Thursday, July 31, 2008

Buah Semangka Berbentuk Kubus

Ayat bacaan: Roma 12:2
===================
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."

buah semangka berbentuk kubus, renungan harianBuah semangka pada gambar di sebelah kiri memang unik. Tidak seperti buah semangka yang kita kenal berbentuk bulat, kali ini buahnya berbentuk kubus. Rekayasa komputer? Tidak. Ini adalah buah semangka yang bisa dimakan, seperti buah semangka normal lainnya. Semangka berbentuk kubus ini adalah hasil pengembangan dari Jepang. Karena toko/supermarket mereka dirasa terlalu padat, maka mereka memikirkan cara bagaimana agar mereka bisa lebih menghemat ruang. Dan kalau anda menganggap bahwa proses pembentukan semangka ini sangat sulit dan butuh teknologi muktahir, anda pun salah. Ternyata caranya amat sederhana; cukup dengan menempatkan buah semangka yang sedang tumbuh ke dalam sebuah wadah berbentuk kubus, dan hasilnya? Buah-buah semangka dalam kubus itu pun akan terbentuk seperti kubus, menyerupai tempat penyimpanannya. Konsumen di Jepang pun senang dengan bentuk ini, karena mereka bisa menghemat ruang penyimpanan mereka dalam kulkas. Meskipun rasanya sama, semangka dalam bentuk kubus ini punya harga yang jauh lebih mahal dari yang biasa.

Kalau dipikir-pikir memang luar biasa, bagaimana bentuk alami buah semangka bisa dibentuk mengikuti bentuk wadah penyimpanan ketika mereka tumbuh. Fenomena semangka ini pun paralel dengan diri kita yang tengah hidup di dalam dunia dengan beragam pengaruh. Sudah tidak heran lagi kalau orang bisa terbentuk dari pengaruh lingkungan di mana dia tinggal atau tumbuh besar. Pengaruh dari pergaulan, hingga pengaruh dari apa yang mereka lihat di televisi dan bioskop, pengaruh dari artis favorit dan lain-lain, semua itu bisa membentuk seseorang, baik ke arah yang positif ataupun negatif. Sayangnya dunia ini menawarkan begitu banyak hal yang seolah-olah baik dan indah, padahal arahnya menjerumuskan kita ke arah kegelapan. Ayat bacaan hari ini mengingatkan kita untuk tidak terjerumus pada hal-hal duniawi, tapi terbentuk oleh pembaharuan budi. Akal budi, hikmat, kebijaksanaan berasal dari Allah, dan akan kita dapatkan jika kita selalu mau membuka diri kita menerima firman Tuhan. Dan biarlah firman Tuhan itu bekerja dalam diri kita, dan menghasilkan pribadi yang berkenan di hadapan Allah, bukan sebaliknya membiarkan bentuk-bentuk tekanan dan pengaruh duniawi membentuk diri kita.

Terkadang proses pembentukan itu tidaklah mudah, malah seringkali menyakitkan. Tapi apabila kita rela dan taat pada Tuhan, hasil yang akan kita dapatkan akan bernilai sangat tinggi, baik bagi kehidupan kita, bagi sekitar kita, bagi dunia dan terutama bagi Allah. Kita akan mencerminkan kemuliaan Tuhan, diubah semakin menyerupai gambarNya dalam kemuliaan yang terus bertumbuh (2 Kor 3:18). Pengaruh dunia boleh saja terus berusaha menarik kita, tapi tidak akan berhasil jika kita tetap berada dan bertumbuh dalam wadah firman Tuhan.


Terbentuk oleh firman Tuhan akan menghasilkan pribadi-pribadi penuh kemuliaan

Wednesday, July 30, 2008

Belajar Perkalian

Ayat bacaan: Efesus 4:15
========================
"tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."

Matematika bagi sebagian anak adalah pelajaran yang kurang disukai. Saya sendiri waktu kecil menyukai matematika, karena cara ibu saya mengajarkan dengan cara yang menarik. Kalau penjumlahan dan pengurangan mungkin tidak begitu sulit, tapi perkalian dan pembagian sedikit lebih rumit, terutama ketika baru pertama kali diajarkan. Saya ingat ketika ibu saya mengajarkan perkalian. Ibu saya mengajarkannya lewat buah jeruk. Dua buah jeruk, kalau dibagi dua, hasilnya satu di kiri dan satu di kanan. Jadi jawabannya satu. Satu jeruk dibagi dua? Beliau membelah jeruknya, dan hasilnya setengah jeruk, dua potong. Jadi jawabannya setengah. Beliau mengajarkan dengan telaten, karena saya, seperti anak-anak lainnya, punya begitu banyak pertanyaan. Dibutuhkan trik khusus dan metode menarik untuk mengajarkan anak-anak, bahkan hingga harus mengajak si anak bermain lebih dahulu. Dari tidak tahu, kemudian menjadi tahu, lalu mempelajari hal-hal lain yang jauh lebih rumit. Itu namanya tumbuh.

Tuhan pun mengajarkan kita banyak hal. Mulai dari hal-hal sederhana hingga kuasa yang ada di balik firmanNya, semua itu secara perlahan diberikan pada kita. Saya membayangkan Tuhan dalam posisi guru, dan kita semua sebagai anak-anak SD, betapa sulitnya mengajarkan satu hal saja. Apalagi mengajarkan begitu banyak hal, pada semua anak. Betapa Tuhan itu begitu sabar. Dan cara Tuhan pun begitu banyak, karena kita adalah pribadi yang kompleks dengan gaya dan ragam masing-masing. Kalau anak SD saja naik kelas, dan makin bertumbuh, alangkah ironisnya jika kita masih harus diajari itu-itu saja, tidak juga bisa mengerti apa yang Dia inginkan dalam hidup kita, alias tidak juga bertumbuh. Ketika anak SD bisa melanjutkan ke SMP, SMA, kemudian kuliah, kita masih juga berkutat pada pengertian yang dangkal tentang Tuhan dari tahun ke tahun. Padahal Tuhan terus mengajarkan kita banyak hal setiap hari lewat apapun, dan kita sudah diperlengkapi dengan begitu luar biasa untuk menjadi manusia.

Kerohanian kita harus bertumbuh. Kita bisa berpegang pada kebenaran-kebenaran yang ada di dalam kasih, dan kita akan terus tumbuh akan pengenalan tentang Kristus. Betapa indahnya hidup yang penuh sukacita, betapa ajaibnya hidup bersama Kristus, dan ini semua akan kita rasakan dalam setiap detak jantung kita, ketika kita terus bertumbuh.


Bertumbuh akan membawa kita mengerti lebih jauh tentang Allah. Jangan jalan ditempat

Tuesday, July 29, 2008

Mendidik Anak Dengan Hikmat

Ayat bacaan: Amsal 5:1
==================
"Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan,supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan."

renungan harian mendidik anak
Tinggal di lingkungan perkampungan yang sama selama beberapa tahun membuat saya menyadari satu hal: betapa orang-orang tua di sekitar saya hobi menakut-nakuti anaknya. Jika anak tidak mau makan, ibunya akan berkata.."ayo makan, nanti makanannya diambil om itu!" ada anjing lewat? "hayo.. digigit anjing ntar! hiii.. anjing, anjing!". Kalau anaknya tidak menurut ketika dipanggil? "awas, ada hantu! nanti dimakan hantu!" Tadi siang, ada seorang anak kecil yang jatuh, ibunya langsung berkata, "makanya jangan bandel! nanti di bawa ke dokter, om dokternya jahat, kamu disuntik pakai suntik besar!" Saya tidak heran melihat banyak yang sudah besar tapi berlari ketakutan melihat anak anjing kecil, yang sebenarnya sama sekali tidak peduli padanya. Saya tidak heran ketika banyak orang berbadan besar takut ke dokter. Ada seorang preman yang waktu itu ke dokter gara-gara menderita beberapa bacokan di tubuhnya, dia masih gagah berjalan ke dokter, tapi begitu dokter mengambil suntik, dia menangis ketakutan!Saya tidak heran kalau banyak orang selalu ketakutan karena merasa di mana-mana ada hantu. Ada juga orang tua yang memukul kursi jika anaknya terjatuh, saya sudah berulang kali melihat hal seperti itu. "kursinya nakal ya? sini ibu pukul!" Saya tidak heran kalau ketika besar si anak akan selalu mencari kambing hitam. Belum lagi kalau menyangkut wilayah beda kepercayaan. Bentuk-bentuk pelarangan berteman, makan dan minum di rumah yang berbeda kepercayaan dan lain-lain sangat mudah kita jumpai pada kehidupan sehari-hari.

Anak adalah anugrah Tuhan bagi ibu dan bapanya. Mereka dilahirkan bagaikan kertas kosong yang siap ditulis oleh orang tuanya. Jika kita mendidik anak dengan warna yang salah, anak akan penuh coretan tanpa makna dalam perjalanan kehidupannya. Mitos-mitos dan bentuk-bentuk "menakut-nakuti" untuk membuat anak patuh tentu tidak sejalan dengan firman Tuhan, dan tidak baik bagi perkembangan kejiwaan si anak. Anak pun bisa jadi salah kaprah dalam memandang kehidupan. Di beberapa negara, anak-anak diajar menjadi pembawa bom bunuh diri, membawa senjata, membunuh dan lain-lain, karena mereka bak kertas kosong, mereka pun akan terbentuk menjadi pembunuh.

Ayat hari ini menggambarkan dengan jelas bagaimana cara mendidik anak yang baik. Mengajar anak dengan hikmat yang berasal dari Tuhan, mendidik anak dengan bekal-bekal yang bijaksana, itulah yang seharusnya dilakukan oleh para orang tua.Orang tua harus memberi kesempatan yang cukup bagi si anak untuk tumbuh dan belajar dari setiap kesalahannya. Kita tidak bisa memaksakan si anak agar menjadi mahluk sempurna secara instan, apalagi dengan tujuan untuk kebanggaan orang tuanya dan bukan untuk kebaikan si anak. Orang tua pun harus bisa meluangkan waktu yang cukup dan keteladanan yang baik bagi anak-anaknya, karena bagaimanapun figur orang tua sangat dibutuhkan oleh mereka sebagai contoh nyata bagaimana mereka harus hidup. Pada Efesus 6:4 orang tua pun diperingatkan agar selalu mendidik anak sesuai ajaran dan nasihat Tuhan. Bagaimanapun anak adalah anugrah dari Tuhan, milik Tuhan. Karena itu, didiklah mereka hikmat dan kebijaksanaan yang hanya berasal dari Tuhan.


Membentuk pribadi anak haruslah sesuai dengan ajaran dan nasihat Tuhan

Monday, July 28, 2008

Tuhan Yang Menjadi Manusia

Ayat bacaan: Filipi 2:8
=================
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

alexander the great, renungan harian
Alexander Agung, atau yang juga kita kenal dengan Alexander The Great adalah pemimpin militer dan penguasa paling jenius sepanjang perjalanan sejarah dunia. Dia juga merupakan seorang pemimpin militer tersukses sepanjang sejarah. Dalam peperangan selama 13 tahun sampai akhir hayatnya dia tidak terkalahkan. Sebagai seorang pemimpin militer yang hanya berkuasa dalam waktu relatif singkat, hanya 13 tahun, dia berhasil membangun imperium yang meliputi 3 benua dengan luas 50 kali lebih besar dari apa yang diwariskan kepadanya. Kehebatannya menjadi sumber inspirasi bagi banyak pemimpin dan penakluk dari masa ke masa seperti misalnya Napoleon. Bagi penggemar sejarah atau penggemar film rasanya kisah Alexander Agung tidak asing lagi, karena literatur mengenai sosoknya sudah begitu melegenda hingga sekarang.

Sejarah mencatat begitu banyak penguasa dan diktator dalam perjalanannya. Selain Alexander The Great, sebut saja beberapa nama lain seperti Napoleon, Julius Caesar, Hitler, Lenin dan banyak lagi. Salah satu jenis karakter manusia adalah karakter agresif, dan mereka yang memiliki karakter ini akan memiliki sifat dasar menguasai. Tapi hari ini saya bukan hendak bercerita mengenai karakter agresif atau mengangkat kisah heroik Alexander atau lainnya. Justru saya ingin mengangkat kebalikan yang menjadi simbol keteladanan yang berasal dari Yesus Kristus. Ada satu kutipan yang pernah saya dengar, kira-kira berbunyi: History is full with men who wanted to be gods, but only one God who wanted to be man. Bayangkan betapa ironisnya kalau kita pikirkan dengan pola pemikiran manusia. Manusia berusaha menaklukkan dunia dengan segala cara, melakukan ekspansi seluas kesanggupan mereka. Tapi Tuhan, Penguasa tertinggi, Pencipta alam semesta beserta isinya, malah memutuskan untuk turun ke bumi, mengambil wujud anak manusia. Bukan hanya sebagai wujud anak manusia. Tuhan Yesus, Raja diatas segala raja, tidaklah datang dalam kondisi dibungkus kemewahan, tapi lahir di kandang domba, hidup bersahaja, bahkan tampil dalam rupa seorang hamba (Filipi 2:7). Tuhan Yesus dalam wujud manusia juga ikut merasakan berbagai penderitaan demi penderitaan. Berbagai penderitaan di luar batas kemanusiaan dialami Yesus, hingga wafat di kayu salib adalah karya penebusan yang telah membayar lunas segala dosa dan penderitaan manusia. Yesus mengambil alih semua penderitaan, sakit penyakit dan lain-lain, membebaskan kita dari belenggu kegelapan, dan membawa kita ke dalam kehidupan kekal penuh damai sukacita. Bayangkan hidup kita tanpa kedatangan dan karya penebusan Tuhan Yesus. Bayangkan hidup kita tanpa penyertaanNya.

Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa kita menjadi besar bukan karena kita bisa menduduki negara-negara lain, tapi karena kita bisa melayani (Markus 10:43-44). Bukan di dalam nama Alexander, tapi di dalam nama Yesus Kristus lah segala yang ada di langit dan bumi bertekuk lutut, dan semua lidah mengaku Yesus lah Tuhan (Filipi 2:11). Keselamatan ada di dalam nama Yesus, mari kita teladani pribadi Yesus dalam kehidupan kita.

Memperluas kerajaan Allah adalah dengan berkomitmen untuk mengasihi dan melayani sesama, bukan menduduki dengan kekuasaan militer

Sunday, July 27, 2008

Beda Generasi, Beda Selera

Ayat bacaan: Ezra 3:12
=================
"Tetapi banyak di antara para imam, orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat rumah yang dahulu, menangis dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara nyaring karena kegirangan."

pujian penyembahan renungan harian
Lucu rasanya jika perbedaan sekitar satu dasawarsa saja bisa membuat selera musik menjadi beda.Ini baru bicara soal perbedaan selera musik dari generasi yang berbeda, karena faktor lain seperti pengaruh budaya, lingkungan dan lain-lain bisa berpengaruh besar terhadap selera musik seseorang. Saya adalah seorang penggemar musik jazz, mulai dari swing, bebop, bossa sampai jazz modern seperti acid jazz sekelas Incognito dan lain-lain. Sementara istri saya adalah penggemar RnB. Ada sih beberapa lagu yang bisa saya nikmati dari koleksi istri saya, juga sebaliknya koleksi jazz saya pun ada yang disukai istri saya. Tapi tetap pada dasarnya kita beda selera. Itu di dunia sekuler. Di wilayah rohani pun orang bisa memiliki selera yang berbeda. Satu hal yang pasti, sulit bagi kita untuk hidup tanpa musik, termasuk dalam urusan memuji dan menyembah Tuhan.

Gambaran di atas mengingatkan saya pada kisah ketika Zerubabel mulai membangun lagi mezbah Allah setelah bangsa Israel kembali dari tempat pembuangan di Babel. Mezbah dibangun kembali menggantikan mezbah buatan Salomo yang telah dihancurkan oleh tentara Kasdim sekian tahun sebelumnya (2 Raja Raja 25:1-10). Ketika fondasi mulai diletakkan, terjadilah hal yang kontradiktif diantara bangsa Israel. Generasi muda bersorak sorai dan memuji-muji Tuhan, sementara generasi tua menangis dengan suara yang tidak kalah kerasnya. Keduanya sama-sama nyaring, sehingga pada waktu itu sulit membedakan mana sorak sorai kegirangan dan mana yang merupakan tangisan. Dari mana dua reaksi ini bisa muncul? Generasi muda belum pernah melihat mezbah buatan Salomo yang telah dihancurkan itu, sehingga mereka bersuka ria ketika melihat mezbah mulai dibangun. Sementara generasi tua membandingkannya dengan mezbah buatan Salomo yang mewah, maka mereka pun bersedih dan menangis.

Hati yang sama buat Tuhan, dua reaksi berbeda. Hal seperti ini bisa terjadi pada dua generasi berbeda, atau faktor lainnya. Dalam memberikan pujian dan penyembahan kita yang terbaik buat kemuliaan Tuhan pun tentunya orang bisa memiliki cara, jenis penyampaian atau kemasan yang berbeda. Jangan buru-buru menghakimi teman-teman yang memakai aliran musik rock dalam memuji nama Tuhan, memberi label negatif pada mereka, dan sebaliknya jangan juga merendahkan teman-teman yang memanjatkan puji-pujian lewat hymne. Yang penting adalah hati yang menyembah, segalanya keluar dari hati yang tulus hanya untuk Tuhan saja, maka itu akan berkenan bagi Allah. Allah melihat hati kita dan tahu apakah yang kita persembahkan adalah semata-mata karena mengasihi Dia. Dia adalah Allah bagi kita semua, apapun selera musik kita, apapun alat musik yang kita pakai, nyanyi, nge-rap, nge-rock dan lain-lain. Mari kita bersyukur padaNya dengan hati bersukacita, meskipun lewat ekspresi yang berbeda.

Ada banyak jalan menuju Roma, demikianlah banyaknya cara untuk memuji Tuhan

Saturday, July 26, 2008

Sulit Memaafkan Diri Sendiri

Ayat bacaan: Kejadian 45:5
====================
"Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu."

menyalahkan diri sendiri, renungan harian
Ada banyak orang yang terbelenggu pada masa lalunya. Dosa ataupun kesalahan yang diperbuat di masa lalu terasa begitu menyiksa sehingga sulit bagi mereka untuk menatap masa depannya. "seandainya saya tidak melakukan hal itu.. saya tidak bisa memaafkan diri saya sendiri atas perbuatan itu.." kalimat yang mungkin pernah anda dengar dari orang-orang di sekitar anda, atau mungkin ada diantara kita yang pernah mengatakannya sendiri. Setidaknya saya pernah mengalami hal tersebut. Faktanya ada banyak orang yang sulit melepaskan diri dari kesalahan yang pernah diperbuat di masa lalu.

Ayat bacaan hari ini adalah mengenai kisah Yusuf. Dia hampir saja dibunuh saudara - saudaranya, tapi kemudian diputuskan untuk dijual kepada saudagar-saudagar Midian. Orang-orang Midian kemudian menjualnya kepada Potifar. Kisah selanjutnya rasanya tidak asing lagi bagi kita. Singkat cerita, Yusuf kemudian menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir. Ketika Yusuf menyatakan dirinya kepada saudara-saudaranya, yang telah menyiksa dan menjualnya sebagai budak, seluruh saudaranya pun gemetar ketakutan dan diliputi rasa penyesalan yang dalam. Mereka merasa menyesal atas perbuatan mereka terhadap Yusuf, dan kepedihan yang mereka buat terhadap Yakub, ayah mereka. Tapi lihatlah jawaban dari Yusuf. Dia tidak menghukum saudara-saudaranya, tetapi malah mengampuni mereka. Mengapa? Karena semua itu adalah atas kehendak Tuhan.

Ketika kita melakukan kesalahan dan hal tersebut menyakiti orang lain, atau malah orang yang kita sayangi, kita bisa berada diposisi yang sama seperti saudara-saudara Yusuf. Terkadang hal tersebut sulit kita lupakan, kita tidak bisa memaafkan diri sendiri, dan akibatnya kita terperangkap pada perasaan berdosa yang begitu besar. Selanjutnya kita akan merasa tidak pantas untuk mendapatkan apapun lagi, termasuk pengampunan dari Tuhan, karena kita menganggap dosa kita itu terlalu besar untuk diampuni. Tapi mari kita ingat, Tuhan selalu siap mengampuni kita, sebesar apapun dosa kita. Dia sangat mengasihi kita, dan kita sangat berharga bagi Dia. Jika kita berdoa, mengakui semua dosa dan mohon ampun, yakinlah bahwa Allah akan segera mengampuni kita. Tuhan tidak akan mau kita terus menerus menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa bertumbuh akibat hal tersebut.

Dulu sebuah kesalahan besar pernah saya perbuat terhadap seseorang. Orang itu tidak bisa memaafkan saya hingga 5 tahun. Jangankan memaafkan, mendengar nama saya pun dia tidak sanggup. Rasa penyesalan itu saya bawa selama 5 tahun, tanpa pernah punya kesempatan untuk meminta maaf secara langsung padanya. Sehari sebelum saya dibaptis, dalam sebuah doa saya, saya meminta agar Tuhan membuka kesempatan bagi saya untuk membereskan masalah itu. Saya ingin agar keesokan harinya setelah saya dibaptis, saya bisa memulai sebuah hidup baru tanpa ada perasaan bersalah lagi di dalam hidup saya. Hanya dalam hitungan jam, tiba-tiba kesempatan itu datang. Saya berkesempatan makan malam bersamanya, dan disana saya akui semua kesalahan saya secara jujur, dan berharap dia bisa memaafkan saya. Dia tersenyum dan berkata, "iya, aku maafin.." Pada saat itu, seakan-akan beban berton-ton lepas dari pundak saya. Kami pun kembali berteman hingga hari ini.

Ketika anda merasakan beban yang sama seperti saya, berdoalah, mintalah agar Tuhan membuka jalan dan membantu anda. Tentunya setelah anda mengakui semuanya pada Tuhan dan bertobat. Dia pasti buka jalan, dan kita bisa menatap masa depan tanpa beban masa lalu lagi.

Tuhan tidak pernah ingin perasaan bersalah membelenggu diri kita

Friday, July 25, 2008

Tokoh-Tokoh Nyata

Ayat bacaan: 1 Kor 10:11
====================
"Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba."

alkitab itu nyata
Ada satu "hobi" saya yang terhitung "kurang kerjaan", yaitu melihat gaya para penonton di bioskop setelah habis nonton. Saya melihat bahwa banyak diantara para penonton itu terbawa gaya dari tokoh yang ditontonnya. Ketika menonton film action, Rambo misalnya, para cowok berjalan dengan gagah berani dan dada dibusungkan. Ketika menonton film drama percintaan, mereka terlihat senyum dengan muka penuh cinta. Hal ini tidak aneh, karena perasaan mereka masih terbawa oleh film yang baru saja selesai mereka tonton. Ada banyak juga orang yang terlalu mengidolai tokoh-tokoh film tertentu, sehingga bukan saja gaya jalan, tapi cara bicara, cara dandan, potongan rambut dan tingkah laku pun bisa mirip. Tokoh-tokoh yang banyak diataranya adalah fiksi alias rekaan, ternyata bisa tampil secara nyata dalam kehidupan orang. Secara umum mungkin anak-anak akan lebih terpengaruh pada figur yang mereka tonton, tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa pun bisa sangat terpengaruh pada figur-figur tersebut.

Alkitab yang sangat tebal yang kita miliki berisi ratusan tokoh dan kisah dengan perjalanannya masing-masing. Apakah kisah dan tokoh itu cuma rekayasa dari penulisnya? Tidak. Semua itu nyata dan benar-benar terjadi. Apa yang mereka alami, apa konsekuensi dari dosa mereka, bagaimana Tuhan menyatakan kemuliaanNya, semua itu adalah kenyataan yang pernah terjadi di masa lalu. Segala pengalaman dari tokoh nyata itu dituliskan untuk menjadi pedoman bagi kita untuk menapak hidup ke depan. Bukan hanya segala hal yang baik, tapi kita pun bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan bangsa Israel ataupun tokoh-tokoh di alkitab, agar kita tidak berbuat dosa yang sama. Kita bisa melihat bagaimana seseorang diubahkan, orang biasa dipakai Tuhan secara luar biasa, dan itu bisa menjadi dasar berpijak kita untuk hidup lebih baik lagi.

Kita lihat bagaimana Paulus dan teman-teman mengalami penderitaan jasmani dalam pelayanannya, tapi tetap teguh dan taat, karena ada Roh Allah bekerja didalam diri mereka. Kita bisa meneladani Yesus Kristus yang tanpa cela, lengkap dengan semua pesan-pesan Yesus agar kita lepas dari siksa kekal dan masuk pada hidup yang kekal yang penuh damai tanpa ratap tangis lagi. Intinya, seperti juga apa yang saya bisa simpulkan selama saya menulis renungan harian ini, alkitab memuat segala hal yang dapat dijadikan pedoman untuk hidup benar, mencakup segala hal yang kita alami sehari-hari lengkap dengan bagaimana cara menyikapi masing-masing persoalan. Dari hal besar sampai hal sepele sekalipun,semuanya punya solusi komplit dalam alkitab. Hebatnya, tidak ada yang ketinggalan jaman dan semuanya masih sangat-sangat aplikatif untuk menyikapi permasalahan hidup kita saat ini.

Para tokoh yang benar-benar ada pada jaman masing-masing mengalami hal-hal yang sama seperti yang kita rasakan. Mereka merasakan kesedihan, penderitaan, ketakutan dan lain-lain. Mereka semua telah mengalaminya, dan kita bisa membaca konsekuensi dari masing-masing tindakan, baik yang positif maupun negatif, dan puji Tuhan, semua itu bisa kita jadikan pedoman agar kita tidak salah langkah. Baca dan renungkanlah alkitab dengan tekun, sehingga kita bisa mendapat keteladanan dari pengalaman masing-masing tokoh. Alkitab telah menyediakan segalanya dengan lengkap.

Mari bercermin pada alkitab beserta isinya sebagai petunjuk hidup ke depan

Thursday, July 24, 2008

Takut Terbang

Ayat bacaan: Lukas 17:5
=======================
"Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"

takut terbang renungan harian
Apakah anda termasuk orang yang merasa takut terbang dengan pesawat? Bila ya, anda termasuk satu dari jutaan bahkan mungkin milyaran orang di dunia ini. Sebuah survey yang pernah saya baca bertahun-tahun yang lalu mengatakan bahwa di Amerika saja ada 25 juta orang merasa tidak aman menggunakan pesawat. Padahal statistik mengatakan bahwa menggunakan pesawat terbang 25 kali lebih aman ketika anda mengendarai mobil atau transportasi darat lainnya. Tingkat kecelakaan jauh lebih tinggi di darat ketimbang di udara. Bahkan tingkat kecelakaan yang diakibatkan menyeberang jalan sekalipun, sesuatu yang kita lakukan hampir setiap hari berkali-kali jauh lebih tinggi dibandingkan kecelakaan penerbangan. Dari statistik pun terlihat bahwa berada di pesawat lebih aman daripada di dalam bathtub. Tapi faktanya, banyak orang merasa takut untuk tebang. Ada beberapa alasan seperti takut/phobia ketinggian, phobia berada dalam ruang tertutup, takut karena tidak memiliki kendali atas pesawat dan lain-lain. Tapi yang menarik, dari hasil penelitian ternyata akar masalahnya bukanlah takut pesawatnya jatuh melainkan rasa takut kehilangan kendali ketika meninggalkan tanah.

Permasalahan yang sama juga terjadi pada iman kita. Ada banyak orang yang telah menerima Yesus, telah rajin ke gereja, rajin berdoa, tapi belum sanggup mempercayakan hidupnya secara penuh kepada Tuhan. Berapa banyak di antara kita yang masih takut berada di tempat gelap, khawatir akan masa depan, stres menghadapi resesi, putus asa menghadapi suami/istri atau anak-anak yang bandel, dan lain sebagainya, meskipun sudah menjadi anak Allah? Mungkin seperti cerita di atas, banyak yang merasa sulit mempercayakan hidup sepenuhnya pada Allah yang tidak terlihat, dan lebih percaya pada "bumi yang kita pijak sehari-hari", maksud saya adalah sesuatu yang kasat mata. Mungkin hal ini lebih sering terjadi pada teman-teman yang masih baru mengenal Kristus, tapi tidak menutup kemungkinan masih bisa terjadi pada yang sudah lama sekalipun. Ada seorang teman yang sejak lahir ada dalam keluarga kristen, tapi tetap saja mengaku belum sanggup untuk mengandalkan Tuhan secara total dalam kehidupannya. "Iya kalau Tuhan membantu, kalau tidak..? aku belum sampai pada tahap itu.." itu katanya.

Para murid Yesus pun merasakan hal yang sama. Pada ayat bacaan hari ini mereka meminta iman mereka ditambahkan, ketika Yesus mengajarkan mereka untuk menaikkan level pengampunan bagi orang lain. Tapi apa jawaban Yesus? Cukup mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kita akan bisa memiliki kuasa yang sungguh dahsyat. Ternyata untuk memiliki iman yang sungguh-sungguh itu bukan masalah mudah. Untuk mencapai iman sekecil biji sesawi pun tidak banyak yang sanggup.

Untuk itu, mari kita terus melatih iman kita untuk berpegang teguh pada Tuhan, karena iman juga butuh berlatih, semakin terlatih iman, semakin besar kita mudah mempercayai hidup sepenuhnya padaNya, karena apapun yang Dia berikan adalah yang terbaik buat kita. Mari kita percayakan hidup ini dalam tanganNya, dan tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri saja. Mari tingkatkan terus iman kita.


Iman yang kecil saja sudah bisa mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran anda. Belajarlah mempercayakan hidup pada Tuhan dengan melatih iman anda.

Wednesday, July 23, 2008

Rumput Tetangga Lebih Hijau

Ayat bacaan: 1 Raja Raja 19:4
=======================
"Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

rumput tetangga lebih hijau, renungan harian
Ada seorang teman yang pernah berkata bahwa dia adalah anak yang paling buruk rupa dalam keluarganya. "kakak-kakakku semuanya cantik, cuma aku aja yang jelek.. nggak heran mereka semua mudah dapat cowok, kecuali aku.." Di masa kuliah pun saya banyak mendengar teman-teman yang mulai depresi dan putus asa, berkata "aku tidak akan bisa seperti si anu yang sangat pintar.." "betapa enaknya jika aku bisa seperti dia.." dan lain-lain. Dalam banyak film komedi situasi, kita sering melihat sosok ibu-ibu yang selalu iri pada tetangganya. Sampai-sampai ada peribahasa yang "mengatakan rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri", karena begitu banyaknya orang yang selalu merasa diri kurang dibandingkan orang lain.

Nabi Elia adalah seorang nabi yang sangat luar biasa, salah satu nabi terbesar di Israel. Elia adalah nabi dengan tugas berat. Dengan gagah berani dia menghadapi ratusan nabi Baal. Berkali-kali Tuhan telah menjawab doanya secara ajaib. Elia juga salah satu dari dua orang yang tidak mengalami kematian jasmani, karena langsung diangkat ke surga dalam angin badai. (2 Raja Raja 2:11). Meskipun Elia sanggup mengalahkan ratusan nabi Baal, ternyata dia takut ketika mendapat ancaman dari Izebel. Nabi Elia pun putus asa dan berkata bahwa dia tidak lebih baik dari nenek moyangnya.

Depresi seringkali membuat seseorang mulai membandingkan diri dengan orang lain. Ketika ini terjadi, artinya kita sedang mengijinkan masalah baru masuk ke dalam hidup kita, sementara masalah lain belum tentu beres. Alkitab pun mengatakan bahwa membandingkan diri dengan orang lain adalah perbuatan yang tidak bijak (2 Kor 10:12). Ketika kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain, kita akan jatuh dalam jebakan lainnya. Kita akan cenderung membandingkan kelemahan kita dengan kelebihan orang lain, dan lupa bahwa sehijau apapun rumput seseorang, pasti tetap ada bagian-bagian kuningnya. Kita akan menghukum diri kita sendiri, memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang belum tentu menjadi bagian kita, dan semuanya akan berujung pada putus harapan dan kehilangan percaya diri. Padahal kita setiap pribadi adalah unik, karena kita diciptakan dengan keragaman sifat, rupa dan talenta yang berbeda-beda. Satu-satunya pribadi yang dapat kita tampilkan adalah diri kita sendiri, sesuai dengan rencana Allah pada hidup kita. Allah mengasihi kita semua, kita semua sama berharganya dimata Allah, siapapun kita, apapun status kita dan latar belakang kita. Tidak ada orang yang diciptakan Allah kurang dari yang lain, karena Allah selalu melengkapi setiap ciptaanNya dengan talenta masing-masing, yang pasti bermanfaat dalam hidup, baik untuk diri sendiri, untuk sesama, maupun untuk memuliakan Allah.

Jadi kita tidak perlu membandingkan "rumput di halaman kita" dengan "rumput tetangga", sebaliknya kita harus bisa menjaga dan mengurus rumput kita agar bisa tumbuh lebih baik lagi. Membandingkan diri kita dengan orang lain akan menambah persoalan bagi kita dan menjadikan segala sesuatu makin buruk. Anda dan saya, adalah ciptaan Tuhan yang sangat ia kasihi, sangat berharga di mataNya dan kita punya lebih dari cukup bekal untuk hidup sesuai dengan apa yang Dia kehendaki.

Banggalah terhadap diri anda, karena semua itu baik adanya dan berasal dari Allah yang mengasihi anda

Tuesday, July 22, 2008

Realistis Dong...

Ayat bacaan: 1 Korintus 2:3
=====================
"Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar."

depresi,khawatir, renungan harian
Ada orang yang berkata bahwa antara percaya pada Tuhan dan hidup tanpa rasa cemas belum tentu sejalan. Saya mengalami hal ini ketika menghadapi saat-saat ibu saya pulang ke rumah Bapa di surga. Ketika itu saya baru saja lahir baru. Meskipun saya telah menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, dan artinya menerima janji-janji Tuhan, termasuk bebas dari rasa takut, saya masih sulit mempraktekkannya dalam hidup. Ketika suatu kali dalam kunjungan ke rumah sakit mendoakan ibu saya, seorang pendeta berkata, "Tuhan pasti punya rencana luar biasa, percayalah..", saya berkata dalam hati.."mudah untuk bilang seperti itu, karena anda tidak mengalaminya.. realistis dong pak.." Apakah dengan berpikir seperti itu, artinya saya tidak percaya pada Yesus? Saya percaya. Sangat percaya. Tapi saya tetap mengalami perasaan kalut, khawatir dan sedih.

Siapakah diantara kita yang bisa dengan jujur berkata bahwa hidupnya sudah 100% tanpa kekhawatiran? Siapa diantara kita yang berani bersaksi bahwa kita telah benar-benar mempraktekkan ayat Mazmur 56:11 yang berbunyi: "kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Saya rasa siapapun orangnya, ada saat dimana kepercayaan kita terhadap Tuhan dan janji-janjiNya bercampur dengan kekhawatiran, kecemasan, ketakutan, depresi dan penderitaan lainnya. Hidup di dunia yang sulit membawa kita berkenalan dengan masalah kesehatan, konflik, situasi-situasi menakutkan, kekhawatiran, resesi, depresi, stress, berbagai jenis krisis, dan lain-lain. Perbedaan kemampuan nalar manusia dan waktunya Tuhan sering membuat kita sulit menangkap tujuan Tuhan buat kita. Padahal Tuhan telah menyatakan bahwa rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan (Yeremia 29:11). Akibatnya, kita bisa mengalami berbagai kondisi di atas, atau bahkan ragu apakah Tuhan masih sayang pada kita atau tidak.

Tapi lihatlah, jangan khawatir jika anda masih sering merasa cemas, takut, dan lain-lain. Ayat bacaan hari ini menunjukkan sisi realistis seorang manusia. Rasul Paulus yang begitu taat dan kuat imannya pun pernah mengalami saat dimana dirinya terasa lemah, mengalami ketakutan dan gentar yang sangat besar. Kita tidak perlu malu mengakui kalau kita terkadang masih diliputi ketakutan dan kekhawatiran, kita tidak perlu berpura-pura kuat sementara di dalam kita merasa gentar menghadapi masalah yang tengah menimpa diri kita. Berbagilah dengan sahabat anda, dan ingat, diatas segalanya, anda mempunyai seorang Sahabat sejati, Yesus Kristus. Dengan penuh kasih Dia telah berulang kali mengingatkan kita agar jangan takut. Tuhan Yesus pun telah menegaskan bahwa Dia akan selalu ada bersama kita, bukan hanya dalam kondisi baik, tapi juga dalam setiap permasalahan hidup. Datanglah padaNya, berdoalah. Dia akan memberikan kekuatan untuk mengatasi setiap rasa cemas dan takut.

Wajar bila kemampuan daya pikir manusia masih sulit melihat rancangan Tuhan ke depan, tapi kita perlu terus melatih diri untuk mampu berpegang dan menyerahkan semuanya pada Tuhan dan belajar melihat segala sesuatu dari kacamata Tuhan, percaya pada semua janji Tuhan, karena Dia adalah Allah yang setia dan tidak pernah mengingkari janjiNya. Mari kita terus berlatih untuk percaya sepenuhnya dalam setiap kondisi yang kita alami. "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu" (Mzm 56:3)

Tuhan tidak pernah meninggalkan dan berhenti mengasihi kita, jadi jangan takut

Monday, July 21, 2008

Pohon-pohon Tertua

Ayat bacaan: Roma 5:3-4
===================
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."


bristlecone pines, renungan harian
Pernahkah anda membayangkan bagaimana keadaan dunia ini 5.000 tahun yang lalu? Bagi kebanyakan orang, 5.000 tahun adalah waktu yang sudah terlalu jauh untuk dibayangkan. Tapi ada sekumpulan pohon cemara di Amerika yang menjadi saksi sejarah, karena telah berusia ribuan tahun! Bristlecone Pines, pepohonan cemara Bristlecone diperkirakan berumur sekitar 3.000-4.000 tahun. Salah satu pohon disana yang diberi nama Methuselah (diambil dari nama tokoh alkitab yang berusia paling panjang, 969 tahun, Metusalah.), usianya mencapai 5.000 tahun dan masih hidup hingga kini. Bayangkan perjalanan sejarah dunia yang disaksikan pohon Methuselah ini. Pohon ini sudah ada ketika bangsa Mesir mulai membangun piramid-piramid. Beberapa tahun yang lalu, rekor pohon tertua ini pecah, ketika para peneliti menemukan sebuah pohon cemara di Swedia yang berusia tidak kurang dari 9.550 tahun. Hebatnya, pohon ini pun masih hidup.

Pohon-pohon tertua ini tumbuh di dataran yang sangat tinggi. Pohon cemara tertua di Swedia tumbuh pada ketinggian 950 m dari permukaan laut, sedangkan kumpulan cemara Bristlecone berada pada ketinggian sekitar 3.000 m di atas permukaan laut. Tentu sangat berat untuk tumbuh pada ketinggian yang ekstrim seperti itu. Angin yang kencang dan ganas, temperatur yang sangat dingin, udara yang tipis dan curah hujan yang sangat rendah membuat kondisi luar biasa berat untuk bisa bertahan hidup. Tapi kita lihat bahwa pohon-pohon yang bertahan hidup ribuan tahun justru terdapat pada lokasi yang rasanya tidak memungkinkan untuk hidup normal sekalipun.

Kesulitan-kesulitan hidup terkadang terasa sangat menyakitkan. Tapi Tuhan dapat memakai ini semua untuk membentuk kita menjadi pribadi yang tangguh dan dewasa. Kita pun dapat bertumbuh dalam iman yang penuh pengharapan jika kita bergantung penuh pada Tuhan. Banyak tokoh-tokoh alkitab yang terlebih dahulu mengalami proses pembentukan ini, dan itu tidaklah mudah atau tanpa penderitaan. Tapi lihatlah hasilnya. Berbagai kesengsaraan dan penderitaan yang kita jalani dengan iman teguh disertai penyerahan sepenuhnya pada Tuhan akan memberikan yang terbaik pada kita. Yang pasti, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita dan tetap memberi kekuatan dalam prosesnya.

Maka dari itu, jangan cuma berdoa untuk lepas dari penderitaan, tapi juga berdoalah agar kita bisa mendapatkan hal terbaik sesuai kehendakNya dari penderitaan itu. Kita akan menjadi pribadi-pribadi yang kuat, tegar, tahan uji dan tidak akan pernah putus pengharapan.

Tuhan memakai kesulitan-kesulitan dalam hidup kita untuk membentuk karakter yang kuat

Sunday, July 20, 2008

Menjadi Besar Karena Melayani

Ayat bacaan: Markus 10:45
====================
"Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

manager gunung agung ciwalk
Pada suatu kali saya pernah bertemu seseorang yang bekerja sebagai pemimpin perusahaan. Ketika pada satu saat saya ngobrol dengan dia, dia berkata bahwa seorang pemimpin tidak seharusnya mengucapkan terima kasih kepada pegawainya. "untuk apa? itu kan memang sudah tugas mereka. Terlalu baik nanti ngelunjak." itu kira-kira yang saya ingat dari apa yang diucapkannya. Di waktu lain, pernah ketika istri saya sedang mencari tempat untuk mengerjakan skripsinya, saya menemaninya untuk menanyakan kesediaan toko buku Gunung Agung di Ciwalk. Pegawai disana yang biasanya ramah melayani pembeli tiba-tiba berubah air mukanya begitu mendengar bahwa kedatangan kami adalah untuk menanyakan kemungkinan untuk skripsi di sana. "oh, tunggu saja dulu, bapak belum datang." Kami pun menunggu dua jam. Lama-lama saya melihat ada orang berdasi yang memang manajer dari toko buku itu, tapi kami tidak diberitahukan sama sekali. Ketika saya tanyakan kepada si pegawai, dia berkata "bapak sibuk, tidak bisa diganggu." Padahal si manajer cuma duduk santai, dan itu kelihatan jelas di depan mata saya. Bayangkan perlakuan seperti itu, padahal kami pun di lain waktu adalah pembeli disana. Banyak orang yang berpikir hanya pada satu kondisi saja, tanpa melihat kehidupan secara global. Maksud saya, di satu saat mungkin kita butuh bantuan, tapi di saat lain kita bisa jadi diperlukan.

Apakah seorang pemimpin menjadi besar karena status dan pangkat? Apakah menjadi pemimpin besar berarti menjadi seseorang yang absolut dan hanya dilayani, merasa rendah ketika melayani? Apakah seorang pemimpin dihormati karena jabatan yang dipegangnya? Apakah yang menjadikan seseorang pemimpin yang besar? Martin Luther King Jr punya jawabannya pada satu kotbah di awal tahun 1968.

"Everybody can be great, because everybody can serve.
You don't have to have a college degree to serve.
You don't have to have to make your subject and your verb agree to serve.
You don't have to know about Plato and Aristotle to serve.
You don't have to know Einstein's "Theory of Relativity" to serve.
You don't have to know the Second Theory of Thermal Dynamics in Physics to serve.


You only need a heart full of grace,
a soul generated by love,
and you can be that servant."

Orang menjadi besar karena mereka bisa melayani. Tidak perlu gelar, tidak perlu menguasai pengetahuan yang luar biasa terlebih dahulu. Yang dibutuhkan hanyalah hati yang penuh sukacita, dan jiwa yang dipenuhi kasih. Inilah prinsip Martin Luther King Jr, yang benar-benar menggambarkan pribadi Yesus Kristus. Yesus mengajarkan murid-muridnya untuk menjadi pelayan dan hamba agar bisa menjadi besar (Markus 10:43-44). Yesus sendiri datang bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani dan menebus kita. Tuhan, yang seharusnya ada pada posisi tertinggi pun datang untuk melayani. Ini sebuah ajaran luar biasa, bahwa untuk menjadi orang yang besar, kita harus siap melayani dengan sepenuh hati. Sulitkah? Tidak sama sekali, karena hati kita telah dipenuhi sukacita dan kasih oleh Roh Kudus. Semua telah dicukupi oleh Tuhan.

Visi pemimpin modern sudah seharusnya berubah. Kita menjadi besar bukanlah akibat gelar, pangkat atau jabatan kita, tapi dari sebesar apa keinginan kita untuk melayani. Untuk melayani Tidak dibutuhkan ijazah perguruan tinggi terlebih dahulu, atau sertifikat-sertifikat lainnya. Tidak diperlukan keahlian-keahlian tertentu, atau tingkat umur tertentu, karena Tuhan telah menyediakan semuanya; sukacita, kasih dan talenta pada masing-masing anakNya. Kalau Tuhan saja datang untuk melayani dan menebus kita, betapa ironisnya ketika kita malah hidup sombong dan hanya mau dilayani. Jika ingin bermegah, bermegahlah karena kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk melayani.

Sekecil apapun hal yang anda lakukan untuk Tuhan Yesus adalah suatu perkara besar di mata Tuhan

Saturday, July 19, 2008

Karena KasihNya Begitu Besar

Ayat bacaan: 1 Petrus 3:18
===================
"Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah..."


Ada banyak orang yang sulit mengerti apa sebenarnya tujuan Yesus Kristus untuk mati di kayu salib. Ada teman saya yang pernah bertanya tentang hal tersebut. Mungkin kita bisa dengan mudah menjawab bahwa Yesus menebus dosa-dosa kita, Dia melepaskan kita dari kematian, menggantikan posisi kita dari kematian kepada suatu kehidupan baru yang kekal penuh damai sejahtera. Yesus mati untuk menebus dosa-dosa manusia. Tapi masih banyak orang yang bingung dengan pengertian sebenarnya. Ada sebuah analogi menarik, dari kisah yang tidak sengaja saya temukan di wikipedia, mengenai seorang mantan gubernur New York tahun 30 an, Fiorello Henry La Guardia.

Fiorello memimpin kota New York pada masa krisis ekonomi yang melanda Amerika. Masa yang dikenal dengan Great Depression itu memang masa yang sungguh sulit bagi penduduk Amerika. Selain menjabat sebagai gubernur, Fiorello juga terkadang aktif berprofesi sebagai hakim, khususnya pelanggaran-pelanggaran hukum yang ringan. Suatu kali, Fiorello menjadi hakim pada sidang seorang pencuri roti, yang terpaksa mencuri demi keluarganya yang tengah kelaparan. Fiorello memutuskan bahwa apapun alasannya, orang tersebut telah melanggar hukum, dan dikenai denda 10 dollar. Si pencuri roti sedih, karena dia tidak punya sepeser uang pun. Apa yang terjadi? Fiorello mengeluarkan 10 dollar dari dompetnya dan melunasi denda itu. Bukan sampai disitu saja, Fiorello pun "mendenda" setiap orang yang hadir dalam persidangan sebanyak 50 sen untuk menolong orang itu. Dan si pencuri roti pun bisa pulang ke rumahnya. Tidak hanya bebas, tidak hanya mendapat penebusan denda, tapi juga pulang membawa 47.5 dollar, hasil kontribusi 50 sen per orang dari semua pengunjung sidang.

Berkaca dari kasih yang ditunjukkan oleh Fiorello, kita seakan bisa melihat analogi nyata yang sederhana dari kasih Tuhan yang luar biasa dan tak berkesudahan. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16). Lihatlah kesimpulan dari kisah diatas. Konsekuensi hukum terpenuhi. Si hakim sendiri yang menebus pelanggaran yang dilakukan si pencuri roti. Yang melanggar hukum pun dibebaskan, bahkan diberkati dengan "hadiah" yang sebenarnya tidak layak ia terima. Inilah gambaran nyata dari apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus, Sang Penebus kita. "Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah."(Roma 5:6) Dan akibatnya, kita sekarang bisa masuk ke dalam hadirat Allah, sebab hanya oleh Yesus lah kita menerima keselamatan itu. Praise the Lord Jesus.

Hanya oleh karya penebusan Kristus kita semua selamat dan memperoleh hidup yang kekal

Friday, July 18, 2008

Renungan Kiriman: Esensi Diri

Ayat bacaan: 1 Samuel 16:7
====================
"Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan apa yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati."

Alkisah di suatu desa, ada kabar yang menggembirakan. Orang-orang di desa itu gembira mendengar bahwa putra sulung sang kepala desa akhirnya akan pulang ke desanya setelah meraih gelar sebagai seorang dokter. Rencananya, ia pulang untuk mencari istri alias pendamping hidupnya.

Mendengar si putra sulung kepala desa akan mencari seorang calon istri, Orang-orang di desa sibuk memikirkan putri siapa yang pantas disandingkan dengan putra sulung kepala desa. Ketika berkumpul di aula desa, diputuskanlah bahwa ada 3 orang gadis yang menurut mereka paling sesuai disandingkan dengan putra sulung kepala desa.

Yang pertama adalah putri seorang juragan beras yang kaya di desa. Selain kaya, putri juragan ini sangat cantik dan molek. Perawakannya bak peragawati. Ramping, langsing dan singset. Menurut mereka, inilah pasangan yang cocok bagi putra sulung kepala desa. Yang satu cantik, dan yang lainnya ganteng.

Yang kedua adalah putri bendahara desa. Bendahara desa adalah seorang yang terpelajar, semua anaknya terpelajar. Putri sulung bendahara adalah seorang yang sangat pintar. Ia sangat jeli dan banyak membantu ayahnya. Nantinya ia diharapkan bisa menjadi pengganti ayahnya sebagai bendahara desa. Lagi-lagi, menurut orang-orang desa, inilah pasangan yang ideal. Sama-sama pintar, bendahara pintar dan dokter hebat.

Yang ketiga adalah putri seorang dokter desa. Menurut orang-orang desa, pasangan ini ideal ‘wong sama-sama dokter. Apalagi yang kurang?

Lalu, tibalah saat yang mendebarkan bagi seluruh isi desa. Putra sulung kepala desa akhirnya tiba di desa. Untuk membuktikan pilihan siapa yang paling tepat. Maka bergiliranlah putri si juragan, putri bendahara desa, dan putri dokter desa bertandang ke rumah Pak kepala desa untuk berkenalan dengan putra sulung pak kepala desa. Tiga hari berturut-turut mereka berdatangan. Tetapi, tidak ada satupun dari mereka yang dipilih oleh putra sulung kepala desa menjadi istrinya. Orang-orang di desa terheran-heran akan kenyataan ini.

Satu bulan kemudian, putra sulung kepala desa meminang putri seorang tukang kayu. Setelah melangsungkan pernikahan, mereka langsung meninggalkan desa, menuju ke kota tempat praktek si putra sulung sebagai dokter.

Setelah kepergian mereka, orang-orang desa yang penasaran bertanya kepada Pak kepala desa. “Bapak, kenapa anak bapak malah memilih anak seorang tukang kayu menjadi istrinya?” Dengan tersenyum pak kepala desa menjawab,”Ia sudah memilih yang terbaik. Ia memilih apa yang ada di dalam, bukan apa yang tampak di luar.”

“Maksud bapak?” Tanya orang-orang desa yang penasaran.

Lalu pak kepala desa menjelaskan dengan bijaksana “Benar, bukan putri juragan yang cantik, molek, dan langsing yang dipilih anakku. Karena, ia tidak melihat fisik seseorang. Wajah yang cantik, tubuh yang langsing tidak akan bertahan lama. Ia akan pudar seiring waktu. Bukan juga, putri bendahara desa yang pintar. Karena, kepintaran tidak menjamin apapun. Ia juga tidak memilih putri dokter desa. Karena, profesi hanyalah bagian dari pekerjaan seseorang. Bukan menentukan bagaimana sebenarnya orang itu”

“Kalau akhirnya anakku memilih putri si tukang kayu, itu lebih karena esensi diri yang baik. Putri si tukang kayu setiap sore selalu menyempatkan diri memberi minum pada beberapa kelinci yang tidak ia pelihara. Meskipun ia telah lelah membantu ayahnya bekerja. Esensi dirinya yang sederhana, tulus, dan rela melakukan pekerjaan yang sekecil apapun membuat anakku memilihnya sebagai pendamping hidupnya. Itu adalah hal yang terpenting bagi anakku.”

Tuhan tidak memerlukan seorang worship leader yang cantik luar biasa atau langsing luar biasa di dalam pelayanan-Nya. Tuhan juga tidak memerlukan seorang yang luar biasa pintar mengatur di dalam pelayanan-Nya. Bahkan, Tuhan juga tidak memerlukan seseorang yang punya jabatan luar biasa tinggi di perusahaannya untuk pelayanan-Nya.

Ia hanya melihat esensi diri kita. Hati kita yang tulus, rela dalam melakukan pelayanan-Nya. Itu saja.

Pengirim: Kiki S (ki_sur@email)

Thursday, July 17, 2008

Dikasihi Allah, Disukai Manusia (2)

Ayat bacaan: Roma 14:17
====================
"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia."

dikasihi Allah, disukai manusiaAda seorang teman ketika SMP yang selalu ditertawakan karena sifatnya. Ketika orang bercerita tentang sebuah band musik, dia tiba-tiba datang dan nyeletuk "ih, band setan!" Ketika orang bicara tentang artis atau film, dia akan berkomentar "huh, film setan, artis setan." baginya kehidupan duniawi setara dengan setan. "Awas, nanti masuk neraka loh.." , "dikutuk Tuhan ntar.." dan lain-lain, itu semua hampir jadi makanan sehari-hari. Tidak salah memang untuk menasihati orang lain, karena itu merupakan bentuk kepedulian, tetapi jika dilakukan dengan cara yang ekstrim? Bagaimana orang bisa mengenal Tuhan Yesus jika melihat Kristen sebagai sebuah mahluk paranoid dan tidak gaul? Bukannya membawa orang untuk mengenal Yesus, tapi malah semakin menjauh.

Melanjutkan renungan kemarin, kita sudah melihat bagaimana Yesus bisa memberi teladan bagaimana hikmatNya tumbuh semakin besar seiring diriNya bertumbuh, dan semakin dikasihi Tuhan, juga manusia. Ada tokoh-tokoh alkitab lain yang bisa kita jadikan panutan seperti Daniel, Abraham dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang berkenan di hadapan Allah, sekaligus dihormati oleh manusia. Ayat bacaan hari ini memberitahukan tips untuk itu secara lebih jelas. Kebenaran, sukacita dan damai sejahtera dari Roh Kudus akan membuat hubungan kita dengan sesama menjadi baik. Kita akan senyum dengan tulus, selalu kelihatan riang, optimis dalam kondisi apapun, karena adanya sukacita. Kita tidak akan memusuhi siapapun karena kita punya damai sejahtera. Kita tidak menyebar gosip atau berburuk sangka karena kita selalu mendasarkan sesuatu pada kebenaran. Dan di saat bersamaan, Tuhan pun berkenan pada kita. Orang akan merasa gembira dan damai ketika mereka ada di dekat anda.

Adalah penting bagi anak2 Tuhan untuk dikasihi Tuhan dan disenangi manusia pada saat bersamaan. Sebagian orang berkata bahwa hal ini sulit, tapi sebenarnya tidaklah demikian. Dengan bercermin pada pribadi Yesus dan beberapa tokoh-tokoh lain yang ada di dalam alkitab, kita tahu bahwa hal itu tidaklah sulit. Jika kita mengijinkan Roh Kudus bekerja dalam diri kita, dan memberikan kebenaran, sukacita dan damai sejahtera, kita bisa menjadi sosok yang dikasihi Tuhan sekaligus disenangi sesama. Dengan cara inilah kita bisa melayani Tuhan Yesus dengan benar.

Jadilah teladan agar nama Tuhan dipermuliakan dalam kehidupan kita

Wednesday, July 16, 2008

Dikasihi Allah,Disukai Manusia (1)

Ayat bacaan: Luk 2:52
=================
"Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia."

Ketika saya masih kuliah, ada seorang teman yang selalu menyapa ramah jika ada maunya. Pada saat itu dia aktif di sebuah MLM yang menjual produk tertentu. Supaya produknya laku, dia pun melimpah dengan pujian setiap pagi. "wah, ganteng sekali hari ini...", "wow, cakepnya..", "rapi sekali kelihatannya.." dan lain-lain. Saya ingat setiap kali dia muncul, teman-teman pun sudah mulai tertawa membayangkan apa yang akan dia katakan sebentar lagi. Setelah lulus kuliah, dia diterima kerja di sebuah perusahaan di Jakarta, dan hanya dalam waktu kurang dari sebulan, dia pun berhenti. Ketika saya tanya kenapa, dia menjawab bahwa orang-orang disana menyebalkan semua. Saya heran, masa sih sekantor menyebalkan kecuali dia?

Di dunia yang semakin egois ini, dimana hidup pun sangat berat, orang semakin sulit beradaptasi dengan sekitarnya. Seringkali sulit bagi orang untuk dapat menyesuaikan diri pada satu lingkungan baru. Apakah itu di dunia pekerjaan atau lingkungan sekitar ketika misalnya seseorang baru saja pindah rumah atau pindah kota. Selain itu ada pula kebiasaan-kebiasaan jelek yang mungkin bisa membuat orang menjauh dari kita seperti kebiasaan mengkritik, menjelek-jelekkan orang lain dan sebagainya. Cepat atau lambat, semua itu akan sampai kepada pribadi yang kita komentari. Karena itu kita harus mendasari pemikiran kita hanya pada apa yang benar, apa yang menjadi kebaikan, pada sesuatu yang positif seperti yang tertulis di Filipi 4:8. Yesus memberikan sebuah keteladanan ketika Dia tumbuh dewasa. Menjadi seorang yang dikasihi Allah bukanlah berarti kita harus melupakan bagaimana kita harus bersikap terhadap sesama manusia. Dua hukum yang paling mendasar jelas mengatakan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan, dan mengasihi sesama manusia seperti bagaimana kita mengasihi diri sendiri. Inilah inti dari kekristenan. Artinya kita tidak boleh melupakan hubungan dengan sesama. Satu kita lupakan, berarti satu hukum yang utama tidak kita lakukan.

Jika senyum, senyumlah dengan tulus. Lakukan pekerjaan anda dan jalani hubungan anda di tengah-tengah lingkungan dan masyarakat dengan didasari kasih sebagai salah satu buah Roh (Gal 5:22). Teladani pribadi Yesus Kristus, dan anda akan melihat bahwa tidaklah sulit untuk menjadi orang yang disukai dimanapun anda pergi.

Bercerminlah pada pribadi Yesus, sehingga kita semakin dikasihi Allah dan pada saat yang sama kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain

Tuesday, July 15, 2008

Promosi Gratis

Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 22:15
=========================
"Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar."

promosi gratis
Tahun 1996 saya pernah menjalankan bisnis wartel di kota kelahiran saya. Pada waktu itu wartel sedang marak, dan di sekitar saya ada sekitar 5 wartel yang telah lebih dulu berdiri dan sukses. Ketika baru berjalan saya disarankan beberapa teman untuk promosi di koran, majalah lokal dan lain-lain agar wartel saya bisa bersaing. Tapi karena modal sudah terkuras untuk pendirian, saya pun tidak sanggup untuk melakukan promosi di media cetak secara rutin. Pada waktu itu saya memutuskan untuk lebih fokus pada pelayanan dan kepuasan pelanggan. Pegawai-pegawai saya diharuskan untuk bersikap ramah, menyapa orang yang datang dengan sikap bersahabat. Saya sendiri setahun pertama terjun langsung, bahkan hingga membukakan pintu kamar telepon sampai membantu parkir. Karena saya juga ikut membantu parkir, tidak jarang saya ngobrol dengan supir taksi atau tukang becak yang kebetulan mengantar orang untuk menelepon ke wartel. Terkadang ada tukang becak yang kelihatan sangat lelah setelah bekerja di bawah terik matahari, mereka saya beri air minum tanpa diminta. Yang terjadi? ternyata bentuk keramahan dan kepedulian seperti itu berdampak positif bagi wartel saya. Promosi sukarela dari mulut ke mulut pun terjadi dari para pelanggan dan pengantar. Dari ngobrol dengan pelanggan, ketahuan bahwa mayoritas dari mereka digiring datang ke wartel karena rekomendasi teman, saudara, atau malah dibawa langsung kesana oleh supir taksi dan tukang becak, meskipun dari lokasi yang lumayan jauh dari posisi wartel saya. Untuk menuju ke sana, mungkin mereka sudah melewati puluhan wartel lainnya. Ada beberapa yang datang dari pinggiran luar kota, hanya karena mereka ingin mendapatkan pelayanan ramah. Di beberapa tempat katanya, hanya karena penampilan mereka tidak mewah, mereka seringkali diminta menyudahi teleponnya ketika mereka masih berbicara. Bentuk promosi sukarela yang gratis ini ternyata potensial. Dalam waktu singkat wartel saya menjadi laris, bukan saja di sekitar daerah saya, tapi juga terbaik di kota. Saya pun tiga kali menyabet wartel terbaik sekota.

Dalam menjalankan bisnis di masa kini, tidak cukup hanya dengan menawarkan produk bagus dan promosi gencar di media massa, atau punya penjual yang pintar, tapi pelayanan ekstra seperti keramahan, pelayanan pasca beli yang berkesan dan bisa menyentuh hati pelanggan juga sangat dibutuhkan. Seringkali mereka akan dengan sukarela jadi "sales promotion" kita dengan biaya yang relatif rendah, bahkan gratis, hanya karena mereka terkesan dan puas. Promosi seperti ini tingkat efektifitasnya ternyata sangat tinggi, karena orang akan lebih percaya pada omongan sesama pelanggan daripada promosi gencar seorang salesman.

Teman, ketika kita sudah merasakan kasih Yesus, ketika kita telah disentuh dan diubahkan, ketika kita mengalami pemulihan dan menyaksikan langsung mukjizatNya, ketika kita telah membuktikan sendiri bahwa berjalan bersama Yesus membuat hidup jauh lebih indah, ketika kita telah merasakan bahwa selalu ada pengharapan dan rencana yang ajaib dalam hidup kita, dan jaminan keselamatan kekal hanya dalam namaNya, sudah seharusnya kita pun melakukan promosi sukarela ala "word of mouth" promotion seperti diatas. Jadilah saksi-saksi Kristus, dan kabarkan pada orang bagaimana kuasa dan kasih setia Allah menopang hidup kita.

Lewat perkataan, tindakan dan perbuatan kita orang lain dapat mengenal Yesus

Monday, July 14, 2008

Smoke Gets In Your Eyes

Ayat bacaan: Lukas 24:16
====================
"Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia."

smoke gets in your eyes
"..When your heart's on fire, you don't realize, Smoke gets in your eyes.." Ini cuplikan lirik dari lagu Smoke Gets In Your Eyes nya The Platters. Lagu yang sangat populer dari masa ke masa ini berbicara tentang bagaimana mata seakan-akan tertutup ketika orang sedang dimabuk cinta.Kiasan yang masih mirip-mirip dengan kondisi ini adalah "cinta itu buta".
Saya pernah bertemu dengan seorang teman yang sudah lama sekali tidak pernah ketemu, dan perubahan-perubahan fisik ditambah lamanya saya tidak melihat dia membuat saya ragu untuk menyapa. Padahal sedikit banyak saya masih mengenali wajahnya. Dua hal yang saya paparkan di atas menunjukkan bahwa ada hal-hal yang bisa membuat kita tidak bisa melihat sesuatu secara jelas, meskipun hal tersebut ada di depan kita.

Mungkin wajar jika kita sulit mengenali teman yang sudah lama sekali tidak kita lihat. Tapi bagaimana jika anda sudah tidak mengenal sosok yang baru tiga hari meninggalkan anda? Aneh kan? Tapi itulah yang terjadi pada murid-murid Yesus ketika mereka kembali bertemu Yesus yang telah bangkit. Mereka tidak mengenali Yesus, yang baru tiga hari sebelumnya wafat di kayu salib. Bagaimana hal ini bisa mungkin? Hal ini terjadi karena pada saat itu mereka kehilangan pengharapan, bersedih dan kecewa. Itulah yang membuat mereka tidak bisa mengenali Yesus yang berjalan tepat di sebelah mereka.

Kita pun demikian. Permasalahan dan berbagai kesulitan yang kita alami dalam perjalanan hidup ini bisa membuat kita tidak bisa mengenal Tuhan lagi. Kita bisa ragu pada jalan Tuhan yang terkadang penuh liku tapi pasti membawa kebaikan dan cenderung menganggap bahwa Tuhan tidak ada beserta kita lagi. Kita bisa dengan cepat kehilangan pengharapan, kecewa, berpikir bahwa Tuhan tidak mengasihi kita lagi seperti dulu. Bahkan banyak orang yang menganggap bahwa tidak ada Tuhan, atau Tuhan memberi janji-janji palsu, karena beratnya pergumulan hidup yang kita alami.

Ketika Yesus duduk makan dengan mereka dan memecah-mecahkan roti, mereka pun tersadar bahwa orang yang tidak mereka kenal itu ternyata Yesus (Luk 24:30). Barulah mereka sadar, kalau sebenarnya ketika orang itu menerangkan kitab suci sepanjang perjalanan, mereka merasakan bahwa sebenarnya hati mereka berkobar-kobar, dan seharusnya mereka bisa mengenali Yesus pada saat itu juga (Luk 24:32). Begitu juga kita. Jika kita selalu tekun merenungkan firman Tuhan, mata rohani kita akan selalu terbuka dan bisa melihat janji setia Allah dengan kasih Nya yang tak pernah hilang ada pada hidup kita, apapun keadaan kita pada saat itu. Kita akan melihat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, dan Dia tetap bekerja mendatangkan kebaikan dalam masalah sesulit apapun. Jangan pernah putus pengharapan, tetaplah pegang janji Tuhan dan pakailah mata rohani anda agar anda tetap bisa melihat Tuhan dalam deraan masalah hidup seperti apapun.

Berpegang teguh pada firman Tuhan akan membuat kita selalu bisa mengenalNya

Sunday, July 13, 2008

Melewatkan Kesempatan

Ayat bacaan: Ibrani 2:3
==================
"bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu..."


Sebuah kapal tenggelam di tengah lautan. Penumpang-penumpangnya sibuk menyelamatkan diri dengan menaiki sekoci-sekoci dalam kapal itu. Ada seorang penumpang yang hanya duduk diam di geladak kapal. Orang berteriak mengajaknya untuk menyelamatkan diri, tapi dia menjawab "Tuhan akan menyelamatkan aku." Sekoci mulai meninggalkan kapal. Dia pun kembali diajak untuk menaiki sekoci. Tapi dia kembali berkata "Tuhan akan menyelamatkan aku." Beberapa saat kemudian, sebuah helikopter datang mendekat, dan mengulurkan tangganya ke arah orang itu. Tapi ia menolak menaikinya, dan berkata hal yang sama "Tuhan akan menyelamatkan aku." Yang terjadi adalah, orang itu tenggelam bersama kapal. Ketika menghadap Tuhan, orang itu pun protes. "Tuhan, kenapa aku tidak diselamatkan? kenapa tidak ada mukjizat Mu turun atas aku dan menyelamatkan aku dari kapal?" Tuhan menjawab, "kata siapa? bukankah Aku telah memberikanmu orang-orang yang mengajak naik ke sekoci berkali-kali, dan kemudian ada helikopter?"

Sadar atau tidak, seringkali dalam hidup ini kita melewatkan banyak kesempatan. Apakah itu dalam hal pekerjaan maupun pelayanan, Tuhan selalu membuka kesempatan demi kesempatan. Masalahnya adalah, apakah kita melihat kesempatan itu dan menggunakannya atau tidak? Jika kita melihat kesempatan itu, apakah kita sudah memberi respon positif atau malah menunda? Orang seringkali berpikir terlalu jauh, menyangka bahwa mukjizat dari Tuhan hanyalah sesuatu yang ajaib, supranatural, padahal hal-hal kecil di dalam hidup ini pun bisa merupakan kesempatan yang diberikanNya bagi kita. Hal-hal kecil pun bisa merupakan mukjizat. Begitu pula dalam hal pelayanan. Tuhan selalu memberikan kesempatan pada kita untuk bertemu dengan orang-orang yang belum mengenal Yesus. Tapi apakah kita mau menggunakan kesempatan itu, atau malah mengatakan berbagai macam dalih seperti "ah aku bukan pendeta..itu kan tugas pendeta.." , "aku masih belum sanggup", "masih terlalu muda", "kurang paham soal itu" dan lain sebagainya? Jika setiap peluang itu kita lewatkan, pada satu saat kita akan menyesal kenapa kita menyia-nyiakannya. Berkat dan mukjizat dari Tuhan selalu hadir dalam banyak kesempatan. Kita harus jeli dan merespon semua itu, agar jangan sampai semuanya sia-sia.

Jangan pernah melewatkan kesempatan-kesempatan yang telah diberikan Tuhan buat kita

Saturday, July 12, 2008

Kisah Orang Lumpuh

Ayat bacaan:Markus 2:3-4
=====================
"ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring."

teamwork"No man is an island" adalah sebuah peribahasa yang sudah sering kita dengar. Kalimat yang berasal dari puisi buah karya John Donne sekitar tahun 1600 an ini menggambarkan bahwa tidak ada orang yang sanggup hidup sendirian. Manusia adalah seorang mahluk sosial yang butuh berinteraksi dengan sesama. Manusia tidak akan mampu berbuat apapun jika terisolasi dari sekitarnya. Manusia pun merupakan bagian integral dari sebuah sistem sosial, tidak berdiri sendiri.Ada kisah menarik dari alkitab yang bisa kita baca. Pada satu hari Yesus kembali ke Kapernaum, dan orang ramai berkerumun mendatangi Dia untuk mendengar firman Tuhan. Tempat itu penuh sesak hingga tidak ada tempat kosong lagi. Mendadak atap terbuka, dan turunlah seorang lumpuh terbaring di atas tilam yang digotong oleh empat orang. Yesus pun menyembuhkan orang itu. Rasanya ini kisah yang sudah tidak asing lagi bagi kita.

Hari ini saya ingin menyorot tentang si lumpuh secara khusus. Bayangkan bagaimana susahnya menggotong seorang lumpuh di atas tilam ke atas atap, di tengah kerumunan orang banyak. Tentu bukan merupakan hal yang mudah bukan? Melihat ke-empat orang yang mau bersusah payah untuk si lumpuh ini, saya rasanya boleh menyimpulkan bahwa orang lumpuh ini tentu baik dalam pergaulannya, dan punya hubungan baik dengan ke-empat orang itu, sampai-sampai mereka terbeban untuk menolongnya meskipun harus menempuh cara yang sangat merepotkan. Seandainya orang lumpuh itu adalah orang yang sombong, saya yakin tidak akan ada orang yang peduli kepadanya, dan dia akan tetap lumpuh. Satu hal lagi, untuk menurunkan seseorang dari atap seperti itu diperlukan sebuah proses teamwork yang baik. Kenapa? Karena untuk menurunkan dengan tali dari atap butuh keseimbangan di setiap sisi agar si lumpuh tidak jungkir balik jatuh ke bawah.Ada tiga hal yang bisa kita pelajari dari kisah ini.

* Tidak ada gunanya hidup sombong. Kita harus selalu membina hubungan baik dengan sesama kita. Ada saat dimana kita menolong, ada pula saat ketika kita butuh pertolongan mereka. Kita tidak akan bisa hidup sendirian. Tuhan Yesus pun mengerti mengenai hal ini. Dia punya duabelas rasul, dan mengutus mereka berdua-dua untuk mewartakan kabar gembira. seperti yang tertulis pada Markus 6:7.

* Untuk mencapai suatu keberhasilan, kita butuh kerjasama yang baik dengan orang lain. Tidak ada orang yang bisa selalu kuat dan sanggup mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Bayangkan jika sebuah gereja hanya terdiri dari satu pendeta tanpa adanya pengerja yang lain, tidak ada diaken, tidak ada pemusik, tidak ada worship leader, tidak ada tim audiovisual, tidak ada tim doa syafaat dan lain-lain. Bayangkan jika si pendeta harus melakukan semuanya sendirian, adakah manusia yang sanggup, dan bisakah gereja itu berfungsi secara baik? Tanpa kerjasama dengan orang lain sulit bagi kita untuk mencapai sebuah keberhasilan.

* Dibutuhkan keseimbangan dalam sebuah proses. Jika kita fokus hanya pada satu titik dan mengabaikan hal-hal lain, hidup tidak akan bisa berjalan dengan baik. Jika anda hanya membaca alkitab tapi tidak bekerja, atau sebaliknya hidup membanting tulang dari kemampuan diri sendiri tanpa ditopang firman Tuhan untuk menguatkan dan membimbing anda. Atau bayangkan jika seorang ayah hanya bekerja, bekerja dan bekerja, tapi tidak pernah mempedulikan keluarganya, tidak pernah memantau perkembangan anak, tidak menyediakan waktu bagi istri dan anak, keluarga itu tidak akan bahagia meskipun secara materi lebih dari cukup.

Ketiga hal ini kita butuhkan agar kita bisa mencapai keberhasilan dan bertumbuh lebih lagi.

Selalu membangun hubungan baik, mampu bekerja sama dan menjalankan segala sesuatu dengan seimbang akan membawa anda pada keberhasilan

Friday, July 11, 2008

Membatasi Kemarahan

Ayat bacaan: Efesus 4:26-27
=====================
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."


Masa lalu saya adalah masa lalu yang emosional. Dulu saya termasuk orang bertempramen tinggi. Sedikit saja tersinggung, ditambah suasana hati yang sedang tidak stabil, emosi saya bisa meledak begitu saja tanpa terkendali. Dan semakin lama emosi itu berada pada satu situasi, semakin besar pula api emosi itu membakar diri saya. Pada saat itu, saya menjadi budak amarah. Tidak jarang saya menyatakan pembenaran atas sifat itu. "Daripada dipendam dan bikin penyakit, lebih baik dimuntahkan habis-habisan biar selesai!" Selesaikah? lucunya tidak. Tapi pembenaran itu terus saya ucapkan. Untunglah belum pernah terjadi apa-apa yang bisa menyebabkan saya menyesal seumur hidup dengan emosi itu. Hal yang saya ingat adalah, setelah kobaran emosi itu mulai reda, yang saya rasakan adalah rasa lelah luar biasa. Untunglah setelah saya lahir baru, sifat buruk itu secara bertahap berkurang. Puji Tuhan yang telah memberi rasa sukacita lewat kasihNya, sifat pemarah itu sudah sangat banyak terkikis.

Marah adalah sebuah bagian dari jiwa manusia, sehingga rasanya tidak ada orang yang tidak pernah marah. Jadi wajar jika pada satu titik tertentu orang bisa marah. Dan dalam kondisi-kondisi tertentu marah justru dibutuhkan. Marah memang sebuah kasus yang rumit. Ada orang seperti saya dulu yang sangat gampang meledak. Ada orang yang menyimpan terus emosinya, dan akhirnya berakar menjadi kepahitan. Marah pun bisa menjadi awal dari serangkaian tindakan bodoh yang bisa merugikan orang lain dan diri sendiri. Maka marah tanpa berbuat dosa menjadi sangat sulit. Kita sudah berulang kali membaca di koran-koran bagaimana orang bisa membuat tindakan fatal seperti membunuh atau bunuh diri karena terbakar amarah. Kita juga menyaksikan banyak di sekitar kita yang terkena serangan jantung atau penyakit lainnya karena gampang emosi.

Paulus memberikan ajaran yang sangat bagus mengenai amarah. Kalau pun kita harus marah, janganlah marah itu masih berlanjut setelah matahari terbenam. Maksudnya disini adalah agar kita tidak menyimpan rasa marah itu terlalu lama. Rasa marah yang terpendam lama dapat menyebabkan kata-kata yang keluar tidak terkendali sehingga menyakitkan, bahkan berubah menjadi kebencian dan dendam yang bisa fatal akibatnya. Sangat penting untuk membatasi marah supaya jangan menjadi celah bagi iblis untuk mempengaruhi kita agar berbuat dosa. Kita harus mampu membatasi amarah agar fokus pada kesalahan, dengan tujuan untuk memperbaiki, dan bukan untuk menyiksa atau memuaskan nafsu kita.

Betapa indahnya langit ketika matahari terbenam, jangan sampai keindahan itu hilang karena kemarahan yang tidak kunjung reda. Mari kita semua belajar bagaimana mengungkapkan rasa marah dengan tepat, tanpa memberi ruang sedikitpun bagi iblis untuk mempengaruhi kita.

Bukan marah yang salah, tapi reaksi kita dalam mengekspresikan kemarahan lah yang harus diperhatikan

Thursday, July 10, 2008

Apa Motivasi Anda?

Ayat bacaan: Yes 29:13-14
==================
"Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi."


"Si A itu alim banget.. setiap kali di telpon dia selalu bilang mau berdoa.." Apakah berdoa sudah pasti mencerminkan kekudusan seseorang? Bisa jadi, tapi ada 1001 alasan orang untuk berdoa. Ada orang yang berdoa hanya ketika mereka dalam kesesakan, begitu hidup tenang kembali, mereka pun lupa berdoa. Ada yang berdoa agar terlihat hebat di mata orang lain. Ketika makan sendirian, doa cuma 5 detik, tapi begitu dia diundang makan ke rumah calon mertua, doanya bisa 5 menit. Ada yang berdoa hanya sebagai basa basi, karena itu sudah menjadi rutinitas dalam keluarga sejak kecil, ada yang berdoa jika ada waktu luang, atau kapan teringat. Ada yang berdoa dengan tujuan memperalat Tuhan demi kepentingan pribadi. Doa dilakukan agar mendapat uang, kesehatan, pasangan dan tujuan-tujuan duniawi lainnya. Ada yang rajin dalam berdoa, tapi hidupnya sama sekali tidak mencerminkan kekudusan sama sekali. Ada yang berdoa cuma menyampaikan teks hafalan yang sudah puluhan tahun itu-itu saja. Ada yang tidak pernah absen ke gereja, tapi di gereja kerjanya cuma sms-an, ngobrol dengan teman, lirak lirik kiri kanan atau malah menguap dan tertidur. Ada yang menari dan menyanyi sekuat-kuatnya tapi hatinya sedang membayangkan menjadi artis top yang sedang konser.

Pada masa Yesaya, ada banyak bangsa Israel yang munafik. Mereka terus hanyut dalam pusaran kesesatan. Kalaupun mereka sadar bahwa Tuhan itu nyata, mereka masih juga bercabang hati. Tidak ada kasih dan ibadah yang benar-benar tulus datang dari hati. Tuhan membenci hal seperti itu. Di masa Yesus pun, Yesus mencela orang-orang Farisi yang dari luar seolah-olah kelihatan alim, tapi perilakunya sama sekali tidak mencerminkan apa yang mereka ajarkan seperti yang bisa kita baca dari injil Matius 23.

Berhati-hatilah dengan dosa kemunafikan, karena dosa ini sulit terlihat oleh orang lain. Seringkali dosa ini disamarkan oleh kerajinan berdoa dan beribadah, senyum ramah, nyanyian, tapi itu tidak berasal dari hati.Berdoa haruslah mencerminkan sebuah hubungan sejati yang intim antara kita dengan Allah. Bukan karena keinginan-keinginan yang sifatnya sementara, bukan cuma meminta berkat, tapi yang terutama adalah karena kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita. Fokuskan perhatian anda sepenuhnya ketika anda membuka jalur hubungan dengan Allah tanpa terganggu oleh kesibukan dan masalah hidup yang sedang menyita pikiran. Utarakan apa yang datang dari isi hati anda, puji dan sembah Dia dengan ucapan syukur yang datang dari hati, bukan berdoa hafalan yang sudah diperkatakan bertahun-tahun. Dan hiduplah penuh kasih dengan mengacu pada pribadi Kristus, bukan cuma di bibir saja seperti orang Farisi. Mari kita jaga hati dan diri kita untuk mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh dan menyadari betapa kasih setiaNya selalu tercurah dalam hidup kita.

Doa yang tulus datang dari hati yang mengasihi Tuhan, disertai perilaku yang mencerminkan pribadi Yesus, itulah yang berkenan di hadapan Tuhan

Wednesday, July 9, 2008

Celoteh Supir Angkot

Ayat bacaan: Ayub 23:3-4
========================
"Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam. Maka akan kupaparkan perkaraku di hadapan-Nya, dan kupenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan."


Hari ini saya memutuskan untuk naik angkot untuk menghadiri sebuah seminar. Supir angkot yang saya naiki punya tempramen aneh. Dia tidak dalam keadaan marah, tidak mabuk, tidak gila, tapi dia ngomel sepanjang jalan. Mulai dari mobil yang berjalan pelan, penumpang yang minta turun tidak pada tempat yang dia suka, orang di pinggir jalan yang tidak mau naik angkotnya dan lain2. Karena dia ngomel tidak dalam keadaan marah, saya yang kebetulan duduk tepat di belakangnya mencoba bercanda, "mas, nanti umurnya pendek lho kalau seperti itu.." Jawabannya? "ah biarin. ngapain juga hidup lama-lama kalau susah gini.." dan sederetan kalimat-kalimat lain. Dari apa yang dia keluhkan, rasanya saya bisa mengambil kesimpulan kalau dia sedang mengalami kesusahan dari segi keuangan. Lama-lama ngomelnya sampai ke arah agama. "percuma atuh mah disuruh sembahyang, disuruh ini, itu..memangnya Allah bisa ngasi duit? nggak ada yang adil di dunia ini, apalagi buat orang miskin.."

Disaat itu saya berpikir, apa yang sebenarnya bisa kita jadikan alat pengukur sebuah keadilan yang berasal dari Tuhan? apakah ketika kita mengalami masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah pekerjaan, atau sederet daftar persoalan kehidupan lainnya, itu berarti Tuhan adalah Allah yang tidak adil? Apa yang saya dengar di hati saya pada saat itu, "bagaimana jika tuntutan keadilan itu dibalikkan kepada manusia..?" wah, seram.. kita manusia yang tiap hari tidak luput dari dosa. Bagaimana jika setiap dosa yang kita lakukan langsung mendapat "imbalan" saat itu juga, tanpa ada kesempatan untuk bertobat? Artinya, saya tahu, bahwa Tuhan telah memberikan kita lebih dari sekadar keadilan. Kemudian saya mendengar lagi, "jika kekayaan dan kemakmuran akan membuat Aku dianggap adil, akankah manusia menyembahKu semata-mata karena mereka mengasihiKu?" Saya rasa tidak.. orang akan menyembah Tuhan karena mereka butuh sesuatu. Karena mereka ingin makmur, tidak pernah sakit, dan hal-hal duniawi lainnya yang sangat ego-sentris sifatnya. Banyak tokoh-tokoh di Alkitab yang mengalami proses luar biasa berat. Salah satunya adalah Ayub. Pada satu ketika Ayub pun ingin membela diri atau komplain pada Tuhan. Beratnya beban membuat dirinya merasa seakan-akan Tuhan tidak berada didekatNya. Ayub mencari Tuhan, dan ingin bertanya kenapa dia mengalami berbagai masalah.

Teman, masalah memang tidak pernah jauh dari kita. Ayub 14:1 mencatat "Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan." Tapi kita harus ingat, bahwa Tuhan pun tidak pernah jauh, apalagi meninggalkan kita. Tuhan terkadang mengijinkan hal tersebut ada, dengan tujuan membentuk kita, agar kita mampu mengandalkan Tuhan secara penuh. Kesesakan boleh saja hadir dalam hidup kita, tapi jika kita sungguh-sungguh percaya bahwa ada pengharapan dalam Kristus, percayalah, tidak akan ada kesesakan yang kita hadapi tanpa hadirnya Tuhan bersama kita. Kenapa saya berani berkata demikian? karena saya, sama seperti anda, hidup di dunia yang penuh masalah. Tapi sukacita senantiasa hadir karena saya merasakan hadirnya Tuhan dalam setiap langkah saya. Manusia yang lahir singkat umurnya, dan sayang jika kita hanya mengejar kekayaan atau kemakmuran di dunia yang hanya sesaat kita tempati ini. Pada saatnya nanti di sebuah tempat yang kekal, jika kita benar-benar taat dan hidup sesuai apa yang diinginkanNya kita akan hidup bebas dari semua problema, kesedihan dan kesukaran. "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahyu 21:4)



Hidup penuh pergumulan itu biasa, tapi menghadapinya dengan pengharapan dan sukacita bersama Tuhan, itu luar biasa

Tuesday, July 8, 2008

Stem Piano

Ayat bacaan:Mazmur 18:7
=======================
"Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya."

Ketika saya pulang ke kampung halaman bulan lalu dan mengunjungi rumah orang tua saya, saya melihat kembali sebuah piano antik yang dulu saya pakai untuk belajar piano, sejak kecil hingga remaja. Betapa piano itu tidak terurus, dinding-dindingnya banyak yang habis dimakan rayap, suaranya sudah tidak ada yang benar lagi. Saya pun ingat, dulu ketika beberapa tuts piano itu mengeluarkan suara yang sumbang, ibu saya memanggil tukang stem piano. Saya masih ingat betul bagaimana si bapak tukang stem mendeteksi bunyi satu persatu. Dia duduk diam, konsentrasi penuh, dan kemudian menekan tuts. Dia akan segera mendapati suara-suara sumbang, dan segera memutar obeng stemnya ke satu arah. Dia tidak mencoba-coba dahulu harus putar ke kiri atau ke kanan, tapi langsung ke satu arah, setelah mendengar nada yang dihasilkan oleh tuts yang ditekannya. Tidak ada peralatan lainnya, hanya si bapak dan seperangkat obeng khusus. Saya dulu bertanya pada si bapak, dia bisa seahli itu karena bakat atau belajar sekian lama? Si bapak cuma senyum dan menjawab, "bapak sudah kenal sama piano dari dulu..itu aja alasannya."

Kita hidup di dunia yang dinamis. Setiap hari kita bisa mengalami berbagai macam hal, suka maupun duka, senang maupun susah, kita bersinggungan dengan banyak orang dengan sifat yang berbeda-beda, kita dihadapkan pada berbagai persoalan setiap saat, dan seperti juga piano, hidup kita pada satu saat bisa "sumbang", bahkan rusak. Ketika anda merasa bahwa diri anda butuh pertolongan, jangan ragu untuk berseru pada Tuhan. Seperti halnya bapak tukang stem yang telah mengenal piano, Bapa di Surga pun sangat mengenal kita. Dia selalu mengerti dan tahu segala persoalan kita, Dia tahu apa yang kita rasakan atau kita pikirkan. Segala teriakan, tangisan, keluh kesah kita akan selalu Dia dengar, dan Dia adalah Allah yang peduli. Dia tahu benar kapan kita "sumbang", "fals" atau rusak, Dia tahu kapan kita butuh "reparasi", dan Dia tahu persis bagaimana mereparasi setiap kita. Kenapa? Karena Dia adalah Tuhan yang sangat mengenal kita.


Allah mendengar setiap seruan anda dan tahu persis bagaimana menolong anda

Monday, July 7, 2008

Hanya Menjalankan Kewajiban

Ayat bacaan:Luk 17:10
====================
"Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

daily breadHari ini saya menuliskan apa yang menjadi motivasi saya untuk berkomitmen menulis renungan secara rutin. Saya bukanlah orang yang mengenal Tuhan Yesus dari kecil. Saya hidup di keluarga multi agama, dan melewatkan masa kecil saya dengan kondisi keimanan yang diperebutkan oleh kedua orang tua saya. Bukan hanya belum mengenal Yesus, hidup saya pun dulu bergelimang dosa. Satu ketika di tahun 2001, melalui serangkaian peristiwa yang sulit saya jelaskan, Tuhan menyatakan dirinya beberapa kali. Ketika ibu saya dalam kondisi serius di rumah sakit akibat kanker, saya pun mengalami lagi berbagai peristiwa yang sulit dijelaskan secara logika manusia, dan puncaknya adalah perjumpaan saya dengan Tuhan Yesus. Pada saat itu, saya tidak menunggu lagi dan segera menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi saya dan dibaptis sebagai tanda ketaatan saya. Setelah itu? Hidup tidak menjadi gampang. Saya diproses cukup keras, yang nanti pada suatu waktu akan saya bagikan sebagai renungan. Tapi yang saya tahu, dalam setiap proses yang saya jalani itu, saya merasakan betul bahwa Tuhan tetap ada bersama saya, dan Dia bukan menyiksa saya, melainkan membentuk saya menjadi manusia baru.

Saya tidak pernah sekolah alkitab. Saya bukanlah mahasiswa teologi, apalagi pendeta. Saya bukan pengarang , belajar di fakultas ilmu komunikasi atau sastra. Waktu yang saya jalani bersama Yesus juga masih seumur jagung. Saya masih belum hafal lagu2 pujian dan penyembahan, saya terkadang masih lupa berdoa sebelum makan, saya masih sering berjuang melawan keinginan daging, saya masih juga terpeleset, tapi satu hal yang pasti, saya sedang dalam proses, dan saya menikmati proses ini. Saya menyadari sepenuhnya, sebagai manusia saya tidak luput dari kesalahan, tapi sebagai murid Yesus, saya harus selalu mengakui kesalahan-kesalahan itu dan tidak akan pernah menyerah.

Saya tidak punya keinginan duniawi dalam menulis renungan setiap hari. Saya tidak mencari pujian, penghargaan, tidak bermegah terhadap diri sendiri atau motivasi2 pribadi lainnya. Pengetahuan saya mengenai alkitab pun terbatas. Apa yang saya lakukan hanyalah melakukan apa yang menjadi tugas saya sebagai murid Yesus dan tidak mengharap apa2 dari ini semua. Sejujurnya, meskipun Tuhan Yesus menjanjikan kebahagiaan ketika kita kedapatan sedang melakukan tugas pada saat kedatanganNya (Luk 12:43), tapi apa yang saya perbuat adalah ucapan syukur tidak terhingga atas penebusan Yesus buat kita semua di atas kayu salib. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana jika hal itu tidak terjadi, terlebih lagi bagaimana jika saya tidak mengalami serangkaian kesaksian seperti yang saya sebutkan diatas. Saya juga rindu lebih banyak lagi jiwa bisa diselamatkan. Bayangkan betapa ironisnya jika saya tidak berbuat apapun buat saudara2 kita yang belum selamat atau yang terperangkap dalam belenggu dosa, padahal saya sendiri mengalami kasih luar biasa Yesus setiap saat. Saya rindu untuk menyatakan bahwa di dalam Yesus lah ada keselamatan, dan upah dosa adalah maut.(Roma 6:23). Komitmen ini saya lakukan dengan penuh sukacita.

Dengan segala kerendahan hati, saya hanyalah seorang manusia yang tidak ada apa2nya. Apa yang saya tuliskan setiap hari adalah berdasarkan tuntunan Roh Kudus yang terus membimbing saya dan bukan kekuatan sendiri. Sungguh luar biasa Tuhan, dalam proses yang menjadi suatu kewajiban pun Dia tetap membimbing. Karena tanpa bimbinganNya, mustahil saya bisa menulis secara rutin seperti ini. Praise the Lord!


Penebusan di kayu salib adalah bentuk kasih terbesar dari Tuhan untuk kita semua, anak2Nya yang berharga. Tidak ada apapun yang sebanding dengan itu.

Sunday, July 6, 2008

Utusan Yesus

Ayat bacaan: Mark 6:7-8
===================
"Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan"


Salah satu profesi sampingan saya adalah sebagai wartawan musik, khususnya jazz. Dalam event2 jazz biasanya saya ikut meliput atau wawancara, baik sendiri atau terkadang bareng rekan dari radio. Suatu kali saya ngobrol dengan rekan saya dari sebuah radio, dia berkata sedang menunggu free pass untuk masuk ke sebuah event jazz. Harga tiketnya sendiri sebenarnya cukup murah, tapi dia hanya mau datang jika mendapatkan tiket gratis atau free pass. "gue nggak mau keluar duit, ini kan tugas, ya harusnya difasilitasi dong.." begitu kira-kira katanya. Fasilitas itu bukan cuma kesempatan masuk gratis, tapi juga ongkos lainnya alias uang jalan. Saya rasa apa yang ia katakan masuk akal, karena untuk urusan itu tentu ada beberapa ongkos yang harus ia keluarkan selama perjalanan. Bagi anda yang mengutus salah seorang pegawai untuk mengantar barang atau menyampaikan sesuatu pada orang lain juga pastinya harus memberikan ongkos atau uang saku untuk dijalan. Ini bukan hal aneh, bukan hal unik, bukan hal baru, tapi merupakan hal yang hampir setiap saat kita lakukan. Yang unik justru ayat bacaan hari ini, ketika Yesus mengutus kedua belas muridNya untuk tugas seperti yang dilakukan Yesus.

Apa yang dilakukan Yesus cukup unik. Dia mengutus murid-muridNya berdua-dua alias berpasangan, dan melarang mereka membawa apapun, termasuk bekal dan uang. Ini bentuk utusan Tuhan, untuk sebuah tugas Ilahi. Kalau dipikir-pikir, untuk tugas biasa dari atasan yang orang biasa juga kita akan protes kalau ditugasi tanpa dibekali apa2. Katakanlah orang yang diutus pemimpin sebuah negara, dia pastilah harus tampil rapi, kalau bisa dengan stelan jas mewah dan berpenampilan ekstra keren. Bagaimana dengan sebuah tugas dari Tuhan? Tuhan Yesus malah melarang utusan-Nya membawa bekal.

Sepintas mungkin aneh, tapi kalau kita cermati baik-baik, Tuhan Yesus mengajarkan tiga hal penting. Satu, Yesus mendidik para muridNya untuk percaya sepenuhnya pada Dia. Tidak bergantung pada harta, materi dan atribut-atribut duniawi lainnya, tapi berharap penuh pada apa yang disediakan Allah buat mereka. Kedua, segala kemewahan mudah untuk membuat orang berubah menjadi sombong, tapi sebagai murid Yesus, yang selalu berpegang pada kasih setia Allah akan terhindar dari kesombongan. Ketiga, Yesus tahu bahwa sebagai manusia, para murid-muridNya, termasuk kita, bisa setiap saat menjadi lemah, terkadang bisa hilang motivasi, lelah dan sebagainya, maka Dia mengutus berpasang-pasangan, bukan sendirian, agar bisa saling membantu dan menguatkan.

Tugas mewartakan kasih Tuhan Yesus, mewartakan siapa pribadi Yesus kepada saudara-saudara kita bukanlah tugas ringan. Tapi bukan pula tugas yang tidak mungkin dilakukan. Jika kita mengalami kasih Yesus dan bersungguh-sungguh dalam komitmen mengabarkan Injil, kitapun akan mendapat kekuatan dari Allah. Kita tidak akan pernah ditinggalkan sendirian, kita juga akan dilengkapi dengan kuasa-kuasa yang siap dipakai untuk mengemban tugas Amanat Agung. Apakah lewat perbuatan, lewat perkataan, lewat mukjizat, atau apapun yang bisa kita lakukan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh. Tidak perlu takut atau malu dalam mewartakan Injil, tidak perlu ragu, atau merasa tidak sanggup, karena kuat kuasa Tuhan akan selalu beserta kita setiap saat.

Bukan karena kekuatan kita, tapi karena kuasa Tuhan bekerja atas kita

Saturday, July 5, 2008

Berbalik Arah

Ayat bacaan: Yunus 3:8
===================
"Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya."


Repot benar kalau kita salah jalan di kota besar. Kesemrawutan dan kepadatan lalu lintas terpaksa diatasi dengan membuat ruas2 jalan yang searah. Akibatnya, untuk mencari tempat dimana kita bisa berbalik arah bisa sangat jauh. Bayangkan kalau anda terperangkap macet, dan anda lupa belok, maka anda harus terus terperangkap dalam mencari jalan dimana anda bisa berbalik arah. Saya pernah mengalami hal ini, malah beberapa kali di Jakarta. Hanya gara2 keterusan, perjalanan saya menjadi bertambah extra satu jam.

Kehidupan kita pun seringkali demikian. Walaupun kita sungguh mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak, kita masih mudah terjebak pada jalan2 yang salah. Kerumitan dan kesulitan hidup seringkali membuat banyak orang berkompromi dengan dosa2 yang menjanjikan kemudahan, mencari pelarian pada obat2an terlarang dan lain sebagainya. Dan sama seperti susahnya mencapai tempat untuk berbalik arah di jalan raya, orang pun biasanya sulit lepas dari kebiasaan2 buruk dan ketergantungan2 mereka terhadap hal2 yang tidak berkenan dihadapan Allah.

Padahl Tuhan sangat mengasihi manusia. Tuhan selalu memberikan waktu dan kesempatan bagi kita untuk berbalik dari jalan2 yang sesat dan kembali padaNya. Dalam bacaan hari ini contohnya, nabi Yunus diutus Tuhan untuk mengingatkan orang-orang Niniwe, dan mengarahkan mereka untuk berbalik pada Allah. Tuhan telah mengetahui kejahatan2 dan kekerasan mereka, dan berniat untuk menjatuhkan malapetaka atas mereka. Kedatangan Yunus dengan cepat membawa pertobatan masal. Mereka segera bertobat dan malapetaka tidak jadi turun atas mereka. Meskipun orang2 Niniwe telah melakukan kejahatan dan kekerasan yang mengecewakan Tuhan, tapi Tuhan masih memberikan mereka kesempatan untuk bertobat.

Kalau orang2 Niniwe bisa berbalik dari tingkah laku sesat mereka dengan cepat, kita pun seharusnya bisa. Kalau burung2 di udara bisa terbang tinggi dan menempuh jarak yang sangat jauh tanpa pernah tersesat, kalau semut sanggup datang dan pergi lewat celah yang sama tanpa harus bingung, seharusnya kita sebagai anak2 Allah pun sudah seharusnya tidak sulit untuk berbalik arah apabila kita telah menyimpang dari jalan2 Allah. Kasih Tuhan tidak terbatas. Tuhan selalu memberi cukup waktu dan kesempatan bagi kita untuk bertobat, Dia selalu siap untuk mengampuni anak2Nya yang bertobat. Saya percaya Tuhan ingin kita menjadi Yunus masa kini. Bagaimana mungkin kita bisa mengingatkan orang lain jika kita sendiri tidak bisa berbalik arah? Bila diantara anda ada yang masih melakukan hal2 yang bertentangan dengan keinginanNya, berbaliklah sekarang, dan percayalah, Tuhan selalu membuka pintu pengampunan-Nya.


Selalu periksa diri kita, apakah kita sudah di jalan yang benar atau belum. Jika belum, segeralah berbalik arah

Friday, July 4, 2008

Mengetahui Tujuan Hidup

Ayat bacaan: Filipi 3:13-14
====================
"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."


Dalam salah satu acara Oprah Winfrey Show beberapa minggu lalu, Oprah mengangkat kisah seorang ibu yang tidak bisa mengendalikan hobi shoppingnya. Dia membeli dan membeli, hanya berdasarkan apa yang didiscount di supermarket, dan hanya dalam beberapa tahun, rumahnya jadi timbunan barang, dan dalam tayangan terlihat bagaimana sebuah keluarga "tenggelam" dalam ribuan bahkan jutaan barang puluhan ton, didalam rumahnya sendiri. Berkaca dari acara itu, saya pun serasa diingatkan. Salah satu kebiasaan buruk saya adalah belanja tanpa mencatat hal2 yang dibutuhkan. Tujuan hanya ingin membeli ayam, akhirnya dua plastik besar yang dibawa pulang. Belanja bukan didasarkan pada kebutuhan, melainkan pada barang2 yang sedang didiscount, atau dengan alasan, "mumpung lagi ada", "mumpung belum naik harga", "kelihatannya enak/menarik", dan sebagainya. Akibatnya? Saya sering menemukan barang yang akhirnya kadaluarsa. Pembelian menjadi sia2. Inilah akibatnya jika orang belanja tanpa perencanaan yang benar.

Demikian pula hidup tanpa perencanaan dan tanpa tujuan. Hidup kita bukanlah sebuah kebetulan. Kita diciptakan dengan tujuan-tujuan tertentu. Untuk itu kita dilengkapi Tuhan dengan talenta-talenta tertentu pula. Bukanlah sebuah kebetulan kita dilahirkan di keluarga kita sekarang, sekolah, kuliah atau bekerja di tempat kita sekarang. Seperti kata Paulus, kita harus fokus menatap ke depan untuk menerima panggilan sorgawi dalam Yesus Kristus. Apapun yang kita lakukan haruslah berdasarkan pada hal yang berkenan dihadapan Tuhan, dan diarahkan pada sesuatu yang dapat menyatakan kemuliaan Tuhan, dimanapun kita ditempatkan. Kita harus terus menyempurnakan diri ke arah figur Yesus Kristus, terus berbuah dan pada akhirnya mendapatkan sebuah kehidupan kekal yang penuh dengan damai sejahtera.

Tujuan hidup yang didasarkan pada raihan penghargaan secara duniawi akan berujung pada kesia-siaan. Jika kita mendasarkan hidup hanya untuk mengejar kekayaan, hidup dapat berakhir menjadi sia2. Begitu juga dengan tujuan hidup yang mengejar popularitas, pangkat, jabatan, dan sebagainya. Berdoalah dan tetap dekat pada Tuhan untuk mengetahui apa yang menjadi kehendak Allah dalam hidup anda, dimana anda dapat memuliakan Tuhan dan memberkati lewat semua anugrah yang ada pada diri anda. Tanpa itu semua, anda akan menghabiskan waktu, tenaga dan biaya yang pada akhirnya sia-sia.


Fokus pada tujuan hidup yang mempergunakan talenta-talenta untuk kemuliaan Tuhan akan membuat hidup punya makna

Thursday, July 3, 2008

Diskriminasi? No Way!

Ayat bacaan: Roma 10:12
=======================
"Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya."

Dunia yang kita tempati ini adalah dunia yang penuh diskriminasi. Kalau kita bicara diskriminasi, mungkin pikiran akan segera melayang pada diskriminasi akibat perbedaan warna kulit. Memang, di banyak tempat yang masih dalam satu dunia yang sama, orang berkulit hitam mendapat batasan2 yang sangat parah. Saya pernah melihat seorang kulit gelap dipukuli beramai2 oleh gang kulit putih di luar negeri, dan saat itu saya buru2 pergi sebelum mereka melihat saya yang kulitnya juga tidak seputih salju. Slogan "white is right", itu dipakai beberapa kelompok2 tetentu sebagai slogan superioritas mereka. Itu saja? Tidak. Itu baru satu bagian kecil dari contoh diskriminasi. Coba lihat, dalam dunia pekerjaan, diskriminasi bisa berlaku dalam banyak hal. Jika anda suku tertentu, atau bisa bahasa tertentu, maka gaji anda lebih tinggi daripada rekan kerja yang telah bekerja lebih lama sekalipun. Dalam pergaulan? setali tiga uang. Banyak orang yang hanya mau berteman dengan orang dari suku yang sama, agama yang sama, status atau kekayaan yang sama dan lain2. Malah lebih ekstrim lagi, banyak orang yang tidak mau berteman dengan orang dari Gereja yang berbeda, walaupun sama2 menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadinya. Kalau ada yang mengira di rumah orang bisa lepas dari bentuk diskriminasi, mereka salah. Di rumah sekalipun bentuk2 diskriminasi masih terjadi. Ada anak emas, jangan2 nanti ada pula "anak perak", ada "anak perunggu", bahkan anak yang tidak kebagian "medali". Ada yang dipuji dari prestasi di sekolah, anak yang ganteng dan cantik, sementara yang kurang, kalau bisa jangan dilihat orang deh. Padahal kita masih bicara tentang anak2 yang berasal dari kandungan yang sama.

Is this the world we created? Jelas Tuhan tidak menginginkan bumi ini diisi oleh bentuk2 diskriminasi. Semua manusia sama2 berharga di mata Tuhan, dan diciptakanNya sesuai dengan gambar dan rupaNya sendiri. Air mata orang Kristen tidak lebih bening dari penganut agama lain, warna kulit tertentu tidak lebih baik dari yang lain, pendidikan lebih tinggi tidak serta merta membuat orang lebih bijaksana. Begitu juga dengan kekayaan, status dan lain2. Siapa kita, yang berhak menentukan tingkat2 strata dalam bermasyarakat, sementara Tuhan sendiri tidak membeda2kan? Tuhan itu adalah milik semua manusia, milik saya, milik anda, dan siapapun yang berseru pada Dia akan diselamatkan, tanpa terkecuali. Kita bisa mulai dari diri kita sendiri untuk membuat perbedaan dan menyingkirkan bentuk2 perbedaan dalam bentuk apapun, dan cepat atau lambat, dunia akan menjadi jauh lebih indah tanpa adanya diskriminasi lagi.


Kita semua manusia ciptaan Allah yang mulia dan berharga

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...