita pun berpengaruh pada apa yang akan datang pada kita di kehidupan berikutnya.

(bersambung)

Monday, March 20, 2023

Mengantuk (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Seorang anak muda tidak kuat menahan kantuk saat kebaktian, kemudian tertidur dan gara-gara hal tersebut ia jatuh dari tingkat tiga ke bawah dan meninggal. Fiksi? Bukan. Itu pernah benar-benar terjadi. Itu bukan fiksi karena dicatat jelas dalam Alkitab. Anak muda itu bernama Eutikhus, dan kejadian itu terjadi di Troas, sebuah kota Yunani kuno dalam rangkaian perjalanan penginjilan Paulus.

Mari kita sama-sama baca ayatnya. "Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati." (Kisah Para Rasul 20:9).

Mengantuk saat kebaktian, itu kita anggap biasa. Alasannya untuk pembenarannya pun bisa banyak disampaikan. Tapi Eutikhus membayar mahal kecerobohan itu. Kecerobohannya terlelap saat di gereja bukan saja membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendapat berkat dari firman Tuhan, tetapi bahkan membawa maut dengan terjatuh tiga tingkat ke bawah.

Kita tidak tahu persis apa yang membuatnya mengantuk. Kalau dari ayatnya, penyebabnya adalah Paulus terlalu lama berbicara. Mungkin kotbah Paulus membosankan karena tidak lucu alias terlalu serius, apakah kotbahnya berulang-ulang,  materinya tidak menarik minat, seperti alasan-alasan umum yang dikemukakan jemaat yang mengantuk saat mendengarkan kotbah. Yang jelas ia mengantuk dan tertidur, dan akibatnya mengenaskan. Untunglah Paulus kemudian membangkitkannya kembali, sehingga ia pun mendapatkan sebuah pelajaran berharga dengan terhindar dari maut.

Mungkin Eutikhus bukanlah orang pertama yang tertidur dalam kebaktian, dan yang pasti bukan yang terakhir. Saya tidak tahu apakah ada yang mengalami pengalaman persis yang dialami Eutikhus, rasanya- dan semoga - tidak ada. Pemandangan orang mengantuk bahkan yang tertunduk-tunduk tertidur di gereja bukan lagi sesuatu yang asing bagi kita. Bahkan mungkin saja kita pun pernah mengalaminya sendiri. Ada yang saking ngantuknya mencoba  menyibukkan diri dengan bermain handphone atau chatting, alasannya agar tidak mengantuk.

(bersambung)

Sunday, March 19, 2023

Mengantuk (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 20:9
===========================
"Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati."


Ada banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan di jalan raya. Faktor ugal-ugalan, tidak fokus karena sambil main hp, kendaraan yang tidak diperiksa kelayakan jalannya terlebih dahulu sebelum bepergian bisa menjadi faktor penyebab. Selain itu, yang tidak kalah sering menjadi penyebab utama adalah karena sang pengemudi mengantuk tapi memaksakan diri untuk mengemudi. Karena itulah selalu dianjurkan bagi para pengemudi terutama yang mau menempuh perjalanan jauh, apabila mengantuk hendaknya istirahat dulu di rest area terdekat. Daripada memaksakan diri karena ingin cepat sampai tapi celaka, bukankah jauh lebih baik untuk berhenti dahulu tapi selamat sampai tujuan?

Mengantuk, itu sebuah hal alami yang pasti dialami siapa saja. Jika kita sudah terlalu lelah dan kurang tidur, maka rasa kantuk pun akan datang menyerang.Ada hal-hal lain yang bisa menimbulkan rasa kantuk seperti kebanyakan makan atau mengkonsumsi karbohidrat berlebihan, atau juga saat kita bosan. Ya, bosan bisa membuat kita mengantuk.

Kalau mengantuknya sedang tidak melakukan apa-apa, ya gampang, tinggal tidur saja, karena itu artinya tubuh kita membutuhkan istirahat. Tapi kalau sedang melakukan aktifitas yang memerlukan ketelitian, kecermatan atau konsentrasi, itu bisa mendatangkan bahaya. Ada seorang rekan guru saat saya masih mengajar yang sering hilang kesadaran akibat mengantuk saat ia mengendarai motor. Beberapa kali ia tiba-tiba hilang sadar dan ketika sadar lagi, tahu-tahu sudah di aspal. Itu bisa sangat berbahaya, karena selain luka-luka akibat terjatuh dari motor, bagaimana kalau ada mobil apalagi truk dari belakang. Tapi intinya, mengantuk itu lumrah, manusiawi, tapi bisa saja mendatangkan bahaya.

Sekarang coba bayangkan ini. Sekiranya ada kasus dimana seorang anak muda jatuh dari tingkat tiga pada saat kebaktian akibat mengantuk, apa yang ada di pikiran anda? Bagi sebagian orang itu mungkin terdengar konyol, tidak masuk akal, tapi juga menyedihkan dan tentu menyeramkan. Tidak masuk akalkah jika ada anak muda tidak kuat menahan kantuk saat kebaktian, kemudian tertidur dan gara-gara hal tersebut ia jatuh dari tingkat tiga ke bawah?

(bersambung)

Saturday, March 18, 2023

Payung Cantik (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Dalam bahasa Inggris kata "mencapai garis akhir" itu dikatakan sebagai "finish my course with joy", alias mencapai garis akhir dengan sukacita. Karena bukan apa yang ada di atas bumi ini yang harus kita pikirkan, namun sukacita kekal bersama Allah nanti, itulah yang harus menjadi tujuan kita. Paulus pada akhirnya sanggup berkata: "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7) Semoga kita semua bisa mengakhiri pertandingan dengan iman yang tetap terpelihara baik apapun resikonya.

Yesus mengatakan "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Matius 5:9-11). Apapun yang menghadang di depan kita, apapun tawarannya, apapun resikonya, apapun alasannya, jangan sampai kita meninggalkan iman kita.

Terus memelihara iman ketika kita memperoleh berkat tentu mudah, tetapi sanggupkah kita memiliki sikap yang sama ketika menghadapi ancaman dan penderitaan? Apakah kita sudah menjalani hidup dengan iman yang teguh seperti mereka? Ada mahkota kehidupan menanti di depan sana. Semoga kita semua mampu terus berlari hingga mencapai garis akhir yang penuh kemenangan dan berkata seperti Paulus: "aku telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman."

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 5:10)


Friday, March 17, 2023

Payung Cantik (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Itulah yang gambaran para pengikut Kristus mula-mula. Apa yang mereka alami sama sekali jauh dari kenyamanan dan kemudahan seperti yang banyak diharapkan orang hari ini. Ketika mereka memutuskan untuk menerima Yesus, itu artinya mereka harus siap untuk sewaktu-waktu ditangkap, dianiaya dan disiksa dengan tidak berperikemanusiaan sampai mati. Bahkan dikatakan demikian di ayat selanjutnya: "Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik." (ay 39). Itu bukanlah sesuatu yang ada di benak kebanyakan orang ketika menerima Yesus bukan? Tapi para pengikut Kristus di masa itu tahu konsekuensinya. Bukan berkat jasmani yang mereka cari di dunia yang fana ini, tapi keselamatan yang kekal. Mereka tetap teguh terhadap iman mereka apapun resikonya.

Paulus mengalami hal tersebut juga. Ketika ia masih bernama Saulus, semua orang takut padanya. Dan ia pun termasuk sosok yang kerap menyiksa umat Kristen. Tetapi setelah ia bertobat, hidupnya bukan semakin baik kalau melihat ukuran standar manusia. Alih-alih jadi semakin kaya dengan segala fasilitas dan kemudahan, ia malah kerap mengalami penyiksaan, dirajam, disesah, dipenjara dan harus mati sebagai martir. Tapi itu tidak menyurutkan langkah Paulus dan para saksi iman yang harus rela mengakhiri hidupnya sebagai martir bagi Kristus.

Hari-hari ini kita masih mendengar tentang umat Kristen yang dianiaya bahkan dibunuh karena mempertahankan iman di berbagai belahan dunia. Mungkin diantara kita pun pernah mengalami sendiri bagaimana sulitnya untuk diperlakukan secara adil dan baik sebagai pengikut Kristus, ditekan, diintimidasi, diperlakukan tidak adil, ditolak, diusir, tapi mungkin sebagian besar dari kita belum sampai mengalami aniaya atau penyiksaan di luar batas kemanusiaan hingga mati seperti yang dialami oleh apa yang disebut dalam Ibrani sebagai "mereka" seperti yang kita baca di atas.

Saya pun berpikir, seandainya hal tersebut harus kita alami, apa yang akan menjadi keputusan kita? Akankah kita menyerah dan meninggalkan iman kita atau kita terus bertahan seperti para saksi iman di atas hingga akhir? Saya berharap agar saya bisa bersikap seperti Paulus yang mengatakan "selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." (Kisah Para Rasul 20:23-24).

(bersambung)

Thursday, March 16, 2023

Payung Cantik (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Dan itu saya alami sendiri. Dalam renungan terdahulu saya sudah membagikan cerita tentang apa yang terjadi pada saya saat bertobat. Hidup bukannya menjadi lebih baik, tapi justru semakin jatuh hingga ke titik nadir, sampai saya harus merangkak lagi mulai dari 0. Belum lagi keputusan saya mengikut Kristus menjadikan saya minoritas dan harus menghadapi banyak diskriminasi, dijauhi bahkan intimidasi dari pihak-pihak tertentu. Sakit, berat, perih, sedih, itu semua saya alami. Tapi ternyata, pada masa-masa seperti ini saya seolah dikikis dan dibentuk ulang sebagai manusia baru. Otot-otot rohani saya dibentuk, perilaku-perilaku, kebiasaan-kebiasaan buruk saya di masa lalu dikerik satu persatu.

Saat mengalami itu tidak mudah, bahkan sakit rasanya. Tapi saya tidak akan pernah menjadi siapa saya hari ini jika tidak melalui masa itu. Apa yang saya alami pun dialami banyak orang lain. Jadi, kalau saya menerima Kristus karena iming-iming kemakmuran dan kenyamanan duniawi, saya pasti kecewa. Untunglah saya bertobat bukan karena tawaran 'hadiah payung cantik'.

Kalau banyak orang mengejar berbagai bentuk berkat alias apa yang saya ibaratkan sebagai 'payung cantik', apa yang tertulis dalam Ibrani 11 bisa jadi terlihat sangat menakutkan. Setelah menuliskan tentang saksi-saksi iman, Penulis Ibrani kemudian menyinggung orang-orang yang menderita aniaya dan siksaan di luar batas perikemanusiaan demi Kristus. "Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan." (Ibrani 11:36-37).

Berbagai siksaan yang mengerikan tentu bukan gambaran yang baik untuk dialami oleh orang beriman bukan? Tapi lihatlah bahwa mereka ternyata dengan rela hati menerima hal itu. Mereka bisa terus mempertahankan iman mereka meski resikonya adalah penderitaan luar biasa yang dilakukan dengan sangat sadis diluar batas.

(bersambung)

Wednesday, March 15, 2023

Payung Cantik (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Apakah Tuhan menjanjikan berkat berlimpah atas kita? Benar, Tuhan bisa, sanggup dan mau menyediakan itu semua kepada kita seperti yang sudah Dia janjikan.  Bahkan apa yang Tuhan ingin berikan bukannya seadanya atau ala kadarnya, tapi secara melimpah. Sekali lagi, itu benar. Tapi sesungguhnya kekristenan bukanlah hanya berbicara mengenai berkat-berkat materi dan jasmani saja. Alangkah kelirunya apabila kita masih berpikir sebatas itu. If we think that way, I say we will just be dissapointed, because we get the wrong concept.

Akan hal ini, sebenarnya Firman Tuhan sudah dengan jelas mengingatkan kita supaya tidak keliru. "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17). Kerajaan Allah bukan cuma secara sempit berbicara mengenai berkat-berkat melimpah seperti yang dikejar orang-orang dunia di tempat yang fana ini, tapi lebih luas lagi berbicara mengenai keselamatan, kebenaran yang memerdekakan, damai sejahtera dan sukacita yang telah diberikan oleh Roh Kudus. Terlalu picik jika kita menganggap bahwa menjadi seorang kristen hanya berarti menerima berkat semata tanpa mau menderita apa-apa. Tidaklah heran kalau ada begitu banyak orang Kristen yang kecewa saat tidak mendapat seperti yang mereka inginkan. Itu karena mereka belum atau tidak memahami secara benar apa hakekatnya mengikut Kristus.

Perhatikanlah apa yang dikatakan Yesus dalam Lukas 9:22 - 27. Perikop ini bahkan diberi judul "Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia."

Yesus mengatakan: "Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku  (ay 23).

Siapapun yang mau ikut yesus harus:
- sangkal diri
- pikul salib
dan itu setiap hari.

Yesus tidak mengatakan "Ikutlah Aku, kamu akan makmur kaya raya, usahamu cuan gede, kamu akan tidak pernah sakit, penderitaan tidak akan pernah mampir.." Tidak. Yesus tidak mengatakan itu. Yesus bilang: kalau mau ikut Dia, kita harus siap sangkal diri dan pikul salib.

(bersambung)

Tuesday, March 14, 2023

Payung Cantik (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Lukas 9:23
========================
"Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."


Apa yang membuat kita memutuskan untuk membeli sesuatu? Biasanya karena kita memang membutuhkan barang itu. Ada juga  yang membeli cuma karena kepingin, karena ada diskon dan sebagainya. Ada pula yang mungkin karena tergiur dengan bonus yang dijanjikan dari pembelian atas barang tersebut.

Tertarik karena bonus, mungkin biasa kalau harganya tidak terlalu jauh. Misalnya, jika membeli deterjen kemudian dapat bonus pewangi satu sachet, atau berhadiah gelas atau piring. Itu bisa jadi daya tarik bagi sebagian orang untuk memilih produk yang berhadiah ketimbang yang tidak ada bonusnya. Tapi akan sangat aneh jika misalnya anda memutuskan untuk membeli sebuah rumah bukan karena suka modelnya, kondisi bangunan, spesifikasi, fasilitasnya, tapi karena berhadiah payung cantik. Rasanya tidak ada yang memutuskan membeli rumah hanya karena berhadiah payung cantik kan?

Sekarang pertanyaannya, apa yang menjadi motivasi atau alasan seseorang untuk menjadi pengikut Kristus? Keselamatan kekal, itu merupakan jawaban umum. Tapi faktanya, ada banyak orang yang memilih untuk menjadi seorang Kristen demi keuntungan-keuntungan yang sifatnya duniawi saja. Mereka ikut Yesus agar terbebas dari masalah, terhindar dari kebangkrutan, sembuh dari sakit dan berbagai bentuk keuntungan lainnya. Kalau bukan soal bangkrut, minimal kepingin usahanya diberkati, kalau bukan lagi ada masalah, minimal supaya hidup jangan lagi ada masalah. Ingin dapat 'berkat' melimpah atau permintaan-permintaan lainnya.

 So, mementingkan hal-hal duniawi dan bukannya yang kekal jadi motivasi mengikut Yesus, itu ibarat kita membeli rumah hanya karena tertarik hadiah payung cantik.

It doesn't make any sense right? Terdengar aneh, tapi faktanya banyak yang seperti itu. Paradigma atau pemahaman keliru dari motivasi yang melandasi seseorang menjadi pengikut Kristus ini diperparah dengan banyaknya hamba Tuhan yang seolah 'menjual' Yesus untuk alasan-alasan ekonomi dan hal-hal duniawi. Ikut Yesus karena mengejar keuntungan, atau merasa kalau ikut Yesus nanti bisa suruh-suruh Yesus melakukan ini dan itu sesuai kehendak mereka secara pribadi.

(bersambung)

Monday, March 13, 2023

Tertindas itu Baik? (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!
(sambungan)

Tapi ada satu hal yang membuat saya sadar akan betapa besarnya kebaikan Tuhan. Dari apa yang saya alami, meski di saat tertindas itu saya belajar akan ketetapan-ketetapanNya, ternyata Tuhan tetap tidak membiarkan saya sendirian melewati penderitaan. Dia terbukti senantiasa menyertai, seperti janjiNya. "Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati" (Ulangan 31:8). Sewaktu-waktu Dia memberikan kekuatan, ketegaran, sehingga saya bisa melewati proses pembentukan itu dengan baik.

Pada saat dibentuk memang sakit, tapi manfaatkanlah proses-proses itu untuk belajar patuh mengikuti firman Tuhan. Dan lihat apa kata Tuhan ketika hidup kita berkenan padaNya. "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:23-24). Bukankah Tuhan itu sungguh baik?

Alangkah sayangnya apabila masa-masa sulit kita jalani tanpa memperoleh apa-apa dariNya. Alangkah sayangnya apabila masa-masa sulit kita pakai hanya untuk mengeluh dan marah, atau cemas dan takut. Jika ada di antara anda saat ini yang tengah merasakan penderitaan, pakailah momen tersebut untuk mengenalNya semakin dalam. Belajar tentang FirmanNya, kenali hatiNya dan suaraNya, dan jadilah seorang pemenang.

Tuhan bisa memakai masalah, tekanan, kesukaran dan penindasan sebagai sarana untuk mengoreksi dan mendidik kita. Lewat penindasan atau penderitaan Tuhan bisa mengikis ego kita, membuat kita menjadi pribadi baru yang seturut dengan kehendakNya. Jangan sia-siakan, jangan keraskan hati. Pada suatu hari nanti, anda akan bersyukur pernah dilatih Tuhan melalui pengalaman tertindas untuk menjadi pribadi yang kuat, tegar dan taat dan mengenalNya dengan sungguh-sungguh secara benar.

"Troubles are often the tools by which God fahions us for better things." - Henry Ward Beecher


Sunday, March 12, 2023

Tertindas itu Baik? (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)


Dari segi mental saya dikuatkan, dari segi iman pun saya kemudian bertumbuh. Kalau saya tidak pernah mengalami itu, mungkin saya masih menjadi orang yang tidak mengerti apa-apa tentang ketetapan-ketetapanNya hari ini. Dan itu sangatlah berbahaya karena saya bisa berakhir di sudut yang salah. Jika keadaan tertindas tidak saya alami, mungkin saya masihlah "ciptaan lama", yang tidak menyadari atau menghargai kasih Tuhan, dan saya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya. Pengorbanan Kristus hanya akan sia-sia bagi saya. Saya tidak bisa membayangkan kalau itu yang terjadi. Saya sangat-sangat bersyukur bahwa saya diijinkan untuk mengalami proses tersebut. Sekali lagi pada saat mengalaminya tidak enak, tetapi bagi saya 5 tahun itu adalah waktu yang paling bermakna dan esensial dalam hidup saya.

Tertindas dalam situasi atau keadaan kesukaran memang selalu tidak enak. Tapi ingatlah bahwa selalu ada yang bisa kita pelajari dari kesalahan. Selalu ada pelajaran yang bisa kita petik dari rasa sakit. Ambil contoh sederhana saja. Kita tidak akan bisa mahir naik sepeda jika tidak pernah merasakan sakitnya terjatuh dari sepeda kan? Kita tidak akan pernah bisa menghargai kesehatan sebelum kita merasakan sakit. Kita tidak akan hati-hati terhadap api sebelum merasakan sakitnya jika tangan kita bersentuhan dengan api. Terkadang kita memang perlu merasakan penderitaan, sehingga kita akan menghargai yang namanya kebahagiaan dengan sungguh-sungguh. Ada banyak pelajaran yang hanya bisa kita peroleh melalui penderitaan, penindasan atau kegagalan. Tuhan bisa menggunakan itu semua untuk mengoreksi kita.

Daud menyadari hal itu. Ketika ia mengalami berbagai penindasan dan kesukaran, ketika ia berada dalam kesesakan, Daud tidak menuduh Tuhan jahat atau menanggapinya dengan salah. Daud menanggapinya dengan berpikir positif. Ini katanya. "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu." (Mazmur 119:67). Itu kata Daud. Dan kemudian ia melanjutkan: "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (ay 71).

Daud ternyata mampu melihat sisi positif dari penderitaan yang mungkin jarang dilihat oleh orang lain. Daud bilang, kalau hidup tenang dan baik-baik saja, itu justru berpotensi membuat kita menyimpang. Bukankah jarang ada orang yang mau belajar lebih jauh mengenai kebenaran saat hidup sedang nikmat? Tapi saat-saat tertindas sebenarnya baik, karena disanalah kita bisa belajar ketetapan-ketetapan Tuhan lebih dari sebelumnya. Hidup yang tenang, aman dan lancar bisa membuat kita terlena dan kemudian merasa tidak butuh Tuhan, tapi saat kita tertindas, kita akan belajar bahwa tanpa Tuhan kita tidak akan bisa lagi berbuat apa-apa. We will eventually come to a point that we are nothing without God. Disanalah kita bisa belajar mengenai ketetapanNya dan mengenal pribadiNya secara lebih mendalam.

(bersambung)

Saturday, March 11, 2023

Tertindas itu Baik? (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Apakah benar seperti itu? Apakah Tuhan sedemikian semena-mena, gemar menyiksa dan menikmati kita hidup dalam kesusahan? Apakah Tuhan merupakan pribadi yang senang melihat orang susah, susah melihat orang senang? Pikiran kita bisa seperti itu kalau kita masih punya pola pikir sebatas anak-anak yang belum banyak mengerti. Cuma mau enaknya tapi tidak mau susahnya. Tapi kalau kita mau melihat dan berpikir lebih jauh, setidaknya kita berpikir bahwa saat-saat seperti itu sebenarnya ada baiknya karena itulah momen yang paling tepat untuk mendapatkan pelajaran berharga tentang ketetapan-ketetapan Tuhan.

Sebelum saya lanjutkan, ijinkan saya untuk membagi pengalaman saya diawal saya bertobat.  Saat saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat saya, hidup ternyata bukannya membaik tapi justru seperti roda yang tiba-tiba berada di bawah. Dalam hitungan bulan hidup saya berubah drastis. Dari hidup berkelimpahan saya kemudian kehilangan ibu yang meninggal karena sakit, usaha bangkrut, saya dilarang untuk beribadah, dan karenanya saya pun memutuskan untuk pindah ke kota lain, dimana saya tinggal hari ini. Uang tabungan habis, dan saya harus mulai merangkak lagi dari nol. Dan proses itu tidak cepat, karena saya harus struggle selama tidak kurang dari lima tahun.

Jadi kalau ada hamba Tuhan atau siapapun yang mengiming-imingi untuk ikut Yesus supaya hidup jadi 100% tanpa masalah, jadi makmur kaya raya, jangan percayai itu sebagai kebenaran. Kenapa? Pertama, karena kita mengikuti Yesus bukan untuk tujuan mengharapkan hal-hal fana alias duniawi yang sementara. Kedua, karena dari pengalaman saya dan banyak kisah lainnya yang saya dengar, yang terjadi sama sekali tidak seperti itu, seringkali justru kebalikannya. Jangan sampai pengajaran-pengajaran yang salah itu kemudian memberikan pemahaman keliru tentang prinsip dasar keselamatan, lalu Yesus pula yang disalahkan.

Kembali pada kisah hidup saya yang anjlok saat baru bertobat. Waktu saya mengalaminya itu sangat tidak enak. Tapi hari ini saya sangat bersyukur sudah mengalami itu. Kenapa? Karena justru lewat segala pergumulan dan penderitaan itu karakter saya dibentuk ulang. Semua yang jelek satu persatu dihancurkan. Saya merasa seperti dihempaskan sampai ke tanah, ditekan dari atas sampai saya tidak lagi bisa bergerak, tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Tertekan? Pasti. Merasa tertindas? Ya. Sakit? Tentu. Tapi pada saat seperti itu, ternyata saya belajar satu hal, yaitu mempercayai Tuhan. Berpegang hanya kepadaNya, yang pada waktu itu bagi saya merupakan alternatif satu-satunya karena yang lain tidak ada yang bisa diharapkan.

(bersambung)

Friday, March 10, 2023

Tertindas itu Baik? (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 

 Ayat bacaan: Mazmur 119:71
==========================
"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu."


Sebelum saya punya anak, saya banyak mengamati bagaimana reaksi anak terhadap orang tuanya. Kebanyakan dari anak-anak ini merasa orang tuanya baik saat mereka dibelikan sesuatu atau diijinkan main handphone, menonton televisi dan sebagainya, tapi merasa orang tuanya jahat kalau mereka dilarang melakukan sesuatu yang mereka suka, atau saat dihukum. Namanya anak-anak, mereka tidak akan mengerti bahwa saat orang tuanya melarang bukan karena jahat melainkan demi kebaikan mereka sendiri. Bukan berarti orang tuanya baik kalau melakukan sesuai keinginannya, dan jahat kalau tidak menurutinya.

Belajar dari pengamatan saya itu, saya pun menjembatani antara 'jahat' dan 'baik' nya orang  tua di mata anak. Saya sejak kecil mengajarkan anak saya mengenai hal yang baik dan buruk, membatasinya menonton atau menggunakan gadget, wajib disertai dengan alasan. Kalau dihukum, ia pun harus tahu kenapa agar ia bisa menghadapi konsekuensinya karena ia sadar ia sudah melakukan kesalahan dan bukan karena orang tuanya jahat.  Berhasilkah? Sangat. Di usia belum 3 tahun saja ia sudah tahu kenapa ia dibatasi menonton dan main handphone supaya matanya tidak rusak. Ia bertanya dulu  boleh atau tidak kalau ia kepengen, dan tidak marah apalagi menangis kalau dibilang jangan sekarang.

Kalau anak-anak masih sulit mengerti tentang larangan, didikan, teguran maupun hukuman, itu wajar. Tapi ada banyak pula orang percaya yang sudah dewasa ternyata masih memandang Tuhan seperti itu. Di saat hidup baik, maka Tuhan baik. Di saat kita susah, maka itu artinya Tuhan sedang jahat atau memperlakukan kita tidak adil. Saat hidup aman, Tuhan baik, saat tertindas, Tuhan jahat. Paradima berpikir itu mengakibatkan  kita bersungut-sungut, mengeluh, mudah menyalahkan Tuhan, ada yang mulai meragukan kebaikan Tuhan atau bahkan sudah meragukan eksistensi Tuhan. Tuhan itu pilih kasih, Tuhan itu tidak adil, dan berbagai "pendapat miring" mengenai Tuhan akan mudah terlontar dari banyak orang ketika mereka tengah terhimpit berbagai persoalan.

Apakah benar seperti itu? Apakah Tuhan sedemikian semena-mena, gemar menyiksa, senang membuat orang susah?

(bersambung)

Thursday, March 9, 2023

Who Are We vs Who He Is (7)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Selain itu, ingat pula bahwa kita harus peka terhadap apa yang menjadi rencana Tuhan, dan apa yang tengah Dia kerjakan dalam hidup kita saat ini. Jangan sampai, peluang yang dibukakan Tuhan justru kita abaikan, buang, tolak, lantas nanti kita terus mengeluh seolah Tuhan tidak peduli melihat kesulitan kita untuk meningkat naik.

Dalam segala keterbatasan kita, datanglah pada Tuhan dan berpeganglah padaNya. Percayalah sepenuhnya kepadaNya, kepada rencanaNya, kepada keputusanNya, dan percayakan hidup kita secara total kepadaNya. Kita akan terus bertumbuh dalam kekuatan, semangat, dan sukacita jika kita terus membangun hubungan dengan Tuhan. Semua tergantung seberapa besar kita mau taat, seberapa besar kita mau mematuhi dan menuruti kehendakNya bagi hidup kita, seberapa besar iman yang bisa memampukan kita memandang kepada Tuhan ketimbang memfokuskan pandangan hanya pada kelemahan atau kekurangan kita.

Jadi kalau Tuhan membukakan jalan buat anda dan sepertinya terlihat sangat berat diluar kesanggupan anda, ingatlah, Tuhan sedang bilang: "I AM WHO I AM and WHAT I AM, and I WILL BE WHAT I WILL BE." Kita harus menyadari betul bahwa "Akulah Aku dan Siapa Aku", itu jauh lebih besar dari siapa kita sendiri.

It's never about who we are, it's about who HE is



Wednesday, March 8, 2023

Who Are We vs Who He Is (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Setelah Paulus aktif melayani, ia pun pada suatu kali pernah merasa terganggu atas kelemahannya dan meminta kepada Tuhan. Tetapi apa kata Tuhan? "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2 Korintus 2:9) Jawaban Tuhan ini membuka mata Paulus bahwa bukan kemampuannya yang penting tetapi Tuhan-lah yang memampukan. Ia pun sampai pada satu kesimpulan, bahwa dalam kelemahannya-lah dia menjadi kuat. (2 Korintus 12:10).

Kelemahan kita, keterbatasan kita, kekurangan kita, ketidakmampuan kita, bahkan ketidaklengkapan kita sekalipun bisa dipergunakan Tuhan untuk menyatakan kuasaNya. Tuhan mampu memenuhi kita dengan kekuatan sehingga segala keterbasan kita bisa tetap bersinar luar biasa sehingga dapat dipakai untuk hal yang baik. Yang pasti, jika itu rencana atau panggilan Tuhan, maka Dia sendiri telah menyediakan segala yang kita butuhkan dan akan tetap mendampingi kita dalam menunaikan tugas. Dalam pandangan kita atau manusia mungkin itu terlihat tidak cukup, logika kita mungkin berkata bahwa apa yang kita miliki tidaklah ada apa-apanya, tetapi jika Tuhan yang menghendaki, maka apapun bisa terjadi.

Anda tidak harus menjadi orang begelar menumpuk untuk berhasil dalam hidup, tidak harus jadi pendeta terkenal untuk mampu melayani. Anda tidak harus menjadi Superman yang bisa terbang untuk berdampak bagi sesama dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik dimana anda ditempatkan hari ini.  Kita semua bisa dipakai Tuhan untuk menyatakan kemuliaanNya. Berbagai latar belakang kita, selemah apapun, bisa diubah menjadi sumber berkat luar biasa. Semua keterbatasan kita bisa berbalik bersinar menjadi kelebihan dengan kuasa Tuhan di dalamnya.  Dibalik segala kelemahan kita, kuasa Tuhan justru menjadi sempurna.

Secara spesifik Alkitab juga berbicara mengenai hal ini dengan panjang lebar. "Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti." (1 Korintus 1:25-28).

(bersambung)

Tuesday, March 7, 2023

Who Are We vs Who He Is (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Apakah Musa gagap atau punya kesulitan dalam mengungkapkan isi hati lewat kata-kata, atau sekedar tidak pintar berbicara menata kata, saya tidak tahu pasti. Tapi yang pasti Musa berpusat pada kelemahannya. Dia tidak melihat siapa Sosok yang menugaskannya dan sudah berjanji akan menyertai serta melengkapinya.

Maka Tuhan punmenjawab: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (ay 11-12).

Benar, Musa bukanlah orator atau politisi yang pintar bersilat lidah atau pintar menata kata. Musa bukan berprofesi sebagai pengkotbah, ia pun bukan penyair atau pengarang lagu yang handal merangkai kata, piawai menulis isi hati secara puitis seperti Daud. Tapi Musa melupakan hal yang sangat penting, yaitu bahwa bukan kita tapi Tuhan lah yang lebih tahu kemampuan kita, dan selanjutnya, bukan kemampuan kita yang menentukan berhasil tidaknya kita, tetapi kuasa Tuhan, itulah yang memampukan.

Ada beberapa tokoh besar lainnya dalam Alkitab yang pernah mengalami keraguan yang sama. Mereka memfokuskan pandangan kepada kelemahan sehingga lupa melihat kepada siapa yang menugaskannya. Tetapi adalah sangat menarik jika kita melihat bagaimana reaksi Paulus, mantan orang jahat dan kejam yang kemudian berbalik menjadi pengikut Yesus yang sangat berpengaruh dalam pengajaran kekristenan dengan dampak besar yang masih terasa hingga sampai hari ini.

(bersambung)

Monday, March 6, 2023

Who Are We vs Who He Is (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Adalah menarik melihat jawaban Tuhan atas reaksi Musa ini. Tuhan bilang: "Bukankah Aku akan menyertai engkau?" (ay 12). Tapi Musa belum juga mengerti. Ketika Musa kembali bertanya, maka Tuhan menjawab dengan tegas: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." (ay 14).

Dalam bahasa Inggris ayat ini dinyatakan dengan lebih detail dan jelas.  "I AM WHO I AM and WHAT I AM, and I WILL BE WHAT I WILL BE, and He said, You shall say this to the Israelites: I AM has sent me to you!"

Agak sulit menerjemahkan kalimat yang diucapkan Tuhan ini, tetapi saya percaya anda bisa membedakan antara 'who I am' dan 'What I am', begitu pula dengan I will be what I will be. Intinya, Tuhan meyakinkan Musa bahwa dibalik segala keraguannya, Musa seharusnya sadar bahwa yang menugaskannya bukanlah manusia melainkan Tuhan, Raja di atas segala raja, Pencipta dan Pemilik segalanya. Dia yang menciptakan Musa, Dia sanggup menyelidiki hati, Dia sangat mengenal ciptaanNya. Dia mengetahui segalanya. Tuhan berkata, "hei Musa, Akulah yang menugaskanmu. Aku adalah Aku dan siapa Aku, dan Aku akan selalu menjadi Aku. Sampaikan pada bangsa Israel bahwa "Aku yang adalah Aku" itulah yang mengutusmu!".

Jika kalimat ini masih terasa membingungkan bagi anda, Musa pun pada waktu itu ternyata merasakan hal yang sama. Tampaknya Musa belum mengerti karena pengertiannya masih tertutupi oleh keraguan yang ada dalam dirinya sehingga ia kembali mengungkapkan ketidakyakinannya. "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (4:11).

(bersambung)

Sunday, March 5, 2023

Who Are We vs Who He Is (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Ada satu hal lagi yang menjadi penyebab utama, dan itu adalah kita lupa bahwa diatas segalanya, Tuhan lah sebenarnya yang paling mengenal kita. Kenapa? Karena kita adalah ciptaanNya. Sebagai pencipta kita, Dia tentu tahu persis seperti apa kita ini menurut grand design yang ada dalam pikiran dan hatiNya saat menciptakan kita. Maka, kalau Tuhan buka jalan, bukankah itu artinya Dia tahu peningkatan sejauh mana sebenarnya yang akan sanggup kita laksanakan? Kita pun sering lupa bahwa jika kita mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan, Dia akan berada bersama kita, memampukan kita untuk berjalan dari satu keberhasilan kepada keberhasilan lain, walking from glory to glory. Jadi selain mental pemenang, cara pandang kita terhadap Sang Pemberi jalan yaitu Tuhan pun akan sangat menentukan kesiapan atau kesigapan kita dalam menyikapi peluang, tantangan maupun tugas yang diberikan Tuhan kepada kita.

Hari ini mari kita lihat sebuah bagian kisah dalam hidup Musa. Meski ia dicatat sebagai nabi besar, Musa adalah juga manusia biasa sama seperti kita. Cara pikirnya pun manusiawi seperti kita dalam menerima tanggung jawab yang dirasa lebih berat dibanding kemampuan menurut ukuran kita.

Musa sempat mengalami keraguan disaat ia pertama kali mendapat tugas berat. Alasannya sebenarnya sangat masuk akal. Pada saat itu Musa sudah tidak lagi muda, dan merasa punya kekurangan atau kelemahan dari kemampuan berbicara meyakinkan orang. Maka ketika Tuhan tiba-tiba memanggilnya dikala Musa sedang menggembalakan domba-domba milik Yitro, mertuanya, ia pun langsung meragukan kesanggupannya.

Saya yakin dalam seketika ada banyak keraguan berkecamuk dibenaknya, terutama masalah percaya diri. Kata Musa: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" (Keluaran 3:11). Musa mencoba meyakinkan Tuhan bahwa Tuhan salah pilih orang. Reaksi ini sangatlah wajar mengingat Musa tidak punya pengalaman. Baik dalam hal memimpin maupun meyakinkan orang lewat kata-kata, terlebih mengingat bangsa Israel adalah bangsa yang keras kepala serta tegar tengkuk. Dengan kata lain, Musa berpikir: berbicara saja aku tidak pintar, bagaimana mungkin aku sanggup menghadapi Firaun untuk membawa bangsa model Israel keluar dari perbudakan di Mesir, apalagi menuntun mereka?

(bersambung)

Saturday, March 4, 2023

Who Are We vs Who He Is (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Wow. Buat saya itu adalah sebuah sikap yang sungguh luar biasa, karena tidak semua orang akan berpikir seperti itu saat berada dalam situasi yang sama. Pertama: apapun itu, semua bisa dipelajari. Kedua: Jangan pernah membuang kesempatan yang diberikan Tuhan dengan sia-sia. Ia pun tertawa saat melanjutkan, bahwa kalau dulu pakai seragam security, ia sempat merasa aneh saat mengenakan kemeja batik dan setelan resmi. Bukan itu saja, ia pun punya ruangan sendiri. Meski saat ini ia tidak lagi bekerja disana karena kemudian keliru memilih jalan dan sekarang sedang berjuang bertahan dan membangun lagi dari awal, pengalaman hidupnya ini akan selalu ia ingat dan buat saya, akan terus menginspirasi orang lain, terlebih mereka yang punya masalah dengan rasa percaya diri atau gambar dirinya. Apa yang ia alami akan selalu menjadi sebuah contoh bagaimana seharusnya kita menyikapi hidup, terlebih saat menghadapi tantangan untuk sesuatu yang lebih baik.

Bagaimana reaksi kita dalam menerima tantangan akan sangat tergantung dari sejauh mana percaya diri kita. Faktanya, banyak orang yang terlalu rendah mengukur potensi dirinya dan terlalu fokus pada keterbatasan dan kekurangannya. Saya kurang ini, kurang itu, saya tidak akan sanggup, dan seterusnya. Perasaan memang bisa sangat mempengaruhi keputusan-keputusan kita.

Jika perasaan negatif itu dibiarkan berlarut-larut maka performance kita dalam hidup bisa menurun. Kita akan semakin kehilangan percaya diri, kehilangan semangat hidup, kehilangan kesempatan untuk mengalami peningkatan, dan yang paling ironis bagi saya adalah, kita akan membuang semua peluang emas yang sebenarnya Tuhan sudah bukakan di depan mata. Apa yang seharusnya jadi milik kita malah berpindah pada orang lain. Dan kalau sudah begitu, kita pun akan gagal menggenapi rencana Tuhan bagi kita, minimal membuat proses pencapaiannya menjadi jauh lebih lambat.

Jika diibaratkan petinju, kita sudah melempar handuk tanda menyerah bahkan sebelum bertanding. Tidak atau kurang percaya diri merupakan salah satu faktor penyebabnya, di sisi lain ada banyak orang  yang tidak mengetahui potensi dirinya sendiri. Mereka tidak tahu sampai dimana batas kemampuan mereka sehingga sulit untuk menerima tantangan maupun peluang yang sebenarnya terbuka lebar di depan mereka.

(bersambung)

Friday, March 3, 2023

Who Are We vs Who He Is (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Keluaran 3:14 (English Amp)
===============
"And God said to Moses, I AM WHO I AM and WHAT I AM, and I WILL BE WHAT I WILL BE"


Ada orang yang saya kenal pernah bercerita tentang karirnya yang pada suatu kali mengalami lompatan besar. Ia bermula sebagai security di sebuah mall, seringnya ditugaskan untuk memonitor area parkir. Meski pekerjaannya bukanlah pekerjaan mentereng dengan gaji tinggi, ia ternyata melakukan pekerjaannya dengan bagus. Ia bercerita bahwa bagi dirinya tugasnya menjaga kendaraan itu adalah sebuah amanah yang harus ia pertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Saya tidak tahu bagaimana ceritanya, dan sehebat apa ia bekerja hingga mendapat perhatian dari group pengelola mall, tapi kurang lebih setahun setelah ia bekerja, pada suatu kali ia dipanggil menghadap manajemen.

Alasan ia dipanggil sangat mengagetkannya. Ia ditawarkan mendapat promosi menjadi manager tenant. "Apakah kamu sanggup dan bersedia?" kata pihak manajemen kepadanya. Ia mengaku pada saat itu pikirannya masih kaget menerima tawaran seperti itu. Pikirannya berkecamuk. Tawaran loncatan karir dalam waktu setahun, itu diluar dugaan. "Siapa yang mau membuang kesempatan seperti itu?" katanya. Tapi di sisi lain, ia buta mengenai urusan mengelola tenant. Ia tidak tahu sistemnya, seperti apa bentuk kerjanya, dan tentu saja, menghadapi banyak penyewa dengan gaya berbeda-beda tentu tidak mudah. "Kalau biasanya saya cuma mengawasi mobil yang parkir alias diam atau benda mati, kali ini saya harus berhadapan dengan mahluk hidup dengan sikap, sifat, gaya dan modelnya masing-masing." katanya lagi.

Yang terjadi selanjutnya, ia kemudian langsung menerima tawaran itu. Ia tidak berkata: "Maaf pak, saya rasa saya tidak akan siap." Atau, "mohon beri saya waktu untuk mempertimbangkan", atau: "wah, saya belajar dulu pak, supaya tahu saya bakal sanggup atau tidak." Ia juga tidak merasa minder karena latar belakang pendidikannya yang terbilang rendah. Ia menjawab: "Baik pak, saya terima. Terima kasih atas kepercayaan Bapak." Itu yang ia ucapkan dengan mantap.

Pertanyaan yang muncul dari saya, apa yang membuatnya langsung menerima meski itu adalah sebuah dunia baru yang belum ia kenal, belum pernah ia lakukan dan jelas tidak ringan, atau minimal lebih berat dari gugus tugas sebelumnya? Apakah faktor gaji yang pasti lebih besar? Ia tertawa dan menjawab, bukan itu yang ada di pikirannya. Ia bercerita bahwa pada saat itu pikirannya berkelebat cepat. Dan yang muncul disana adalah sebuah pemikiran, yaitu bahwa, jika pimpinan menawarkan jabatan itu kepadanya, itu artinya sang pimpinan tentu melihat potensi yang ada pada dirinya meski ia sendiri belum melihatnya. "Kalau tidak, masa ia menawarkan itu kepada saya? Kan lebih bagus dia buka lowongan saja mencari sarjana atau orang yang sudah pengalaman untuk duduk di posisi itu", katanya.  

Hal lain yang muncul di pikirannya adalah, bahwa ini merupakan peluang dari Tuhan untuk mengalami peningkatan. Artinya, kalau ia menolak, maka itu sama saja dengan ia membuang kesempatan emas yang dibukakan Tuhan untuk dirinya pada hari itu. Dua dasar inilah yang kemudian membawanya untuk menerima tawaran dengan mantap. "Saya bisa pelajari, dan nanti juga pasti akan terbiasa. Dan saya percaya kalau Allah membuka jalan, Dia pasti membantu saya." katanya lagi.

(bersambung)

Thursday, March 2, 2023

CCTV (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Penulis Ibrani menyampaikan pesan seperti ini: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13).

Baik atau jahat, semua perbuatan dan niat kita akan sangat transparan di mata Tuhan, bahkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita pun sesungguhnya terbuka di mata Tuhan. Apapun yang ada dalam hati kita Tuhan tahu. "Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya." (Amsal 20:27).

Baik buruknya yang kita lakukan, rencana yang ada di pikiran kita atau perasaan dalam hati kita, ingatlah bahwa Tuhan sedang memandang dan akan terus memantau kita. Maka hendaklah kita menjaga sikap, perbuatan, pikiran, perasaan, tingkah laku dan perkataan kita agar tidak berseberangan dengan kehendakNya. Mari kita buat Tuhan tersenyum bahagia dan bangga melihat bagaimana kita menjalani hidup dengan sebaik-baiknya seperti yang Dia inginkan. Mari kita buat Tuhan bangga terhadap kita, anak-anakNya yang terkasih karena Dia melihat semua yang kita lakukan itu baik adanya dan berorientasi kepada sikap takut akan Tuhan yang sungguh-sungguh, sepenuhnya.

Apakah terlihat di depan oleh orang lain atau tidak, tetaplah junjung tinggi integritas sesuai kebenaran. Sepanjang waktu Tuhan ada bersama kita, melihat dan menyelidiki kita. Pandanglah fakta itu dengan hal yang positif, pergunakanlah kesempatan ini sebagai sebuah jaminan penyertaan dari Tuhan kepada anak-anakNya yang taat dan setia dan bukan sebagai sesuatu yang kita anggap mengganggu kebebasan kita dalam melakukan segala sesuatu ynag melanggar ketetapanNya

"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia." (2 Tawarikh 16:9)


Wednesday, March 1, 2023

CCTV (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Semua ini menunjukkan bagaimana mata Tuhan tidak pernah gagal menjangkau segala sudut  atau sisi dari hidup kita. MataNya ada dimana-mana, di segala tempat, mengawasi yang jahat dan yang baik, memeriksa kita sampai bagian yang terdalam, apakah ada niat-niat buruk yang masih bercokol atau tidak.

Bagi orang yang hidup benar, mengasihi Tuhan dan rajin melakukan kehendakNya ini tentu merupakan sebuah kabar yang menggembirakan. Dengan mengetahui hal ini kita akan mampu menyadari bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Dia ada bersama kita dalam setiap waktu, baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam keadaan tenang maupun penuh gejolak. Dalam kondisi baik maupun saat hidup sedang tidak baik-baik saja. Saat tanpa masalah, maupun saat masalah tengah mendera. Tidak ada satupun yang luput dipantauNya, kita selalu ada dalam jarak pandangNya. Tuhan berada bersama kita kemanapun kita melangkah, dan itu bisa membuat kita tidak perlu takut menghadapi apapun.

Menyadari keberadaan Tuhan dengan kasih setiaNya setiap waktu bersama kita akan membuat kita menyadari bahwa semua yang kita lakukan demi namaNya tidak akan pernah Dia abaikan, meski mungkin di dunia tidak ada satupun orang yang peduli.

Sebaliknya, bagaimana dengan orang yang hidupnya gemar melanggar ketetapan-ketetapan Tuhan? Buat orang yang terus memilih untuk hidup dalam kecemaran dan kejahatan, ini jelas menjadi sebuah kabar buruk. Kalau ada orang yang selama ini berpikir bahwa bisa selamat jika perbuatan jahatnya tidak diketahui orang lain, berpikir bahwa jika tidak ada orang yang melihat karena pintar bersembunyi, mereka harus tahu bahwa tidak ada tempat atau kesempatan sedikit pun sebenarnya untuk menyembunyikan diri dari pandangan mata Tuhan. Manusia mungkin bisa dikelabuhi, tapi Tuhan tidak akan pernah bisa kita bohongi. Tuhan melihat segalanya dan tahu segalanya. Meski kebohongan, kecurangan atau kejahatan bisa disimpan rapi sehingga bisa lolos di dunia, serapi apapun penipuan atau kebohongan itu sehingga mampu mengecoh manusia, di mata Tuhan semua itu akan selalu terlihat dengan amat sangat jelas.

(bersambung)

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker