(sambungan)
Tuhan sejak semula mampu melakukan itu tanpa perlu CCTV. Tuhan sanggup berada di segala tempat pada satu waktu yang sama untuk memantau dan mengawasi segala sesuatu yang kita lakukan. Mau bersembunyi seperti apapun kita saat melakukan pelanggaran atau penyimpangan, semua itu tidak akan pernah luput dari pandangan Tuhan.
Salomo menyadari hal itu dan berkata: "Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik." (Amsal 15:3). Tidak ada satupun tempat di dunia bahkan di jagat raya ini yang berada di luar jangkauan penglihatan Tuhan. Dia tahu apa yang kita lakukan, baik atau buruk, tak ada yang tersembunyi bagiNya, tak ada satu tempat pun yang bisa luput dari penglihatanNya.
Sebelum masa Salomo, Daud sudah mengangkat pemahaman yang sama dalam Mazmur 139 yang bertajuk "Doa di hadapan Allah yang maha tahu." Dalam bagian Mazmur ini kita bisa melihat bagaimana Tuhan menyelidiki dan mengenal kita. Mari kita lihat ringkasannya.
"TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku." (ay 1). Selanjutnya dikatakan bahwa Tuhan itu:
- mengetahui pikiran kita (ay 2), - melihat kita bekerja dan beristirahat serta mengetahui apapun yang kita perbuat (ay 3),
- mengetahui apa yang menjadi isi hati kita sebelum kita mengucapkannya. (ay 4).
- tidak satupun tempat yang tersembunyi dariNya (ay 7-10)
- bahkan di tempat yang tergelap sekalipun Tuhan bisa melihat. (ay 11-12).
(bersambung)
Tuesday, February 28, 2023
CCTV (2)
Monday, February 27, 2023
CCTV (1)
Ayat bacaan: Amsal 15:3
================
"Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik."
Sejak anak saya masih bayi, saya dan istri terbantu dengan kamera pemantau. Kalau CCTV itu dulu harganya sangat mahal, sekarang perangkat ini bisa didapat dengan harga yang bahkan bisa dibawah 100 ribu saja. Tinggal pasang, lalu pantau dengan menggunakan aplikasinya, dan bayi kami bisa termonitor kalau mamanya butuh waktu baik untuk bersantai sejenak maupun mengerjakan ini itu di luar kamar tidur. Sampai sekarang di usianya yang sudah 3 tahun kamera pemantau masih berguna setiap harinya saat ia sudah tidur. Begitu dia gelisah, maka mamanya akan buru-buru ke kamar untuk menenangkannya.
Kamera pemantau yang sama pun kami tempatkan di toko. Aplikasi dari kamera ini memungkinkan memonitor lebih dari satu dengan hanya satu sentuhan untuk slide ke kiri dan kanan. Di jaman seperti sekarang, ketika orang jahat ada di mana-mana untuk melakukan tindak kriminal, benda kecil yang bernama CCTV ini menjadi sangat berguna. Kita bisa bepergian dengan lebih tenang karena asal ada koneksi internet, kita bisa memantau kondisi rumah dimanapun kita berada.
Bukan saja bagi kita, tapi juga bisa untuk memantau apa yang terjadi di luar rumah, sehingga saat ada tindakan kriminal yang terjadi di lingkungan kita, CCTV kita bisa membantu memberi informasi bagi aparat penegak hukum dalam menyelidiki dan menangkap pelakunya. Di pusat-pusat perbelanjaan maupun di parkiran, alat ini akan sangat berguna untuk menangkap gerak-gerik mencurigakan dari mereka yang mau mencuri atau melakukan tindakan yang buruk. Sekarang ada kota-kota di Indonesia yang sudah menggunakan CCTV yang akan memudahkan polisi lalu lintas untuk memantau ketertiban di jalan raya.
Kalau dulu orang hanya mampu melihat sejauh jarak pandangan matanya, maka sekarang lewat teknologi kita bisa melihat lebih jauh dari kemampuan mata kita memandang. Bahkan ada aplikasi yang bisa memungkinkan kita untuk melihat beberapa CCTV sekaligus dari belahan dunia yang berbeda secara nyaris real time. Kemampuan jarak pandang manusia yang terbatas sekarang bisa menjadi jauh lebih luas dengan adanya alat ini.
Pesatnya perkembangan teknologi memang memampukan kita untuk bisa melihat jauh lebih luas dari kemampuan mata dan masih akan terus berinovasi untuk lebih baik lagi. Mungkin nanti suatu saat kita bisa melihat tempat-tempat jauh dengan ukuran asli tepat di depan mata kita, tidak lagi harus puas pada ukuran monitor saja. Kalau nonton film Star Trek The Next Generation, hologram yang bisa membuat kita bagai berada di suatu tempat sesuai program sudah seolah 'dinubuatkan' sejak tahun 80an. Saya yakin hal seperti itu tidak lama lagi bukan hanya fantasi tapi bakal bisa menjadi kenyataan.
(bersambung)
Sunday, February 26, 2023
Teratur dan Sopan (4)
(sambungan)
Adalah baik bagi kita untuk belajar hidup secara teratur dimulai dari diri sendiri. Mulai melatih diri agar bisa taat aturan, mau mencontohkan hidup teratur, sopan dan berdisiplin. Bukannya melihat orang bersikap seenaknya kita malah ikut seenaknya, melihat orang tak teratur kita malah lebih parah, melihat orang tidak sopan kita pun tak kalah tak sopannya, melihat orang malas beribadah dan melatih otot rohaninya, kita pun ikut-ikutan pula. Kenapa kita tidak mencontohkan apa yang benar, apa yang seharusnya menjadi gaya hidup orang percaya dengan memulainya dari kita sendiri? Kenapa kita tidak memberi contoh yang benar agar mereka yang masih tak teratur dan jauh sikap sopannya bisa melihat dan belajar dari kita? Bayangkan jika kita para murid Kristus semua bisa sama-sama menjadi orang-orang berperilaku teratur dan sopan dalam bermasyarakat, bukankah itu indah? Jangan sampai kita malah menjadi bagian dari permasalahan yang harus dihadapi bangsa ini.
Dalam hidup kita mungkin bisa mengatasnamakan kesibukan pekerjaan dan sebagainya untuk tidak meniadakan waktu-waktu indah bernaung dalam hadirat Tuhan, tapi saya yakin jika kita membiasakan diri sejak sekarang untuk meluangkan waktu secara teratur, akan selalu saja ada waktu yang bisa kita pakai untuk mendengar kata-kata Tuhan, dan mengucap syukur atas penyertaanNya sepanjang hari. Alangkah baiknya jika tingkatannya bisa mencapai tingkatan 'butuh' dan 'rindu', yang artinya akan kita nomorsatukan ketimbang hal lain. Saya percaya, sesibuk-sibuknya kita akan selalu ada cukup waktu untuk dipakai secara teratur untuk berdoa, bersaat teduh dan membaca, memperkatakan dan merenungkan kebenaran firman Tuhan. Jika kita menyadari seperti Daud yang berkata "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105), maka kita akan tahu tanpa pegangan itu kita akan semakin sulit untuk bertahan dalam kehidupan yang semakin sulit.
Keteraturan dan kesopanan, itu yang diinginkan Tuhan dari kita untuk kita terapkan dalam hidup kita. Bukan kesemrawutan, kesemena-menaan apalagi kekacauan. "Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur." (1 Korintus 14:40). Sopan dan teratur, seharusnya kedua hal ini bisa menjadi cerminan sikap atau perilaku dari anak-anak Tuhan, karena itu yang dikehendaki Tuhan untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Jangan dulu bermimpi untuk menikmati kota yang berjalan dengan tertib, rapi dan teratur, penuh sopan santun jika kita sendiri belum mampu melakukannya. Mulailah dari diri sendiri. Belajarlah dari belalang atau semut akan hal ini, dan mari kita melatih diri untuk melakukannya. Betapa indahnya jika segalanya berjalan dengan teratur dan sopan, dan itu bisa dimulai dari diri kita.
"Be polite to others, even to those who are rude to you. Not because they are nice, but because you are"
Saturday, February 25, 2023
Teratur dan Sopan (3)
(sambungan)
"Belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur." (Amsal 30:27)
Tidak ada yang namanya raja belalang, kan? Meski tanpa raja, belalang rupanya bisa berbaris dengan teratur, tidak seperti manusia yang sulit diatur. Bukan cuma belalang, tapi semut pun sama. Perhatikan semut yang selalu beriringan dan selalu bekerja sama. Binatang-binatang yang ukurannya jauh lebih kecil dari kita, dan tidak memiliki akal budi ternyata bisa lebih "beradab" di banding kita. Dari dulu mereka begitu, sampai sekarang mereka masih sama budayanya.
Di jalan saja kita tidak bisa mengikuti keteraturan. Motor nyerobot seenaknya, kendaraan berjalan seenaknya, pelan di tengah atau meliuk tanpa melihat kendaraan di belakangnya, angkot yang berhenti sesuka hati ditengah jalan, klakson yang ditekan dengan panjang berulang-ulang, atau justru melaju semakin kencang saat melihat ada yang hendak menyeberang, menerobos lampu merah dan kelakuan buruk lainnya. Semua ini menunjukkan perilaku yang bukan saja buruk, tapi juga berpotensi membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Jika di jalan saja sudah sulit, bagaimana mau teratur dalam kehidupan rohani? Ada saja alasan untuk men-skip berdoa atau beribadah apalagi mengambil waktu untuk saat teduh. Karena terlalu lelah, karena banyak kerjaan alias sibuk, atau mungkin cuma karena sedang tidak mood, itu bisa jadi alasannya. Apa memang urusan rohani kurang penting sehingga tidak apa-apa dinomorduakan? Bukankah kekuatan kita dalam menjalani atau menghadapi hidup ini akan sangat tergantung dari kekuatan roh kita?
(bersambung)
Friday, February 24, 2023
Teratur dan Sopan (2)
(sambungan)
Anak saya sejak lama sudah saya ajarkan budaya mengantri dengan tertib dan sabar meski ia masih balita. Ia sudah mengerti tentang lampu merah, kuning dan hijau di jalan raya sejak masih 2 tahunan, ia tahu bahwa papanya mendahulukan orang yang menyeberang, papanya tidak akan menyerobot jalan atau melanggar rambu saat sedang berkendara. Mungkin banyak yang menganggap tak penting untuk mengajarkan hal-hal seperti itu di usia yang masih sangat dini, tapi buat saya itu penting. Saya ingin anak saya menjadi bagian dari masyarakat yang sopan, teratur dan disiplin. Saya ingin sikap-sikap ini menjadi budaya yang mendarah daging dalam dirinya.
Saya pun kemudian berpikir bahwa di saat ketidakteraturan terjadi, potensi timbulnya masalah menjadi bertambah. Oke lah jalan padat di jam pulang kerja atau pagi hari saat orang hendak ke kantor atau mengantar anak sekolah. Tapi kalau semua teratur mengikuti peraturan, bukankah jalan akan lebih lancar dan pengemudi pun bisa lebih nyaman? Dan kalau dalam mengantri ada tenggang rasa memikirkan orang lain, bukankah itu akan jauh lebih baik? Bukan saja konflik yang bisa dihindari, tapi hidup pun bisa lebih tenang karena tidak harus emosi.
Dengan kata lain, keteraturan dan kesopanan sangatlah penting untuk sebuah tatanan kehidupan yang damai sejahtera. Di saat orang teratur, tidak mengganggu atau mengambil hak orang lain, disana kesopanan akan hadir. Sebaliknya saat manusia memilih mementingkan diri sendiri dan menolak diatur, maka kesopanan pun hilang.
Keteraturan dan kesopanan semakin lama semakin saja sulit ditemukan dalam bermasyarakat. Apakah memang sudah sesulit itu kita hidup teratur? Apakah kita sudah berubah menjadi orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan kepentingan atau kenyamanan orang lain? Sudah begitu egoisnya kah kita sebagai anak bangsa yang katanya menjunjung tinggi keramahan dan kesopanan? Sayangnya tabiat ini seperti virus ganas. Ketidakteraturan, ketidaksopanandan perilaku seenaknya semakin lama semakin menular kemana-mana menjangkiti banyak orang. Segalanya dihalalkan untuk kepentingan sendiri yang hanya sesaat, orang tidak lagi peduli terhadap apapun selain dirinya sendiri.
Mengenai masalah keteraturan, kita harus malu kepada belalang. Belalang? Ya. Agur bin Yake ribuan tahun yang lalu yang mengatakan hal itu. "Belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur." (Amsal 30:27)
(bersambung)
Thursday, February 23, 2023
Teratur dan Sopan (1)
Ayat bacaan: 1 Korintus 14:39
========================
"Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur."
Waktu pandemi merebak dan kita semua dianjurkan untuk di rumah saja, jalanan bagai kota mati. Daerah tempat saya tinggal lumayan jauh dari pusat kota. Saya masih tetap harus terus keluar pada waktu itu karena harus mencari nafkah dengan berjualan. Dan suasananya buat saya terasa sangat menyedihkan. Jalanan yang dulu terus ramai menjadi sangat sepi begitu hari mulai gelap. Seperti the end of the world saja rasanya melihat dunia berubah sebegitu drastis gara-gara virus itu. Kalau menonton televisi, ada banyak negara atau kota yang menerapkan lockdown. Pemandangannya jauh lebih memilukan lagi. Kalau daerah saya saja seperti kota mati, kota-kota yang lockdown itu mungkin bagai kota hantu. Tidak ada yang lalu lalang, baik orang maupun kendaraan.
Sekarang jalan raya sudah bisa dibilang kembali normal. Jalan macet yang selama dua tahunan lenyap kini sudah kembali lagi. Bukan cuma macet, tapi kesemrawutan akibat para pengendara yang berebutan jalan, apalagi mereka yang mencuri jalur orang lain kembali menjadi pemandangan yang biasa. Jalan terlihat tidak karuan karena mobil dan motor simpang siur disana. Motor yang mengambil hak jalan pengemudi yang berlawanan arah, orang yang masih menerobos meski lampu sudah merah, dan mereka yang egois memarkirkan mobil sehingga mempersempit jalan, semua itu membuat jalan raya carut marut tidak bergerak.
Oke lah kalau cuma macet, mungkin kita cuma kesal dan menggerutu saja karena waktu yang terbuang sia-sia di jalan dan korban bensin. Tapi dengan segala kesemrawutan dan ketidakteraturan itu, resiko kendaraan kita tersenggol pun sangat tinggi.
Soal antri dengan tertib pun sama. Cuek saja, potong. Kalau ditegur, ya pilihannya antara mengalah mundur atau adu ngotot. Antri di ATM? Wah apa lagi. Mau antrian di belakang sudah panjang, peduli amat. Tutup mata, tutup telinga, tutup hati nurani. Yang penting urusan selesai, peduli amat sama orang lain, kenal juga enggak. Ya begitulah, masih banyak orang-orang yang seenaknya saja di negara ini. Bagaimana kita bisa maju kalau sikap dalam bermasyarakat saja masih minus? Kalau untuk urusan tertib berkendara atau tertib mengantri saja sudah bisa menimbulkan masalah, bagaimana dengan sikap-sikap intoleran, pemaksaan kehendak yang diikuti tindak kekerasan? Begitu banyaknya masalah yang ditimbulkan akibat sikap merasa paling benar, tidak mau diatur, mau menang sendiri dan sejenisnya. Seandainya saja kita semua bisa tertib, teratur dan saling menghargai, negara ini bisa luar biasa tumbuhnya.
(bersambung)
Wednesday, February 22, 2023
Hanyut Terbawa Arus (4)
(sambungan)
Sebuah firman Tuhan yang sudah sangat kita kenal wajib untuk kita ingat, yaitu: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2)
Petrus mengingatkan: "Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh." (2 Petrus 3:17). Kita wajib waspada, karena kelemahan-kelemahan kita akan selalu siap untuk dimanfaatkan oleh si jahat untuk menyesatkan kita baik yang terlihat kasat mata maupun yang dikemas secara rapi. Apa yang harus kita lakukan bisa kita baca dalam ayat berikutnya. "Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya." (ay 18).
Apakah kita dilarang untuk bersahabat dengan orang lain? Tentu saja tidak. Tetapi perhatikan betul siapa dan seperti apa orangnya, dan kita harus benar-benar menjaga diri dan tahu kekuatan kita. Kita harus yakin bisa mempengaruhi mereka agar hidup sesuai kebenaran, jangan sampai yang terjadi justru sebaliknya, malahan kita yang terbawa arus ikut sesat seperti perilaku mereka. Dan yang terlebih penting lagi, ketahuilah dengan teliti apa yang menjadi pesan Tuhan sehingga kita bisa awas dalam menjalani hidup.
Berhati-hatilah terhadap arus-arus yang siap menghanyutkan kita hingga binasa. Sekali kita hanyut, akan sulit bagi kita melepaskan diri. Semakin lama kita hanyut, semakin sulit pula kita lepas dari arus itu. Biasakan diri untuk teliti terhadap segala sesuatu yang kita dengar, perhatikan betul cara dan gaya hidup kita, pergaulan kita, berbagai pengajaran yang tampaknya disukai dunia. Tetaplah waspada agar kita terhindar dari arus-arus penyesatan.
Teliti dan cermati segala sesuatu, berhati-hatilah agar tidak hanyut terbawa arus
Tuesday, February 21, 2023
Hanyut Terbawa Arus (3)
(sambungan)
Salomo melanjutkan "Hai anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada jalan mereka." (ay 15). Kaki orang berdosa digambarkan sedang "lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk menumpahkan darah" (ay 16), dan dengan demikian "mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri." (ay 18). Terseret arus seperti ini akan membawa kita masuk ke dalam situasi yang sama pula. Karena itulah kita diingatkan untuk tidak terjebak dan terseret dalam arus kesesatan seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang jauh dari kebenaran.
Selain dari lingkungan pertemanan, Alkitab pun mengingatkan kita agar benar-benar mewaspadai nabi-nabi palsu dengan ajaran-ajaran mereka yang sesat. Ini adalah arus kesesatan lain yang seringkali dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah baik, seolah-olah sejalan dengan firman Tuhan padahal orientasi atau dasarnya sangatlah jauh berbeda atau bahkan bertolak belakang.
Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan kita akan hal ini. "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas." (Matius 7:15). Mereka bisa tampil seperti lurus dengan kemasan-kemasan yang mampu memperdaya kita. Perhatikan ada begitu banyak ajaran berorientasi kepada kemakmuran, kesukesan, keberhasilan dan sebagainya yang terlihat seolah-olah benar namun semua itu ternyata bertentangan dengan Firman Tuhan. Bukan Tuhan tidak ingin kita makmur, sukses atau berhasil, tapi itu bukanlah esensi yang terutama dari membangun hubungan dengan Tuhan. Semua itu akan menjadi buah tapi bukan yang harus dikejar nomor satu. Terhadap hal seperti ini kita haruslah berhati-hati. Yesus pun memberikan cara bagaimana kita bisa membedakannya. "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (ay 16a).
Selain kedua hal di atas, sebenarnya ada banyak arus-arus lain yang bisa datang dari segala arah dan siap menghanyutkan kita. Berbagai arus ini siap menjanjikan banyak hal yang sepertinya membahagiakan dan nikmat, tetapi sebenarnya sedang mengarahkan manusia untuk lenyap dalam kenikmatannya. Yohanes sudah mengingatkan kita tentang hal ini. "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Dunia akan cenderung mengarah kepada arus-arus seperti ini, tetapi bagi kita anak-anak Tuhan sudah diingatkan dengan jelas agar tidak ikut-ikutan terbawa arus.
(bersambung)
Monday, February 20, 2023
Hanyut Terbawa Arus (2)
(sambungan)
Hanyut terbawa arus sudah merupakan masalah yang dihadapi manusia sejak jaman dahulu. Sedikit saja kita beri toleransi, jika kita membiarkan diri kita terus hanyut terseret arus seperti ini mungkin kelak pada suatu ketika kita akan sadar, tapi bisa jadi saat itu kita sudah sulit melepaskan diri lagi. Maka banyak korban yang akan jatuh akibat terseret arus. Tadinya orang baik-baik yang hidup lurus dan taat, tapi kemudian ikut terbawa arus penyesatan dunia.
Firman Tuhan sejak jauh hari sudah mengingatkan kita agar mewaspadai hal ini. "Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus." (Ibrani 2:1). Berbagai pengajaran yang salah bisa mempengaruhi kita kalau kita tidak hati-hati. Apalagi saat kita lemah, atau karena ketidaktahuan kita akan apa yang benar, akan sangat mudah bagi kita untuk terhanyut dalam berbagai kesesatan.
Penyesatan bisa muncul dari sesuatu yang sepintas terlihat seolah benar. Bunyinya seperti Firman Tuhan, tapi sebenarnya sangat bertentangan. Tipis sekali bedanya tapi kalau diperhatikan baik-baik, perbedannya bisa jadi fundamental. Berbagai hal yang tampaknya baik dan sudah biasa menjadi bagian hidup kita pun bisa ditumpangi penyesatan yang siap membinasakan kita. Karena itulah Alkitab mengingatkan kita agar terus berhati-hati terhadap segala kemungkinan yang berpotensi menghanyutkan kita.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana kita bisa berhati-hati agar tidak hanyut terbawa arus kalau kita tidak tahu apa-apa atau kurang mengenal Firman Tuhan? Oleh karena itulah Alkitab mengingatkan dengan tegas lewat ayat di atas. Sangatlah perlu bagi kita untuk benar-benar memperhatikan dengan teliti dan seksama akan segala sesuatu yang kita dengar, memiliki kemampuan memilah-milah mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, mana yang harus diterima dan ditolak dan sebagainya. Itu akan mampu menghindarkan atau menjauhkan kita dari potensi hanyut terbawa arus.
Arus penyesatan itu seringkali timbul dari lingkungan pertemanan yang salah. Hal seperti ini sudah sering kita lihat, bahkan mungkin sudah atau pernah kita alami sendiri. Firman Tuhan mengingatkan "Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut" (Amsal 1:10). Sangatlah menarik melihat bahwa pesan penting ini muncul lewat manusia paling berhikmat yaitu Salomo. Lewat hikmat yang ia miliki ia bisa melihat adanya kecenderungan manusia untuk terjebak pada bujuk rayu orang lain.
(bersambung)
Sunday, February 19, 2023
Hanyut Terbawa Arus (1)
Ayat bacaan: Ibrani 2:1
===================
"Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus."
Beberapa waktu lalu saya membawa anak saya berenang. Saya membawanya ke tempat yang ketinggian airnya kurang lebih se-dada saya, dan saya memegang tubuhnya agar mengapung, lalu menyeretnya seolah mengalir dibawa arus. Ia terlihat gembira menikmati tubuhnya seolah bisa mengalir di atas air tanpa harus berenang.
Mengikuti arus bisa jadi menyenangkan bagi sebagian orang. Misalnya yang menyukai arung jeram, mereka membutuhkan arus untuk bisa melakukan itu. Atau saat bermain di sungai dengan arus pelan, itupun bisa jadi menyenangkan. Tapi arus deras bisa menjadi sangat tidak bersahabat, berbahaya bahkan mematikan, baik arus sungai yang deras, maupun misalnya saat terjadi banjir bandang. Saat terseret arus deras, tubuh bisa terbentur pada batu-batu atau batang kayu besar yang ada disekitar orang yang hanyut. Korban bisa tertelan air, megap dan tenggelam selagi terseret. Belum lagi kalau dipenghujung sungai ada air terjun yang akan berakibat fatal jika terjatuh kesana. Atau jika hanyut di kota dengan suhu dingin, tubuh kita bisa mengalami kejang sehingga tidak bisa bereaksi apa-apa saat ditarik arus.
Kita sudah terlalu sering mendengar korban nyawa akibat hanyut. Sepintas arus mungkin terlihat menyenangkan. Niatnya mungkin cuma bersenang-senang sebentar dengan bermain di sungai, tetapi kita tidak sadar bahwa akibatnya bisa sangat berbahaya.
Dalam mengarungi kehidupan, sadar atau tidak kita pun akan banyak berhadapan dengan berbagai arus berbahaya yang bisa membinasakan kita. Kita sering sekali melihat atau mendengar orang-orang yang tadinya baik lalu berubah menjadi sesat karena terbawa arus pengaruh yang salah dari lingkungan pergaulan mereka. Kita sering menyaksikan atau mungkin juga pernah mengalami sendiri bagaimana pergaulan yang buruk membuat kita ikut terbawa arus kesesatan. Salah memilih teman, salah bergaul itu bisa berbahaya.
Di kalangan anak-anak Tuhan bahkan hamba Tuhan pun hal ini sering terjadi. Kejatuhan seringkali terjadi bukan karena kita memang ingin berbuat dosa, tetapi justru karena hanyut terseret arus akibat pergaulan. Di jaman yang sudah maju seperti sekarang ini, berbagai arus penyesatan pun kerap tampil dari banyak sisi lebih dari sebelumnya. Selain lewat pertemanan, lingkungan, berbagai media seperti bacaan, lagu, televisi, internet dan banyak media lainnya bisa membawa kita hanyut kalau tidak hati-hati. Lebih parah lagi, seringkali arus penyesatan ini hadir tidak kasat mata alias samar-samar sehingga kita tidak sadar sebenarnya kita sudah mulai terseret masuk di dalamnya.
(bersambung)
Saturday, February 18, 2023
Memaknai Hari Kasih Sayang (4)
Adakah yang bisa memisahkan kita dari kasih Allah? Kalau kita menyadari hakekat kita sebagai orang-orang yang lebih dari pemenang, kita seharusnya sadar pula bahwa kasih Allah yang begitu besar itu melekat pada diri kita sedemikian rupa sehingga tak ada apapun yang bisa memisahkan. Itu tertulis dalam Roma 8. "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:38-39).
Tidaklah salah merayakan Hari Kasih Sayang alias Valentine bersama kekasih atau pasangan anda dengan suasana romantis. Perayaan sebuah hari tentang kasih sayang, tak peduli asal sejarahnya dari mana, tetap dan selalu bisa menjadi momen yang baik untuk menghangatkan kembali hubungan yang mungkin mulai dingin atau memperkuat hubungan yang masih terekat dengan baik. Orang-orang terdekat seperti orang tua, kakek, nenek, saudara maupun sahabat-sahabat terdekat juga bisa menjadi orang yang mendapatkan pernyataan kasih secara khusus di hari ini. Tapi jangan lupa pula bahwa ada banyak orang di luar sana yang merindukan bagaimana indahnya dipedulikan dan dikasihi.
Bagilah kasih bersama mereka juga. Terutama jangan pernah lupakan the greatest love of all, bentuk kasih sejati dari Tuhan yang berlaku buat semua umat manusia sepanjang masa. Feel the love inside you, never let it go, and flow it out to reach others. Betapa indahnya apabila itu terjadi lewat, dan dilakukan oleh orang percaya, dan perayaaan tahun ini bisa dijadikan momentum untuk itu.
Feel his Love and let others feel it too through us
Friday, February 17, 2023
Memaknai Hari Kasih Sayang (3)
(sambungan)
Lebih lanjut lagi, kalau anda baca Roma pasal 5, anda akan kembali menemukan pesan ini. "Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:6-8).
Yesus melakukan itu semua bukan karena kita orang baik, karena kita luar biasa, karena kita sangat hebat, terhormat, dan lain-lain. Yesus mati untuk kita justru disaat kita masih berdosa. Dia datang untuk kita orang berdosa dan mengorbankan diriNya demi keselamatan kita. Dan ayat 8 kembali menyatakan dengan jelas bahwa "Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita ketika Kristus mati untuk kita pada waktu kita masih orang berdosa." (BIS) Dalam bahasa Inggris amplifiednya dikatakan "But God shows and clearly proves His [own] love for us by the fact that while we were still sinners, Christ (the Messiah, the Anointed One) died for us." To me, that's the kind of love so true, so great, bentuk kasih yang kita rindukan untuk memenuhi diri kita selamanya.
Ayat ini yang saya jadikan ayat bacaan dalam renungan kali ini buat saya sangat powerful untuk menunjukkan hakekat bentuk kasih yang ditumpahkan Tuhan kepada kita lewat Kristus. Inilah bentuk kasih yang mau saya ingat selalu setiap saya mengingat tentang kasih, terlebih saat momen merayakan Valentine setiap tahunnya.
Kita ingin kasih seperti ini melimpah pada kita. Dan itu sudah Dia berikan. Tapi ingatlah bahwa adalah penting pula bagi kita untuk mengalirkannya kepada sesama, terlebih pada mereka yang saat ini tengah kesepian, menderita dan merindukan bentuk kasih seperti itu. Sesungguhnya ada banyak orang yang tengah kesepian, kesulitan dan tengah diliputi rasa sedih dalam menjalani hidup mereka. Dimana peran kita? Apa yang bisa kita lakukan bagi mereka? What
would Jesus do to them? Bisakah kita menjadi murid-muridNya yang berperan nyata untuk mewakili Kristus dalam menyatakan kasihNya kepada mereka? Atau, maukah kita berperan nyata seperti itu? Jika kita sudah menerima kasih sebesar itu dari Tuhan, tidakkah keterlaluan kalau kita tidak melakukan apapun?
(bersambung)
Thursday, February 16, 2023
Memaknai Hari Kasih Sayang (2)
(sambungan)
Tuhan yang penuh kasih, dan setia. Ada banyak dari kita yang lupa akan hal itu dan masih terbelenggu oleh berbagai penyesalan akan perbuatan-perbuatan di masa lalu. Kita tidak bisa menghapus ingatan itu, kita tidak bisa mundur ke masa lalu dan merubahnya. Ya, kita tidak bisa melakukan itu. Tapi ketahuilah ini: Tuhan sudah mengatakan bahwa dalam Kristus kita mendapatkan kesempatan untuk menjadi ciptaan baru. Berbalik dari segala luka dan penderitaan di masa lalu untuk menjadi umatNya yang indah.
Lihat ayat berikut ini. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Korintus 5:17-21).
Ayat-ayat 2 Korintus 5:17-21 diatas menyatakan lebih lanjut bentuk kasih yang luar biasa besar dan sejati. Yesus menyatakan kasihNya bukan saja saat Dia turun ke dunia, berkeliling menyampaikan suara hati Bapa dan melakukan begitu banyak mukjizat, tapi terlebih saat Dia harus melalui proses yang begitu menyiksa hingga Dia mati di kayu salib, untuk anda dan saya. Yesus mendamaikan hubungan antara kita dengan Allah Bapa yang terputus akibat dosa. In Christ we are a new creation. The old moral and spiritual condition has passed away. Behold, and be happy, the fresh and new has come. Ini adalah anugerah luar biasa besar yang dimungkinkan oleh kasih Tuhan kepada kita.
(bersambung)
Wednesday, February 15, 2023
Memaknai Hari Kasih Sayang (1)
Ayat bacaan: Roma 5:8
=============
"But God shows and clearly
proves His [own] love for us by the fact that while we were still
sinners, Christ (the Messiah, the Anointed One) died for us." (English
AMP)
Kemarin baru saja kita merayakan Valentine. Di Indonesia perayaan ini termasuk yang kontroversial karena pro dan kontra yang terjadi. Saya tidak mau mempermasalahkan mereka yang menolak. Adalah hak setiap orang untuk memilih dan menentukan apa yang mereka anggap baik. Buat saya pribadi, apa yang lebih baik adalah merenungkan apa sebenarnya hikmat yang bisa kita ambil dari hari Valentine ini.
Bagi yang merayakan, terutama anak-anak muda, atau yang suka romantisme biasanya akan memberi sesuatu kepada kekasihnya. Yang paling umum tentu coklat dan bunga mawar, mengajak candlelight dinner dan sebagainya. Suasana di pusat-pusat keramaian seperti mall, cafe dan resto pun akan membuat pengunjung dimanjakan dengan suasana romantis bernuansa pink untuk menarik minat pengunjung. Bagaimana bagi yang tidak punya pasangan? Sebagian tidak mau merayakan, sebagian mungkin memilih untuk bergabung dengan orang-orang yang memandang Valentine's Day dengan kacamata yang lebih luas, yaitu merayakannya bersama orang tua, saudara, keluarga dan orang-orang terdekat. Ada pula yang tidak merayakan karena suasana hatinya sedang tidak pas untuk sebuah perayaan kasih sayang.
Bagi mereka yang hari ini sendirian, kesepian atau mungkin sedang terluka, di hari Valentine ini saya rindu untuk mengingatkan bahwa ada Pribadi yang peduli, yang selalu ada bersama anda dan sangat mengasihi anda, yaitu Yesus. Yesus selalu ingin memberikan kasihNya kepada anda setiap saat, bukan sementara. Dia tidak akan mengecewakan anda, meninggalkan anda, menyakiti anda. Tidak. Dia tidak akan membenci anda. Dia bahkan sudah memberikan nyawaNya sendiri untuk semua manusia agar bisa ditebus dari dosa, agar hubungan anda dengan Bapa dipulihkan dan dilayakkan untuk menerima kehidupan yang kekal. He has done that many years ago. He loves us for He is Love.
Mari kita lihat ayat yang buat saya sangat penting dan menjadi momentum perubahan besar dalam hidup saya dalam hal keyakinan. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Apa yang menggerakkan Tuhan untuk mengorbankan Kristus tidak lain dan tidak bukan adalah kasih. For God so greatly loved and dearly prized us who live in this world, He gave up His only son. There can be no greater love than this. Ayat ini secara jelas dan nyata menulis bagaimana besarnya kasih Allah kepada kita, manusia yang berdosa dan lemah. Itu membuka mata saya, karena saya yakin kalau kita bicara tentang Tuhan, kita bicara tentang Sang Pencipta yang penuh kasih, bukan sosok yang kejam, penuh larangan, hukuman dan sebagainya.
(bersambung)
Tuesday, February 14, 2023
Love Never Fails! (4)
(sambungan)
Kalimat "barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih" itu wajar mengingat Allah sendiri mengasihi kita semua dengan kasih setiaNya yang melimpah. Lalu bagaimana jika ada yang berkata bahwa ia tidak memiliki atau merasakan kasih seperti itu dalam hidupnya? Alkitab sudah menyebutkan bahwa kita semua telah memiliki bentuk kasih yang seperti itu dalam hidup kita.
Dalam Roma 5:5 kita bisa membaca dengan jelas bahwa kasih Tuhan telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Lihatlah bahwa yang dipakai adalah "telah dicurahkan", bukan akan, bakal atau mudah-mudahan dicurahkan. Artinya, semua itu sebenarnya sudah kita miliki sepenuhnya lewat Roh Kudus. Tinggal kita yang memutuskan apakah kita mau berjalan dalam hidup ini dengan digerakkan oleh kasih atau kita masih terus berpusat pada kepentingan diri sendiri dan sulit untuk mengasihi dan bersyukur buat orang lain.
Kasih sesungguhnya merupakan elemen terpenting yang seharusnya menjadi pola dasar dimana kekristenan dibangun, dan dengan sendirinya menjadi cerminan nyata dari kehidupan orang percaya. Ketika yang lain akan berakhir, tidak demikian halnya dengan kasih. "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap...Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (1 Korintus 13:8,13). Kasih akan terus menuntun kita ke dalam koridor yang benar menuju keselamatan, dan masih akan berlaku di kehidupan kekal nanti. Seperti itulah pentingnya kasih yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita semua.
Apakah ada di antara teman-teman yang saat ini tengah frustasi karena keluarga anda tidak kunjung mengalami pemulihan? Apakah anda mulai putus asa melihat anggota keluarga yang terus terjerumus dalam dosa? Komunikasi yang sepertinya sulit terbangun diantara anda, atau adakah orang-orang keras kepala yang seolah sengaja ingin membuat anda kesal tanpa henti, atau anda mulai merasa kelelahan dan menjadi berat hidupnya dengan memelihara rasa benci atau iri hati terhadap orang lain? Kalau ada, mengapa tidak menggantikannya dengan kasih?
Ingatlah bahwa firman Tuhan sudah berkata bahwa kasih tidak pernah gagal. Kasih mampu mengatasi berbagai permasalahan dan menjaga agar sukacita senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Kasih mampu membawa berbagai berkat dari Tuhan, damai sukacita bahkan pemulihan dalam hidup kita. Mumpung kita sedang merayakan hari Kasih Sayang alias Valentine's Day, mari jadikan hari ini sebagai momentum perubahan dengan atas nama kasih. Sentuhlah orang lain dengan kasih yang berasal dari Tuhan, dan saksikanlah bagaimana kasih mampu mengubahkan segalanya menjadi lebih baik. Because, love never fails.
Happy Valentine's Day, Tuhan Yesus memberkati.
Live your life with love, because love never fails
Monday, February 13, 2023
Love Never Fails! (3)
(sambungan)
Sebagai bukti kasihNya kepada kita, Yesus pun hadir di dunia ini, rela mengorbankan segalanya demi diri kita semua. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16).
Itu adalah sebentuk kasih yang sungguh besar yang bahkan sulit untuk ditiru oleh manusia. Dan lihatlah bahwa apa yang sanggup menggerakkan Allah untuk rela melakukan hal seperti itu tidak lain dan tidak bukan adalah kasih. Mungkin kita mau mengorbankan nyawa demi anak atau istri/suami, orang tua atau saudara, tapi maukah kita memberikan nyawa bagi orang yang tidak kita kenal sama sekali? Atau kepada orang yang jahat? Rasanya tidak satupun dari kita yang mau, tapi Tuhan mau. Itu adalah bukti dari kasihNya yang begitu besar, yang sudah Dia lakukan bagi kita semua.
Jika hari ini kita hidup dalam sebuah kehidupan yang dekat secara pribadi dengan Tuhan, jika hari ini kita memiliki Roh Kudus yang senantiasa menuntun kita agar tidak salah melangkah, jika hari ini kita sudah diberikan kunci kerajaan Surga, artinya diberikan keselamatan lengkap dengan petunjuk melangkah agar semua itu terjadi dalam kepastian, itu adalah berkat Yesus yang rela turun ke dunia mengambil rupa seorang hamba, dan itu adalah penggenapan dari kehendak Allah yang juga didasari kasih kepada semua manusia.
Jika Allah mengasihi kita sebegitu besar dan kita sudah merasakan sendiri betapa indahnya kasih Allah yang tanpa batas itu, bukankah kita seharusnya mengasihi Tuhan kembali, dan harus pula bisa mengaplikasikan kasih seperti itu kepada sesama? Tidakkah keterlaluan apabila kita justru lebih tertarik mengisi hidup dengan banyak kebencian, iri hati, dengki dan sejenisnya, hanya mau menerima kasih tapi tidak mau membagikan atau mengalirkan kasih itu kepada sesama manusia? Padahal Firman Tuhan dengan tegas berkata: "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8).
(bersambung)
Sunday, February 12, 2023
Love Never Fails! (2)
(sambungan)
Perhatikan keluarga yang penuh kasih dengan keluarga yang sudah berjalan sendiri-sendiri, dingin atau bahkan panas karena seisinya ribut melulu satu sama lain. Jangankan manusia, hewan peliharaan kita saja tahu bahwa kasih antara kita dan mereka ternyata mampu menjembatani hubungan antara kita dan mereka meski bahasanya berbeda. Kasih jelas terbukti tenaga yang luar biasa besar dan sangat sanggup melakukan hal-hal yang besar bahkan di luar logika kita. Therefore, "Love never fails". Kenapa saya beri tanda kutip? Karena, ayat dalam Alkitab pun ada yang jelas-jelas berbunyi seperti itu.
Kita bisa menemukan ayat tersebut dalam 1 Korintus 13:8. Benar, kalau kita baca ayat ini dalam Alkitab kita kalimat yang tertulis adalah "Kasih tidak berkesudahan." Tetapi jika anda membaca versi Amplified Bible, disana ayat ini berbunyi "Love never fails". Kasih, cinta atau love tidak akan pernah gagal. Cinta kasih tidak pernah gagal untuk membuat perubahan-perubahan dalam kehidupan kita menuju ke arah yang lebih baik.
Seorang pendeta pernah berkata bahwa kalau Alkitab diibaratkan sebagai sebuah jeruk, apabila diperas habis maka sari yang akan kita peroleh adalah kasih. Dan itu benar adanya. Semua bermuara kepada kasih. Kasih pula yang menjadi dua hukum yang terutama yang diberikan Yesus sendiri. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40).
Bicara soal kasih, Tuhan telah menganugerahkan kasih kepada setiap manusia sejak semula. Mulai dari ciptaan yang pertama, orang-orang pada masa sebelumnya, yang hidup saat ini sampai kepada generasi-generasi selanjutnya, Tuhan akan selalu mencurahkan kasih dalam diri manusia. Kasih merupakan sebuah pemberian yang luar biasa besarnya dan indahnya, karena bisa kita bayangkan apa jadinya hidup ini tanpa kasih. Tidak saja memberikan kasih kepada manusia, tapi Tuhan sendiri justru terlebih dahulu telah melimpahkan kasihNya yang teramat sangat besar justru di kala manusia masih hidup berselubung dosa. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8).
(bersambung)
Saturday, February 11, 2023
Love Never Fails! (1)
Ayat bacaan: 1 Korintus 13:8
===================
"Love never fails" (Amplified Bible)
Ada tipe orang tua yang memilih menahan diri untuk tidak menunjukkan kasih secara ekspresif kepada anak-anaknya. Kenapa seperti itu? Alasan mereka kurang lebih sama: mereka tidak ingin anaknya menjadi manja, ingin anak mandiri dan kuat. Mereka beranggapan cinta atau kasih seolah jadi penghalang seseorang untuk menjadi tegar dalam menghadapi dunia yang sulit. Cinta/kasih itu mereka anggap melemahkan. Kalau salah ditegur keras, kalau melakukan sesuatu yang benar, baik atau berprestasi ya tidak dipuji. Bagi anak-anak yang dibesarkan dalam sistem seperti itu, mereka tahu bahwa kalau tidak ditegur berarti bagus. Tidak pernah dibesarkan hatinya, tidak pernah dipuji, tidak pernah dibanggakan. Belum lagi kalau mereka harus dibandingkan secara minus dengan saudara lainnya di hadapan orang lain tepat didepan mereka. Atau, kata-kata seperti bodoh, bandel, nakal, dan kata negatif lainnya kerap dilemparkan pada mereka.
Ada banyak orang yang saya kenal tumbuh dalam atmosfir keluarga seperti itu. Biasanya mereka cenderung menutup diri, tidak percaya diri dan kemudian sulit pula untuk bisa memuji. Istri saya termasuk anak yang miskin pujian dari orang tuanya, meski tidak sampai seekstrim dikata-katai secara kasar pada masa kecilnya. Dan sekarang, dengan kehadiran putri kecil kami di rumah, kami sepakat untuk tidak melakukan hal itu agar anak kami bisa tumbuh sebagai orang yang ceria, percaya diri dan bisa bersosialisasi dengan baik.
Saya bersyukur dibesarkan dalam keluarga yang ekspresif dalam hal pujian pada anak-anaknya. Teguran pun tidak pernah kasar, apalagi bentuk-bentuk kekerasan fisik, tidak pernah sama sekali. Saya merasakan betul hasilnya setelah saya dewasa. Dan itulah yang saya dan istri saya terapkan dirumah pada anak kami. Kalau ia melakukan sesuatu yang baik, pujian tidak pelit kami berikan. Kalau ia salah, menegur pun dengan baik-baik, dan disertai alasannya. Begitu pula kalau ia terpaksa dihukum. Ia harus tumbuh dalam atmosfir rasa cinta dan sayang, dalam atmosfir kasih. Ia harus tahu bahwa orang tuanya sangat mencintainya, dan lebih dari sekedar tahu, ia harus bisa merasakannya meski pada saat ditegur atau dihukum. Karena saya percaya, kasih tidak akan pernah gagal. Love, never fails.
Saya sudah begitu sering mendengar bagaimana kasih bisa mengatasi begitu masalah-masalah yang berat. Anak-anak bermasalah pulih ketika mereka merasakan kasih. Berbagai bentuk hubungan yang sudah rusak selama waktu yang panjang bisa tersambung kembali karena kasih. Ada yang kembali menemukan semangat lewat kasih yang mereka dapat, bahkan ada pula yang sembuh dari penyakitnya karena didorong oleh kasih. Tidakkah anda pernah mendengar hal-hal seperti itu?
(bersambung)
Friday, February 10, 2023
Tak Jemu-Jemu Berdoa (5)
(sambungan)
Jadi jelas bahwa kita tidak boleh jemu dalam berdoa. Tapi ingatlah bahwa doa yang dipanjatkan terus menerus siang dan malam bukanlah berarti doa harus terus kita ulang-ulang atau bertele-tele. Selain itu, doa bukanlah alat untuk memaksa Tuhan untuk melakukan apapun yang kita inginkan, atau memaksaNya untuk mengabulkan apapun yang kita minta. Doa hendaknya dipahami sebagai media kita untuk berhubungan dengan Tuhan, dan menjadi proses untuk menyadari dan mempercayai kuasaNya atas hidup kita, mendengar apa rencanaNya dan kemudian melakukan bagian kita untuk menggenapi itu semua bersama dengan Tuhan dalam setiap langkah. Doa adalah bentuk atau wujud pengakuan kita untuk mempercayai Tuhan melakukan segala yang terbaik menurut waktu dan caraNya. Bagaimana berdoa sudah diajarkan dengan jelas oleh Yesus sendiri dalam Matius 6:5-15, dan hendaknya itu menjadi acuan kita.
Berdoa bukan pula tergantung dari banyaknya kata-kata, keindahan menata kata dalam doa, tapi doa yang disertai iman lah yang penting. Bukan pula doa yang hanya dilakukan karena ada permintaan dan kebutuhan, menjadikan doa sebagai paket berisi daftar permintaan atau wishlist, tapi dasarkan doa sebagai sarana bagi kita untuk membina keintiman hubungan dengan Tuhan. Sejauh mana kita mampu bergantung dan mau mengandalkan Tuhan, itu akan terlihat dari kesetiaan kita dalam berdoa.
Dalam surat Roma kita diingatkan agar senantiasa "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12). Bertekun dalam doa, tidak jemu-jemu, siang dan malam, tidak akan pernah berakhir sia-sia.
Ada kalanya jawaban Tuhan tidak akan segera datang. Mungkin waktunya belum tepat, mungkin Tuhan masih ingin menguji keteguhan dan ketekunan kita dan sebagainya. Tapi pada saatnya, Tuhan akan menolong dan memberkati kita sesuai janji-janjiNya. Karena itu, hindarilah ketidaksabaran yang bisa mengarahkan kita kepada rupa-rupa kesesatan ketika kita memilih untuk mencari alternatif atau jalan pintas yang bisa membinasakan. Adalah jauh lebih penting untuk membina hubungan karib dengan Tuhan, dan sarana untuk itu adalah melalui doa. Karena itu bertekunlah berdoa. Jangan jemu-jemu. "Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia." (Ibrani 10:23).
Berdoalah dengan tidak jemu-jemu, karena pada saatnya Tuhan pasti bertindak
Thursday, February 9, 2023
Tak Jemu-Jemu Berdoa (4)
(sambungan)
Jika hakim yang lalim saja bisa luluh terhadap permohonan tidak jemu-jemu, dan pada akhirnya mau mengabulkan permintaan si janda, masakan Tuhan yang begitu penuh kasih setia, begitu mengasihi kita manusia ciptaanNya sendiri dan menganggap kita begitu istimewa tidak mendengarkan seruan kita?
"Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ay 7). Tuhan yang penuh kasih dan adil akan selalu mengulurkan tanganNya, bukan mengulur-ulur waktu, untuk menolong kita anak-anakNya yang siang dan malam berseru kepadaNya dengan tidak jemu-jemu.
Percayalah bahwa Tuhan akan selalu menepati janjiNya memberi yang terbaik pada waktunya. Itu adalah sesuatu yang pasti. Yang sering jadi masalah justru karena seringkali kita memandang hanya berdasarkan apa yang terbaik menurut kita sendiri saja, bukan kepada apa yang terbaik menurut Tuhan. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11).
Apa yang Tuhan Yesus ajarkan lewat perumpamaan tadi begitu jelas. Mari kita lihat sekali lagi ayat bacaan hari ini: "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1). Yesus mengajarkan bagaimana kuasa doa, bagaimana kita sebagai anak-anak Allah sebaiknya terus berdoa siang dan malam dengan tidak jemu-jemu, tanpa putus asa, tanpa pupus pengharapan. Paulus dalam beberapa kesempatan menunjuk pada doa yang terus dilakukan siang dan malam dengan sungguh-sungguh. Salah satu contoh adalah ketika Paulus menyatakan betapa ia terus berdoa siang dan malam dalam kerinduan untuk bertemu dengan para jemaat di Tesalonika dan melayani mereka. (1 Tesalonika 3:10).
(bersambung)
Wednesday, February 8, 2023
Tak Jemu-Jemu Berdoa (3)
(sambungan)
Mereka sulit untuk percaya pada rencana Tuhan dan lebih berpusat pada keinginan diri sendiri dan tenggat waktu sesuai pendapat sendiri. Padahal Tuhan sudah berjanji untuk sediakan segala yang terbaik itu kepada kita semua, tapi kita tidak bisa mengimani itu. Waktu yang terbaik menurut kita hanyalah berpusat pada pandangan kita pribadi, dimana waktunya Tuhan tidak lagi punya nilai apa-apa disana. Sebagian orang malah hanya menganggap doa seperti mengirim paket permintaan semata. Ada perlu baru berdoa, jika semua berjalan sesuai keinginan, maka doa pun selesai. Padahal lebih dari apapun, doa merupakan sarana bagi kita untuk berhubungan dengan Tuhan. Semakin rajin kita berdoa, hubungan kita akan semakin dekat, kita pun akan semakin peka terhadap suaraNya. Itu akan sangat bermanfaat baik buat kita.
Akan hal doa, Yesus memberikan sebuah perumpamaan menarik mengenai kekuatan dari ketekunan berdoa yang dicatat dalam Lukas 18:1-8. Perikop ini dibuka dengan kalimat berikut: "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1).
Dalam perumpamaan ini Yesus mengambil contoh tentang seorang janda dan seorang hakim yang lalim. Sedikit catatan, pada jaman itu merupakan sosok yang lemah dan sering digambarkan sebagai figur yang tertindas, hidup susah dan diperlakukan tidak adil. Dalam kisah ini, ada seorang janda diceritakan terus memohon kepada hakim yang lalim agar berkenan membela haknya. (ay 3). Sementara hakim dalam kisah ini bukanlah orang yang takut akan Tuhan, dan mempunyai sikap arogan, tidak menghormati siapapun apalagi hanya seorang janda miskin yang tidak punya apa-apa.
Sesuai dengan gambaran pribadi si hakim, sudah tentu ia menolak mentah-mentah permohonan janda ini. Tapi lihatlah kegigihan si ibu janda. Ia tidak jemu-jemu mendatanginya dan memohon hingga pada akhirnya berhasil meluluhkan hakim yang lalim itu. Dan Yesus pun berkata, "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!" (ay 6).
Jika hakim yang lalim saja bisa luluh terhadap permohonan tidak jemu-jemu, dan pada akhirnya mau mengabulkan permintaan si janda, masakan Tuhan yang begitu penuh kasih setia, begitu mengasihi kita manusia ciptaanNya sendiri dan menganggap kita begitu istimewa tidak mendengarkan seruan kita?
(bersambung)
Tuesday, February 7, 2023
Tak Jemu-Jemu Berdoa (2)
(sambungan)
Ada banyak orang yang ingin doanya langsung dijawab instan, kalau bisa secepat bikin kopi. Begitu bilang amin langsung dapat. Bisakah Tuhan melakukan itu? Tentu saja bisa. Tapi masalahnya, saat bukan itu yang terjadi, bagaimana reaksi kita? Yang banyak terjadi, orang berdoa hanya sekedarnya, begitu tidak dikabulkan lantas berhenti dan menuduh Tuhan tidak peduli atau bahkan tidak ada. Doa dianggap sebagai sarana meminta-minta yang wajib dikabulkan, atau kalau tidak maka Tuhan dipersalahkan. Bagi mereka-mereka ini Tuhan tak ubahnya seperti kopi instan yang hanya tinggal diseduh air panas langsung jadi.
Ada seorang penyanyi pop rock dari Amerika yang sangat terkenal, suatu kali bercerita tentang prosesnya untuk menjadi penyanyi di awal karir. Ia piawai menulis lagu, membuat komposisi dan menyanyi, juga bermain instrumen. Ia pun membuat demo tape dan menawarkannya ke perusahaan musik. Langsung diterima? Ternyata tidak. Ia terus mendapat penolakan. Bahkan oleh seorang penulis lagu/musisi/penyanyi yang dijuluki 'Hit Man' , ia sempat disarankan agar jangan pernah bernyanyi. Untungnya ia tidak menyerah. Ia terus menawarkan dari satu label ke label berikutnya. Akhirnya ada label yang tertarik, ia dikontrak, dan ternyata sukses besar. Ia masih terkenal sampai hari ini. Ia sangat aktif di twitter dan terus menyemangati anak-anak muda yang tertarik untuk berkarir di dunia musik. Bayangkan jika ia menyerah, patah semangat, jemu, ia akan gagal meraih mimpinya dan tidak akan pernah menjadi seterkenal dan seberpengaruh sekarang.
Apa yang ia lakukan bagi saya sangat menginspirasi. Ia gigih, ulet, berpikir positif dalam menggapai mimpinya, tipe pejuang sejati yang tidak kenal kata menyerah, bukan bersungut-sungut, kecewa, menyebar kata-kata negatif dan gampang menyerah. Bukankah kita sudah sering mendengar kisah sukses yang terjadi tidak instan, melainkan lewat perjuangan tak kenal lelah dan tak jemu-jemu dari mereka?
Sama halnya dengan doa. Dalam menghadapi masalah dan mengharapkan pertolongan Tuhan, seberapa besar kesabaran kita untuk berharap kepadaNya? Kita kerap lupa bahwa seringkali ketidaksabaran menjadi penghalang terbesar bagi kita untuk menikmati janji-janji Tuhan. Awalnya mungkin kita berdoa dengan rajin, tapi ketika jawaban tidak kunjung datang secepat yang kita kehendaki, intensitas doa pun menurun drastis hingga akhirnya berhenti total. Ada yang bahkan hanya sekali dua kali dan kalau tidak cepat dijawab maka mereka segera kecewa. Lalu banyak pula yang segera mencari alternatif-alternatif lain termasuk yang berhubungan dengan kuasa kegelapan, apakah karena terlanjur kecewa pada Tuhan jadi tidak lagi percaya, atau karena tidak bisa bersabar.
(bersambung)
Monday, February 6, 2023
Tak Jemu-Jemu Berdoa (1)
Ayat bacaan: Lukas 18:1
====================
"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."
"Di pucuk pohon cempaka... burung kutilang berbunyi. Bersiul-siul sepanjang hari, dengan tak jemu-jemu.. mengangguk-angguk sambil berseru tri lili.. lili..lilili... "
Ini lagu anak-anak yang sudah sangat lama, mungkin sejak orang tua kita kecil lagu ini sudah menemani masa kecil mereka. Lagunya sangat sederhana dan menunjukkan keceriaan lewat seekor burung kutilang yang terus bernyanyi dengan tak jemu-jemu. Kata tak jemu-jemu menunjukan sebuah aktivitas yang dilakukan terus-menerus, berulang-ulang, tanpa bosan-bosannya. Di masa-masa sulit seperti sekarang, betapa saya ingin bisa seperti burung kutilang dalam lagu itu. Bersiul-siul, mengangguk-angguk dan bernyanyi, dalam kondisi yang baik dan cukup seperti dahulu.
Mendengar lagu ini, saya jadi senyum-senyum sendiri karena atmosfirnya berbeda dengan apa yang tengah saya alami. Tapi kemudian saya pun seolah diingatkan bahwa sebenarnya, selain kita jangan sampai kehilangan sukacita meski situasinya sedang tidak baik, tapi juga ada hal yang seharusnya kita lakukan dengan tidak jemu-jemu. Dan itu adalah : doa.
Jaman ini adalah jaman dimana semuanya serba instan. Generasi muda saat ini tidak sesabar jaman kita yang ada di generasi sebelumnya. Dulu kalau mau buat kopi saja, kita harus memasak air, menyeduh dan menyaring. Sekarang kopi sudah banyak yang instan. Air pun tinggal tekan tombol dari dispenser. Sesuatu yang tadinya makan waktu sekitar 5 menitan sekarang urusannya hitungan detik. Bahkan kalau mau kopi dingin, produk yang instannya pun banyak. Dulu kalau mau mencari sumber literatur kita harus ke perpustakaan. Harus jadi anggota dulu, harus mencari dulu buku-buku yang sesuai, membacanya satu persatu, mencatat, yang mungkin kita lakukan di tempat atau kita pinjam bawa pulang dan kita melakukan proses baca dan catatnya di rumah. Sekarang? Cukup dengan internet dan gadget, kita bisa mencari data apapun yang kita butuh hanya dengan beberapa klik.
Dalam banyak hal lainnya pun kita mendapati semakin banyak yang instan, mudah dan cepat. Berbagai kemudahan ini baik-baik saja, dan pastinya sangat membantu termasuk dari sisi biaya dan waktu. Tapi sisi buruknya kita semakin tidak menghargai proses dan ingin segala sesuatu langsung jadi secara instan pula. Itu termasuk dalam hal berdoa saat kita butuh sesuatu dari Tuhan.
Ada banyak orang yang ingin doanya langsung dijawab instan, kalau bisa secepat bikin kopi.
(bersambung)
Sunday, February 5, 2023
Kepingan Puzzle Kehidupan (4)
(sambungan)
Karena ketidakmampuan kita itulah maka kita perlu mempercayakan seluruh perjalanan hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Biar rencanaNya yang terjadi, bukan rencana kita, karena itulah pasti yang terindah. Hanya itu yang akan mampu menghasilkan sebuah gambar utuh yang tersusun secara benar. Waktunya mungkin lama, kita mungkin harus menderita terlebih dahulu, namun percayalah pada waktunya nanti, pada akhirnya kita akan melihat bahwa semua itu akan bermuara kepada sesuatu yang indah, rencana yang bunyinya seperti ini: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
Seandainya bisa, kita bisa menanyakan pada Musa kepada bangsa Israel pada jamannya, bagaimana rasanya dibawa berputar selama 40 tahun melewati padang gurun. Tanyakan Yusuf bagaimana rasanya mengalami segala penderitaan dan ketidakadilan selama 20 tahun sebelum akhirnya ia diangkat menjadi penguasa di Mesir. Tanyakan kepada Daud bagaimana rasanya menunggu di bawah Saul sebelum akhirnya ia diangkat menjadi raja. Tanyakan kepada Nuh berapa lama ia harus mati-matian membangun bahtera berukuran raksasa seperti perintah Tuhan. Dan ada banyak lagi contoh bagaimana sesuatu yang pada awalnya mungkin terlihat sebagai ketidakpastian, namun pada akhirnya menjadi berhasil membentuk kepingan puzzle mereka seperti yang tercatat di dalam Alkitab.
Bagaimana dengan kita saat ini? Adakah hal yang membuat anda bertanya-tanya untuk apa anda melakukan sesuatu? Anda boleh saja tidak mampu melihatnya saat ini, tapi percayalah pada suatu ketika nanti semua akan menjadi begitu jelas, bermuara kepada sesuatu yang sangat indah yang telah direncanakan Tuhan sejak awal bagi diri anda.
Agar dapat melihatnya, pakailah kacamata iman dan lakukan dengan sebaik-baiknya. Tetaplah peka terhadap suara Tuhan dan ikuti terus langkah demi langkah. Dalam setiap langkah yang anda ambil, meski sulit atau bahkan sakit sekalipun, yakinlah bahwa Tuhan ada bersama anda dan akan selalu membimbing anda melewati rintangan satu persatu. Seberapa kuat otot iman anda dalam menjalani hidup piece by piece akan mementukan kualitas hidup anda saat menghadapi masalah. Percayakan setiap langkah ke dalam kehendak Tuhan, dan suatu ketika nanti anda akan melihat 'gambaran jadi' yang indah, sebuah grand-design Tuhan yang indah atas diri anda.
Ketahui grand-design Tuhan, dan pegang itu erat-erat saat menjalani hidup sekeping demi sekeping
Saturday, February 4, 2023
Kepingan Puzzle Kehidupan (3)
(sambungan)
Itu bisa makan waktu tahunan bahkan puluhan tahun. Dan dalam proses pembentukan itu kita bisa merasakan sakit, mengalami penderitaan. Kita bisa mengalami proses dimana kita harus menangis terlebih dahulu, tetapi sebuah sukacita yang indah dengan rencana Tuhan yang terkonsep dengan sempurna telah disediakan Tuhan di depan.
Dari mana kita bisa tahu itu? Ibrani 11:1 sudah mengatakan caranya, yaitu dengan kacamata iman.
Kalau kita melihat setiap bagian hidup hanya bersandar kepada pengertian kita sendiri, itu tentu sangat sulit. Firman Tuhan berkata "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:9). Kemampuan daya pikir, nalar dan logika kita sesungguhnya terbatas, sangat kecil jika dibandingkan kemampuan Tuhan dalam merancang sesuatu bagi kita. Oleh karena itulah jika kita hanya mengandalkan logika lewat pengertian kita yang terbatas ini, cepat atau lambat kita akan menyerah. Kita tidak akan mampu menangkap rencana Tuhan atas diri kita apabila tidak disertai dengan iman yang teguh.
Iman akan memampukan kita untuk mengetahui atau percaya bahwa apa yang direncanakan Tuhan itu sesungguhnya indah. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11). Kita sulit mengetahuinya sejak awal karena keterbatasan kemampuan kita, yang perbedaannya digambarkan bagai bumi dan langit dengan Tuhan. Akan tetapi pada waktunya, kita akan mendapatkan sesuatu yang indah sebagai bagian dari rencana Tuhan dalam hidup kita.
(bersambung)
Friday, February 3, 2023
Kepingan Puzzle Kehidupan (2)
(sambungan)
So, whether we know the grand design God has planned to us or not, it will determine our response in facing the life's problems.
Mungkin ada pula yang menyadari adanya rencana Tuhan pada dirinya, tapi tetap saja memilih untuk menyerah di tengah jalan karena merasa tidak cukup sanggup. Tidak tahu sama sekali tentang rencana Tuhan bagi hidup kita masing-masing itu satu hal, tahu tapi menyerah di tengah jalan itu hal lain. Betapa sayangnya apabila kita tahu dan tengah dalam proses, tapi kita tidak punya stamina iman yang cukup untuk berjalan, lalu mengabaikan rencana Tuhan, melupakannya dan menyerah.
Kita harus sadar bahwa sebagai manusia yang punya kehendak bebas, kita bisa memutuskan apakah kita mau mendengar dan patuh kepada panggilanNya,kehendakNya dan rencanaNya, atau kita memilih untuk menolak dan lebih memilih keinginan kita sendiri. Memaksakan kepingan puzzle untuk tersambung meski bukan pada tempatnya, sehingga gambar yang ditampilkan akan terlihat tidak sempurna, aneh atau bahkan rusak.
Sadar atau tidak, keputusan kita, apakah kita mau mempercayakan pada Tuhan atau tidak akan sangat mementukan seperti apa akhirnya. Satu proses yang salah bisa mengarah pada langkah berikutnya yang salah, itu tentu akan menuju hasil yang berbeda dengan pengambilan langkah yang dijaga baik dalam setiap fase kehidupan.
Amsal Salomo berkata "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5). Mempercayai Tuhan dengan segenap hati itu sungguh penting agar kepingan puzzle hidup kita bisa mencapai gambar utuh. Jangan setengah-setengah, jangan asal jadi, jangan malas-malasan, jangan naik turun, jangan tergantung mood dan jangan pula memberontak, tetapi mempercayai dengan sepenuh hati. Ini penting untuk kita ingat karena pada dasarnya manusia memiliki sifat tidak sabaran dan sangat mudah goyah alias labil. Apalagi sebuah proses dari Tuhan biasanya berlangsung lama. Tidak instan, tetapi selangkah demi selangkah atau step by step. Kita maunya instan, tetapi Tuhan mau membimbing kita secara perlahan sampai kepingan puzzle kita terangkai secara utuh dan menghasilkan gambar indah.
(bersambung)
Thursday, February 2, 2023
Kepingan Puzzle Kehidupan (1)
Ayat bacaan: Amsal 3:5
==================
"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."
Sejak usia 1 tahun lebih putri saya sudah mulai tertarik dengan puzzle. Ia selalu suka melihat kepingan warna warni. Di usia belum 2 tahun ia sudah bisa merangkai puzzle sederhana. Dan hari ini ia sudah bisa merangkai puzzle yang gambarnya rumit dan jumlahnya banyak.
Menyusun jigsaw puzzle itu menyenangkan bagi yang sabar, tapi menyebalkan bagi orang yang tidak sabaran. Sepertinya kesukaan bermain puzzle itu menurun dari saya, karena saya pun sejak kecil sangat suka. Yang paling saya sukai dari jigsaw puzzle adalah prosesnya. Itu bisa makan waktu lama, apalagi kalau yang kepingannya di atas 500 buah. Saya pernah menyusun puzzle dengan kepingan 1000 buah yang makan waktu sampai kurang lebih sebulan. Saya mencari potongannya satu-persatu, secara perlahan, hingga akhirnya keseluruhan potongan itu menampilkan gambar sesuai dengan yang saya inginkan.
Sekarang mari kita lihat silogisme puzzle dengan perjalanan hidup kita. Kita tahu gambar apa yang akan kita peroleh dari sekotak jigsaw puzzle. Saat kita membeli, bukankah kita memilih dulu gambar mana yang kita suka? Lalu,kita pun tahu ada berapa keping isinya. Tapi untuk bisa menampilkan gambar yang utuh, kita harus terlebih dahulu menempuh proses, merangkainya satu-persatu untuk waktu yang lama sampai pada akhirnya kepingan-kepingan itu bersatu membentuk sebuah gambar tepat seperti gambar yang disediakan pabriknya pada bagian depan kotak, sesuai yang kita pilih.
Saya menganggap contoh jigsaw puzzle ini sangat baik dipakai untuk menunjukkan bagian-bagian atau fragmen-fragmen hidup kita. Kita menjalani sekeping demi sekeping, dari satu penggalan ke penggalan berikutnya. Ada kalanya kepingan hidup itu berisi penderitaan kesusahan, masalah atau mendapat perlakuan-perlakuan menyakitkan dari orang lain. Saat mengalami bagian keping yang itu tentu tidak enak. Disana kita mungkin merasa menderita. Tapi soal penderitaan, siapapun kita, semua orang pasti ada kepingan hidupnya yang berisi penderitaan. Semua pernah, dan akan mengalami masalah pada suatu ketika.
Yang membedakan reaksi adalah apakah kita tahu 'gambar' apa yang pada akhirnya akan kita peroleh sebagai rencana Tuhan atas hidup kita, atau kita tidak tahu sama sekali. Kalau kita tahu, seharusnya kita akan bersabar dalam prosesnya karena iman kita mengatakan bahwa rencana Tuhan itu selalu indah pada waktunya. Tapi kalau kita tidak tahu, tidaklah heran apabila penderitaan itu mengoyak kita, bahkan menghancurkan, membuat segala yang sudah dibangun selama ini menjadi sia-sia. Sama seperti jika kita merasa putus asa dengan puzzle yang kita susun, lalu kita berhenti dan menghancurkan lalu menyimpannya lagi. If we do that, then we will never see the complete picture.
(bersambung)
Wednesday, February 1, 2023
Menyikapi Tahun Berat (4)
(sambungan)
Pemazmur mengatakan bahwa Allah itu:
- tempat perlindungan dan kekuatan
- penolong dalam kesesakan
Dan itu bukan teori merupakan sesuatu yang 'sangat terbukti'.
Karena itu kita tidak perlu takut terhadap apapun yang akan terjadi, karena separah apapun jika Allah ada di dalam maka kita tidak akan goncang. Allah akan selalu menyertai kita, menjadi kota benteng pertahanan kita.
Seperti itulah janji penyertaan Tuhan yang luar biasa, karenanya jangan gentar untuk hidup dalam masa suram dan penuh ketidakpastian dan kesulitan seperti saat ini. Tentu saja kita pun tidak boleh lupa bahwa sesungguhnya keadaan bangsa dan pemulihannya akan sangat tergantung dari seberapa besar kepedulian kita untuk mau mendoakan dan berbuat sesuatu dengan tindakan-tindakan nyata bagi bangsa ini. Tak peduli sekecil apapun, kontribusi kita sebagai anak bangsa tetap akan punya andil dalam menata bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Mikha menyikapi kehancuran moral dan bencana-bencana yang menimpa bangsanya dengan tetap menanti-nantikan Tuhan. Daripada pesimis dan menyerah, ia memilih untuk percaya penuh pada kuasa Tuhan yang akan selalu siap memulihkan bangsanya. Mikha tahu bahwa apabila ia hidup kudus dan benar, Tuhan pasti akan mendengar doanya. Yesus sendiri sudah berkata: "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Markus 9:23).
Tahun yang berat? Mungkin ya. But fear not. Jangan pula bersikap pesimis, apatis dan hanya menyesali, berpangku tangan tanpa mau berbuat apa-apa. Ini saatnya kita melakukan peran nyata lewat doa-doa kita agar bangsa yang kita cintai ini bisa dipulihkan dan berjalan memasuki era yang gemilang. Secara logika manusia itu tampaknya sulit, tapi percayalah bahwa tidak ada satu hal yang mustahilpun bagi Tuhan. Dia selalu siap mendengar doa anak-anakNya yang taat kepadaNya, Dia akan selalu mendengar seruan anak-anakNya yang prihatin terhadap nasib bangsa.
Tuhan akan selalu mendengar doa orang benar
Kacang Lupa Kulit (5)
(sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...