(sambungan)
Mari kita lihat sejenak mengenai Daud. Daud adalah seorang raja dan tinggalnya di istana. Ia sepertinya tidak kurang suatu apapun. Tapi tetap saja ada banyak masalah yang menerpa hidup Daud, bahkan diantaranya adalah ancaman pembunuhan. Dari tulisannya, kita tahu bahwa Daud ternyata mampu untuk terus bersukacita dalam kondisi apapun.
Apa kuncinya yang membuat Daud bisa tetap bersukacita meski berbagai kondisi yang tidak kondusif tengah menderanya? Kunci itu adalah : "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak.." (Mazmur 16:8-9a).
Masih dari kitab yang sama dikatakan: "Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya." (Mazmur 33:21).
Dari sini kita bisa melihat bahwa hati kita bersukacita bukan tergantung dari orang lain atau situasi yang kita hadapi, tapi tergantung dari sejauh mana kita percaya pada Tuhan dan mempercayakanNya sebagai sumber sukacita kita yang sejati. Kita tidak akan pernah bisa menghindari masalah selamanya, karena terkadang sebaik-baiknya kita melangkah, ada saja faktor-faktor eksternal yang bisa membawa kita masuk ke dalam pusaran kesukaran seperti kondisi yang terjadi saat ini misalnya, dimana seluruh dunia tengah mengalami fase sulit.
Kita pun tidak akan bisa menghindari persinggungan dengan orang lain. Akan ada saja dimana kita mau tidak mau harus bertemu dengan orang-orang bertipe nyolot, mengesalkan dan menyebalkan. Baik di kantor, di pekerjaan, di lingkungan tempat tinggal, atau dalam perkumpulan, persekutuan, komunitas, dan sebagainya, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dengan dunia yang lebih dari satu, potensi kehilangan sukacita kita pun berlipat ganda.
(bersambung)

Friday, February 7, 2025
Si Pencuri Sukacita (5)
Thursday, February 6, 2025
Si Pencuri Sukacita (4)
(sambungan)
Manusia bisa mengecewakan, orang terdekat kita sekalipun pada suatu waktu bisa menyinggung perasaan kita lalu membuat kita terluka, merasa tidak dipeduli, dikhianati dan sebagainya. Apa yang terjadi di depan bisa begitu tidak pasti sehingga membuat kita kuatir. Berbagai bahaya, perbuatan-perbuatan jahat dan rasa sakit bisa setiap saat membuat kita takut.
Bayangkan kalau kita membiarkan ketiga hal ini terus menerus mengganggu hidup kita. Hidup bisa jadi tidak lagi ada hepi-hepinya, dan kalau dibiarkan, segala macam penyakit bisa memperpendek umur kita.
Tapi dengarlah. Tuhan tidak akan pernah mengecewakan kita. Selain yang dikatakan Paulus, Pemazmur juga berseru: "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2).
Tidak hanya dikatakan sebagai tempat perlindungan dan kekuatan dan penolong dalam kesesakan, tapi juga sangat terbukti.
Seperti yang sudah sering saya sampaikan, sebuah sukacita yang sejati itu sesungguhnya berasal dari Tuhan. Bukan dari manusia, bukan pula tergantung dari situasi, kondisi atau keadaan yang tengah kita alami. Artinya, kita tidak harus menggantungkan kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup kita kepada manusia lain di sekeliling kita, atau pada keadaan kita saat ini, melainkan menggantungkannya kepada Tuhan, Allah kita yang tidak akan pernah mengecewakan anak-anakNya.
Mari kita lihat sejenak mengenai Daud.
(bersambung)
Wednesday, February 5, 2025
Si Pencuri Sukacita (3)
(sambungan)
Menurut Swindoll, ketiga hal inilah yang seringkali menjadi terdakwa pencuri sukacita atau joy stealers.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk mengalahkan atau menundukkan ketiga hal ini?
Swindoll menganjurkan kita untuk mengimani keyakinan Paulus akan penyertaan Tuhan seperti yang disebukan dalam kitab Filipi.
Bunyi ayatnya adalah sebagai berikut: "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. " (Filipi 1:6).
Maksudnya bagaimana? Maksudnya adalah, kalau kita tahu sepenuhnya seperti Paulus, bahwa Tuhan yang sudah memulai sesuatu yang baik bagi kita akan meneruskan sampai pada akhirnya, kita seharusnya tidak perlu kehilangan sukacita.
Kita hari ini hidup di dunia yang sedang dalam keadaan sulit. Sudah sulit, kita bertemu dengan orang-orang yang siap membuat kita kehilangan kesabaran dan membuat situasi yang sudah buruk bertambah parah. Bukankah itu kita temui hampir setiap saat? Dan kita pun sebagai manusia sangat terbatas daya tahan dan sabarnya.
Kalau kita terus berpusat pada hal-hal seperti ini, rasa cemas, stres dan takut akan dengan mudah merampas sukacita dari diri kita setiap saat.
(bersambung)
Tuesday, February 4, 2025
Si Pencuri Sukacita (2)
(sambungan)
Saya pun pernah mengalami itu, dan bisa saja mengalami hal itu lagi dan lagi kelak di kemudian hari. Apalagi dengan tekanan hidup seperti sekarang, potensi untuk kehilangan sukacita menjadi sesuatu yang benar-benar harus saya perhatikan lebih dari sebelumnya. Jangan sampai kehilangan sukacita itu membuat saya jadi kehilangan keceriaan dan mudah marah, karena itu tentu akan membuat semua orang di sekitar saya menjadi tidak nyaman, terutama anak dan istri saya. Agar itu jangan sampai kembali lagi, hanya satu hal yang harus saya pastikan. Dan itu adalah jangan sampai saya kehilangan sukacita.
Kenapa sukacita itu bisa hilang? Kalau dikatakan hilang, itu berarti bisa jadi ada pencurinya, begitu?
Nah, pembahasannya jadi menarik karena seorang penulis bernama Charles Swindoll pernah mengangkat tema ini dalam bukunya.
Dalam buku itu Charles Swindoll menyebutkan bahwa ada tiga hal yang paling sering menjadi terdakwa sebagai pencuri sukacita, yaitu:
-worry (cemas)
- stress (stres)
- fear (takut)
Charles Swindoll mendefinisikan worry atau cemas sebagai "an inordinate anxiety about something that may or may not occur", yang kalau diterjemahkan menjadi kecemasan berlebihan terhadap sesuatu yang mungkin bisa atau mungkin tidak terjadi. Mungkin terjadi, mungkin juga tidak, tapi kestabilan pikiran dan mental kita sudah keburu terganggu olehnya.
Lalu Stress is "intense strain over a situation we can't change or control" alias ketegangan yang intens terhadap sebuah situasi yang tidak bisa kita ubah atau kendalikan.
Dan terakhir Fear: "a dreadful uneasiness over danger, evil or pain", yaitu sebuah rasa gentar yang sangat tidak nyaman terhadap bahaya, perbuatan keji atau rasa sakit.
(bersambung)
Monday, February 3, 2025
Si Pencuri Sukacita (1)
Ayat bacaan: Yohanes 10:10
======================
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."
Masalah baterai handphone saja bisa bikin kesal. Mula-mula baterainya melemah, sehingga cepat sekali ngedrop, dan setelah dibiarkan, lama-lama baterai ini semakin parah baik kondisinya maupun bikin kesalnya. Gara-gara baterai lemah, handphone jadi suka restart sendiri secara mendadak. Awalnya sesekali, tapi semakin lama frekuensinya makin sering. Kalau tadinya terjadi saat sedang tidak terkoneksi kepada kabel charging, belakangan sedang dicharge pun dia bisa bolak balik restart.
Karena masih belum ada dana untuk mengganti baterai yang lumayan mahal harganya, saya pun bersabar saja dengan kondisi itu. Eh, semakin dibiarkan semakin menjadi. Kalau tadinya saat dia restart baterainya tetap ada di bar atas, sekarang begitu nyala lagi baterainya bisa ngedrop tinggal 1%. Dan, menyusul si baterai mulai menggembung. Nah kalau sudah pada kondisi ini, mau tidak mau, sanggup tidak sanggup saya harus segera mengganti baterai. Karena kalau dibiarkan, baterai yang menggembung itu bisa menyebabkan munculnya masalah-masalah lain yang lebih mahal seperti touch screen dan IC. Biayanya bisa berlipat kali lebih mahal jika itu terjadi.
Saat saya menunggu proses penggantian baterai di gerai reparasi handphone, saya pun kepikiran bahwa masalah baterai handphone saja bisa bikin kesal setengah mati, dan tanpa disadari bisa mencuri sukacita dalam hidup. Selain itu, seringkali sukacita kita pun bisa seperti baterai ini. Dari full of joy, tiba-tiba bisa ngedrop dengan datangnya gangguan dalam hidup kita. Lagi senang-senang, tiba-tiba muncul masalah yang kemudian membuat sukacita kita draining mendadak. Saya rasa semua kita pernah mengalami hal itu.
Lucunya, seperti baterai ini, level kecepatan kita kehilangan sukacita pun mirip-mirip. Mungkin di awal-awal sukacita kita tidak terlalu cepat hilang, suasana hati kita mungkin sedikit berubah dari happy menjadi kesal tapi tidak parah-parah amat alias tidak terlalu drastis. Tapi kalau dibiarkan, ngedropnya akan menjadi terus semakin cepat. Dan untuk mengembalikan sukacita itu seringkali butuh waktu yang terus bertambah semakin lama. Sudah naiknya lama, ngedropnya cepat pula.
(bersambung)
Sunday, February 2, 2025
Siap Tidak Siap (7)
(sambungan)
Sekali lagi, bukan perkara siap atau tidak siap, tapi apakah kita bersedia atau tidak. Kenapa? Karena kalau mau memikirkan dari sudut kesiapan kita sebagai manusia yang lemah, kita tidak akan pernah siap. Tapi jika kita bersedia, setidak siap apapun Tuhan yang akan siapkan.
Saya sudah beberapa kali berhadapan dengan situasi seperti ini, dan itulah yang menjadi kesimpulan saya. I have to be ready every time, even at the most 'not ready' time. And I have to be willing to do that no matter what. Seperti pengalaman saya yang saya bagikan di awal, mungkin kesaksian saya tidak sampai membawa pertobatan, tapi setidaknya saya sudah melakukan tugas dan kewajiban saya. Saya tidak memilih untuk menghindar, saya tidak memilih untuk menyangkal Kristus, saya tidak memilih untuk mengelak. Saya memilih untuk menjadi duta Kerajaan untuk menyampaikan kebenaranNya.
Mari kita perhatikan orang-orang disekeliling kita hari ini. Adakah yang membutuhkan penghiburan dan siraman Firman Tuhan? Apakah kita bersedia menyampaikan pada mereka betapa Tuhan mengasihi mereka? Apakah kita mau berperan aktif dan nyata sebagai duta Kristus atau kita masih terus mengelak dengan berbagai alasan? Kalau masih, mau sampai kapan kita berlaku seperti itu?
Kalau mau dibilang sulit atau situasinya tidak pas, atau mungkin pula bisa mendatangkan ancaman atau bahaya, siapa bilang menjadi duta Kristus itu kerjaan gampang tanpa resiko? Tapi coba pikir, bukankah merupakan sebuah kehormatan apabila kita bisa menjadi duta Kristus dalam kehidupan kita?
Semoga bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua.Tetaplah siap sedia untuk memberitakan Firman, meski waktunya baik ataupun tidak.
Preach the Word, be prepared in season and out of season
Saturday, February 1, 2025
Siap Tidak Siap (6)
(sambungan)
Di pundak kita semua pesan yang sama ini telah disematkan. Baik atau tidak baik waktunya, kita harus selalu siap sedia menyampaikan kebenaran firman Tuhan, membimbing, mengingatkan dan mengajar orang akan keselamatan.
Ketika kita memikirkan betapa sulitnya atau mungkin berbahayanya menjadi duta Kerajaan Allah untuk menyampaikan berita keselamatan, kita bisa belajar dari keteladanan yang ditunjukkan oleh Paulus dan Silas ini.
Caranya pun bisa seribu satu macam. Mungkin kita tidak bisa berkotbah, tapi mungkin kita bisa menulis. Jika tidak bisa menulis, kita bisa bersaksi tentang hal-hal yang sederhana, dan sebagainya. Sekedar menyampaikan kesaksian bagaimana sukacitanya hidup yang selalu berada dalam lindungan Tuhan pun bisa menjadi berkat buat banyak orang. Bahkan seharusnya terang Kristus bisa tercermin dari cara hidup kita, Tingkah laku, perkataan, perbuatan dan gaya hidup kita, itupun bisa menjadi cara tersendiri untuk memperkenalkan Kristus kepada orang lain.
Apa yang menjadi tugas kita adalah kita harus senantiasa siap sedia untuk menyampaikan Firman Tuhan, dan biarkanlah Firman itu kemudian berjalan sendiri dengan kuasaNya untuk menjangkau jiwa-jiwa. Jadi apa yang menjadi tugas kita hanyalah mewartakan berita keselamatan, bersaksi, selanjutnya biar Roh Kudus yang bekerja melembutkan jiwa-jiwa mereka.
Tuhan berkata: "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:10-11).
(bersambung)
Friday, January 31, 2025
Siap Tidak Siap (5)
(sambungan)
Kita mungkin akan meratap kesakitan dengan luka cambuk di punggung dan bagian tubuh lain, menggigil kedinginan atau gemetar ketakutan kalau-kalau kita kemudian dibunuh. Tetapi perhatikan apa yang dilakukan Paulus dan Silas pada waktu itu. "Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (Kisah Para Rasul 16:25).
Yang terjadi selanjutnya sungguh ajaib. Sebuah gempa hebat terjadi, dan mereka pun lepas dari belenggu. Mukjizat malam itu tidak berhenti sampai disitu saja, karena kemudian kita mengetahui terjadi pertobatan kepala penjara dan seisi rumahnya. Si kepala penjara bertanya apa yang harus ia perbuat agar selamat.
"Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (ay 31). Paulus dan Silas pun kemudian menyampaikan firman Tuhan kepada seluruh keluarga kepala penjara. "Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya." (ay 32), dan memberi diri mereka dibaptis. (ay 33).
Dari kisah ini kita bisa melihat bagaimana firman Tuhan itu sanggup menyelamatkan dan memerdekakan. Waktunya sangat tidak baik, tapi Paulus dan Silas ternyata siap setiap saat, meski dalam keadaan seperti itu.
Bukan saja mereka dibebaskan, tapi ada pertobatan dari kepala penjara dan keluarganya.
Seandainya Paulus dan Silas tidak melakukan itu, mungkin pertobatan dari kepala penjara beserta keluarga tidak terjadi. Mereka akan tetap terpasung dan entah apa yang akan terjadi atas mereka setelahnya.
(bersambung)
Siap Tidak Siap (4)
(sambungan)
Mengacu kepada pesan ini, kita bisa melihat bahwa tugas untuk menyampaikan firman itu bukanlah hanya di saat kita punya waktu saja, atau ketika memungkinkan, tetapi harus senantiasa mengikuti hidup kita. Baik atau tidak baik waktunya, kita harus selalu siap sedia.
Dan pesan ini penting adanya, karena sesaat sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga, Dia pun menyampaikan sebuah Amanat Agung yang wajib dilaksanakan oleh semua orang yang beriman kepadaNya. "Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18-20).
Lihatlah bahwa kita tidak melakukannya sendirian, tetapi ada penyertaan Tuhan yang memampukan kita untuk melakukan itu. Kembali kepada 2 Timotius 4:2, perhatikan pula bahwa Tuhan bilang kita harus siap sedia. Itu artinya kesempatan dan orang-orang untuk kita tuntun bisa datang kapan saja, dan itu Tuhan yang bukakan. Karena dari Tuhan dan waktunya bisa kapan saja, kita harus siap sedia. Bukan bisa atau tidak, tapi bersedia atau tidak, itulah yang menjadi kuncinya.
Sebuah contoh menyampaikan firman Tuhan pada saat yang bagi kita dianggap sebuah waktu yang sungguh tidak tepat bisa kita lihat lewat kisah Paulus dan Silas. Mari kita lihat lagi dalam Kisah Para Rasul 16, yaitu ketika Paulus dan Silas dipenjara setelah mengalami siksaan menyakitkan sebelum mereka ditangkap.
Dalam keadaan kesakitan, mereka dipasung dan diletakkan dalam ruang penjara terdalam. Bukankah itu adalah saat yang sangat tidak baik untuk mewartakan Firman Tuhan?
(bersambung)
Thursday, January 30, 2025
Siap Tidak Siap (3)
(sambungan)
Dan mereka pun diam. Suasana pelan-pelan berubah menjadi lebih ringan, jatuhnya seperti ngobrol santai. Dan luar biasanya, setelah kami ngobrol selama lebih sejam, ia pun berkata bahwa saya tidak akan diganggu untuk menjalankan persekutuan. Itu jauh lebih baik dibanding tidak beragama sama sekali, katanya. Dan satu hal lagi, hubungan saya dan beliau justru menjadi jauh lebih baik setelahnya, sampai sekarang.
Apakah saya siap pada waktu itu dicecar oleh mereka? Saya rasa tidak akan pernah ada yang siap dalam situasi dadakan seperti itu. Apakah saya takut? It depends. Mungkin saja ada rasa gentar atau minimal tidak nyaman dihadapkan tiba-tiba pada situasi seperti itu.Tapi sebelum saya berpikir apakah saya takut atau tidak, saya langsung berdoa agar Tuhan ambil alih perkataan saya. That's what I did, dan saya yakin Tuhan punya rencana atas apa yang terjadi pada pagi itu.
Dari pengalaman itu saya menyadari bahwa menyampaikan kesaksian tentang hal-hal yang kita alami langsung pun bisa sangat efektif untuk menceritakan kebenaran. Kalau kita tidak siap, kita tidak akan bisa merespon saat Tuhan membawa jiwa datang pada kita, atau saat kita diperhadapkan ke dalam situasi seperti pengalaman saya di atas.
Kesempatan untuk membawa jiwa menuju pertobatan pun akan terlewatkan sia-sia, kesempatan untuk menyampaikan kebenaran Firman pun bisa terbuang sia-sia.
Berkenaan dengan hal ini, ada sebuah pesan dari Paulus yang amat penting. "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2).
(bersambung)
Wednesday, January 29, 2025
Siap Tidak Siap (2)
(sambungan)
Bagaimana dalam hal menjalankan tugas mulia mewartakan berita mengenai Yesus? Seringkali kita punya ribuan alasan untuk menolak memberitakan kabar gembira kepada orang. Segala keterbatasan pun akan mudah kita berikan. Takut, tidak tahu caranya, tidak mengerti terlalu banyak, tidak pintar ngomong, sudah terlalu sibuk dan lain-lain, termasuk alasan waktunya kurang tepat, sedang tidak pas. Atau alasan takut, itu pun sering jadi penyebab untuk menolak. Padahal seringkali bukan waktunya yang tidak pas, tapi kitanya lah yang tidak siap.
Mari saya berikan satu contoh nyata dari pengalaman saya sendiri. Suatu pagi, saya berhadapan dengan seorang bapak yang tinggal tidak jauh dari rumah saya. Ia adalah ketua dari sebuah ormas garis keras yang kalau saya sebut namanya pasti anda tahu. Ia tahu keyakinan saya, dan entah dari mana ia tahu bahwa apa keyakinan lama saya.
Maka jadilah pagi itu saya seolah ia 'sidang' bersama salah seorang temannya. "Kenapa anda murtad?" pertanyaannya tajam dan air mukanya pun terlihat tidak menyenangkan.
Saya bisa saja ngeles atau berdalih untuk cari aman. Tapi tidak, saya tidak mau menyangkal Yesus yang sudah saya terima sebagai Tuhan dan Juru Selamat saya. Maka saya berdoa dalam hati, meminta Roh Kudus membimbing mulut dan lidah saya dalam menjawab.
Yang saya lakukan kemudian adalah saya bersaksi, sejujur-jujurnya kenapa saya berpindah. Saya juga bersaksi bagaimana perubahan dalam hidup saya setelah saya menerima Yesus.
Lantas berbagai pertanyaan 'klise' tentang Kristen pun mereka sampaikan pada saya, sesuatu yang biasa mereka pakai untuk mengolok-olok. Saya hanya menjawab bahwa yang namanya iman, itu tidak bisa tergantung dari orang lain melainkan dari diri sendiri. Ada banyak hal yang tidak akan pernah bisa kita jawab karena kemampuan manusia untuk menyelami kebesaran Tuhan itu sangatlah terbatas. Disaat seperti itu, iman akan sangat bermanfaat agar kita bisa meyakini betul kebesaran Tuhan, juga agar kita bisa mengalami banyak hal yang berada di luar kemampuan nalar manusia.
(bersambung)
Tuesday, January 28, 2025
Siap Tidak Siap (1)
Ayat bacaan: 2 Timotius 4:2
========================
"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."
Ada banyak faktor yang bisa menentukan sukses tidaknya sebuah band atau artis di panggung hiburan. Benar, ada faktor-faktor 'x' yang bisa membuka jalan pintas bagi mereka untuk tenar, tapi faktor kesiapan pun sebenarnya berperan sangat penting dalam karir seseorang.
Anggaplah ada seorang pendatang baru yang punya talenta dan konsep unik yang bisa membuatnya sukses. Itu jelas merupakan modal besar. Tapi sayangnya ia ternyata tidak siap untuk terus menapak dalam jangka waktu yang cukup panjang. Yang terjadi, bak komet dia bisa cepat melesat tapi cepat pula meredup, alias gone to soon.
Dan saya melihat banyak sekali contoh nyata akan hal ini. Band atau musisi yang siap kapan saja saat ada yang minta main akan dapat job lebih banyak dibanding mereka yang kurang atau tidak siap. Tidak siap bagaimana? Misalnya jika mereka jarang latihan dan hanya latihan saat ada jadwal main. Ketika ada job dadakan dengan waktu mepet, mereka pun harus menolak karena tidak punya cukup waktu latihan. Ada yang sibuk kerja, mereka ini pun susah menyesuaikan jadwal.
Bagi mereka yang memegang komitmen untuk serius, ajakan main mendadak tidak akan menjadi masalah karena mereka siap. "Ready or not, siap atau tidak, kita ambil. Karena kita memang mau serius berprofesi disini", ujar seorang teman pada suatu kali. Kesiapan mereka, mau waktu persiapan santai atau mepet, waktunya baik atau tidak, itulah yang seringkali menjadi salah satu faktor penentu maju tidaknya karir mereka ke depan.
Bagaimana dalam hal menjalankan tugas mulia mewartakan berita mengenai Yesus?
(bersambung)
Monday, January 27, 2025
Duri (7)
(sambungan)
Jika kita mau merenungkan baik-baik, pada akhirnya kita akan mendapati bahwa tidak ada satupun hal yang lebih penting selain meluangkan waktu dalam doa dan bertumbuh dalam Firman bersama Tuhan. Resapi Firman itu dengan hati yang lembut agar Firman itu bisa menembus dan berakar di dalam diri kita.
Setelah itu kemudian kita mengaplikasikannya dalam setiap sendi kehidupan kita dan dari sana kita bisa menghasilkan buah-buah yang matang dari Firman-Firman yang terus bertumbuh di dalam diri kita.
Sangatlah penting bagi kita untuk mengawasi "duri-duri" kecil yang mampu menghambat atau bahkan menghentikan langkah kita. Ukurannya memang kecil, tapi akibat yang ditimbulkan bisa mematikan. Buat saya perumpamaan Yesus tentang benih yang tertabur di semak duri ini sangat luar biasa. Perumpamaannya mengambil contoh yang mudah untuk dicerna, tapi secara sangat baik bisa menyampaikan tentang sebuah pengajaran penting bagi kita semua.
Jangan biarkan semak duri itu mengganggu kita. Sekecil dan sesedikit apapun, tebang habis segera semua semak duri agar Firman itu jatuh di tempat yang baik, pastikan agar hati kita cukup lembut untuk bisa menerima Firman. Biarkan Firman itu berakar, bertunas, tumbuh dan pada akhirnya bia berbuah dengan subur.
Let your faith be bigger than your fears
Sunday, January 26, 2025
Duri (6)
(sambungan)
Adalah sangat baik jika kita sudah mampu menghindari kejahatan-kejahatan yang dianggap besar seperti membunuh, mencuri dan sebagainya. Tetapi jangan lupakan pula hal-hal yang terlihat kecil namun cukup punya kemampuan untuk membuat firman tidak bisa berbuah lalu membahayakan perjalanan hidup kita ke depan.
Lantas dimana seharusnya firman itu jatuh?
Ayat selanjutnya mengatakan: "Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat." (ay 20).
Jatuh di tanah yang subur dan gembur, itu akan membuat firman itu bisa berbuah puluhan bahkan ratusan kali lipat. Seperti itulah dikatakan firman yang jatuh pada kondisi hati yang baik.
Dalam surat Paulus kepada Timotius, ia mengingatkan: "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4). Kita diminta untuk tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan, dan seharusnya lebih fokus untuk melakukan hal-hal yang akan membuat Tuhan berkenan atas kita.
(bersambung)
Saturday, January 25, 2025
Duri (5)
(sambungan)
Perhatikan bahwa disana dikatakan bahwa duri-duri ini bisa menyusup (creep in) lalu mencekik (choke) dan menghambat jalur pernafasan (suffocate) sehingga Firman itu pun tidak bisa berbuah.
Jika kita melihat apa saja yang dikatakan duri dalam ayat ini, maka kita akan mendapatkan bahwa secara umum duri-duri itu mewakili hal-hal yang sering kita beri toleransi karena kerap dianggap kecil dan tidak berbahaya, antara lain:
- Cares and anxieties of the world (kekuatiran dan kegelisahan dalam dunia)
- Distractions of the age (gangguan atau kebingungan dari zaman ini)
- The pleasure and delight (kesenangan dan kegembiraan)
- False glamour and deceitfulness of riches (kegemerlapan yang palsu dan tipu daya kekayaan)
- The craving and passionate desire for other things (kecanduan dan hasrat yang menggebu untuk hal-hal lainnya)
Lihatlah baik-baik poin-poin di atas. Bukankah semuanya merupakan sesuatu yang seringkali tidak kita awasi dengan baik dan terus menerus kita biarkan untuk hadir bahkan berkuasa dalam hidup kita? Inilah semak-semak duri itu, yang walaupun kecil tetapi sanggup menghimpit Firman sehingga tidak bisa berbuah.
Kata menghimpit ini dalam bahasa Inggrisnya Bukan saja dikatakan choke alias mencekik, tetapi juga "suffocate", yang artinya membunuh dengan cara menghambat akses masuknya udara/oksigen sehingga kita tidak bisa bernafas. Bayangkan seandainya wajah kita dibekap dengan plastik sehingga tidak bisa bernafas, seperti itulah potensi bahayanya.
(bersambung)
Friday, January 24, 2025
Duri (4)
(sambungan)
Selanjutnya Yesus bilang ada firman yang jatuh tertabur di semak duri. Inilah yang ingin saya jadikan titik fokus dari renungan kali ini.
"Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah." (ay 18-19).
Duri itu rata-rata kecil, dan banyak yang halus. Seperti itu pula berbagai hal-hal yang sepertinya kecil dan kita abaikan, tetapi nyatanya tetap berpotensi besar untuk menghancurkan kita. Seringkali kita awas terhadap kejahatan-kejahatan yang besar dan mudah untuk menghindarinya. Namun di sisi lain kita sering membiarkan atau memberi toleransi pada berbagai dosa-dosa kecil, yang mungkin tidak terlihat berbahaya, tetapi seperti halnya duri yang ukurannya relatif kecil namun tetap bisa melukai bahkan mencelakakan kita.
Mari kita lihat lebih jauh lagi ayat 19 ini dalam versi bahasa Inggrisnya. Dalam Bible versi English Amplified dikatakan sebagai berikut: "Then the cares and anxieties of the world and distractions of the age, and the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness of riches, and the craving and passionate desire for other things creep in and choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless."
First they creep in, then choke the Word, and the next thing you know, they suffocate it until the Word brings no fruit.
(bersambung)
Thursday, January 23, 2025
Duri (3)
(sambungan)
Kata Yesus:
"Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur." (ay 3). Benih yang ditabur itu kemudian jatuh di beberapa tempat berbeda. Ada yang jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung memakannya sampai habis. (ay 4).
Benih yang jatuh di pinggir jalan lalu dimakan burung menggambarkan orang yang mendengar firman tapi tidak menyimpannya dengan baik dalam hatinya. Mereka puas hanya dibagian luar saja, dan kemudian iblis pun datang mengambil firman yang ditaburkan pada mereka.
Lalu ada yang jatuh di tanah berbatu-batu, kata Yesus dalam ayat 5.
Benih yang jatuh di tanah berbatu tidak akan bisa diharapkan untuk tumbuh sehat. Saat akar dari sebuah tanaman tidak bisa menembus kerasnya lapisan batu, bisa dipastikan tanaman itu akan kerdil atau bahkan lama-kelamaan mati karena tidak bisa cukup dalam menembus tanah hingga menemukan air.
Seperti perumpamaannya, demikian pula orang yang menerima firman Tuhan tetapi hatinya keras bagai tanah penuh batu.
"Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad." (ay 16-17).
Firman yang jatuh di hati yang keras bagai tanah berbatu-batu akan sulit diharapkan bisa berakar, bertunas dan bertumbuh, apalagi berbuah. Firman di hati seperti ini bisa dengan segera menjadi sia-sia jika kondisi hati kita seperti itu.
(bersambung)
Wednesday, January 22, 2025
Duri (2)
(sambungan)
Duri itu mungkin kecil ukurannya. Tapi kalau tertusuk sakit sekali. Dalam jumlah yang banyak, duri bisa mendatangkan lebih banyak masalah. Luka tertusuk duri kalau dibiarkan bisa mendatangkan infeksi, membengkak, bernanah dan bisa mendatangkan resiko-resiko yang fatal.
Tanaman pun susah tumbuh dengan baik kalau ada di lingkungan semak duri. Menariknya, Tuhan Yesus menyadari betul hal itu.
Yesus kerap menggambarkan pertumbuhan iman dengan tanaman. Mulai dari benih yang ditabur, lalu tumbuh sehat dan berbuah banyak. Tanaman buah seperti itu, kita pun sama. Pertumbuhan iman akan sangat tergantung dari kualitas benih dan kondisi hati kita, lantas bagaimana kita merawatnya.
Kalau semua itu dilakukan dengan benar maka pertumbuhan iman kita akan sehat dan menghasilkan buah-buah yang baik. sebaliknya, apabila tidak maka iman kita akan terhimpit, tercekik dan terhambat pertumbuhannya.
Lihatlah saat Tuhan Yesus memberi sebuah perumpamaan seperti yang tertulis di Markus 4:1-20. Ini adalah kisah saat Yesus membagi pengajaran di tepi danau. Ada banyak orang yang datang untuk mendengarkannya, sehingga Yesus memilih untuk naik ke perahu agar bisa mengajar sambil berhadapan dengan mereka yang duduk di tepi danau.
Dalam kesempatan ini Yesus mengajar lewat perumpamaan tentang penabur yang menabur benih di kondisi tanah dan lingkungan yang berbeda. Benih yang jatuh di pinggir jalan lalu dimakani burung sampai habis sebelum bisa tumbuh, lalu benih yang jatuh di kondisi tanah berbatu-batu. Selanjutnya benih yang jatuh di tanah penuh semak duri, dan benih yang jatuh di tanah yang baik.
(bersambung)
Tuesday, January 21, 2025
Duri (1)
Ayat bacaan: Markus 4:19
=================
"Then the cares and anxieties of the world and distractions of the age, and the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness of riches, and the craving and passionate desire for other things creep in and choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless."
Sejak awal ia bisa makan biasa, saya sudah mengajarkan anak saya makan ikan. Selain enak, ikan merupakan makanan sehat sebab mengandung protein tinggi, juga omega 3. Protein merupakan zat gizi utama yang dibutuhkan tubuh karena sangat berperan dalam pembentukan dan perbaikan sel, jaringan, produksi enzim dan hormon, juga merupakan penghasil sumber energi tambahan. Selain itu beberapa jenis ikan juga mengandung banyak zat gizi penting lain seperti zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, kalium dan sebagainya.
Tentu saja di usia-usia awal kami harus menyisihkan duri-duri yang ada di ikan dengan sangat hati-hati. Baru sejak ia berusia 4 tahun kami mengajarkannya untuk memilah sendiri duri saat makan ikan. Kalau mamanya lebih yakin akan kehati-hatian anak kami saat makan ikan, saya lebih was-was. Kenapa? Karena saya punya pengalaman yang lumayan bikin trauma.
Waktu kecil saya pernah tertelan duri ikan mas. Saya masih ingat sakitnya itu bukan main. Duri ikan mas bukan saja tajam tapi juga bercabang sehingga bisa lebih sulit lepas dari duri ikan lainnya. Jadi kalau anak saya makan ikan mas, saya masih harus menyisihkan durinya sendiri supaya dia tidak harus mengalami pengalaman yang sama seperti papanya.
Kalau tertusuk duri ikan itu sakit, duri-duri dari tanaman pun sama sakitnya. Tanaman pohon jeruk di rumah saya punya duri yang banyak dan tajam-tajam. Beberapa kali saya tertusuk kalau sedang memangkas, atau saat istri saya minta diambilkan beberapa helai daun jeruk untuk memasak. Itu tanaman yang pohonnya dalam posisi berdiri tegak. Bayangkan jika anda harus berjalan di antara semak duri. Kaki bisa jadi korban meski sudah hati-hati.
(bersambung)
Monday, January 20, 2025
Kreasi (6)
(sambungan)
Tuhan sebagai sang Penjunan atau sang Pembuat periuk/bejana tentu mengenal karakter ciptaanNya, para "tanah liat", dengan sangat baik dan tahu pula apa yang terbaik buat kita masing-masing. Saat Dia ingin mereparasi bagian yang rusak, disana kita akan melewati sebuah proses pembentukan ulang karakter.
Seandainya kita jadi tanah liat, diulek dan diputar sambil dibentuk mungkin saja itu terasa tidak nyaman atau bahkan menyakitkan. Tapi lihatlah nanti, sebuah bejana yang sangat indah akan terbentuk. Saat bejana yang indah sudah jadi, maka keindahannya akan memiliki nilai tinggi dan juga mendatangkan manfaat bagi banyak orang.
Kita hanyalah tanah liat yang tidak lebih dari hembusan nafas. Tidak seharusnya kita bersikap paling hebat di atas segala-galanya dan hidup seenaknya dengan kekuatan diri kita sendiri maupun orang lain dan merasa lebih hebat atau lebih tahu dari Sang Penjunan. Ingatlah bahwa di atas sana ada Tuhan yang begitu mengasihi kita, menganggap setiap kita sebagai ciptaanNya yang teristimewa dan tidak ingin satupun dari kita binasa.
Dia sudah menciptakan kita dengan sepenuh hati. Dia menciptakan kita dengan begitu baik dan memberi rancangan terbaik pula bagi setiap kita. Mari kita hargai betul hal itu, lalu hiduplah sesuai rencanaNya. Muliakan Tuhan dalam segala yang kita lakukan dan terus menjadi terang dan garam bagi sesama. Tuhan akan bangga atas hasil ciptaanNya yang istimewa, dan senang bahwa semua yang terbaik yang Dia inginkan tidak luput dari kita.
God knows what's the best for us more than others say about us
Sunday, January 19, 2025
Kreasi (5)
(sambungan)
Mari kita lihat lebih jauh status kita dibanding Tuhan yang disampaikan lewat Yeremia. Dalam pembuka Yeremia 18 kita membaca bahwa Tuhan menyuruh Yeremia ke tukang periuk untuk mendapat pelajaran penting mengenai hakekat manusia dan hubungannya dengan Tuhan.
Jika kita adalah tanah liat, maka Tuhan adalah Penjunan kita. Sebagai tanah liat tentu kita tidak punya kehebatan atau kuasa apa-apa. Tanah liat tidak pernah bisa mengatur pembuatnya untuk membentuk dirinya sesuai dengan keinginannya. Tapi si pembuatlah yang pasti mengenal jenis tanah liat dan seperti apa ia bisa dibentuk agar hasilnya bisa seindah mungkin. Demikianlah sebuah pelajaran yang dipetik oleh Yeremia lewat seorang tukang periuk. "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya." (Yeremia 18:4).
Itulah hasil pengamatan Yeremia. Lalu Tuhan berkata: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!" (ay 6).
Tuhanlah sang Pembuat, sedang kita adalah tanah liat yang berada di tangan sang Pembuatnya. Karenanya bukan segala kuat, hebat dan harta kita yang bisa membuat kita menjadi baik, berkelimpahan dan selamat, namun semata-mata karena kehebatan Tuhan membentuk kita-lah maka kita bisa menjadi bejana-bejana yang indah. Menyombongkan diri atau berlindung di belakang orang lain adalah sebuah sikap yang memalukan, karena itu artinya si orang tersebut tidak menyadari betul siapa dia sebenarnya.
Malah Alkitab mencatat demikian "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5).
(bersambung)
Saturday, January 18, 2025
Kreasi (4)
(sambungan)
Dalam kitab Yesaya dikatakan: "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu." (Yesaya 64:8).
Lalu dalam ayat lain Yesaya mengatakan bahwa manusia tidaklah lebih dari hembusan nafas semata, sehingga kita jangan pernah menaruh harapan terlalu tinggi pada sebuah figur atau sosok manusia. "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22).
Dari kedua ayat ini kita bisa melihat bahwa sebagai mahluk ciptaan Tuhan kita tidak boleh meletakkan harapan kekuatan sendiri atau orang lain, tetapi sudah seharusnya kepada Tuhan, Bapa yang membentuk kita, hasil buatan tanganNya yang istimewa.
Kita harus menyadari bahwa Tuhanlah yang berkuasa atas segalanya, dan kita hanyalah ciptaanNya yang dibentuk dengan tanah liat dan diberi nyawa lewat hembusan nafasNya sendiri. Dia sudah memberi rancangan atau rencana terbaik bagi kita hingga mencapai garis akhir menuju hidup yang kekal.
Jika demikian, sangatlah keliru apabila kita hanya menggantungkan harapan kepada yang lain selain Tuhan. Seharusnya kita mencari tahu apa panggilan kita, menjalani hidup sesuai sekuens Tuhan dan merendahkan diri kita agar Tuhan tetap ditinggikan atas apapun yang kita lakukan. Itu akan membuat kita bisa memiliki sebuah kualitas kehidupan yang tinggi, tidak mudah tergoncang, penuh damai sukacita tanpa tergantung pada situasi dan kondisi. Itu akan memampukan kita menuai segala rencana terbaik Tuhan atas kita.
(bersambung)
Friday, January 17, 2025
Kreasi (3)
(sambungan)
Artinya, Tuhan ingin memberi yang terbaik bagi kita, menjamin hidup orang-orang yang hidup seturut kehendak dan rencanaNya, baik dalam kehidupan pada fase dunia menuju keselamatan yang kekal, bersamaNya kelak di Surga. Dia berkeinginan memperbaiki bagian-bagian yang rusak dari diri kita untuk dikembalikan kepada keindahan semula sesuai saat Dia membentuk kita.
Jika melihat ini semua, alangkah ironis ketika manusia merasa berhak untuk bersikap sombong, memamerkan harta kekayaan, kekuatan, status, pangkat, jabatan, koneksi dengan orang-orang berkuasa dan lain-lain. Sesombong-sombongnya manusia, pada saatnya kelak semuanya harus menghadapi Sang Pencipta, dan tidak akan ada satupun yang bisa mengelak dari pertanggungjawaban sepenuhnya atas perbuatan selama hidup. Siapapun kita, tak peduli sebesar apa kekuasaan atau kekayaan kita saat ini, kita tidaklah lebih dari sosok yang kata Alkitab hanya dibentuk dari tanah liat.
Tidak kalah ironis apabila kita tidak menyadari kerinduan hati Tuhan melihat semua ciptaan-ciptaannya yang sungguh amat baik agar tetap dalam kondisi sama hingga akhir. Alangkah ironis jika kita terus merusak sendiri apa yang sudah diciptakan Tuhan dari awal dengan sebegitu indahnya.
Seharusnya kita menyadari betul bahwa kita adalah ciptaan-ciptaan Allah secara istimewa dengan mengambil gambar dan rupanya sendiri. That means we are His masterpiece. Dan tidak berhenti sampai disitu, Dia pun sudah merencanakan rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan hari depan yang penuh harapan kepada kita semua, ciptaan-ciptaanNya yang teristimewa.
Kalau kita menyadari hal tersebut secara sungguh-sungguh maka seharusnya kita berkomitmen menjaga diri kita agar tetap seperti sebagaimana kita Dia ciptakan, dan terus mencari tahu dan mengejar apa yang menjadi rancanganNya bagi kita masing-masing. Bukan sebaliknya, terus merusak diri sendiri dengan segala hal buruk diluar kebenaran dan berbuat seenaknya sehingga terus melenceng dari rencana Tuhan atas diri kita.
(bersambung)
Thursday, January 16, 2025
Kreasi (2)
(sambungan)
Saya jadi ingat sewaktu saya kecil, saya diajar berpikir kreatif dan berkeasi oleh ayah saya. Ada banyak sekali yang saya ingat pernah saya buat bersamanya semasa kecil, mulai dari rumah-rumahan menggunakan kotak korek api dan karton sampai yang lebih serius, yaitu gunung yang dibuat dari kawat dan semen lalu dicat warna warni. Sampai sekarang kreasi-kreasi saya di awal masih saya ingat. Dan itulah yang saya wariskan lagi ke anak saya, karena kemampuan untuk berpikir kreatif itu sangat berguna dalam hidup hingga dewasa.
Pengalaman-pengalaman berkreasi itu mengingatkan saya tentang bagaimana Tuhan menciptakan dan menginginkan yang terbaik buat ciptaanNya. Tuhan mencurahkan hatiNya untuk membuat yang terbaik, dan merencanakan segala sesuatu yang terbaik pula bagi manusia, His masterpiece of creation, ciptaanNya yang teristimewa.
Semua ciptaanNya Dia katakan dibuat dengan sungguh amat baik, suitable, pleasant, menyenangkan dan membanggakan hatiNya, tetapi manusia mendapat perlakuan khusus dalam pembuatannya. Kita diciptakan Allah secara istimewa dengan mengambil gambar dan rupanya sendiri (Kejadian 1:26-27) dengan mengambil bahan dasar tanah dan membuatnya hidup dengan menghembuskan nafas ke dalam hidungnya (2:7). Itu adalah sebuah awal yang indah dari manusia, yang juga menggambarkan sebuah hubungan yang lekat dengan Penciptanya.
Ketika manusia jatuh dalam dosa, manusia pun rusak dan terputus hubungannya dengan Tuhan. Tuhan menganggap penting untuk melakukan langkah atau misi penyelamatan dengan mengorbankan AnakNya yang tunggal agar tidak satupun dari kita binasa melainkan beroleh kehidupan kekal. (Yohanes 3:16).
Kepada kita semua Tuhan sudah merencanakan yang terbaik, "... rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
(bersambung)
Wednesday, January 15, 2025
Kreasi (1)
Ayat bacaan: Yesaya 64:8
======================
"Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."
Sejak di usia 3 tahun anak saya sudah mulai saya ajarkan untuk bermain kreatif. Mulanya ia saya ajar untuk membuat orang-orangan dari kertas. Saya yang menggambar dan mewarnai, dia menggunting dan menempel ke karton supaya lebih kokoh. Tentu saja di awal-awal hasil guntingannya jauh dari rapi. Ada yang tidak sengaja tergunting, ada yg menyisa jauh di luar gambar. Tapi tidak apa-apa, yang penting ia punya cakrawala berpikir kreatif untuk mulai membuat sesuatu. Belakangan ia yang mewarnai, dan namanya anak kecil, hasil warnanya pun acak-acakan.
Kalau misalnya orang-orangannya sobek, ia pun tahu bagaimana memperbaikinya dengan menggunakan selotip, begitu juga kalau ada bagian yang lepas, maka ia menempelnya lagi menggunakan lem. Karena ia termasuk telaten menjaga orang-orangannya, sampai sekarang semuanya masih awet dan masih sering kami pakai untuk main bersama. Lalu ia saya bimbing untuk membuat banyak hal dengan menggunakan bahan-bahan murah dan sederhana, misalnya piring kertas, botol plastik, sedotan, benang, karton dan sebagainya.
Sekarang di usia 5 tahun dia punya banyak ide dan kreasi yang sudah bisa ia kerjakan sendiri. Kemarin saya sempat kaget karena ia membuat aquarium sendiri menggunakan kotak bekas mainan Barbienya. Ia memakai bagian dari plastik karena menurutnya aquarium itu harus transparan alias ikan beserta hiasannya bisa dilihat dari luar. Lalu ia menambahkan beberapa blocks miliknya yang ia rasa bisa seperti batu-batu karang, dan rumput plastik mainannya sebagai rumput laut. Ia menaruh beberapa mainan ikannya disana, dan senter kecil supaya terlihat terang.
Saya sangat bangga melihat ide dan kreasinya. Menurut saya dia sudah termasuk maju diantara rata-rata anak-anak seusianya. Ia pun sangat senang menggambar. Banyak lukisan karyanya yang saya tempel di toko untuk menemani saya dalam melayani pembeli.
(bersambung)
Tuesday, January 14, 2025
Belenggu Masa Lalu (7)
(sambungan)
Lihatlah ayat berikut ini yang baru saja saya pakai sebagai tema renungan sebelumnya.
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23).
Apa yang disediakan Tuhan adalah berkat yang tiada habisnya dan selalu baru setiap pagi. Jika demikian, untuk apa kita terus mengingat-ingat masa lalu? Bukankah artinya sangat ironis jika kita masih saja terkubur dalam masalah di waktu lalu, padahal Tuhan mencurahkan rahmatNya yang baru setiap pagi?
Tuhan menyediakan pengharapan baru bagi kita yang telah ada di dalam Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."(2 Korintus 5:17). In Christ, we are the new creation. Semua telah ditebus Kristus dengan lunas di atas kayu salib. Dan kita sekarang bisa menatap hari depan yang cerah, penuh pengharapan dari Tuhan.
Tidak ada lagi belenggu masa lalu, kecuali kita yang mengijinkan dan menginginkan trauma masa lalu itu untuk terus hadir bersama kita, menghambat kita untuk bertumbuh dan maju. Adalah baik menjadikan masa lalu sebagai pelajaran dan pengalaman untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi kedepannya sesuai dengan rencana Tuhan atas diri kita. Tapi jangan sampai masa lalu menjadi penghalang atau penghambat bagi kita untuk bisa memperoleh semua itu.
Jika ada diantara teman-teman yang masih mengalami masalah dengan masa lalu anda, hari ini juga, bebaskan diri anda dari belenggu masa lalu. Stop looking back to the past, it's time to move forward. Let's move on with all hope, faith and glory, with God by our side!
Leave the past where it belongs. Don't look back when you know you shouldn't
Monday, January 13, 2025
Belenggu Masa Lalu (6)
(sambungan)
Yesus mengingatkan hal yang sama. Mari kita lihat kisah mengenai seseorang yang mau mengikuti Yesus namun memilih untuk berlama-lama. "Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."(Lukas 9:61). Apa jawab Yesus? "Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."(ay 62).
Tuhan rindu setiap kita untuk maju. Dia rindu untuk mencurahkan berkat-berkatNya, namun bayang-bayang masa lalu kerap membuat kita selalu menoleh ke belakang, dan dengan demikian gagal mencapai janji-janji Tuhan.
Surat Paulus kepada jemaat di Filipi juga sempat berbicara mengenai hal yang sama. Sepertinya Paulus menyadari tendensi manusia untuk selalu berada dalam bayang-bayang masa lalunya, hingga ia merasa perlu untuk mengingatkan. "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14).
Lewat yang ia tulis dalam suratnya, Paulus memberi contoh, bahwa walaupun dia telah melayani Tuhan, dia tetap harus fokus untuk melupakan segala masa lalunya, seburuk apapun, dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai di depan. Kita tidak akan bisa maju jika selalu berada dalam belenggu masa lalu kita yang kelam. Kita perlu benar-benar mengerti bahwa Tuhan begitu mengasihi kita. Dia tidak mau kita hidup terikat dalam dosa, problema kehidupan dan hal traumatis di masa lalu.
Apa buktinya? Coba pikirkan hal sederhana saja. Jika Tuhan tidak perduli, untuk apa Tuhan repot-repot menganugrahkan Kristus, AnakNya yang tunggal untuk memerdekakan kita dari segala dosa, kutuk dan kuk perhambaan warisan masa lalu? Menyadari itu, berhentilah menoleh ke belakang, dan raihlah janji-janji Tuhan, yang penuh rancangan damai sejahtera, hidup yang berkelimpahan dan penuh berkat.
(bersambung)
Sunday, January 12, 2025
Belenggu Masa Lalu (5)
(sambungan)
Mereka menjadi sulit maju, karena mereka terikat dengan hal-hal traumatis yang pernah terjadi. Atau masa lalu yang terlanjur terlalu nyaman, dan itu membuat mereka menjadi terlalu malas atau takut untuk bergerak melakukan sesuatu secara nyata. Ada yang jadi statis, tidak bertumbuh, tidak berkembang, jalan di tempat, tidak sedikit pula yang akhirnya malah terperosok semakin dalam.
Sekali lagi, istri Lot sebenarnya ada dalam rencana Tuhan untuk diselamatkan, namun ia memilih untuk menoleh ke belakang. Sebuah pilihan yang membawa konsekuensi fatal, ia berubah seketika menjadi tiang garam. Ketidaktaatan dan terbelenggu masa lalu ternyata mampu membinasakan.
Kesempatan diberikan Tuhan lebih dari cukup, tetapi kita tidak boleh buang waktu karena waktu itu terbatas. Kita harus segera melangkah maju, sekarang juga. We have to start moving forward, we really have to do it now. Sadarilah bahwa iblis sang pendakwa akan selalu menuduh anda dengan menggunakan segala hal di masa lalu untuk memperlambat anda, menghentikan anda, bahkan memundurkan anda ke belakang.
Iblis akan menggunakan segala daya upaya untuk menghambat keberhasilan anda menerima berkat dari Tuhan, memenuhi rencana Tuhan dan menggagalkan anugerah keselamatan kekal yang sudah diberikan Yesus lewat pengorbananNya di atas kayu salib.
Iblis sangat tidak suka jika anda maju dan berhasil. Iblis sangat tidak suka jika anda bisa lepas dari pengaruh buruk di masa lalu dan menjadi manusia ciptaan baru. Iblis ingin anda terus menerus jatuh ke dalam jerat dosa di masa lalu yang sama, dan terus terpuruk semakin dalam. Kalau kita sadar akan hal ini, seharusnya kita punya cukup alasan untuk bisa menghindari dan lepas darinya.
(bersambung)
Saturday, January 11, 2025
Belenggu Masa Lalu (4)
(sambungan)
Saya pikir itu sudah sangat jelas. All you have to do is keep moving forward, never look back. Tapi sepertinya istri Lot berat meninggalkan segala kenyamanan dan kemewahan di kota Sodom. Ia mungkin berat meninggalkan harta, ternak dan segala kehidupannya.
Dan yang terjadi selanjutnya sangat fatal. "Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam." (ay 26).
Dari bagian kisah ini kita bisa melihat bahwa istri Lot sebenarnya turut berada dalam rencana penyelamatan Tuhan. Sebagai kerabat dari Abraham, Allah menaruh belas kasih ingin meluputkan mereka sekeluarga dari pemusnahan mengerikan lewat hujan belerang dan api. Tapi sayangnya istri Lot tidak taat terhadap perintah Tuhan. Meski sudah mendapat belas kasih, ia ternyata masih terbelenggu dengan apa yang ada di belakangnya, yang bagaikan rantai membuatnya tidak bisa melangkah maju menatap hari depan yang baru. Ia memilih untuk berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. Akibatnya, ia pun berubah menjadi tiang garam.
Sekarang mari kita fokus kepada kata "menoleh ke belakang". Menoleh ke belakang maksudnya adalah dikuasai masa lalu, dihantui berbagai hal traumatis, kegagalan atau timbunan dosa-dosa di masa lalu. Ada juga orang yang mengalami kepahitan akibat disakiti orang terdekat, kejadian-kejadian buruk dalam berbagai hal, yang begitu berat, sedemikian rupa sehingga mereka yang mengalami ini menjadi terus terikat dengan bayang-bayang masa lalunya.
(bersambung)
Friday, January 10, 2025
Belenggu Masa Lalu (3)
(sambungan)
"Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." (Kejadian 19:15).
Keadaan sudah begitu genting. Pesan Tuhan sudah datang dan Lot sekeluarga ternyata mendapat belas kasih Tuhan yang ingin mereka sekeluarga selamat.
Kalau anda ada di posisi Lot, saya yakin anda akan segera bergegas buru-buru pergi dari sana sebelum anda ikut jadi korban. Bukankah begitu seharusnya? Tapi keluarga Lot ini ternyata masih bisa berlambat-lambat. Ayat selanjutnya berkata:
"Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana." (ay 16).
Tuhan sampai-sampai merasa perlu untuk mengutus malaikatNya untuk menyelamatkan mereka karena respon mereka lambat.
Ketika mereka sampai di luar gerbang kota, malaikat berkata: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." (ay 17).
Perhatikanlah ayat ini. Salah satu malaikat sudah memberitahukan kunci agar tidak ikut binasa, yaitu jangan menoleh ke belakang, jangan berhenti dimanapun.
(bersambung)
Thursday, January 9, 2025
Belenggu Masa Lalu (2)
(sambungan)
Mencoba membantunya butuh usaha dan proses yang cukup berat. Saya bisa mengibaratkan seperti membangun rumah-rumahan dari kartu. Sudah susah payah disusun, sedikit saja tertiup angin semua langsung hancur berantakan. Ada kalanya saya berhasil membuatnya lebih baik, tapi tidak jarang pula ia kembali lagi ke karakternya. Sudah lebih dari 3 tahun saya berusaha, dan sampai saat ini saya masih terus mencoba. Saya tidak mau menyerah, karena saya ingin teman saya ini bisa hidup dengan tenang, bahagia dan damai di sisa hidupnya.
Salah satu penyebab orang sulit maju atau untuk bangkit dari kegagalan adalah karena mereka terikat oleh masa lalu mereka. Mereka ingin maju, mereka ingin bisa berlari, tapi seolah ada rantai yang mengikat kaki mereka sehingga mereka tidak kunjung bisa melakukannya. Rantai yang diikat pada batu besar bertuliskan 'masa lalu', itulah yang menghambat gerak langkah mereka. Terkadang karena sudah berlarut-larut, banyak orang yang sudah menyerah dan memilih untuk terus terpasung dalam jerat masa lalu mereka.
Akan hal ini, ada sebuah kisah menarik yang bisa dijadikan bahan pelajaran yaitu tentang kisah Sodom dan Gomora. Dalam kisah ini kita tahu bahwa atas kejahatan yang sudah keterlaluan kedurjanaannya, Tuhan memutuskan untuk memusnahkan kedua kota ini. Lalu menjelang subuh, Lot didatangi dua malaikat yang menyampaikan pesan Tuhan agar ia dan keluarga segera bergegas keluar supaya tidak ikut musnah bersama seisi kota.
Ayatnya berbunyi seperti ini:
"Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." (Kejadian 19:15).
(bersambung)
Wednesday, January 8, 2025
Belenggu Masa Lalu (1)
Ayat bacaan: Kejadian 19:26
=====================
"Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam."
Saya sudah pernah bertemu dengan banyak orang yang sebenarnya punya potensi dan kemampuan besar untuk sukses , tapi nyatanya mereka tidak kunjung bertumbuh dalam hidupnya. Mereka sulit sekali untuk maju, melempem, dan seringkali itu sudah bagus ketimbang malah merosot, apalagi kalau mau berbicara menghasilkan buah-buah yang bisa dinikmati banyak orang. Padahal rata-rata mereka itu berbakat, pintar, bertalenta, punya kemampuan, pemikiran bagus, ide-ide cemerlang, kesehatan, tenaga, dan lain-lain, tapi anehnya, semua itu mentah pada saat seharusnya bisa mulai dieksekusi.
Selidik punya selidik, masalahnya ternyata rata-rata ada pada pengalaman masa lalu mereka. Terbelenggu oleh trauma atau pengalaman buruk yang pernah dialami di masa lalu.
Saya beri satu contoh saja, yaitu salah satu teman dekat saya. Ia sangat pintar, orangnya sebenarnya baik hati, tapi emosinya sangat labil. Ia bisa sangat baik, tapi bisa jadi sangat kasar. Seringkali ia mengalami anxiety attack atau serangan cemas pada tengah malam saat tidur, sehingga ia butuh obat penenang untuk bisa mengatasinya. Cepat tersinggung dan tidak percaya diri, sulit percaya pada orang lain, cenderung bersifat keras yang ternyata merupakan sistem pertahanannya untuk melindungi dirinya dari dunia dan orang-orang sekitar. Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk bisa masuk ke dalam kehidupannya agar bisa membantunya untuk bisa menjadi lebih baik. Kenapa saya memilih untuk mau repot-repot? Karena saya melihat potensi luar biasa di dalam dirinya, dan seperti yang saya sudah sebutkan, ia sebenarnya orang yang sangat baik hatinya.
Setelah ia bisa terbuka pada saya, barulah saya mendapati kalau semua itu berhubungan dengan masa lalunya. Ia kerap dibanding-bandingkan dengan adiknya, dan sifatnya yang sedikit bandel di masa kecil ternyata membuatnya sering dipersalahkan, dimarahi, dihukum dan itu semua mendatangkan trauma di alam bawah sadarnya. Sempat terpengaruh obat-obat terlarang pada saat ia mencoba membangun karir di musik, dan itu hampir menghilangkan nyawanya. Semua ini ternyata masih berdampak dan mendatangkan banyak masalah hingga dewasa.
(bersambung)
Tuesday, January 7, 2025
Tahun Baru, Rahmat Baru (6)
(sambungan)
Seperti apa tahun 2024 buat anda? Mungkin ada yang merasa tahun ini tidak terlalu baik, atau malah buruk?
Dengarlah, Tuhan menyediakan yang baru bagi anda. Tuhan membuka peluang-peluang baru, kesempatan baru di tahun yang baru. Ada peluang baru bagi usaha anda, ada kesempatan baru bagi kesembuhan anda, ada kesempatan baru bagi hidup anda, hubungan anda, dan sebagainya, menuju kepada yang lebih baik. Ada sukacita yang baru, ada berkat-berkat baru, ada jalan-jalan baru.
Kenapa demikian? Karena rahmatNya atas anda dan saya akan selalu turun, baru setiap pagi.
Bagi anda yang menganggap tahun 2024 sebagai tahun yang baik setidaknya menjanjikan, Tuhan pun menyediakan rahmatNya yang baru bagi anda. Apapun yang anda rasakan di tahun 2024, semuanya merupakan bagian dari keberhasilan baru yang menanti di depan sana.
Karenanya bersukacitalah dalam menyambut tahun yang baru, jalanilah dengan penuh semangat dan harapan baru. Ada Tuhan dengan rahmatNya yang baru disana, dan Dia akan selalu berjalan bersama anda dalam setiap langkah.
Let's make this year our year!
Tahun baru, rahmat baru, harapan baru
Monday, January 6, 2025
Tahun Baru, Rahmat Baru (5)
(sambungan)
"Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32).
Ayat ini dengan sangat jelas menggambarkan betapa besar kerinduan Allah untuk selalu memberikan yang terbaik pada kita. Bahkan dengan kedatangan Kristus, kita dimungkinkan untuk mengalami pemulihan hubungan dengan Tuhan, mengalami penebusan dan dilayakkan untuk menerima berkat keselamatan, menikmati hadiratNya hari ini, merasakan kedekatan dan kasihNya yang begitu teduh secara langsung, tidak lagi harus lewat perantara seperti di masa Perjanjian Lama.
Kita bukan lagi yang lama tetapi sudah menjadi ciptaan baru, diberi rahmat yang baru setiap pagi berdasarkan kasih setia Tuhan pada kita. Apakah kita mau mensyukuri hal itu dan mengimaninya dengan hidup sebagai sosok yang sudah diperbaharui, atau kita memilih untuk terus terikat pada berbagai kebiasaan buruk di masa lalu, terbelenggu pengalaman-pengalaman pahit di waktu lalu dan tidak juga ingat untuk mengucap syukur kepadaNya? Apakah kita mau memakai dan memaksimalkan rahmat-rahmat yang baru dari Tuhan setiap pagi atau melupakannya saja?
Semua itu pilihan kita. Satu hal pasti, apa yang disediakan Tuhan sesungguhnya baru dan segar, dan itu hadir setiap pagi.
Memasuki Tahun yang baru, mari kenali Tuhan lebih lagi. Semakin kita mengenalNya, semakin kita mengetahui kasih dan rancanganNya buat kita, semakin kita terkagum-kagum dibuatNya. Firman Tuhan yang disampaikan kepada Hosea berkata "Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:3).
(bersambung)
Sunday, January 5, 2025
Tahun Baru, Rahmat Baru (4)
Baru dari satu penggalan dalam Alkitab saja kita sudah bisa melihat bagaimana kebaikan Tuhan yang Dia siapkan bagi kita. Ini baru secuil dari begitu banyak ayat yang menyatakan kebaikanNya. Semua itu Dia janjikan hadir bagi diri kita dalam keadaan baru setiap pagi, fresh and new every morning.
Seandainya semua itu masih kurang, lihatlah ayat dalam Yesaya 40:31 berikut ini: "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."
Orang yang menanti-nantikan Tuhan dengan taat dan tekun akan mendapatkan kekuatan baru. Mereka, atau kita, akan seperti burung rajawali yang terbang mengatasi badai dengan sepasang sayap yang kuat, tidak akan gampang lelah meski yang dihadapi adalah badai yang berat sekalipun. Ini merupakan janji-janji Tuhan yang akan sangat meneguhkan dan menguatkan kita terlebih di saat beban berat yang membuat kita kelelahan menerpa kita hari-hari ini.
Di mata Tuhan kita sangatlah berharga. KasihNya kepada kita tidak terukur besarnya. Maka bagi saya ayat berikut ini sungguh memberikan peneguhan yang sangat kuat dan tegas:
"Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32).
(bersambung)
Saturday, January 4, 2025
Tahun Baru, Rahmat Baru (3)
(sambungan)
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23).
His mercy, loving kindness and blessings are new every morning. That's the way He greets us everytime we wake up.
Begitulah cara Tuhan menyapa kita setiap kali kita bangun di pagi hari. Kalau kita merenungkan hal ini, bukankah itu luar biasa? Tuhan menganggap penting rahmat-rahmat, berkat-berkat baru untuk dicurahkan kepada kita. Tuhan berkomitmen untuk selalu melimpahi kita dengan sesuatu yang segar dan baru, bukan sisa-sisa, bukan sesuatu yang kadaluarsa. Dia selalu memberkati kita dengan segala yang terbaik. Dan Dia akan selalu memastikan agar hal itu turun atas kita.
Masalahnya, sejauh mana kita sadar akan hal itu? Kita malah suka menganggap Tuhan tidak tanggap terhadap diri kita, seolah Tuhan senang melihat kita susah berlama-lama. Kita bahkan sering lupa untuk mengucap syukur dan berterimakasih setiap kita bangun pagi dan lebih memilih untuk langsung sibuk-sibuk, bersiap menghadapi aktivitas yang menanti tanpa peduli untuk menyapaNya. Padahal Tuhan siap memberkati kita dengan penuh sukacita untuk memulai hari dan melakukan yang terbaik hari ini.
Anda bisa membuka Mazmur 103 saja untuk mengintip segala kebaikan Tuhan yang Dia janjikan dan sediakan bagi kita. Dia menjanjikan:
- pengampunan dosa (ay 3)
- kesembuhan (3)
- penebusan (4)
- penobatan dengan mahkota kasih setia dan rahmat (4)
- pemenuhan kebutuhan kita dengan hal-hal yang baik sehingga kita awet muda seperti burung rajawali (ay 5).
- keadilan dan hukum bagi orang tertindas
- kemerdekaan bagi kita (ay 6)
- menyatakan rencanaNya atau jalan-jalanNya (ay 7)
- menyatakan diriNya sebagai penyayang, pengasih, panjang sabar dan punya kasih setia berlimpah (ay 8)
dan sebagainya.
(bersambung)
Friday, January 3, 2025
Tahun Baru, Rahmat Baru (2)
(sambungan)
Kalau kita suka dengan hal-hal baru, alangkah menarik jika kita menyadari bahwa Tuhan pun suka dengan hal-hal baru. Lihatlah apa kata Pemazmur berikut ini:
"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!" (Mazmur 96:1).
Tuhan menyukai puji-pujian yang baru dari kita, bukan hanya yang itu-itu saja dari tahun ke tahun. Tuhan merindukan hubungan yang terus diperbaharui menjadi lebih dalam lagi, Tuhan menantikan perubahan sikap kita ke arah yang lebih baik dan semakin seperti Yesus. Tuhan menyukai proses kita menuju kedewasaan, kebijaksanaan dan kerohanian yang lebih tinggi.
Tuhan tidak mau kita terus menerus menjadi manusia yang tercemar dalam dosa sejak lahir, maka Dia pun memberikan kesempatan buat kita menjadi ciptaan baru dalam Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Jadi kalau saya membuka renungan ini dengan intro roti, kita diminta untuk membuang "ragi yang lama" supaya bisa menjadi "adonan yang baru." (1 Korintus 5:7).
Menariknya, dan pujilah Tuhan untuk ini, Tuhan bahkan sudah menyatakan bahwa Dia memberi kita rahmatNya yang baru. Bukan sekali-kali, bukan hanya setahun sekali, sebulan sekali atau seminggu sekali, tetapi setiap pagi.
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23).
His mercy, loving kindness and blessings are new every morning. That's the way He greets us everytime we wake up.
(bersambung)
Thursday, January 2, 2025
Tahun Baru, Rahmat Baru (1)
Ayat bacaan: Ratapan 3:22-23
========================
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"
Kalau mau membeli roti, saya biasanya mencari roti yang paling fresh, alias paling lama tanggal expirednya. Kalau jatuh tanggal kadaluarsanya lebih lama, maka itu artinya rotinya lebih baru. Selain melihat tanggal, saya biasanya juga bisa lewat memencet rotinya sedikit. Roti yang baru biasanya lebih lembut dari roti yang sudah bermalam atau lebih. Selain rotinya akan tahan lebih lama, roti pun lebih enak saat dimakan karena lebih lembut.
Seperti apa tahun kemarin buat anda? Puji Tuhan jika tahun lalu merupakan tahun yang baik buat anda, tapi bagi saya tahun 2024 adalah tahun yang berat. Tekanan dan beban datang silih berganti hampir dari setiap penjuru, terkadang datangnya pun berbarengan, menerpa begitu banyak aspek dalam hidup saya. Tahun yang sama sekali jauh dari mudah, tahun penuh ujian, tahun yang mungkin jadi yang terberat dalam hidup saya.
Sudah tahun politik, dimana seperti biasa para elit akan menjadikan rakyat sebagai arena untuk bermain dan dipermainkan demi ambisi mereka, peperangan terjadi dimana-mana, gagal panen akibat cuaca buruk, dan dampak pandemi berkepanjangan dari tahun-tahun sebelumnya membuat semuanya sulit. Jangankan memperoleh pendapatan baik, sekedar bertahan pun sudah sulitnya bukan main.
Ada begitu banyak hal yang menjadi catatan dan pelajaran buat saya di tahun kemarin. Saya berharap semoga tahun ini kondisi bisa menjadi lebih baik buat saya dan keluarga. Tapi satu hal yang pasti, saya tahu bahwa untuk setiap hari yang baru, termasuk tahun yang baru, akan ada peluang atau kesempatan baru, dimana di dalamnya rahmat Tuhan yang selalu baru akan tetap turun atas kita.
Kita menyukai hal-hal baru. Kita menanti film baru, lagu baru, tempat-tempat baru, kesuksesan, peningkatan dan pencapaian baru, bahkan hubungan kita pun akan terasa membosankan kalau hanya begitu-begitu saja tanpa adanya kejutan dan hal-hal baru yang dilakukan bersama. Tantangan-tantangan baru mampu membuat banyak orang bersemangat, karena disana mereka akan belajar hal baru dan menggapai keberhasilan yang baru pula.
(bersambung)
Wednesday, January 1, 2025
Bebas Dari Dosa (5)
(sambungan)
Kerelaan Tuhan untuk mengampuni dosa-dosa kita pun tergambar lewat Tuhan Yesus.Tuhan Yesus sendiri menyatakan secara langsung bahwa Dia adalah sahabat dari orang berdosa (Lukas 7:34). Dia datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Itu luar biasa dan jelas merupakan bukti bahwa Tuhan akan selalu siap memberi pengampunan. Tuhan siap kapan saja untuk membuang tumpukan batu dosa kita sejauh mungkin dengan cepat dan tidak lagi mengingatnya.
Tapi ingat, semua tergantung diri kita. Tergantung dari keputusan kita, tergantung dari kemauan kita, tergantung dari keseriusan kita, tergantung dari komitmen kita untuk bertobat dan berubah. Kalau itu yang menjadi keputusan kita, jangan pernah ragu akan pengampunan dari Tuhan, tak peduli sebesar apapun batu dosa yang pernah membelenggu kita. Jangan sampai kita terus membiarkan si jahat mendakwa kita dan membuat kita berpikir seolah-olah kita sudah terlalu terlambat untuk diampuni. No, it's never like that. Begitu kita bertobat, seketika itu pula Tuhan mengampuni.
Mumpung kita berada di awal tahun yang baru, pertobatan menyeluruh dan sungguh-sungguh atas dosa apapun yang masih membelenggu akan sangat baik untuk dijadikan resolusi tahun baru atau new year resolution. Jika ada diantara teman-teman yang bergumul akan hal ini, jangan tunda lagi dan ambil keputusan sekarang juga. Tuhan menanti anda dan membuka tangan lebar-lebar siap menyambut anda.
Selamat Tahun Baru, semoga , berkat dan sukacita Tuhan menyertai kita semua di sepanjang tahun ini.
Tidak sulit bagi Tuhan untuk mengangkut tumpukan batu dosa kita dan membuangnya jauh-jauh, yang sulit adalah kesediaan kita untuk berbalik padaNya
Si Pencuri Sukacita (5)
(sambungan) Mari kita lihat sejenak mengenai Daud. Daud adalah seorang raja dan tinggalnya di istana. Ia sepertinya tidak kurang suatu apap...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...