Ayat bacaan: Roma 12:10
=======================
"Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat."
Beberapa tahun yang lalu saya dan dua orang teman saya sedang bersama-sama mengerjakan tugas semalam suntuk di kost-an saya. Pada waktu itu mereka kebetulan sedang menjalankan ibadah puasa, sehingga waktu sahur harus dipertimbangkan agar jangan sampai ketinggalan. Karena kecapaian, kedua teman saya pun tertidur selama satu jam dalam pengerjaan tugas. Saya memaklumi kondisi mereka dan membiarkan saja, sementara saya mengerjakan apa yang bisa saya kerjakan. Menjelang waktu sahur, saya bangunkan mereka, dan mengajak mereka untuk pergi ke warung yang jaraknya lumayan jauh. Maklum, itulah warung terdekat yang buka untuk sahur. Mereka sudah bersiap-siap untuk berangkat berdua, dan mengira bahwa saya tidak ikut, karena toh saya tidak ikut berpuasa. Tapi saya memutuskan untuk ikut dengan mereka. Ternyata keputusan saya untuk ikut sahur waktu itu benar-benar berkesan bagi mereka. Dan hingga sekarang kalau saya bertemu dengan mereka, hal tersebut masih sering mereka katakan. Mereka sangat menghargai apa yang saya lakukan, ikut berjalan bersama-sama dalam dinginnya malam, ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Inilah sebuah bentuk indah toleransi.
Kita sedang memasuki bulan dimana saudara-saudara kita yang beragama Islam sedang menjalani ibadah Puasa. Bagi sebagian dari kita, ini adalah bulan yang sulit. Pertama tentu saja sulit mencari penjual makanan dan minuman. Kemudian kita pun mungkin akan sulit makan dan minum karena sungkan ketika berada di kantor, di kampus atau tempat-tempat umum lainnya. Pergerakan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan rumah tangga mulai tidak terkendali dan akan terus meningkat hingga lebaran. Membayangkannya mungkin bisa membuat kita hilang semangat, tapi Tuhan Yesus menegaskan bahwa kita tidak perlu kuatir akan hal itu, karena Bapa di surga tahu apa yang kita butuhkan. "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:31-33).
Ini bulan dimana biaya hidup akan jauh lebih tinggi dari biasanya buat siapapun. Karena itu jika anda dalam keadaan sanggup membantu, bantulah saudara-saudara kita yang membutuhkan, dan dasarilah semua itu hanya untuk kemuliaan Tuhan semata. Marilah bersikap toleran, mari kita hormati saudara-saudara kita yang sedang menjalankan ibadah puasa.Di tengah kemajemukan masyarakat kita ini, kita harus semakin bisa memahami bahwa perbedaan-perbedaan yang ada bukanlah sebuah hal yang harus terus dipertentangkan, tetapi sebaliknya menyadari bahwa semua perbedaan itu adalah anugrah Tuhan. Lebih dari itu, adalah baik pula jika kita dapat hidup berdampingan dan tidak bersikap eksklusif seperti yang dikatakan Paulus dalam 1 Korintus 9:20-21, sehingga kita tidak menjadi batu sandungan tapi justru bisa memenangkan banyak jiwa. Kita diminta untuk tetap hidup damai dengan semua orang. (Roma 12:8). Ucapkanlah dengan tulus ucapan selamat menjalankan ibadah puasa bagi saudara-saudara kita, tunjukkan toleransi beragama yang baik. "Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik"(Roma 12:9).
Saling mengasihi dan menghormati adalah wujud kerukunan yang bisa menyatakan kemuliaan Allah
Sunday, August 31, 2008
Saturday, August 30, 2008
Ayam Rabun Senja
Ayat bacaan: Mazmur 119:18
=======================
"Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu."
Rabun senja, yang juga dikenal dengan rabun ayam, adalah sebuah penyakit yang bisa diderita apabila seseorang kekurangan vitamin A. Istilah rabun ayam alias rabun senja ini berasal dari kondisi ayam yang sulit melihat dengan baik ketika senja. Di saat seperti ini mereka tidak menyadari apa-apa apabila ada bahaya didekat mereka. Jika mereka kaget, mereka akan terbang dan menabrak sana sini.
Alkitab berisi firman Tuhan yang hidup. Penuh keajaiban, penuh panduan bagaimana kita dapat memiliki relasi yang benar dengan Dia. Di dalam alkitab kita bisa mendapatkan segala jawaban bagi setiap pertanyaan atau permasalahan yang kita hadapi. Tapi bagi sebagian orang, alkitab sulit dimengerti isinya. Bahkan bagi sebagian orang, alkitab tidak mempunyai kuasa apapun, mereka tidak mendapatkan apapun selain sekumpulan tulisan tanpa makna. Akibatnya mereka lebih memilih untuk membaca komik, surat kabar, majalah dan lainnya, yang relatif lebih mudah untuk dimengerti. Orang lebih memilih untuk sibuk bekerja dan beraktivitas ketimbang meluangkan sedikit waktu untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan. Sebagian lagi bahkan menjelek-jelekkan alkitab, karena ketidak-mengertian mereka, dan akibatnya kehilangan banyak hal dalam hidup, dan kehilangan kesempatan untuk memperoleh kehidupan kekal. Padahal kita bisa mendapat segalanya dari firman-firman Tuhan yang penuh keajaiban, penuh berkat bagai cahaya yang menerangi hidup.
Daud berdoa dan meminta Tuhan agar matanya disingkapkan sehingga ia bisa menyaksikan sendiri berbagai keajaiban yang berasal dari firman Tuhan. Firman Tuhan menuntun kita bukan hanya untuk menuju keselamatan tapi juga mengajarkan kita bagaimana hidup penuh berkat dan kelimpahan ditengah dunia yang semakin sulit. Penuh bimbingan bagaimana kita bisa hidup sehat dengan sukacita berlimpah, bagaimana dosa bisa merusak hubungan kita dengan Allah dan berbagai bentuk dosa. Semua ini tetap relevan hingga kini. Saya mendapati bahwa kunci kehidupan yang benar sudah tertulis lengkap di alkitab. Ada jawaban dari berbagai pertanyaan kita. Ada jalan keluar disana, ada banyak keajaiban luar biasa yang akan terungkap jika kita memahami alkitab dengan benar.
Ada sebuah peribahasa dalam bahasa inggris berkata "Even a blind chicken can sometimes find a piece of corn if you put it in front of its nose". Jika ayam rabun pun bisa menemukan sebutir jagung jika diletakkan di depannya, alangkah ironis jika kita lebih parah dari ayam rabun, tidak bisa mendapatkan berkat apapun meski alkitab ada di depan mata. Hidup di dunia yang penuh tantangan akan menjadi jauh lebih sulit jika kita tidak bisa melihat dengan iman yang benar. Jika alkitab masih sulit anda mengerti, berdoalah sehingga mata bisa disingkapkan. Berdoalah agar anda dipenuhi Roh Kudus yang akan membimbing anda untuk mengerti kata demi kata yang tertulis dalam firman Tuhan. Kepada jemaat di Korintus, Paulus mengatakan bahwa karunia-karunia Allah bisa ditafsirkan bukan oleh hikmat manusia, tapi oleh Roh. Orang duniawi yang tidak memiliki Roh Kudus akan menganggap semuanya sebagai suatu kebodohan yang sulit dipahami (1 Korintus 2:13-14). Jadi kunci bagi kita untuk bisa memahami alkitab adalah dengan berdoa pada Tuhan, meminta agar Roh Kudus bisa membuka mata kita untuk menyingkap keajaiban-keajaiban dari firman Tuhan.
Jangan jadi ayam rabun senja. Roh Kudus akan membimbing kita untuk memandang keajaiban indah dari firman Tuhan
=======================
"Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu."
Rabun senja, yang juga dikenal dengan rabun ayam, adalah sebuah penyakit yang bisa diderita apabila seseorang kekurangan vitamin A. Istilah rabun ayam alias rabun senja ini berasal dari kondisi ayam yang sulit melihat dengan baik ketika senja. Di saat seperti ini mereka tidak menyadari apa-apa apabila ada bahaya didekat mereka. Jika mereka kaget, mereka akan terbang dan menabrak sana sini.
Alkitab berisi firman Tuhan yang hidup. Penuh keajaiban, penuh panduan bagaimana kita dapat memiliki relasi yang benar dengan Dia. Di dalam alkitab kita bisa mendapatkan segala jawaban bagi setiap pertanyaan atau permasalahan yang kita hadapi. Tapi bagi sebagian orang, alkitab sulit dimengerti isinya. Bahkan bagi sebagian orang, alkitab tidak mempunyai kuasa apapun, mereka tidak mendapatkan apapun selain sekumpulan tulisan tanpa makna. Akibatnya mereka lebih memilih untuk membaca komik, surat kabar, majalah dan lainnya, yang relatif lebih mudah untuk dimengerti. Orang lebih memilih untuk sibuk bekerja dan beraktivitas ketimbang meluangkan sedikit waktu untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan. Sebagian lagi bahkan menjelek-jelekkan alkitab, karena ketidak-mengertian mereka, dan akibatnya kehilangan banyak hal dalam hidup, dan kehilangan kesempatan untuk memperoleh kehidupan kekal. Padahal kita bisa mendapat segalanya dari firman-firman Tuhan yang penuh keajaiban, penuh berkat bagai cahaya yang menerangi hidup.
Daud berdoa dan meminta Tuhan agar matanya disingkapkan sehingga ia bisa menyaksikan sendiri berbagai keajaiban yang berasal dari firman Tuhan. Firman Tuhan menuntun kita bukan hanya untuk menuju keselamatan tapi juga mengajarkan kita bagaimana hidup penuh berkat dan kelimpahan ditengah dunia yang semakin sulit. Penuh bimbingan bagaimana kita bisa hidup sehat dengan sukacita berlimpah, bagaimana dosa bisa merusak hubungan kita dengan Allah dan berbagai bentuk dosa. Semua ini tetap relevan hingga kini. Saya mendapati bahwa kunci kehidupan yang benar sudah tertulis lengkap di alkitab. Ada jawaban dari berbagai pertanyaan kita. Ada jalan keluar disana, ada banyak keajaiban luar biasa yang akan terungkap jika kita memahami alkitab dengan benar.
Ada sebuah peribahasa dalam bahasa inggris berkata "Even a blind chicken can sometimes find a piece of corn if you put it in front of its nose". Jika ayam rabun pun bisa menemukan sebutir jagung jika diletakkan di depannya, alangkah ironis jika kita lebih parah dari ayam rabun, tidak bisa mendapatkan berkat apapun meski alkitab ada di depan mata. Hidup di dunia yang penuh tantangan akan menjadi jauh lebih sulit jika kita tidak bisa melihat dengan iman yang benar. Jika alkitab masih sulit anda mengerti, berdoalah sehingga mata bisa disingkapkan. Berdoalah agar anda dipenuhi Roh Kudus yang akan membimbing anda untuk mengerti kata demi kata yang tertulis dalam firman Tuhan. Kepada jemaat di Korintus, Paulus mengatakan bahwa karunia-karunia Allah bisa ditafsirkan bukan oleh hikmat manusia, tapi oleh Roh. Orang duniawi yang tidak memiliki Roh Kudus akan menganggap semuanya sebagai suatu kebodohan yang sulit dipahami (1 Korintus 2:13-14). Jadi kunci bagi kita untuk bisa memahami alkitab adalah dengan berdoa pada Tuhan, meminta agar Roh Kudus bisa membuka mata kita untuk menyingkap keajaiban-keajaiban dari firman Tuhan.
Jangan jadi ayam rabun senja. Roh Kudus akan membimbing kita untuk memandang keajaiban indah dari firman Tuhan
Friday, August 29, 2008
Sifat Paralel Hewan dan Manusia
Ayat bacaan: Roma 6:12
===================
"Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya."
Masih tentang hewan, kali ini saya mengajak untuk melihat hewan-hewan yang dijadikan simbol suatu sifat atau sikap tertentu dari manusia. Banyak kemiripan sifat hewan yang bisa diparalelkan dengan perilaku negatif manusia. Ular, dikenal menggambarkan sifat licik, penuh tipu daya. Dalam bahasa Inggris ada julukan "chicken" bagi pengecut. Orang yang malas sering digambarkan seperti lembu. Orang rakus sering dijuluki seperti babi. Orang yang terus menerus terpeleset pada kesalahan yang sama sering digambarkan lebih dungu dari keledai, dan masih banyak lagi.
Ketika kita menerima Yesus, kita diubah menjadi ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Tapi hal ini bukanlah serta merta menjadikan kita bisa berubah total 180 derajat dalam sekejap mata. Berbagai bentuk "binatang" diatas, alias perilaku-perilaku negatif tidaklah langsung hilang dari diri kita. Kesemuanya akan tetap mencoba untuk tampil kembali untuk menguasai kita. Rasul Paulus menggambarkan hal tersebut sebagai keinginan daging, yang selalu bertentangan dengan keinginan Roh dan selalu menghalangi kita untuk melakukan hal yang baik. (Galatia 5:17). Tidak peduli apakah seseorang adalah pengikut Kristus yang taat atau yang baru saja menerima Yesus, tidak peduli apakah seseorang sudah puluhan tahun hidup intim bersama Tuhan atau masih dalam hitungan hari, keinginan daging akan selalu menggoda kita dan berusaha untuk kembali dominan dalam kehidupan. Tingkat spiritualitas atau alim tidaknya seseorang tidak menjadikan dirinya seratus persen bebas dari "hewan-hewan" yang ada dalam diri kita.Kalau begitu, apakah semuanya sia-sia kita lakukan?
Tentunya tidak. Ada kabar baik buat kita semua. "Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia." (1 Korintus 6:17). Artinya ada Roh Allah di dalam kita yang memungkinkan kita untuk mampu mengatasi berbagai keinginan daging. Pikiran, perilaku dan sikap kita yang negatif bisa kita lawan dengan adanya Roh Allah dalam diri kita. Kita tidak boleh lengah membiarkan dosa-dosa kembali berkuasa atas tubuh kita. Semua itu tidak mudah, tapi ingatlah bahwa tidak ada kemenangan yang diperoleh tanpa usaha dan semangat. Dengan adanya Roh Allah, kita pasti mampu melawan dan mengatasi semuanya.
Jangan biarkan "hewan-hewan" kembali berkuasa dalam diri kita. Roh Allah akan selalu membantu untuk mengatasinya
===================
"Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya."
Masih tentang hewan, kali ini saya mengajak untuk melihat hewan-hewan yang dijadikan simbol suatu sifat atau sikap tertentu dari manusia. Banyak kemiripan sifat hewan yang bisa diparalelkan dengan perilaku negatif manusia. Ular, dikenal menggambarkan sifat licik, penuh tipu daya. Dalam bahasa Inggris ada julukan "chicken" bagi pengecut. Orang yang malas sering digambarkan seperti lembu. Orang rakus sering dijuluki seperti babi. Orang yang terus menerus terpeleset pada kesalahan yang sama sering digambarkan lebih dungu dari keledai, dan masih banyak lagi.
Ketika kita menerima Yesus, kita diubah menjadi ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Tapi hal ini bukanlah serta merta menjadikan kita bisa berubah total 180 derajat dalam sekejap mata. Berbagai bentuk "binatang" diatas, alias perilaku-perilaku negatif tidaklah langsung hilang dari diri kita. Kesemuanya akan tetap mencoba untuk tampil kembali untuk menguasai kita. Rasul Paulus menggambarkan hal tersebut sebagai keinginan daging, yang selalu bertentangan dengan keinginan Roh dan selalu menghalangi kita untuk melakukan hal yang baik. (Galatia 5:17). Tidak peduli apakah seseorang adalah pengikut Kristus yang taat atau yang baru saja menerima Yesus, tidak peduli apakah seseorang sudah puluhan tahun hidup intim bersama Tuhan atau masih dalam hitungan hari, keinginan daging akan selalu menggoda kita dan berusaha untuk kembali dominan dalam kehidupan. Tingkat spiritualitas atau alim tidaknya seseorang tidak menjadikan dirinya seratus persen bebas dari "hewan-hewan" yang ada dalam diri kita.Kalau begitu, apakah semuanya sia-sia kita lakukan?
Tentunya tidak. Ada kabar baik buat kita semua. "Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia." (1 Korintus 6:17). Artinya ada Roh Allah di dalam kita yang memungkinkan kita untuk mampu mengatasi berbagai keinginan daging. Pikiran, perilaku dan sikap kita yang negatif bisa kita lawan dengan adanya Roh Allah dalam diri kita. Kita tidak boleh lengah membiarkan dosa-dosa kembali berkuasa atas tubuh kita. Semua itu tidak mudah, tapi ingatlah bahwa tidak ada kemenangan yang diperoleh tanpa usaha dan semangat. Dengan adanya Roh Allah, kita pasti mampu melawan dan mengatasi semuanya.
Jangan biarkan "hewan-hewan" kembali berkuasa dalam diri kita. Roh Allah akan selalu membantu untuk mengatasinya
Thursday, August 28, 2008
Pelajaran Dari Hewan
Ayat bacaan: Ayub 12:7
======================
"Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan."
Suka nonton film-filmnya Walt Disney? Kebanyakan film kartun Walt Disney memiliki karakter-karakter hewan yang bisa bicara. Ada yang sebagai peran pembantu, ada pula film-filmnya yang secara penuh memakai tokoh hewan, seperti Lion King misalnya. Pada jaman dimana kartun tradisional lewat sketch drawing telah digantikan lewat animasi 3D dengan bantuan komputer, atau lewat metode CGI (Computer-Graphic Imagery) sehingga bisa terlihat lebih nyata dan hidup,penceritaan lewat kisah hewan-hewan masih juga laris dipakai. Contoh yang paling baru tentu saja Kung Fu Panda yang laris manis di pasaran, dan bisa dinikmati baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Penggunaan karakter hewan ini tidak hanya lewat gambaran visual. Dongeng-dongeng di seluruh dunia pun banyak yang memakai tokoh hewan. Dongeng yang kita kenal juga sebagai dongeng jenis fabel, biasanya sarat pesan moral dan makna mendalam, berisikan berbagai kebijaksanaan dan pengajaran yang dapat menuntun anak-anak untuk memahami moral dalam kehidupannya.
Mari kita mundur lebih jauh, dan lihatlah. Tuhan pun menyuruh Ayub untuk belajar dari hewan. Mengapa harus lewat hewan? Karena kita bisa belajar dari sifat, kebiasaan dan cara hidup jutaan jenis hewan di dunia. Lihatlah etos kerja semut, yang selalu bekerja tanpa henti, mampu mengatasi berat yang jauh melebihi berat tubuhnya, dan selalu mampu bekerja sama. Salomo pun menulis: "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak" (Amsal 6:6). Rajawali merupakan burung yang kuat, mampu menembus badai, kepak sayapnya begitu kuat untuk menembus angin hingga bisa melayang-layang di langit tinggi. Alkitab pun berulangkali memakai gambaran rajawali dalam berbagai hal, salah satunya bisa kita lihat pada Ulangan 19:4. Domba menggambarkan kebergantungan penuh pada gembalanya, sampai Yesus sendiri pun digambarkan sebagai Anak Domba Allah. Karakter singa, kambing, ular, keledai, dan banyak lagi binatang bisa kita jumpai dalam alkitab. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita bisa belajar banyak hal dari hewan. Perilaku ikan, burung-burung, dan lainnya, baik dari apa yang kita lihat maupun dari berbagai acara televisi yang menggambarkan kehidupan hewan, kita tetap bisa memetik pelajaran. Artinya, baik lewat karakter,kebiasaan dan cara hidup hewan yang kita lihat sehari-hari, maupun lewat gambaran yang kita dapati dalam alkitab, kita bisa belajar banyak dari semua itu.
Allah bisa memakai apapun untuk menyatakan kemuliaanNya, Allah bisa memakai apapun untuk mengajarkan kita, semua yang Dia ciptakan tidak ada yang sifatnya kebetulan dan semua ada dalam rencanaNya untuk mendatangkan kebaikan. Meskipun Dia tidak terlihat dengan mata, tidak berbicara pada kita seperti obrolan kita dengan sesama manusia, Tuhan ada dalam setiap sisi kehidupan kita dan selalu berbicara, mengingatkan serta mengajarkan kita untuk hidup benar, hidup kudus, hidup setia sesuai kehendakNya.
Belajarlah dari segala hal yang anda lihat dalam perjalanan kehidupan ini, termasuk dari hewan.
======================
"Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan."
Suka nonton film-filmnya Walt Disney? Kebanyakan film kartun Walt Disney memiliki karakter-karakter hewan yang bisa bicara. Ada yang sebagai peran pembantu, ada pula film-filmnya yang secara penuh memakai tokoh hewan, seperti Lion King misalnya. Pada jaman dimana kartun tradisional lewat sketch drawing telah digantikan lewat animasi 3D dengan bantuan komputer, atau lewat metode CGI (Computer-Graphic Imagery) sehingga bisa terlihat lebih nyata dan hidup,penceritaan lewat kisah hewan-hewan masih juga laris dipakai. Contoh yang paling baru tentu saja Kung Fu Panda yang laris manis di pasaran, dan bisa dinikmati baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Penggunaan karakter hewan ini tidak hanya lewat gambaran visual. Dongeng-dongeng di seluruh dunia pun banyak yang memakai tokoh hewan. Dongeng yang kita kenal juga sebagai dongeng jenis fabel, biasanya sarat pesan moral dan makna mendalam, berisikan berbagai kebijaksanaan dan pengajaran yang dapat menuntun anak-anak untuk memahami moral dalam kehidupannya.
Mari kita mundur lebih jauh, dan lihatlah. Tuhan pun menyuruh Ayub untuk belajar dari hewan. Mengapa harus lewat hewan? Karena kita bisa belajar dari sifat, kebiasaan dan cara hidup jutaan jenis hewan di dunia. Lihatlah etos kerja semut, yang selalu bekerja tanpa henti, mampu mengatasi berat yang jauh melebihi berat tubuhnya, dan selalu mampu bekerja sama. Salomo pun menulis: "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak" (Amsal 6:6). Rajawali merupakan burung yang kuat, mampu menembus badai, kepak sayapnya begitu kuat untuk menembus angin hingga bisa melayang-layang di langit tinggi. Alkitab pun berulangkali memakai gambaran rajawali dalam berbagai hal, salah satunya bisa kita lihat pada Ulangan 19:4. Domba menggambarkan kebergantungan penuh pada gembalanya, sampai Yesus sendiri pun digambarkan sebagai Anak Domba Allah. Karakter singa, kambing, ular, keledai, dan banyak lagi binatang bisa kita jumpai dalam alkitab. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita bisa belajar banyak hal dari hewan. Perilaku ikan, burung-burung, dan lainnya, baik dari apa yang kita lihat maupun dari berbagai acara televisi yang menggambarkan kehidupan hewan, kita tetap bisa memetik pelajaran. Artinya, baik lewat karakter,kebiasaan dan cara hidup hewan yang kita lihat sehari-hari, maupun lewat gambaran yang kita dapati dalam alkitab, kita bisa belajar banyak dari semua itu.
Allah bisa memakai apapun untuk menyatakan kemuliaanNya, Allah bisa memakai apapun untuk mengajarkan kita, semua yang Dia ciptakan tidak ada yang sifatnya kebetulan dan semua ada dalam rencanaNya untuk mendatangkan kebaikan. Meskipun Dia tidak terlihat dengan mata, tidak berbicara pada kita seperti obrolan kita dengan sesama manusia, Tuhan ada dalam setiap sisi kehidupan kita dan selalu berbicara, mengingatkan serta mengajarkan kita untuk hidup benar, hidup kudus, hidup setia sesuai kehendakNya.
Belajarlah dari segala hal yang anda lihat dalam perjalanan kehidupan ini, termasuk dari hewan.
Wednesday, August 27, 2008
Wall-E (2) : Kelestarian Lingkungan
Ayat bacaan: Kejadian 1:11-12
=======================
"Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik."
Selain mengingatkan kita tentang pentingnya kasih dalam hidup manusia, Wall-E juga menyampaikan pesan yang tidak kalah serius: jagalah kelestarian lingkungan. Ketika sedang melakukan tugasnya membersihkan timbunan sampah, Wall-E menemukan sebatang tanaman kecil yang ditanam di dalam sepatu bot tua. Tanaman inilah yang nantinya menjadi bukti bahwa bumi sudah terbebas dari racun setelah 700 tahun terkontaminasi dan tidak bisa ditinggali. Perjuangan Wall-E dan Eve tidak kenal lelah untuk menjaga tanaman tersebut tetap hidup dan aman dari kejaran robot-robot Axiom yang tidak ingin manusia kembali ke bumi.
Kita seringkali lupa bahwa lingkungan harus dilestarikan. Masih banyak orang membuang sampah sembarangan. Timbunan sampah menumpuk di mana-mana, sungai tercemar dengan limbah dan sampah, asap pabrik mencemarkan udara, semua ini bisa berdampak fatal di kemudian hari. Dampak yang disebabkan oleh rusaknya lingkungan hidup pun sebenarnya sudah mulai kita rasakan saat ini. Perubahan suhu permukaan bumi menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim yang mengganggu ekosistem di bumi, mencairnya gunung-gunung es di kutub yang pada akhirnya bisa memberi masalah bagi pulau-pulau.
Alam yang indah dengan tumbuh-tumbuhan adalah ciptaan Tuhan yang luar biasa. Dia menyediakan segalanya bagi kita semua. Dan lihatlah, Tuhan berkata bahwa apa yang Dia ciptakan adalah baik. (Kejadian 1:12) Coba baca Mazmur 104 yang menggambarkan keindahan alam secara luar biasa. Semua itu adalah karya nyata Tuhan, sebuah bukti yang tidak dapat disangkal akan keilahian Tuhan seperti yang dinyatakan dalam Roma 1:20. Tuhan kita adalah Tuhan yang peduli lingkungan. Dalam Ulangan 20:19-20 Tuhan mengingatkan manusia agar tidak menebang pohon sembarangan. "Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama mengepungnya untuk direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon sekelilingnya dengan mengayunkan kapak kepadanya; buahnya boleh kaumakan, tetapi batangnya janganlah kautebang; sebab, pohon yang di padang itu bukan manusia, jadi tidak patut ikut kaukepung.Hanya pohon-pohon, yang engkau tahu tidak menghasilkan makanan, boleh kaurusakkan dan kautebang untuk mendirikan pagar pengepungan terhadap kota yang berperang melawan engkau, sampai kota itu jatuh." Ini menunjukkan perhatian Tuhan yang sangat serius terhadap kelestarian lingkungan dan penghijauan.
Bumi beserta segala isinya adalah milik Tuhan (Mazmur 24:1), dan kita manusia diberi otoritas untuk menguasainya (Kejadian 1:28). Kelestarian lingkungan atau kerusakan lingkungan, tergantung dari bagaimana kita menyikapinya. Kita diberi otoritas untuk menjaga kelestarian lingkungan, maka kita harus bertanggungjawab atas otoritas yang diberikan Tuhan. Wall-E menggambarkan sebuah peringatan serius apabila kita terus merusak lingkungan. Jangan sampai apa yang digambarkan dalam film terjadi: betapa sebuah tanaman kecil akan menjadi sangat langka dan begitu berharga. Jangan sampai kita baru menyadari hal tersebut sesudah semuanya terlambat. Di tangan kita terletak tugas untuk melestarikan alam, menjaga bumi agar tetap hijau, dan itu semua harus kita pertanggungjawabkan pada Tuhan. Pagi ini ketika saya melihat tumbuh-tumbuhan hijau dan pepohonan di depan rumah, saya bersyukur dan berterimakasih pada Tuhan atas keindahan ciptaanNya. Saya pun berterimakasih karena saya masih diberi kesempatan untuk menyaksikan indahnya alam yang hijau. Mari kita jaga sama-sama alam yang indah ini mulai sekarang, agar apa yang masih kita nikmati saat ini juga dapat dinikmati oleh anak-cucu kita sebagai buah pikiran dan karya Tuhan yang luar biasa indahnya.
Tuhan menciptakan alam hijau dengan sangat indah dan memberi otoritas pada kita untuk melestarikannya
=======================
"Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik."
Selain mengingatkan kita tentang pentingnya kasih dalam hidup manusia, Wall-E juga menyampaikan pesan yang tidak kalah serius: jagalah kelestarian lingkungan. Ketika sedang melakukan tugasnya membersihkan timbunan sampah, Wall-E menemukan sebatang tanaman kecil yang ditanam di dalam sepatu bot tua. Tanaman inilah yang nantinya menjadi bukti bahwa bumi sudah terbebas dari racun setelah 700 tahun terkontaminasi dan tidak bisa ditinggali. Perjuangan Wall-E dan Eve tidak kenal lelah untuk menjaga tanaman tersebut tetap hidup dan aman dari kejaran robot-robot Axiom yang tidak ingin manusia kembali ke bumi.
Kita seringkali lupa bahwa lingkungan harus dilestarikan. Masih banyak orang membuang sampah sembarangan. Timbunan sampah menumpuk di mana-mana, sungai tercemar dengan limbah dan sampah, asap pabrik mencemarkan udara, semua ini bisa berdampak fatal di kemudian hari. Dampak yang disebabkan oleh rusaknya lingkungan hidup pun sebenarnya sudah mulai kita rasakan saat ini. Perubahan suhu permukaan bumi menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim yang mengganggu ekosistem di bumi, mencairnya gunung-gunung es di kutub yang pada akhirnya bisa memberi masalah bagi pulau-pulau.
Alam yang indah dengan tumbuh-tumbuhan adalah ciptaan Tuhan yang luar biasa. Dia menyediakan segalanya bagi kita semua. Dan lihatlah, Tuhan berkata bahwa apa yang Dia ciptakan adalah baik. (Kejadian 1:12) Coba baca Mazmur 104 yang menggambarkan keindahan alam secara luar biasa. Semua itu adalah karya nyata Tuhan, sebuah bukti yang tidak dapat disangkal akan keilahian Tuhan seperti yang dinyatakan dalam Roma 1:20. Tuhan kita adalah Tuhan yang peduli lingkungan. Dalam Ulangan 20:19-20 Tuhan mengingatkan manusia agar tidak menebang pohon sembarangan. "Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama mengepungnya untuk direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon sekelilingnya dengan mengayunkan kapak kepadanya; buahnya boleh kaumakan, tetapi batangnya janganlah kautebang; sebab, pohon yang di padang itu bukan manusia, jadi tidak patut ikut kaukepung.Hanya pohon-pohon, yang engkau tahu tidak menghasilkan makanan, boleh kaurusakkan dan kautebang untuk mendirikan pagar pengepungan terhadap kota yang berperang melawan engkau, sampai kota itu jatuh." Ini menunjukkan perhatian Tuhan yang sangat serius terhadap kelestarian lingkungan dan penghijauan.
Bumi beserta segala isinya adalah milik Tuhan (Mazmur 24:1), dan kita manusia diberi otoritas untuk menguasainya (Kejadian 1:28). Kelestarian lingkungan atau kerusakan lingkungan, tergantung dari bagaimana kita menyikapinya. Kita diberi otoritas untuk menjaga kelestarian lingkungan, maka kita harus bertanggungjawab atas otoritas yang diberikan Tuhan. Wall-E menggambarkan sebuah peringatan serius apabila kita terus merusak lingkungan. Jangan sampai apa yang digambarkan dalam film terjadi: betapa sebuah tanaman kecil akan menjadi sangat langka dan begitu berharga. Jangan sampai kita baru menyadari hal tersebut sesudah semuanya terlambat. Di tangan kita terletak tugas untuk melestarikan alam, menjaga bumi agar tetap hijau, dan itu semua harus kita pertanggungjawabkan pada Tuhan. Pagi ini ketika saya melihat tumbuh-tumbuhan hijau dan pepohonan di depan rumah, saya bersyukur dan berterimakasih pada Tuhan atas keindahan ciptaanNya. Saya pun berterimakasih karena saya masih diberi kesempatan untuk menyaksikan indahnya alam yang hijau. Mari kita jaga sama-sama alam yang indah ini mulai sekarang, agar apa yang masih kita nikmati saat ini juga dapat dinikmati oleh anak-cucu kita sebagai buah pikiran dan karya Tuhan yang luar biasa indahnya.
Tuhan menciptakan alam hijau dengan sangat indah dan memberi otoritas pada kita untuk melestarikannya
Tuesday, August 26, 2008
Wall-E (1) : Cinta Kasih
Ayat bacaan: Yohanes 15:17
======================
"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Seperti biasanya, musim panas kali ini penuh dengan film-film box office dari Hollywood. Salah satu film pengisi summer blockbuster tahun ini adalah film animasi 3D yang dibuat pixar dan diproduksi Walt Disney berjudul Wall-E. Wall-E adalah sebuah robot pembersih sampah yang tertinggal sendirian di bumi yang sudah kosong selama 700 tahun. Dikisahkan pada suatu ketika bumi tertimbun oleh banyaknya sampah. Bumi tidak lagi layak huni, tanaman tidak lagi bisa tumbuh karena terlalu banyak racun di udara. Teknologi maju memungkinkan manusia untuk pindah ke dalam sebuah pesawat ruang angkasa super besar bernama Axiom. Wall-E seperti halnya robot, hidup dengan program. Dia terus bekerja membersihkan sampah dan hidup dengan tenaga matahari di jam kerja. Pada suatu hari ia bertemu dengan Eve, robot kiriman dari Axiom. Kesepian sekian ratus tahun dan rindunya Wall-E akan kasih terobati dengan hadirnya Eve. Eve sebagai robot juga terprogram (dalam film dikatakan "directive", alias instruksi). Singkat cerita, dalam petualangan mereka berdua, directive-directive rutin yang terprogram akhirnya tergantikan oleh kasih. Manusia yang sudah lama tidak mengenal cinta kasih, bahkan tidak lagi bisa berjalan akhirnya kembali ke bumi dan hidup bahagia.
Apa yang bisa kita petik dari kisah Wall-E? Kita lihat dulu komentar sutradara sekaligus penulis naskah film ini, Andrew Stanton.
"The greatest command Christ gives us is to love, but that's not always our priority. So I came up with this premise that could demonstrate what I was trying to say- that irrational love defeats the world's programming... our programming is the routines and habits that distract us to the point that we're not really making connections to the people next to us. We're not engaging in relationships, which are the point of living-relationship with God and relationship with other people"
Rutinitas hidup, berbagai kesibukan kita yang semakin hari semakin menyita waktu bisa membuat kita secara perlahan kehilangan hubungan dengan orang lain, dan tanpa disadari dapat berpengaruh pada semakin tipisnya rasa cinta kasih. Dalam kehidupan dan pekerjaan terkadang kita sudah bertindak seperti robot, mengerjakan segala sesuatunya dengan pola yang sama setiap hari seperti program rutin. Jika kita menomor duakan hubungan kita dengan Tuhan, lama kelamaan kita akan merasa asing pada kasih. Yesus mengajarkan bahwa dua hukum yang paling utama adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, kemudian mengasihi sesama seperti diri sendiri. (Matius 22:37-40). Kita perlu menjaga hubungan dengan Tuhan meskipun kita terus disibuki rutinitas hidup, karena Kristus diam di dalam hati kita lewat iman kita, dan karenanya kita akan berakar serta berdasar di dalam kasih. (Efesus 3:17). Bahkan jika rutinitas membuat kita pada satu titik menjadi lemah, kasih karunia dalam Kristus pun akan kembali membuat kita kuat. (2 Timotius 2:1).
Love makes the world go round. Rutinitas dan kebiasaan yang menguasai hidup kita disertai teknologi yang semakin maju dapat membuat orang kehilangan sentuhan dan hubungan dengan sesama atas dasar kasih. Kita juga bisa melihat orang-orang yang hidup dalam teknologi tinggi dengan segala kemudahannya hidup tanpa sukacita dan kegembiraan tanpa adanya kasih dalam hidup mereka. Itulah pesan terpenting yang ingin disampaikan Wall-E lewat contoh yang sangat ekstrim. Tidak salah kalau 2000 tahun yang lalu Kristus mengingatkan kita akan dua hukum yang paling utama. Begitu banyak "directive" yang mengisi hidup kita, seperti halnya Wall-E (membersihkan sampah), dan Eve (mencari tanaman di bumi). Tapi seperti juga mereka yang mengubah "directive-directive" terprogram menjadi "directive" baru: love, pesan yang disampaikan pun bagi kita menjadi jelas. "Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."(1 Yohanes 4:12)
Love brings happiness to Wall-E and Eve, to every humankind in the movie, so it does to us
======================
"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Seperti biasanya, musim panas kali ini penuh dengan film-film box office dari Hollywood. Salah satu film pengisi summer blockbuster tahun ini adalah film animasi 3D yang dibuat pixar dan diproduksi Walt Disney berjudul Wall-E. Wall-E adalah sebuah robot pembersih sampah yang tertinggal sendirian di bumi yang sudah kosong selama 700 tahun. Dikisahkan pada suatu ketika bumi tertimbun oleh banyaknya sampah. Bumi tidak lagi layak huni, tanaman tidak lagi bisa tumbuh karena terlalu banyak racun di udara. Teknologi maju memungkinkan manusia untuk pindah ke dalam sebuah pesawat ruang angkasa super besar bernama Axiom. Wall-E seperti halnya robot, hidup dengan program. Dia terus bekerja membersihkan sampah dan hidup dengan tenaga matahari di jam kerja. Pada suatu hari ia bertemu dengan Eve, robot kiriman dari Axiom. Kesepian sekian ratus tahun dan rindunya Wall-E akan kasih terobati dengan hadirnya Eve. Eve sebagai robot juga terprogram (dalam film dikatakan "directive", alias instruksi). Singkat cerita, dalam petualangan mereka berdua, directive-directive rutin yang terprogram akhirnya tergantikan oleh kasih. Manusia yang sudah lama tidak mengenal cinta kasih, bahkan tidak lagi bisa berjalan akhirnya kembali ke bumi dan hidup bahagia.
Apa yang bisa kita petik dari kisah Wall-E? Kita lihat dulu komentar sutradara sekaligus penulis naskah film ini, Andrew Stanton.
"The greatest command Christ gives us is to love, but that's not always our priority. So I came up with this premise that could demonstrate what I was trying to say- that irrational love defeats the world's programming... our programming is the routines and habits that distract us to the point that we're not really making connections to the people next to us. We're not engaging in relationships, which are the point of living-relationship with God and relationship with other people"
Rutinitas hidup, berbagai kesibukan kita yang semakin hari semakin menyita waktu bisa membuat kita secara perlahan kehilangan hubungan dengan orang lain, dan tanpa disadari dapat berpengaruh pada semakin tipisnya rasa cinta kasih. Dalam kehidupan dan pekerjaan terkadang kita sudah bertindak seperti robot, mengerjakan segala sesuatunya dengan pola yang sama setiap hari seperti program rutin. Jika kita menomor duakan hubungan kita dengan Tuhan, lama kelamaan kita akan merasa asing pada kasih. Yesus mengajarkan bahwa dua hukum yang paling utama adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, kemudian mengasihi sesama seperti diri sendiri. (Matius 22:37-40). Kita perlu menjaga hubungan dengan Tuhan meskipun kita terus disibuki rutinitas hidup, karena Kristus diam di dalam hati kita lewat iman kita, dan karenanya kita akan berakar serta berdasar di dalam kasih. (Efesus 3:17). Bahkan jika rutinitas membuat kita pada satu titik menjadi lemah, kasih karunia dalam Kristus pun akan kembali membuat kita kuat. (2 Timotius 2:1).
Love makes the world go round. Rutinitas dan kebiasaan yang menguasai hidup kita disertai teknologi yang semakin maju dapat membuat orang kehilangan sentuhan dan hubungan dengan sesama atas dasar kasih. Kita juga bisa melihat orang-orang yang hidup dalam teknologi tinggi dengan segala kemudahannya hidup tanpa sukacita dan kegembiraan tanpa adanya kasih dalam hidup mereka. Itulah pesan terpenting yang ingin disampaikan Wall-E lewat contoh yang sangat ekstrim. Tidak salah kalau 2000 tahun yang lalu Kristus mengingatkan kita akan dua hukum yang paling utama. Begitu banyak "directive" yang mengisi hidup kita, seperti halnya Wall-E (membersihkan sampah), dan Eve (mencari tanaman di bumi). Tapi seperti juga mereka yang mengubah "directive-directive" terprogram menjadi "directive" baru: love, pesan yang disampaikan pun bagi kita menjadi jelas. "Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."(1 Yohanes 4:12)
Love brings happiness to Wall-E and Eve, to every humankind in the movie, so it does to us
Monday, August 25, 2008
Terikat Kuasa Kemiskinan (8) : Mengejar Harta
Ayat bacaan: Amsal 28:22
====================
"Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan."
Sepertinya sudah menjadi trend bahwa setiap pemimpin yang habis masa jabatannya akan terlilit masalah korupsi. Baru-baru ini giliran mantan gubernur Jawa Barat yang tersandung kasus serupa. Besar atau kecilnya tuduhan korupsi beragam, tapi celah untuk tuduhan itu bisa muncul karena ada hal-hal yang sedikit banyak mengarah kesana. Di sisi lain, banyak orang menempuh cara lewat okultisme atau kuasa gelap. Sebuah contoh nyata pernah saya saksikan sendiri. Ada juga tetangga teman saya yang pergi ke dukun untuk memuluskan usaha sarang waletnya. Dalam beberapa bulan dia kaya mendadak, saya melihat sebuah mobil langsung hadir di pekarangannya, namun tidak sampai setahun dia menderita sakit parah, dan seluruh uangnya habis untuk biaya. Ketika ia meninggal karena sakitnya, tidak saja uang yang ia peroleh lewat kuasa gelap yang habis, tapi juga rumah tempat tinggalnya disita dan istrinya terlilit hutang yang tidak sedikit. Bayangkan semua itu bagaikan roller coaster, terjadi hanya dalam hitungan kurang dari setahun. Padahal tadinya dia sehat-sehat saja.
Banyak orang jatuh miskin instan karena mereka ingin mendapatkan kekayaan secara kilat. Mereka terjerumus dalam perjudian, dan menggadaikan seluruh hartanya, mengira bahwa semua itu akan kembali ketika mereka memenangkan perjudian, tapi akhirnya semuanya sia-sia. Bukannya mendapatkan kekayaan, tapi malah seluruh harta milik pun ludes. Ada juga orang yang memilih korupsi sebagai jalan pintas untuk persediaan masa depan, namun ketika mereka ditangkap, semuanya akan jadi sia-sia. Menempuh jalan lewat praktek perdukunan, kuasa gelap atau okultisme? Lihatlah konsekuensinya yang mengerikan.
Terkadang tawaran-tawaran menggiurkan yang menjanjikan pengembalian investasi puluhan kali lipat datang menggoda kita dalam berbagai bentuk. Memang kelihatan indah jika kita bisa meraihnya, tapi orang sering lupa bahwa dibalik itu semua resiko kerugian mengintip kita. Salah satu teman saya dulu pernah tergiur dengan arisan berantai. Dia tidak pernah mendapatkan apapun selain hutang yang bertumpuk akibatnya.
Sebuah berkat tidak harus langsung berbentuk puluhan juta rupiah atau sebuah mobil mewah, tapi bisa berawal dari usaha kecil yang mungkin sepele buat kita. Seringkali Tuhan memberkati kita bukan dengan ikan, tapi dengan kail. Jika kerajinan kita disertai iman, kita tidak akan pasif dan hanya menunggu,tapi aktif membuka diri menyambut apapun pekerjaan yang diberikan Tuhan. Setiap hari pekerjaan didukung dalam doa, sambil mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Maka Tuhan pun akan membuat kita selalu berhasil. Berkat sesungguhnya bukanlah berasal dari kekuatan dan hebatnya kita, tapi berasal dari Tuhan. Jika Tuhan memberkati usaha kita, walau dimulai dari sekecil apapun, cepat atau lambat kita akan menuai hasil yang luar biasa. Jangan tergiur dengan iming-iming meraih kekayaan instan, jangan tergesa-gesa dalam melakukan investasi atau berbisnis, tapi serahkanlah semua pada Tuhan dan giatlah bekerja.
Mengejar harta dengan tergesa-gesa hanya akan mendatangkan kerugian. Berpeganglah pada Tuhan dalam setiap usaha dan lakukan dengan tekun
====================
"Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan."
Sepertinya sudah menjadi trend bahwa setiap pemimpin yang habis masa jabatannya akan terlilit masalah korupsi. Baru-baru ini giliran mantan gubernur Jawa Barat yang tersandung kasus serupa. Besar atau kecilnya tuduhan korupsi beragam, tapi celah untuk tuduhan itu bisa muncul karena ada hal-hal yang sedikit banyak mengarah kesana. Di sisi lain, banyak orang menempuh cara lewat okultisme atau kuasa gelap. Sebuah contoh nyata pernah saya saksikan sendiri. Ada juga tetangga teman saya yang pergi ke dukun untuk memuluskan usaha sarang waletnya. Dalam beberapa bulan dia kaya mendadak, saya melihat sebuah mobil langsung hadir di pekarangannya, namun tidak sampai setahun dia menderita sakit parah, dan seluruh uangnya habis untuk biaya. Ketika ia meninggal karena sakitnya, tidak saja uang yang ia peroleh lewat kuasa gelap yang habis, tapi juga rumah tempat tinggalnya disita dan istrinya terlilit hutang yang tidak sedikit. Bayangkan semua itu bagaikan roller coaster, terjadi hanya dalam hitungan kurang dari setahun. Padahal tadinya dia sehat-sehat saja.
Banyak orang jatuh miskin instan karena mereka ingin mendapatkan kekayaan secara kilat. Mereka terjerumus dalam perjudian, dan menggadaikan seluruh hartanya, mengira bahwa semua itu akan kembali ketika mereka memenangkan perjudian, tapi akhirnya semuanya sia-sia. Bukannya mendapatkan kekayaan, tapi malah seluruh harta milik pun ludes. Ada juga orang yang memilih korupsi sebagai jalan pintas untuk persediaan masa depan, namun ketika mereka ditangkap, semuanya akan jadi sia-sia. Menempuh jalan lewat praktek perdukunan, kuasa gelap atau okultisme? Lihatlah konsekuensinya yang mengerikan.
Terkadang tawaran-tawaran menggiurkan yang menjanjikan pengembalian investasi puluhan kali lipat datang menggoda kita dalam berbagai bentuk. Memang kelihatan indah jika kita bisa meraihnya, tapi orang sering lupa bahwa dibalik itu semua resiko kerugian mengintip kita. Salah satu teman saya dulu pernah tergiur dengan arisan berantai. Dia tidak pernah mendapatkan apapun selain hutang yang bertumpuk akibatnya.
Sebuah berkat tidak harus langsung berbentuk puluhan juta rupiah atau sebuah mobil mewah, tapi bisa berawal dari usaha kecil yang mungkin sepele buat kita. Seringkali Tuhan memberkati kita bukan dengan ikan, tapi dengan kail. Jika kerajinan kita disertai iman, kita tidak akan pasif dan hanya menunggu,tapi aktif membuka diri menyambut apapun pekerjaan yang diberikan Tuhan. Setiap hari pekerjaan didukung dalam doa, sambil mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Maka Tuhan pun akan membuat kita selalu berhasil. Berkat sesungguhnya bukanlah berasal dari kekuatan dan hebatnya kita, tapi berasal dari Tuhan. Jika Tuhan memberkati usaha kita, walau dimulai dari sekecil apapun, cepat atau lambat kita akan menuai hasil yang luar biasa. Jangan tergiur dengan iming-iming meraih kekayaan instan, jangan tergesa-gesa dalam melakukan investasi atau berbisnis, tapi serahkanlah semua pada Tuhan dan giatlah bekerja.
Mengejar harta dengan tergesa-gesa hanya akan mendatangkan kerugian. Berpeganglah pada Tuhan dalam setiap usaha dan lakukan dengan tekun
Sunday, August 24, 2008
Terikat Kuasa Kemiskinan (7) : Pelahap dan Peminum
Ayat bacaan: Amsal 23:21
========================
"Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping."
"Yah, mungkin ini takdir saya" kata seorang pemabuk berusia 25 tahun di kantor Polres Jakarta Pusat, setelah ditangkap akibat merampok dan membunuh seisi rumah. Ini cuplikan dari sebuah berita di koran tanggal 4 Agustus 2008. Ia merampok dan membunuh akibat terlilit hutang, dan ini terjadi setelah ia habis mabuk-mabukan. "Habis minum-minum, tiba-tiba saja saya mau merampok," katanya. Betapa ironis.. orang masih bisa minum-minum bersama teman-temannya padahal sedang dalam keadaan terlilit hutang. Lebih parah lagi, malah Tuhan disalahkan dengan menganggap itu sebagai takdir. Dari kisah ini kita melihat sejauh mana akibat yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan buruk menjadi pemabuk. Kini hukuman mati menanti orang tadi. Itu memang sebuah akibat yang mungkin paling ekstrim, bahwa berawal dari mabuk seseorang bisa dijerat dosa berat, merampok dan membunuh. Tanpa contoh ekstrim pun sebenarnya rakus dan mabuk bisa menimbulkan kehancuran dalam hidup. Apa yang terjadi jika kita kerjanya hanya makan dan minum dalam takaran yang melebihi normal? Menjadi pelahap dan peminum membuat orang mengantuk, akibatnya mengarah pada tidak bekerja dan akhirnya kemiskinan. Dosa pun menanti dari segala sisi lewat kebiasaan hidup yang salah ini.Manifestasi kemiskinan salah satunya hadir akibat bentuk rakus dan pemabuk.
Bagaimana pola hidup anda di pagi hari? Apa yang anda kerjakan? Mungkin setelah bangun kita berdoa/saat teduh, olahraga, mandi, sarapan, membaca koran/menonton tv dan berangkat ke tempat kerja/sekolah. Urutan mungkin bisa berbeda, dan mungkin ada tambahan kegiatan lain seperti menyiapkan anak untuk berangkat ke sekolah dan sebagainya. Ini ritme yang baik. Tapi bagaimana jika begitu bangun orang langsung mencari botol minuman kerasnya, lalu hanya duduk minum sampai malam? Rasanya tidak ada yang setuju bahwa memulai hari dengan mabuk dan duduk menghabiskan hari dengan menganggur sebagai sebuah pola hidup yang baik. Ketika uang habis dan keinginan untuk minum minuman keras atau bahkan obat-obat terlarang muncul, disitulah orang bisa berbuat bodoh; melakukan kejahatan yang berujung pada hukuman berat.
Tuhan pun sangat membenci pelahap dan peminum. Dalam kisah pada Ulangan 21:18-21 tentang anak yang durhaka, kita bisa melihat betapa hukuman sangat berat, hukuman mati, dijatuhkan bagi anak pembangkang, degil, yang juga seorang pelahap dan peminum. Atau bisa juga kita baca pada Yesaya 5:11: "Celakalah mereka yang bangun pagi-pagi dan terus mencari minuman keras, dan duduk-duduk sampai malam hari, sedang badannya dihangatkan anggur!" Selain kelakuan ini mengarahkan orang pada kemiskinan, dan ada resiko masuk dalam berbagai bentuk dosa, konsekuensinya juga berat. Tidak ada hal positif yang bisa diperoleh dari hidup sebagai pelahap dan peminum.
Bagaimana dengan kita? Setiap pagi ketika kita bangun, adalah baik jika kita memulai hari bersama Tuhan dengan semangat baru, berkat baru. Lalu kita bekerja dan berkarya dengan tekun, berbuat baik dengan penuh kasih dan sukacita. Sekarang waktunya untuk melakukan lebih banyak lagi hal yang berguna buat hidup dan buat kemuliaan Tuhan.
Jangan menjadi pelahap dan peminum agar tidak kehilangan berkat Tuhan
========================
"Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping."
"Yah, mungkin ini takdir saya" kata seorang pemabuk berusia 25 tahun di kantor Polres Jakarta Pusat, setelah ditangkap akibat merampok dan membunuh seisi rumah. Ini cuplikan dari sebuah berita di koran tanggal 4 Agustus 2008. Ia merampok dan membunuh akibat terlilit hutang, dan ini terjadi setelah ia habis mabuk-mabukan. "Habis minum-minum, tiba-tiba saja saya mau merampok," katanya. Betapa ironis.. orang masih bisa minum-minum bersama teman-temannya padahal sedang dalam keadaan terlilit hutang. Lebih parah lagi, malah Tuhan disalahkan dengan menganggap itu sebagai takdir. Dari kisah ini kita melihat sejauh mana akibat yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan buruk menjadi pemabuk. Kini hukuman mati menanti orang tadi. Itu memang sebuah akibat yang mungkin paling ekstrim, bahwa berawal dari mabuk seseorang bisa dijerat dosa berat, merampok dan membunuh. Tanpa contoh ekstrim pun sebenarnya rakus dan mabuk bisa menimbulkan kehancuran dalam hidup. Apa yang terjadi jika kita kerjanya hanya makan dan minum dalam takaran yang melebihi normal? Menjadi pelahap dan peminum membuat orang mengantuk, akibatnya mengarah pada tidak bekerja dan akhirnya kemiskinan. Dosa pun menanti dari segala sisi lewat kebiasaan hidup yang salah ini.Manifestasi kemiskinan salah satunya hadir akibat bentuk rakus dan pemabuk.
Bagaimana pola hidup anda di pagi hari? Apa yang anda kerjakan? Mungkin setelah bangun kita berdoa/saat teduh, olahraga, mandi, sarapan, membaca koran/menonton tv dan berangkat ke tempat kerja/sekolah. Urutan mungkin bisa berbeda, dan mungkin ada tambahan kegiatan lain seperti menyiapkan anak untuk berangkat ke sekolah dan sebagainya. Ini ritme yang baik. Tapi bagaimana jika begitu bangun orang langsung mencari botol minuman kerasnya, lalu hanya duduk minum sampai malam? Rasanya tidak ada yang setuju bahwa memulai hari dengan mabuk dan duduk menghabiskan hari dengan menganggur sebagai sebuah pola hidup yang baik. Ketika uang habis dan keinginan untuk minum minuman keras atau bahkan obat-obat terlarang muncul, disitulah orang bisa berbuat bodoh; melakukan kejahatan yang berujung pada hukuman berat.
Tuhan pun sangat membenci pelahap dan peminum. Dalam kisah pada Ulangan 21:18-21 tentang anak yang durhaka, kita bisa melihat betapa hukuman sangat berat, hukuman mati, dijatuhkan bagi anak pembangkang, degil, yang juga seorang pelahap dan peminum. Atau bisa juga kita baca pada Yesaya 5:11: "Celakalah mereka yang bangun pagi-pagi dan terus mencari minuman keras, dan duduk-duduk sampai malam hari, sedang badannya dihangatkan anggur!" Selain kelakuan ini mengarahkan orang pada kemiskinan, dan ada resiko masuk dalam berbagai bentuk dosa, konsekuensinya juga berat. Tidak ada hal positif yang bisa diperoleh dari hidup sebagai pelahap dan peminum.
Bagaimana dengan kita? Setiap pagi ketika kita bangun, adalah baik jika kita memulai hari bersama Tuhan dengan semangat baru, berkat baru. Lalu kita bekerja dan berkarya dengan tekun, berbuat baik dengan penuh kasih dan sukacita. Sekarang waktunya untuk melakukan lebih banyak lagi hal yang berguna buat hidup dan buat kemuliaan Tuhan.
Jangan menjadi pelahap dan peminum agar tidak kehilangan berkat Tuhan
Saturday, August 23, 2008
Terikat Kuasa Kemiskinan (6) : Ceroboh
Ayat bacaan: Amsal 21:5
====================
"Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan."
Mungkinkah seorang arsitek langsung membangun rumah tanpa terlebih dahulu membuat rancangannya? Bayangkan jika rumah langsung dibangun tanpa perencanaan matang, tanpa pondasi yang kokoh, rumah bisa rubuh sewaktu-waktu. Begitu pula yang terjadi dalam membangun kehidupan. Hidup yang penuh dengan pengambilan keputusan tergesa-gesa bisa mendatangkan kerugian demi kerugian yang akhirnya menguras habis seluruh harta milik kita. Ada seorang bapak yang saya kenal suka menanamkan investasi dan membuka usaha baru. Seringkali semua itu ia lakukan tanpa perencanaan matang. Akibatnya kebanyakan usahanya merugi, dan uang yang telah ia pakai sebagai modal tidak kembali.
Memang kita harus merealisasikan sebuah ide atau sebuah peluang, karena tanpa direalisasikan, semua hanya berakhir pada sebatas angan-angan atau omong kosong. Tapi adalah penting pula untuk terlebih dahulu berpikir matang, menghitung seluruh untung rugi, melihat kelayakan usaha, lokasi dan sebagainya, kalau perlu melakukan riset kecil agar kita tidak terpeleset akibat tergesa-gesa. Dan yang lebih penting lagi, dengarkan apa kata Tuhan. Banyak orang berdoa hanya untuk berkeluh kesah, minta ini itu, tapi lupa mendengar apa jawaban, nasihat dan perkataan-perkataan Tuhan bagi kita. Ketika kita percaya pada Allah saja, seharusnya kita akan hidup sesuai dengan ketetapan, jalan dan peraturanNya, juga mendengarkan suaraNya. "Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya."(Ulangan 26:17). Hingga kini Allah tetap berbicara pada kita. Kita akan bisa mendengarkannya, bahkan Allah akan memberitahukan banyak hal mengenai perjanjianNya jika kita mau merendahkan hati kita dan terus membangun hidup takut akan Tuhan serta terus taat dan mengasihiNya. "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mzm 25:14). Disamping itu, di dalam setiap orang percaya ada Roh Kudus yang akan selalu memimpin kita, memberitahukan segala sesuatu yang Ia dengar dari Tuhan. "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang."(Yohanes 16:13). Kesemuanya itu bisa menjadi persiapan bagi kita ketika kita hendak memutuskan atau melakukan sesuatu.
Ada sebuah perkataan Tuhan Yesus, "Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?" (Lukas 14:28). Hiduplah penuh perencanaan. Tetapkan tujuan-tujuan ke depan dengan hati-hati dan jangan buru-buru. "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak." (Amsal 15:22) Semua tujuan harusnya mengacu pada sikap tunduk dan taat pada Tuhan, karena semua berkat yang kita miliki sebenarnya berasal dariNya. Berdoalah, dengarkan suara Tuhan. Hanya Dia yang tahu apa yang terbaik untuk kita lakukan.
Sikap tergesa-gesa tanpa pikir panjang membuat berkat menjauhi kita
====================
"Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan."
Mungkinkah seorang arsitek langsung membangun rumah tanpa terlebih dahulu membuat rancangannya? Bayangkan jika rumah langsung dibangun tanpa perencanaan matang, tanpa pondasi yang kokoh, rumah bisa rubuh sewaktu-waktu. Begitu pula yang terjadi dalam membangun kehidupan. Hidup yang penuh dengan pengambilan keputusan tergesa-gesa bisa mendatangkan kerugian demi kerugian yang akhirnya menguras habis seluruh harta milik kita. Ada seorang bapak yang saya kenal suka menanamkan investasi dan membuka usaha baru. Seringkali semua itu ia lakukan tanpa perencanaan matang. Akibatnya kebanyakan usahanya merugi, dan uang yang telah ia pakai sebagai modal tidak kembali.
Memang kita harus merealisasikan sebuah ide atau sebuah peluang, karena tanpa direalisasikan, semua hanya berakhir pada sebatas angan-angan atau omong kosong. Tapi adalah penting pula untuk terlebih dahulu berpikir matang, menghitung seluruh untung rugi, melihat kelayakan usaha, lokasi dan sebagainya, kalau perlu melakukan riset kecil agar kita tidak terpeleset akibat tergesa-gesa. Dan yang lebih penting lagi, dengarkan apa kata Tuhan. Banyak orang berdoa hanya untuk berkeluh kesah, minta ini itu, tapi lupa mendengar apa jawaban, nasihat dan perkataan-perkataan Tuhan bagi kita. Ketika kita percaya pada Allah saja, seharusnya kita akan hidup sesuai dengan ketetapan, jalan dan peraturanNya, juga mendengarkan suaraNya. "Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya."(Ulangan 26:17). Hingga kini Allah tetap berbicara pada kita. Kita akan bisa mendengarkannya, bahkan Allah akan memberitahukan banyak hal mengenai perjanjianNya jika kita mau merendahkan hati kita dan terus membangun hidup takut akan Tuhan serta terus taat dan mengasihiNya. "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mzm 25:14). Disamping itu, di dalam setiap orang percaya ada Roh Kudus yang akan selalu memimpin kita, memberitahukan segala sesuatu yang Ia dengar dari Tuhan. "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang."(Yohanes 16:13). Kesemuanya itu bisa menjadi persiapan bagi kita ketika kita hendak memutuskan atau melakukan sesuatu.
Ada sebuah perkataan Tuhan Yesus, "Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?" (Lukas 14:28). Hiduplah penuh perencanaan. Tetapkan tujuan-tujuan ke depan dengan hati-hati dan jangan buru-buru. "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak." (Amsal 15:22) Semua tujuan harusnya mengacu pada sikap tunduk dan taat pada Tuhan, karena semua berkat yang kita miliki sebenarnya berasal dariNya. Berdoalah, dengarkan suara Tuhan. Hanya Dia yang tahu apa yang terbaik untuk kita lakukan.
Sikap tergesa-gesa tanpa pikir panjang membuat berkat menjauhi kita
Friday, August 22, 2008
Terikat Kuasa Kemiskinan (5) : Hidup Boros
Ayat bacaan: Amsal 21:17
====================
"Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya"
Sebuah survei di salah satu edisi majalah Swa pada tahun 2004 menunjukkan sebuah hasil mencengangkan. Hasil survei menyimpulkan bahwa 80% di antara para eksekutif muda dengan penghasilan di atas 15 juta per bulan terancam miskin dan terlilit hutang dalam 10 tahun ke depan. Mungkin sepintas terdengar aneh, karena penghasilan diatas 15 juta per bulan tidaklah sedikit. Bagaimana mungkin mereka punya potensi terlilit hutang dan jatuh miskin? Tapi dasar pemikirannya memang benar. Fakta membuktikan bahwa para eksekutif muda ini terbiasa hidup konsumtif. Clubbing, pesta jetset, nongkrong di cafe, belanja barang-barang bermerk, gonta ganti mobil mewah, dan lain-lain sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Banyak diantara mereka tidak mempersiapkan masa pensiun mereka dengan perencanaan yang baik. Budaya hidup konsumtif diantara mereka tanpa disadari bisa menyeret mereka ke jurang. Ironisnya, ada banyak pula orang yang penghasilannya pas-pasan tapi ikut-ikutan gaya hidup mewah, karena gengsi atau tidak mau ketinggalan dalam pergaulan. Tidak heran akhirnya korupsi menjadi alternatif instan.Sebagian lagi terjerat dalam lingkaran hutang tanpa akhir.
Setelah faktor kemalasan, mengabaikan didikan, tangan yang lamban dan omong kosong, kali ini giliran hidup boros menjadi penyebab kemiskinan. Ingat kisah anak bungsu dan anak sulung pada perumpamaan anak hilang di Lukas 15? Si anak bungsu mempergunakan harta warisan dari ayahnya untuk berfoya-foya, dan dengan sekejap mata, ia menjadi melarat, bahkan harus menyambung hidup dengan memakan ampas makanan babi. Masalah hidup boros tampaknya telah menjadi salah satu penyebab kemiskinan dari dulu hingga kini. Banyak yang beralasan bahwa uang yang mereka cari adalah hasil jerih payah mereka, sehingga menggunakannya pun adalah hak mereka pribadi. Tapi ingatlah bahwa sebenarnya apa yang kita miliki adalah berasal dari Tuhan. Di atas segalanya, kita harus tetap ingat bahwa kita mengemban amanat untuk mewartakan injil, menjadi saksi Kristus di dunia yang penuh kekelaman ini. Artinya, ketika kita menerima berkat dari Allah, seharusnya kita memakainya untuk kemuliaan Bapa terlebih dahulu dengan membagi berkat buat saudara-saudara kita yang kekurangan, bukan menghabiskannya dengan berfoya-foya. Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kita untuk menjaga hati agar tidak terjerumus ke dalam pesta pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi. Hal ini penting agar jangan sampai hari Tuhan jatuh ke atas kita dengan tiba-tiba seperti sebuah jerat (Lukas 21:34). Ada banyak dosa mengintip ditengah berbagai bentuk keborosan. Pesta pora, foya-foya cepat atau lambat bisa menyeret kita masuk ke dalam lubang kemiskinan dan lingkaran hutang setiap saat. Maka dari itu kita harus tetap waspada.
Patutkah kita berpesta di saat saudara-saudara kita menderita? Ketika kita menerima berkat, bersyukurlah pada Tuhan, pakailah itu untuk memberkati sesama kita. Hidup boros dengan berfoya-foya tidak memberikan apapun. Tidak di dunia ini, tidak juga di mata Tuhan. Justru ada banyak jebakan iblis menunggu disana. Agar tidak terpeleset, ingatlah sebuah nasihat Paulus "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1 Kor 10:31)
Hidup boros, pesta pora dan foya-foya tidak memberikan apapun selain dosa dan kemiskinan
====================
"Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya"
Sebuah survei di salah satu edisi majalah Swa pada tahun 2004 menunjukkan sebuah hasil mencengangkan. Hasil survei menyimpulkan bahwa 80% di antara para eksekutif muda dengan penghasilan di atas 15 juta per bulan terancam miskin dan terlilit hutang dalam 10 tahun ke depan. Mungkin sepintas terdengar aneh, karena penghasilan diatas 15 juta per bulan tidaklah sedikit. Bagaimana mungkin mereka punya potensi terlilit hutang dan jatuh miskin? Tapi dasar pemikirannya memang benar. Fakta membuktikan bahwa para eksekutif muda ini terbiasa hidup konsumtif. Clubbing, pesta jetset, nongkrong di cafe, belanja barang-barang bermerk, gonta ganti mobil mewah, dan lain-lain sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Banyak diantara mereka tidak mempersiapkan masa pensiun mereka dengan perencanaan yang baik. Budaya hidup konsumtif diantara mereka tanpa disadari bisa menyeret mereka ke jurang. Ironisnya, ada banyak pula orang yang penghasilannya pas-pasan tapi ikut-ikutan gaya hidup mewah, karena gengsi atau tidak mau ketinggalan dalam pergaulan. Tidak heran akhirnya korupsi menjadi alternatif instan.Sebagian lagi terjerat dalam lingkaran hutang tanpa akhir.
Setelah faktor kemalasan, mengabaikan didikan, tangan yang lamban dan omong kosong, kali ini giliran hidup boros menjadi penyebab kemiskinan. Ingat kisah anak bungsu dan anak sulung pada perumpamaan anak hilang di Lukas 15? Si anak bungsu mempergunakan harta warisan dari ayahnya untuk berfoya-foya, dan dengan sekejap mata, ia menjadi melarat, bahkan harus menyambung hidup dengan memakan ampas makanan babi. Masalah hidup boros tampaknya telah menjadi salah satu penyebab kemiskinan dari dulu hingga kini. Banyak yang beralasan bahwa uang yang mereka cari adalah hasil jerih payah mereka, sehingga menggunakannya pun adalah hak mereka pribadi. Tapi ingatlah bahwa sebenarnya apa yang kita miliki adalah berasal dari Tuhan. Di atas segalanya, kita harus tetap ingat bahwa kita mengemban amanat untuk mewartakan injil, menjadi saksi Kristus di dunia yang penuh kekelaman ini. Artinya, ketika kita menerima berkat dari Allah, seharusnya kita memakainya untuk kemuliaan Bapa terlebih dahulu dengan membagi berkat buat saudara-saudara kita yang kekurangan, bukan menghabiskannya dengan berfoya-foya. Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kita untuk menjaga hati agar tidak terjerumus ke dalam pesta pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi. Hal ini penting agar jangan sampai hari Tuhan jatuh ke atas kita dengan tiba-tiba seperti sebuah jerat (Lukas 21:34). Ada banyak dosa mengintip ditengah berbagai bentuk keborosan. Pesta pora, foya-foya cepat atau lambat bisa menyeret kita masuk ke dalam lubang kemiskinan dan lingkaran hutang setiap saat. Maka dari itu kita harus tetap waspada.
Patutkah kita berpesta di saat saudara-saudara kita menderita? Ketika kita menerima berkat, bersyukurlah pada Tuhan, pakailah itu untuk memberkati sesama kita. Hidup boros dengan berfoya-foya tidak memberikan apapun. Tidak di dunia ini, tidak juga di mata Tuhan. Justru ada banyak jebakan iblis menunggu disana. Agar tidak terpeleset, ingatlah sebuah nasihat Paulus "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1 Kor 10:31)
Hidup boros, pesta pora dan foya-foya tidak memberikan apapun selain dosa dan kemiskinan
Thursday, August 21, 2008
Terikat Kuasa Kemiskinan (4) : Omong Kosong
Ayat bacaan: Amsal 14:23
====================
"Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja."
Dalam sebuah mata kuliah enterpreneurship yang pernah saya ikuti, sang dosen meminta kami semua untuk membawa selembar koran. Di kelas siswa diminta untuk mencari peluang usaha dari selembar koran yang kami bawa, dan ternyata dari selembar koran saja, peluang bisa mencapai puluhan. Ada beberapa yang membutuhkan modal besar, tapi tidak sedikit yang ternyata hanya butuh modal kecil. Ada peluang yang tepat bagi orang-orang tertentu dengan keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki, artinya bermacam-macam talenta berbeda yang dikaruniakan Tuhan pada manusia membuat mereka setidaknya bisa bertahan hidup. Jika peluang yang ada kita tindak lanjuti, ditunjang dengan usaha yang giat, keuntungan akan bisa diperoleh. Tapi bayangkan jika peluang itu berakhir pada pemikiran dan perkataan semata tanpa realisasi, kita tidak akan menghasilkan apapun.
Salah satu konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa ketika mereka memakan buah dari pohon pengetahuan adalah keharusan manusia untuk bersusah payah mencari rejeki seumur hidupnya (Kejadian 3:17). Banyak yang salah kaprah berpikir bahwa jika Tuhan memberi berkat, maka berkat itu datangnya pasti instan tanpa memerlukan usaha apapun dari kita. Banyak yang lupa bahwa apa yang kita miliki saat ini, sepasang tangan, otak, hati nurani, kaki, mulut, atau talenta, keterampilan dan lainnya, atau detak jantung dan nafas yang masih berlangsung pada diri kita juga merupakan berkat yang luar biasa. Banyak orang yang hanya berpikir sempit, hanya mau melakukan pekerjaan tertentu saja, dan ketika mereka sulit untuk memulainya karena berbagai keterbatasan, mereka pun menyalahkan Tuhan. Padahal ada ratusan bahkan ribuan alternatif, dimana mungkin puluhan diantaranya bisa dilakukan dengan segera. Sebaliknya, ada orang yang punya banyak ide, tapi tidak satupun direalisasikan dan berakhir hanya sebatas angan-angan. Seorang anak yang punya cita-cita menjadi dokter, tentu harus tekun belajar untuk mengejar cita-citanya, maka ia pun akan mencapainya. Jika cita-cita itu hanya diucapkan, tanpa adanya usaha untuk itu, semua tentulah sia-sia. Ayat hari ini dalam versi New American Standard Bible tertulis "In all labor there is profit, But mere talk leads only to poverty." Kata-kata belaka akan mengarah pada kemiskinan.
Ketika kita berdoa, meminta hikmat dan berkat dari Tuhan, Tuhan akan menurunkan berkatnya, memberkati pekerjaan dan usaha kita. Tapi itu semua tidaklah berarti apabila kita tidak bekerja sungguh-sungguh dengan segenap kemampuan yang kita miliki, yang telah Dia sediakan bagi kita. Jika orang yang belum mengenal Yesus pun bisa mendapat keuntungan dari jerih payahnya, seharusnya kita bisa lebih baik, karena kita punya Kristus yang selalu menyertai kita dan tidak akan meninggalkan kita dalam kesusahan sendirian. Intinya, tekun bekerja dan tetap dukung dalam doa, minta penyertaan Roh Kudus untuk selalu beserta kita, maka berkat-berkat Tuhan akan tercurah tanpa halangan.
Ide atau rencana tanpa realisasi adalah omong kosong. Diperlukan usaha serius dan sungguh-sungguh untuk meraih kesuksesan
====================
"Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja."
Dalam sebuah mata kuliah enterpreneurship yang pernah saya ikuti, sang dosen meminta kami semua untuk membawa selembar koran. Di kelas siswa diminta untuk mencari peluang usaha dari selembar koran yang kami bawa, dan ternyata dari selembar koran saja, peluang bisa mencapai puluhan. Ada beberapa yang membutuhkan modal besar, tapi tidak sedikit yang ternyata hanya butuh modal kecil. Ada peluang yang tepat bagi orang-orang tertentu dengan keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki, artinya bermacam-macam talenta berbeda yang dikaruniakan Tuhan pada manusia membuat mereka setidaknya bisa bertahan hidup. Jika peluang yang ada kita tindak lanjuti, ditunjang dengan usaha yang giat, keuntungan akan bisa diperoleh. Tapi bayangkan jika peluang itu berakhir pada pemikiran dan perkataan semata tanpa realisasi, kita tidak akan menghasilkan apapun.
Salah satu konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa ketika mereka memakan buah dari pohon pengetahuan adalah keharusan manusia untuk bersusah payah mencari rejeki seumur hidupnya (Kejadian 3:17). Banyak yang salah kaprah berpikir bahwa jika Tuhan memberi berkat, maka berkat itu datangnya pasti instan tanpa memerlukan usaha apapun dari kita. Banyak yang lupa bahwa apa yang kita miliki saat ini, sepasang tangan, otak, hati nurani, kaki, mulut, atau talenta, keterampilan dan lainnya, atau detak jantung dan nafas yang masih berlangsung pada diri kita juga merupakan berkat yang luar biasa. Banyak orang yang hanya berpikir sempit, hanya mau melakukan pekerjaan tertentu saja, dan ketika mereka sulit untuk memulainya karena berbagai keterbatasan, mereka pun menyalahkan Tuhan. Padahal ada ratusan bahkan ribuan alternatif, dimana mungkin puluhan diantaranya bisa dilakukan dengan segera. Sebaliknya, ada orang yang punya banyak ide, tapi tidak satupun direalisasikan dan berakhir hanya sebatas angan-angan. Seorang anak yang punya cita-cita menjadi dokter, tentu harus tekun belajar untuk mengejar cita-citanya, maka ia pun akan mencapainya. Jika cita-cita itu hanya diucapkan, tanpa adanya usaha untuk itu, semua tentulah sia-sia. Ayat hari ini dalam versi New American Standard Bible tertulis "In all labor there is profit, But mere talk leads only to poverty." Kata-kata belaka akan mengarah pada kemiskinan.
Ketika kita berdoa, meminta hikmat dan berkat dari Tuhan, Tuhan akan menurunkan berkatnya, memberkati pekerjaan dan usaha kita. Tapi itu semua tidaklah berarti apabila kita tidak bekerja sungguh-sungguh dengan segenap kemampuan yang kita miliki, yang telah Dia sediakan bagi kita. Jika orang yang belum mengenal Yesus pun bisa mendapat keuntungan dari jerih payahnya, seharusnya kita bisa lebih baik, karena kita punya Kristus yang selalu menyertai kita dan tidak akan meninggalkan kita dalam kesusahan sendirian. Intinya, tekun bekerja dan tetap dukung dalam doa, minta penyertaan Roh Kudus untuk selalu beserta kita, maka berkat-berkat Tuhan akan tercurah tanpa halangan.
Ide atau rencana tanpa realisasi adalah omong kosong. Diperlukan usaha serius dan sungguh-sungguh untuk meraih kesuksesan
Wednesday, August 20, 2008
Terikat Kuasa Kemiskinan (3) : Tangan Yang Lamban
Ayat bacaan: Amsal 10:4
====================
"Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya."
Ayat bacaan hari ini selalu mengingatkan saya pada masa ketika saya melakukan kerja praktek di sebuah pabrik obat nyamuk bakar. Ketika adonan obat nyamuk itu selesai melewati mesin cetak sehingga berbentuk lingkaran spiral dan lulus dari quality control, proses pun berlanjut menuju bagian packing. Pada bagian packing kotak berdiri beberapa wanita yang tugasnya memasukkan bungkusan 5 obat nyamuk bakar yang telah berada dalam plastik ke dalam kotak karton. Bagian ini selalu menarik perhatian saya sejak awal, karena pergerakan tangan mereka benar-benar tidak masuk akal. Kecepatannya luar biasa, sulit diikuti dengan mata normal. Saya menanyakan bagaimana mereka bisa melakukan itu, dan untuk apa, karena dalam pikiran saya, toh mereka tidak dikejar-kejar waktu untuk melakukan itu. Mereka menjawab bahwa mereka bisa seperti itu karena terbiasa, dan mereka di bayar per bungkus yang mereka buat. Artinya, semakin cepat mereka bekerja, semakin banyak kotak yang mereka hasilkan, dan dengan sendirinya pendapatan mereka akan semakin banyak.
Hikmat Salomo menjelaskan bahwa salah satu hal yang membuat miskin adalah tangan yang lamban. Tangan yang lamban adalah tangan yang tidak cekatan, tangan yang malas, tangan yang jarang digunakan dengan berbagai alasan. Saya mengenal beberapa orang yang memilih untuk tidak bekerja bila tidak menjadi boss atau pemimpin. Mereka tidak mau diperintah dan mau memerintah. Mereka tidak mau melakukan pekerjaan kasar, dan hanya ingin duduk di kursi empuk melihat orang lain mengerjakan segalanya. Apa akibatnya? Mereka hidup dalam kondisi sulit. Salah satu keluarga yang saya kenal menggantungkan hidup mereka dari pekerjaan menjahit dan menjual kain yang dilakukan sang istri, sementara sang suami hanya duduk santai di rumah setiap hari. Ini contoh konkrit antara tangan yang dipakai bekerja dengan rajin oleh sang istri dengan tangan yang enggan dipakai kerja oleh sang suami.
Saya rasa setiap atasan akan menuntut pegawai-pegawainya untuk rajin dan cekatan. Mereka pasti mempertimbangkan hal ini ketika mereka menentukan promosi kenaikan jabatan atau kenaikan gaji. Inilah salah satu hal yang sebaiknya ada dalam diri kita. Tuhan selalu menurunkan berkat buat kita. Segala usaha kita yang menghasilkan uang, itu terjadi karena berkat Tuhan atas usaha kita. Tapi jangan lupa bahwa kita harus rajin, giat dan cekatan dalam bekerja. Jika kita malas dan membuat banyak alasan untuk itu, berkat Tuhan terhalang untuk turun. Beberapa waktu lalu saya pernah menulis kisah Hee Ah Lee, pianis asal Korea yang hanya memiliki 4 jari. Dia punya cukup alasan untuk tidak menggunakan tangannya, namun dia bisa menjadi pianis luar biasa, hanya dengan 4 jari di kedua tangannya. Jika Ah Lee mampu melakukan itu, kita yang memiliki jumlah jari utuh tidak seharusnya malas untuk bekerja. " Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar" (Amsal 19:15). Mensyukuri apa yang ada, memakai semua yang diberikan Tuhan atas diri kita, dan tetap berdoa agar Tuhan bertahta di atas segala yang kita lakukan akan melepaskan kita dari ikatan kemiskinan.
Mintalah penyertaan Tuhan dan berkatNya dalam setiap usaha, dan tekunlah bekerja
====================
"Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya."
Ayat bacaan hari ini selalu mengingatkan saya pada masa ketika saya melakukan kerja praktek di sebuah pabrik obat nyamuk bakar. Ketika adonan obat nyamuk itu selesai melewati mesin cetak sehingga berbentuk lingkaran spiral dan lulus dari quality control, proses pun berlanjut menuju bagian packing. Pada bagian packing kotak berdiri beberapa wanita yang tugasnya memasukkan bungkusan 5 obat nyamuk bakar yang telah berada dalam plastik ke dalam kotak karton. Bagian ini selalu menarik perhatian saya sejak awal, karena pergerakan tangan mereka benar-benar tidak masuk akal. Kecepatannya luar biasa, sulit diikuti dengan mata normal. Saya menanyakan bagaimana mereka bisa melakukan itu, dan untuk apa, karena dalam pikiran saya, toh mereka tidak dikejar-kejar waktu untuk melakukan itu. Mereka menjawab bahwa mereka bisa seperti itu karena terbiasa, dan mereka di bayar per bungkus yang mereka buat. Artinya, semakin cepat mereka bekerja, semakin banyak kotak yang mereka hasilkan, dan dengan sendirinya pendapatan mereka akan semakin banyak.
Hikmat Salomo menjelaskan bahwa salah satu hal yang membuat miskin adalah tangan yang lamban. Tangan yang lamban adalah tangan yang tidak cekatan, tangan yang malas, tangan yang jarang digunakan dengan berbagai alasan. Saya mengenal beberapa orang yang memilih untuk tidak bekerja bila tidak menjadi boss atau pemimpin. Mereka tidak mau diperintah dan mau memerintah. Mereka tidak mau melakukan pekerjaan kasar, dan hanya ingin duduk di kursi empuk melihat orang lain mengerjakan segalanya. Apa akibatnya? Mereka hidup dalam kondisi sulit. Salah satu keluarga yang saya kenal menggantungkan hidup mereka dari pekerjaan menjahit dan menjual kain yang dilakukan sang istri, sementara sang suami hanya duduk santai di rumah setiap hari. Ini contoh konkrit antara tangan yang dipakai bekerja dengan rajin oleh sang istri dengan tangan yang enggan dipakai kerja oleh sang suami.
Saya rasa setiap atasan akan menuntut pegawai-pegawainya untuk rajin dan cekatan. Mereka pasti mempertimbangkan hal ini ketika mereka menentukan promosi kenaikan jabatan atau kenaikan gaji. Inilah salah satu hal yang sebaiknya ada dalam diri kita. Tuhan selalu menurunkan berkat buat kita. Segala usaha kita yang menghasilkan uang, itu terjadi karena berkat Tuhan atas usaha kita. Tapi jangan lupa bahwa kita harus rajin, giat dan cekatan dalam bekerja. Jika kita malas dan membuat banyak alasan untuk itu, berkat Tuhan terhalang untuk turun. Beberapa waktu lalu saya pernah menulis kisah Hee Ah Lee, pianis asal Korea yang hanya memiliki 4 jari. Dia punya cukup alasan untuk tidak menggunakan tangannya, namun dia bisa menjadi pianis luar biasa, hanya dengan 4 jari di kedua tangannya. Jika Ah Lee mampu melakukan itu, kita yang memiliki jumlah jari utuh tidak seharusnya malas untuk bekerja. " Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar" (Amsal 19:15). Mensyukuri apa yang ada, memakai semua yang diberikan Tuhan atas diri kita, dan tetap berdoa agar Tuhan bertahta di atas segala yang kita lakukan akan melepaskan kita dari ikatan kemiskinan.
Mintalah penyertaan Tuhan dan berkatNya dalam setiap usaha, dan tekunlah bekerja
Tuesday, August 19, 2008
Terikat Kuasa Kemiskinan (2) : Mengabaikan Didikan
Ayat bacaan: Amsal 13:18
====================
"Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati."
Ibu yang melahirkan dan membesarkan kita pasti mengenal segala sesuatu tentang anaknya. Ada satu hal yang saya sesalkan ketika saya mengabaikan apa yang dianjurkan ibu saya ketika saya kecil. Ibu saya menyadari adanya bakat saya dalam bermusik. Maka ia pun menyekolahkan saya pada sebuah sekolah musik di sore hari. Pada awalnya saya menjalani semuanya dengan senang. Ketika saya mulai puber, saya mulai terpengaruh melihat bahwa mayoritas yang belajar di sekolah musik saya pada waktu itu adalah wanita. Saya melihat teman-teman pria saya tidak ada yang belajar piano dan teori musik seperti saya. Saya pun mulai malas berlatih, mulai menunjukkan penolakan. Ibu saya berulang kali mencoba menasihati bahwa tidaklah salah untuk mendalami musik sama sekali, meskipun saya pria. Akhirnya ketika menginjak SMA, saya pun berontak dan berhenti. Belakangan saya menyesali keputusan itu. Saat ini saya hanya bisa main piano ala kadarnya. Apa yang sempat saya tekuni sebelum saya berontak masih berbekas, dan dengan bekal itu saya bisa memanjatkan pujian penyembahan bersama istri saya dengan menggunakan sebuah keyboard. Seandainya saya tekun berlatih saat itu, mungkin saya bisa main dengan lebih baik lagi, mungkin bisa melayani di tim musik gereja, atau mungkin bisa berkarir sebagai musisi. Saya kini menyadari bahwa musik memang jadi bagian hidup saya yang sulit dipisahkan. Sayang sekali apa yang dinasihati ibu saya waktu itu saya abaikan. Tidak ada kata terlambat memang, namun saat ini ragam pekerjaan telah menyita waktu sehingga sulit untuk meluangkan waktu buat kembali belajar.
Bagian kedua dari topik Terikat Kuasa Kemiskinan berbicara tentang kemiskinan yang datang akibat mengabaikan didikan dan tidak mengindahkan teguran. Mengabaikan didikan bukan saja bisa mendatangkan penyesalan dikemudian hari, tapi juga bisa berujung pada kemiskinan dan cemooh. Ada banyak orang yang menunda-nunda atau tidak serius dalam belajar, dan dikemudian hari mereka menyesal karena sulit mendapat pekerjaan yang layak. Ketika banyak anak yang tidak memiliki cukup uang untuk sekolah meskipun mereka sangat ingin belajar, di sisi lain banyak anak yang sebenarnya punya sumber dana cukup untuk sekolah tapi malah tidak serius karena harta orang tuanya telah memberikan segala yang mereka butuhkan. Padahal harta yang kita miliki di dunia ini tidaklah kekal. Setiap saat pencuri, ngengat dan karat bisa merusak itu semua kapan saja (Matius 6:19).Artinya, kekayaan dan kesuksesan bisa sewaktu-waktu berbalik. Sebaliknya pendidikan, keahlian dan ilmu yang kita miliki dengan didasari hikmat kebijaksanaan dari Tuhan bisa menjadi bekal yang luar biasa untuk bertahan hidup. Tuhan sendiri sebenarnya rajin menegur dan mendidik kita setiap hari, baik lewat hati nurani, lewat kejadian-kejadian disekitar kita maupun lewat apa yang kita alami sendiri sehari-hari. Kita pasti diberkati jika kita melembutkan hati dan menerima semua itu, namun bayangkan jika kita mengabaikannya, begitu banyak hal yang kita lewatkan dalam hidup ini.
Kapan saja, dimana saja anda punya peluang untuk mendapatkan ajaran, terimalah itu dengan rasa syukur. Kapanpun anda mendapat teguran, pakailah itu sebagai awal dari sebuah perbaikan. Tidak mudah memang menerima teguran, terkadang rasanya seperti menerima pukulan keras, namun teguran dan ajaran bisa membuat kita tidak lupa diri atau terlena dengan apa yang telah kita miliki saat ini. Belajarlah dari setiap kesalahan atau kegagalan, jangan pernah patah semangat. Pastikan diri anda untuk terus tanggap terhadap ajaran.
Didikan dan teguran bisa membawa kebaikan dalam hidup dan menjauhkan kita dari kemiskinan
====================
"Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati."
Ibu yang melahirkan dan membesarkan kita pasti mengenal segala sesuatu tentang anaknya. Ada satu hal yang saya sesalkan ketika saya mengabaikan apa yang dianjurkan ibu saya ketika saya kecil. Ibu saya menyadari adanya bakat saya dalam bermusik. Maka ia pun menyekolahkan saya pada sebuah sekolah musik di sore hari. Pada awalnya saya menjalani semuanya dengan senang. Ketika saya mulai puber, saya mulai terpengaruh melihat bahwa mayoritas yang belajar di sekolah musik saya pada waktu itu adalah wanita. Saya melihat teman-teman pria saya tidak ada yang belajar piano dan teori musik seperti saya. Saya pun mulai malas berlatih, mulai menunjukkan penolakan. Ibu saya berulang kali mencoba menasihati bahwa tidaklah salah untuk mendalami musik sama sekali, meskipun saya pria. Akhirnya ketika menginjak SMA, saya pun berontak dan berhenti. Belakangan saya menyesali keputusan itu. Saat ini saya hanya bisa main piano ala kadarnya. Apa yang sempat saya tekuni sebelum saya berontak masih berbekas, dan dengan bekal itu saya bisa memanjatkan pujian penyembahan bersama istri saya dengan menggunakan sebuah keyboard. Seandainya saya tekun berlatih saat itu, mungkin saya bisa main dengan lebih baik lagi, mungkin bisa melayani di tim musik gereja, atau mungkin bisa berkarir sebagai musisi. Saya kini menyadari bahwa musik memang jadi bagian hidup saya yang sulit dipisahkan. Sayang sekali apa yang dinasihati ibu saya waktu itu saya abaikan. Tidak ada kata terlambat memang, namun saat ini ragam pekerjaan telah menyita waktu sehingga sulit untuk meluangkan waktu buat kembali belajar.
Bagian kedua dari topik Terikat Kuasa Kemiskinan berbicara tentang kemiskinan yang datang akibat mengabaikan didikan dan tidak mengindahkan teguran. Mengabaikan didikan bukan saja bisa mendatangkan penyesalan dikemudian hari, tapi juga bisa berujung pada kemiskinan dan cemooh. Ada banyak orang yang menunda-nunda atau tidak serius dalam belajar, dan dikemudian hari mereka menyesal karena sulit mendapat pekerjaan yang layak. Ketika banyak anak yang tidak memiliki cukup uang untuk sekolah meskipun mereka sangat ingin belajar, di sisi lain banyak anak yang sebenarnya punya sumber dana cukup untuk sekolah tapi malah tidak serius karena harta orang tuanya telah memberikan segala yang mereka butuhkan. Padahal harta yang kita miliki di dunia ini tidaklah kekal. Setiap saat pencuri, ngengat dan karat bisa merusak itu semua kapan saja (Matius 6:19).Artinya, kekayaan dan kesuksesan bisa sewaktu-waktu berbalik. Sebaliknya pendidikan, keahlian dan ilmu yang kita miliki dengan didasari hikmat kebijaksanaan dari Tuhan bisa menjadi bekal yang luar biasa untuk bertahan hidup. Tuhan sendiri sebenarnya rajin menegur dan mendidik kita setiap hari, baik lewat hati nurani, lewat kejadian-kejadian disekitar kita maupun lewat apa yang kita alami sendiri sehari-hari. Kita pasti diberkati jika kita melembutkan hati dan menerima semua itu, namun bayangkan jika kita mengabaikannya, begitu banyak hal yang kita lewatkan dalam hidup ini.
Kapan saja, dimana saja anda punya peluang untuk mendapatkan ajaran, terimalah itu dengan rasa syukur. Kapanpun anda mendapat teguran, pakailah itu sebagai awal dari sebuah perbaikan. Tidak mudah memang menerima teguran, terkadang rasanya seperti menerima pukulan keras, namun teguran dan ajaran bisa membuat kita tidak lupa diri atau terlena dengan apa yang telah kita miliki saat ini. Belajarlah dari setiap kesalahan atau kegagalan, jangan pernah patah semangat. Pastikan diri anda untuk terus tanggap terhadap ajaran.
Didikan dan teguran bisa membawa kebaikan dalam hidup dan menjauhkan kita dari kemiskinan
Monday, August 18, 2008
Terikat Kuasa Kemiskinan (1) : Kemalasan
Ayat bacaan: Amsal 6:9-11
=====================
"Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata."
Banyak orang salah kaprah menganggap bahwa kemiskinan adalah sebuah takdir. Saya berulang kali mendengar perkataan, "sudah takdir saya 'kali ya untuk miskin.." , "yah..mau gimana lagi, namanya juga suratan.." dan lain-lain. Artinya, kemiskinan adalah jatah sebagian orang yang diberikan Tuhan buat mereka. Atau dengan kata lain, apapun yang mereka buat pasti sia-sia, karena toh semua itu takdir dari Yang Maha Kuasa. Bayangkan jika anda berada di pihak Tuhan, kesal tidak mendengar ini? Sementara anda menjanjikan berkat bagi setiap anak, dan janji-janji itu tidak pernah meleset, sebagian anak malah menuduh anda pilih kasih dan memberikan hal buruk dalam hidup mereka. Pembantu saya tadi siang pun bercerita tentang sulitnya hidup dibawah pas-pasan. Mulai dari sulitnya membiayai tujuh orang anak hingga rumah mereka yang bakal digusur sebentar lagi. Lagi-lagi perkataan "sudah nasib" itu saya dengar. Saya sadar hidup di jaman sekarang ini sama sekali tidak mudah. Tapi menyalahkan Tuhan dan menganggap itu sebagai "jatah" dari surga pun tidak beralasan. Saya mengajak teman-teman sekalian untuk melihat masalah keterikatan pada kuasa kemiskinan. Walaupun alkitab sebenarnya banyak membahas mengenai kemiskinan, saya akan fokus pada kitab Amsal yang membicarakan mengenai masalah kemiskinan mulai hari ini hingga 7 hari ke depan.
Salah satu penyebab datangnya kemiskinan hadir dalam bentuk kemalasan. Alkitab berkata cukup keras mengenai hal ini dalam banyak ayat. Salah satunya bisa dibaca pada 2 Tesalonika 3:10 "kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." Kemalasan bukanlah hanya berbicara mengenai orang yang tidak mau bekerja, tapi juga mengenai orang yang tidak disiplin, malas berusaha atau malas mencari Tuhan. Salomo juga menegur para pemalas untuk belajar dari semut dalam Amsal 6:6. Begitu banyak di antara kita yang terlalu malas untuk bangun meninggalkan kasur yang empuk untuk memulai hari bersama Tuhan atau pergi bekerja. Kemalasan tumbuh secara perlahan dalam diri kita. Ketika kita mulai memberi toleransi terhadap kemalasan, ketika kita mulai berpikir bahwa 5 menit menyambung tidur tidaklah apa-apa,kemalasanpun akan semakin dalam menyerang kita.Tanpa disadari kita tidak lagi mampu melawan kemalasan dan bisa berakibat datangnya kemiskinan dalam hidup kita.
Waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali, sebaiknya mulailah menghargai waktu sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia. Kita harus melatih diri kita untuk disiplin dan tidak berkompromi pada kemalasan. Jangan sampai banyak berkat Tuhan terlewatkan sia-sia hanya karena kita sulit berpisah dengan kasur yang empuk.
Hidup tidak ditentukan oleh nasib, tapi oleh hasil usaha kita dalam tuntunan Tuhan
=====================
"Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata."
Banyak orang salah kaprah menganggap bahwa kemiskinan adalah sebuah takdir. Saya berulang kali mendengar perkataan, "sudah takdir saya 'kali ya untuk miskin.." , "yah..mau gimana lagi, namanya juga suratan.." dan lain-lain. Artinya, kemiskinan adalah jatah sebagian orang yang diberikan Tuhan buat mereka. Atau dengan kata lain, apapun yang mereka buat pasti sia-sia, karena toh semua itu takdir dari Yang Maha Kuasa. Bayangkan jika anda berada di pihak Tuhan, kesal tidak mendengar ini? Sementara anda menjanjikan berkat bagi setiap anak, dan janji-janji itu tidak pernah meleset, sebagian anak malah menuduh anda pilih kasih dan memberikan hal buruk dalam hidup mereka. Pembantu saya tadi siang pun bercerita tentang sulitnya hidup dibawah pas-pasan. Mulai dari sulitnya membiayai tujuh orang anak hingga rumah mereka yang bakal digusur sebentar lagi. Lagi-lagi perkataan "sudah nasib" itu saya dengar. Saya sadar hidup di jaman sekarang ini sama sekali tidak mudah. Tapi menyalahkan Tuhan dan menganggap itu sebagai "jatah" dari surga pun tidak beralasan. Saya mengajak teman-teman sekalian untuk melihat masalah keterikatan pada kuasa kemiskinan. Walaupun alkitab sebenarnya banyak membahas mengenai kemiskinan, saya akan fokus pada kitab Amsal yang membicarakan mengenai masalah kemiskinan mulai hari ini hingga 7 hari ke depan.
Salah satu penyebab datangnya kemiskinan hadir dalam bentuk kemalasan. Alkitab berkata cukup keras mengenai hal ini dalam banyak ayat. Salah satunya bisa dibaca pada 2 Tesalonika 3:10 "kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." Kemalasan bukanlah hanya berbicara mengenai orang yang tidak mau bekerja, tapi juga mengenai orang yang tidak disiplin, malas berusaha atau malas mencari Tuhan. Salomo juga menegur para pemalas untuk belajar dari semut dalam Amsal 6:6. Begitu banyak di antara kita yang terlalu malas untuk bangun meninggalkan kasur yang empuk untuk memulai hari bersama Tuhan atau pergi bekerja. Kemalasan tumbuh secara perlahan dalam diri kita. Ketika kita mulai memberi toleransi terhadap kemalasan, ketika kita mulai berpikir bahwa 5 menit menyambung tidur tidaklah apa-apa,kemalasanpun akan semakin dalam menyerang kita.Tanpa disadari kita tidak lagi mampu melawan kemalasan dan bisa berakibat datangnya kemiskinan dalam hidup kita.
Waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali, sebaiknya mulailah menghargai waktu sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia. Kita harus melatih diri kita untuk disiplin dan tidak berkompromi pada kemalasan. Jangan sampai banyak berkat Tuhan terlewatkan sia-sia hanya karena kita sulit berpisah dengan kasur yang empuk.
Hidup tidak ditentukan oleh nasib, tapi oleh hasil usaha kita dalam tuntunan Tuhan
Sunday, August 17, 2008
Berdoa Bagi Bangsa
Ayat bacaan: Daniel 9:16
====================
"Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami."
Dalam satu percakapan dengan seorang kakek di tempat saya bekerja, ia bercerita bahwa ia menyaksikan begitu banyak perubahan terjadi sepanjang hidupnya. Tempat-tempat yang tadinya hanya hutan dan sawah kini berubah menjadi gedung-gedung tinggi. Tempat yang tadinya sepi sekarang padat penghuni. Satu hal yang juga menarik adalah manusia pun berubah, katanya. Sekian puluh tahun lalu orang-orang di kota ini ramah dan sopan, saling menyapa meski tak kenal, sekarang orang tidak lagi peduli dengan orang lain. Tingkat kesopanan pun jauh menurun. Banyak orang yang tidak menghargai orang yang lebih tua, banyak yang sombong, sok jago dan merasa mereka punya hak lebih dari yang lain. Dalam skala mini, ini potret bangsa yang tengah merayakan hari kemerdekaannya.
Masihkah negara ini nyaman untuk didiami? Masih ideal kah negara ini menjadi tempat tinggal? Apakah kita saat ini dapat hidup secara aman bebas tanpa gangguan dan mendapat jaminan atas hak-hak kita? Apakah kita telah mendapat jaminan kebebasan untuk beribadah sesuai kepercayaan kita? Bagi sebagian orang di luar sana, kita tinggal di "land of fear", dimana teroris merajalela, korupsi mulai dari kelas RW sampai lembaga-lembaga tinggi pemerintahan, bentuk-bentuk pemaksaan dengan kekerasan, kondisi transportasi yang dianggap tidak layak standar dan lain-lain. Harga melambung tinggi tidak sebanding dengan penghasilan, biaya pendidikan yang sangat tidak masuk akal, biaya kesehatan yang tidak terjangkau oleh sebagian besar penduduk dan lain-lain. Teman saya pernah berkata, di negara ini orang miskin dilarang makan, dilarang sehat dan dilarang baca. Ini sebuah sarkasme dari kondisi negara kita, dan sebuah ironi ketika dibanyak tempat orang sedang pesta merayakan hari kemerdekaan.
Kita kembali beberapa ribu tahun sebelumnya dan melihat Daniel tengah berdoa bukan buat dirinya sendiri tapi bagi bangsanya. Menarik melihat Daniel menggunakan kata "kami", dan bukan "mereka". Daniel sangat mencintai bangsanya, dan ia tahu sebagai bagian dari komunitas bangsa, ia pun akan turut menderita jika bangsanya menderita. Sebaliknya jika bangsanya makmur dan bahagia, ia pun akan jadi bagian yang dapat menikmati itu semua. Daniel tahu bahwa meskipun ia tidak berbuat kesalahan, tapi ia adalah bagian dari bangsa yang saat itu tengah memberontak, berlaku fasik, menyimpang dari peraturan-peraturan Tuhan dan bergelimang dosa. Dan ia pun sadar, kalau bukan dia, siapa lagi yang harus berdoa agar malapetaka dijauhkan dari bangsanya.
Belajar dari Daniel, di saat kita merenungkan posisi kita di tengah bangsa ini, sebagai bagian dari anak bangsa, warga negara sah dari republik tercinta ini, sudah selayaknya kita peduli dan turut mendoakan bangsa dan negara kita. Memang begitu banyak kondisi yang memprihatinkan, mungkin bagi sebagian besar orang negara ini tidak lagi nyaman, tapi ingat bahwa doa orang benar yang dengan yakin dipanjatkan sangatlah besar kuasanya. (Yakobus 5:16). Jika bukan kita yang mencintai negeri ini, peduli terhadap negeri ini, dan karenanya berdoa agar negeri ini tidak mendapat murka dan amarah dari Allah, lalu siapa lagi? Begitu banyak pelanggaran, begitu banyak kejahatan, dimana kita tidak termasuk didalamnya. Tapi sebagai bagian dari komunitas bangsa, sudah pada tempatnya kita berdoa memohon ampun atas semua pelanggaran yang dilakukan setiap elemen bangsa kita. Biarlah Tuhan bertahta atas kota, bangsa dan negara kita, dan atas kasih sayangNya yang berlimpah kita semua diampuni.
Indonesia juga milik Tuhan. Mari doakan negara yang kita cintai ini agar dipulihkan
====================
"Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami."
Dalam satu percakapan dengan seorang kakek di tempat saya bekerja, ia bercerita bahwa ia menyaksikan begitu banyak perubahan terjadi sepanjang hidupnya. Tempat-tempat yang tadinya hanya hutan dan sawah kini berubah menjadi gedung-gedung tinggi. Tempat yang tadinya sepi sekarang padat penghuni. Satu hal yang juga menarik adalah manusia pun berubah, katanya. Sekian puluh tahun lalu orang-orang di kota ini ramah dan sopan, saling menyapa meski tak kenal, sekarang orang tidak lagi peduli dengan orang lain. Tingkat kesopanan pun jauh menurun. Banyak orang yang tidak menghargai orang yang lebih tua, banyak yang sombong, sok jago dan merasa mereka punya hak lebih dari yang lain. Dalam skala mini, ini potret bangsa yang tengah merayakan hari kemerdekaannya.
Masihkah negara ini nyaman untuk didiami? Masih ideal kah negara ini menjadi tempat tinggal? Apakah kita saat ini dapat hidup secara aman bebas tanpa gangguan dan mendapat jaminan atas hak-hak kita? Apakah kita telah mendapat jaminan kebebasan untuk beribadah sesuai kepercayaan kita? Bagi sebagian orang di luar sana, kita tinggal di "land of fear", dimana teroris merajalela, korupsi mulai dari kelas RW sampai lembaga-lembaga tinggi pemerintahan, bentuk-bentuk pemaksaan dengan kekerasan, kondisi transportasi yang dianggap tidak layak standar dan lain-lain. Harga melambung tinggi tidak sebanding dengan penghasilan, biaya pendidikan yang sangat tidak masuk akal, biaya kesehatan yang tidak terjangkau oleh sebagian besar penduduk dan lain-lain. Teman saya pernah berkata, di negara ini orang miskin dilarang makan, dilarang sehat dan dilarang baca. Ini sebuah sarkasme dari kondisi negara kita, dan sebuah ironi ketika dibanyak tempat orang sedang pesta merayakan hari kemerdekaan.
Kita kembali beberapa ribu tahun sebelumnya dan melihat Daniel tengah berdoa bukan buat dirinya sendiri tapi bagi bangsanya. Menarik melihat Daniel menggunakan kata "kami", dan bukan "mereka". Daniel sangat mencintai bangsanya, dan ia tahu sebagai bagian dari komunitas bangsa, ia pun akan turut menderita jika bangsanya menderita. Sebaliknya jika bangsanya makmur dan bahagia, ia pun akan jadi bagian yang dapat menikmati itu semua. Daniel tahu bahwa meskipun ia tidak berbuat kesalahan, tapi ia adalah bagian dari bangsa yang saat itu tengah memberontak, berlaku fasik, menyimpang dari peraturan-peraturan Tuhan dan bergelimang dosa. Dan ia pun sadar, kalau bukan dia, siapa lagi yang harus berdoa agar malapetaka dijauhkan dari bangsanya.
Belajar dari Daniel, di saat kita merenungkan posisi kita di tengah bangsa ini, sebagai bagian dari anak bangsa, warga negara sah dari republik tercinta ini, sudah selayaknya kita peduli dan turut mendoakan bangsa dan negara kita. Memang begitu banyak kondisi yang memprihatinkan, mungkin bagi sebagian besar orang negara ini tidak lagi nyaman, tapi ingat bahwa doa orang benar yang dengan yakin dipanjatkan sangatlah besar kuasanya. (Yakobus 5:16). Jika bukan kita yang mencintai negeri ini, peduli terhadap negeri ini, dan karenanya berdoa agar negeri ini tidak mendapat murka dan amarah dari Allah, lalu siapa lagi? Begitu banyak pelanggaran, begitu banyak kejahatan, dimana kita tidak termasuk didalamnya. Tapi sebagai bagian dari komunitas bangsa, sudah pada tempatnya kita berdoa memohon ampun atas semua pelanggaran yang dilakukan setiap elemen bangsa kita. Biarlah Tuhan bertahta atas kota, bangsa dan negara kita, dan atas kasih sayangNya yang berlimpah kita semua diampuni.
Indonesia juga milik Tuhan. Mari doakan negara yang kita cintai ini agar dipulihkan
Saturday, August 16, 2008
Dirgahayu Republik Indonesia
Ayat bacaan: Yohanes 8:36
======================
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Tanggal 17 Agustus adalah sebuah hari yang istimewa. Di banyak tempat masyarakat menggelar berbagai kegiatan untuk merayakan sebuah tanggal dimana 63 tahun yang lalu kita menyatakan kemerdekaan. Jalan-jalan di cat, bendera merah putih berkibar dimana-mana. Sebagian lainnya mendirikan gapura yang dihias dengan indah, menggantung spanduk ucapan selamat. Sebagian lagi mengadakan lomba-lomba seperti balap karung sampai panjat pinang. Sebuah hari yang masih dirayakan, dan memang pantas dirayakan, terlepas dari kondisi bangsa dan negara saat ini. Proklamasi yang dikumandangkan pendiri negara ini, Soekarno dan Hatta, adalah bentuk dari pernyataan bahwa kita adalah bangsa merdeka dan berdaulat.
Hari ini kita memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Merdeka bermakna bebas dari penjajahan, penindasan, bebas dari intimidasi, berdiri sendiri, bebas dari tekanan, tidak lagi terikat pada sesuatu. Secara de facto dan de jure semua akan setuju bahwa bangsa ini telah merdeka sejak 63 tahun yang lalu.Tapi jika kita melihat realita yang terjadi saat ini, kita sulit menjawab apakah kita telah benar-benar layak disebut merdeka atau tidak. Kita sekarang dihadapkan pada krisis multidimensi yang berkepanjangan. Kita masih melihat keserakahan dan kerakusan sebagian orang menguasai apa yang bukan menjadi haknya. Presiden silih berganti, namun masih begitu banyak luka menganga yang seharusnya diobati. Kesejahteraan dan kemakmuran masih belum menjadi milik semua orang.
Terlepas dari semua problema kehidupan yang menerpa kita, kita sesungguhnya adalah orang-orang merdeka. Lewat karya penebusan, Kristus telah memerdekakan kita. Banyak orang menyalah artikan kemerdekaan sebagai kebebasan absolut berbuat apapun sesuka hati. Reformasi ternoda oleh orang-orang yang salah kaprah dengan arti kemerdekaan. Ya, kita telah merdeka, kita telah dimenangkan, kita telah ditebus, namun bukan berarti bahwa kemerdekaan yang kita peroleh adalah sesuatu yang tanpa batas. Ada sebuah kalimat yang diucapkan Martin Luther King Jr mengenai makna kemerdekaan. "A Christian is a perfectly free lord of all, subject to none. A Christian is a perfectly dutiful servant of all, subject of all, subject to all." Seorang Kristen adalah tuan yang bebas dari segala hal, tidak terikat pada apapun. Disisi lain, seorang Kristen adalah hamba yang taat bagi semua orang, dan terikat pada setiap orang. Sebuah bentuk paradoks menarik yang bisa menggambarkan bentuk kemerdekaan yang sesungguhnya, seperti ungkapan Paulus yang bisa kita baca dalam 1 Korintus 9:19. "Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang." Inilah bentuk sebuah kemerdekaan, ketika kita bukan hanya bergembira atas sebuah kemerdekaan, namun kita juga punya komitmen memenangkan banyak jiwa, menyelamatkan lebih banyak lagi.
Bangsa ini punya banyak pahlawan yang telah berkorban untuk memperjuangkan apa yang kita miliki saat ini. Tetes darah hingga penghabisan, nyawa mereka membuat kita bisa lahir di alam kemerdekaan sebagai bangsa yang berdaulat. Tapi diatas segalanya, kemerdekaan kita sebagai anak-anak Tuhan, kita peroleh melalui darah Yesus Kristus.Lewat kematianNya di kayu salib Dia menebus dosa dan kematian kita semua. Hendaknya kemerdekaan yang telah kita peroleh benar-benar membuat kita mampu berdiri teguh dan tidak lagi terikat pada berbagai kuk perhambaan/dosa (Galatia 5:1). Kemerdekaan yang kita miliki akan sangat indah jika diisi dengan pelayanan untuk memenangkan banyak jiwa, agar lebih banyak lagi yang bisa merasakan sebuah kemerdekaan sejati dalam Yesus Kristus. Mari kita terus berdoa buat bangsa kita. Biarlah lewat iman kita bangsa ini dipulihkan dan menikmati apa yang terbaik yang datang dari Tuhan. Dirgahayu Republik Indonesia!
Kemerdekaan akan bermakna indah jika lebih banyak lagi jiwa dimenangkan dan merasakan kemerdekaan sesungguhnya melalui Yesus Kristus
======================
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Tanggal 17 Agustus adalah sebuah hari yang istimewa. Di banyak tempat masyarakat menggelar berbagai kegiatan untuk merayakan sebuah tanggal dimana 63 tahun yang lalu kita menyatakan kemerdekaan. Jalan-jalan di cat, bendera merah putih berkibar dimana-mana. Sebagian lainnya mendirikan gapura yang dihias dengan indah, menggantung spanduk ucapan selamat. Sebagian lagi mengadakan lomba-lomba seperti balap karung sampai panjat pinang. Sebuah hari yang masih dirayakan, dan memang pantas dirayakan, terlepas dari kondisi bangsa dan negara saat ini. Proklamasi yang dikumandangkan pendiri negara ini, Soekarno dan Hatta, adalah bentuk dari pernyataan bahwa kita adalah bangsa merdeka dan berdaulat.
Hari ini kita memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Merdeka bermakna bebas dari penjajahan, penindasan, bebas dari intimidasi, berdiri sendiri, bebas dari tekanan, tidak lagi terikat pada sesuatu. Secara de facto dan de jure semua akan setuju bahwa bangsa ini telah merdeka sejak 63 tahun yang lalu.Tapi jika kita melihat realita yang terjadi saat ini, kita sulit menjawab apakah kita telah benar-benar layak disebut merdeka atau tidak. Kita sekarang dihadapkan pada krisis multidimensi yang berkepanjangan. Kita masih melihat keserakahan dan kerakusan sebagian orang menguasai apa yang bukan menjadi haknya. Presiden silih berganti, namun masih begitu banyak luka menganga yang seharusnya diobati. Kesejahteraan dan kemakmuran masih belum menjadi milik semua orang.
Terlepas dari semua problema kehidupan yang menerpa kita, kita sesungguhnya adalah orang-orang merdeka. Lewat karya penebusan, Kristus telah memerdekakan kita. Banyak orang menyalah artikan kemerdekaan sebagai kebebasan absolut berbuat apapun sesuka hati. Reformasi ternoda oleh orang-orang yang salah kaprah dengan arti kemerdekaan. Ya, kita telah merdeka, kita telah dimenangkan, kita telah ditebus, namun bukan berarti bahwa kemerdekaan yang kita peroleh adalah sesuatu yang tanpa batas. Ada sebuah kalimat yang diucapkan Martin Luther King Jr mengenai makna kemerdekaan. "A Christian is a perfectly free lord of all, subject to none. A Christian is a perfectly dutiful servant of all, subject of all, subject to all." Seorang Kristen adalah tuan yang bebas dari segala hal, tidak terikat pada apapun. Disisi lain, seorang Kristen adalah hamba yang taat bagi semua orang, dan terikat pada setiap orang. Sebuah bentuk paradoks menarik yang bisa menggambarkan bentuk kemerdekaan yang sesungguhnya, seperti ungkapan Paulus yang bisa kita baca dalam 1 Korintus 9:19. "Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang." Inilah bentuk sebuah kemerdekaan, ketika kita bukan hanya bergembira atas sebuah kemerdekaan, namun kita juga punya komitmen memenangkan banyak jiwa, menyelamatkan lebih banyak lagi.
Bangsa ini punya banyak pahlawan yang telah berkorban untuk memperjuangkan apa yang kita miliki saat ini. Tetes darah hingga penghabisan, nyawa mereka membuat kita bisa lahir di alam kemerdekaan sebagai bangsa yang berdaulat. Tapi diatas segalanya, kemerdekaan kita sebagai anak-anak Tuhan, kita peroleh melalui darah Yesus Kristus.Lewat kematianNya di kayu salib Dia menebus dosa dan kematian kita semua. Hendaknya kemerdekaan yang telah kita peroleh benar-benar membuat kita mampu berdiri teguh dan tidak lagi terikat pada berbagai kuk perhambaan/dosa (Galatia 5:1). Kemerdekaan yang kita miliki akan sangat indah jika diisi dengan pelayanan untuk memenangkan banyak jiwa, agar lebih banyak lagi yang bisa merasakan sebuah kemerdekaan sejati dalam Yesus Kristus. Mari kita terus berdoa buat bangsa kita. Biarlah lewat iman kita bangsa ini dipulihkan dan menikmati apa yang terbaik yang datang dari Tuhan. Dirgahayu Republik Indonesia!
Kemerdekaan akan bermakna indah jika lebih banyak lagi jiwa dimenangkan dan merasakan kemerdekaan sesungguhnya melalui Yesus Kristus
Friday, August 15, 2008
Pelita Yang Tak Kunjung Padam
Ayat bacaan: Lukas 12:35
====================
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala."
Betapa pentingnya pelita jika anda berada dalam kegelapan. Bayangkan sulitnya kita mencari jalan di tempat gelap tanpa bantuan cahaya. Seorang teman saya pernah bercerita ketika dia tengah KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa yang terisolir dari kota. Untuk mencapai kota, mereka hanya punya transportasi sebuah mobil jeep tua yang beroperasi hanya dua kali seminggu. Jika mereka melewatkan mobil itu dan tetap harus ke kota, mereka harus menerobos hutan, dan berjalan sepanjang satu malam. Bagi orang desa mungkin mereka sudah hafal jalan di hutan itu, tapi tidak bagi teman saya dan teman-temannya yang KKN di tempat yang sama. Pada suatu kali merka harus menembus hutan itu, dan dia bercerita bahwa mereka tidak akan mampu melihat apapun di dalam hutan itu tanpa lampu petromak yang mereka bawa.
Menyambung renungan kemarin mengenai kesiapan kita untuk berjaga-jaga dalam kedatangan Yesus yang kedua kali, ada hal lain yang juga penting kita persiapkan selain ikat pinggang. Ayat bacaan hari ini menyatakan bahwa selain ikat pinggang, kita juga harus memastikan pelita kita tetap menyala. Apa yang dimaksud dengan pelita? Amsal 20:27 menjelaskan bahwa Roh manusia adalah pelita Tuhan, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya. Tuhan telah memberi kita semua dengan "lampu", yang dapat selalu menuntun kita, menerangi kita, menjauhkan kita dari kegelapan, hanya apabila "lampu" tersebut selalu menyala. Roh manusia adalah pelita Tuhan, yang tidak ada pada mahluk lainnya. Roh manusia dilengkapi sebentuk hati nurani, yang selalu bereaksi mengingatkan kita setiap kali kita ingin berbuat dosa. Roh yang menyala seperti pelita merupakan wakil Tuhan untuk menerangi diri kita hingga bagian terdalam.
Betapa pentingnya pelita jika kita berada dalam kegelapan. Dunia yang kita tempati sekarang berisi banyak potensi yang dapat menggiring kita semua menuju kegelapan rohani. Tidak heran jika Paulus mengingatkan jemaat di Roma untuk memastikan roh mereka tetap menyala-nyala. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Roh yang tetap menyala, laksana pelita yang bercahaya adalah sebuah tanda kesiapan kita menantikan kedatangan Kristus. Roh yang tetap menyala akan membuat kita tetap bersemangat untuk melayani Tuhan. Cahaya itu pun sudah seharusnya terpancar menerangi saudara-saudara kita yang belum mengenal Tuhan, lewat pernyataan kemuliaan Tuhan dalam pelayanan kita. Betapa indahnya apabila Kristus mendapati kita tengah melayani Tuhan dengan pelita yang menyala terang ketika Dia datang untuk kali kedua. Sebaliknya, apa yang terjadi jika pelita kita padam? Ayub 21:17 menjelaskannya. "Betapa sering pelita orang fasik dipadamkan, kebinasaan menimpa mereka, dan kesakitan dibagikan Allah kepada mereka dalam murka-Nya!" Pelita yang padam akan membawa kita pada kebinasaan, dan kesakitan dalam murkaNya. Mengerikan. Tidak seorang pun yang tahu kapan Yesus datang kembali. Hendaklah kita semua tetap berjaga-jaga, melengkapi diri kita setiap saat dengan ikat pinggang dan pelita yang menyala.
Pastikan pelita anda tetap menyala dalam setiap kegiatan dan pekerjaan yang anda lakukan
====================
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala."
Betapa pentingnya pelita jika anda berada dalam kegelapan. Bayangkan sulitnya kita mencari jalan di tempat gelap tanpa bantuan cahaya. Seorang teman saya pernah bercerita ketika dia tengah KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa yang terisolir dari kota. Untuk mencapai kota, mereka hanya punya transportasi sebuah mobil jeep tua yang beroperasi hanya dua kali seminggu. Jika mereka melewatkan mobil itu dan tetap harus ke kota, mereka harus menerobos hutan, dan berjalan sepanjang satu malam. Bagi orang desa mungkin mereka sudah hafal jalan di hutan itu, tapi tidak bagi teman saya dan teman-temannya yang KKN di tempat yang sama. Pada suatu kali merka harus menembus hutan itu, dan dia bercerita bahwa mereka tidak akan mampu melihat apapun di dalam hutan itu tanpa lampu petromak yang mereka bawa.
Menyambung renungan kemarin mengenai kesiapan kita untuk berjaga-jaga dalam kedatangan Yesus yang kedua kali, ada hal lain yang juga penting kita persiapkan selain ikat pinggang. Ayat bacaan hari ini menyatakan bahwa selain ikat pinggang, kita juga harus memastikan pelita kita tetap menyala. Apa yang dimaksud dengan pelita? Amsal 20:27 menjelaskan bahwa Roh manusia adalah pelita Tuhan, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya. Tuhan telah memberi kita semua dengan "lampu", yang dapat selalu menuntun kita, menerangi kita, menjauhkan kita dari kegelapan, hanya apabila "lampu" tersebut selalu menyala. Roh manusia adalah pelita Tuhan, yang tidak ada pada mahluk lainnya. Roh manusia dilengkapi sebentuk hati nurani, yang selalu bereaksi mengingatkan kita setiap kali kita ingin berbuat dosa. Roh yang menyala seperti pelita merupakan wakil Tuhan untuk menerangi diri kita hingga bagian terdalam.
Betapa pentingnya pelita jika kita berada dalam kegelapan. Dunia yang kita tempati sekarang berisi banyak potensi yang dapat menggiring kita semua menuju kegelapan rohani. Tidak heran jika Paulus mengingatkan jemaat di Roma untuk memastikan roh mereka tetap menyala-nyala. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Roh yang tetap menyala, laksana pelita yang bercahaya adalah sebuah tanda kesiapan kita menantikan kedatangan Kristus. Roh yang tetap menyala akan membuat kita tetap bersemangat untuk melayani Tuhan. Cahaya itu pun sudah seharusnya terpancar menerangi saudara-saudara kita yang belum mengenal Tuhan, lewat pernyataan kemuliaan Tuhan dalam pelayanan kita. Betapa indahnya apabila Kristus mendapati kita tengah melayani Tuhan dengan pelita yang menyala terang ketika Dia datang untuk kali kedua. Sebaliknya, apa yang terjadi jika pelita kita padam? Ayub 21:17 menjelaskannya. "Betapa sering pelita orang fasik dipadamkan, kebinasaan menimpa mereka, dan kesakitan dibagikan Allah kepada mereka dalam murka-Nya!" Pelita yang padam akan membawa kita pada kebinasaan, dan kesakitan dalam murkaNya. Mengerikan. Tidak seorang pun yang tahu kapan Yesus datang kembali. Hendaklah kita semua tetap berjaga-jaga, melengkapi diri kita setiap saat dengan ikat pinggang dan pelita yang menyala.
Pastikan pelita anda tetap menyala dalam setiap kegiatan dan pekerjaan yang anda lakukan
Thursday, August 14, 2008
Ikat Pinggang
Ayat bacaan: Lukas 12:37
=====================
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Apakah fungsi sebuah ikat pinggang bagi anda? Yang paling umum mungkin adalah sebagai penahan agar celana atau rok tidak melorot. Bagi banyak orang ikat pinggang juga berfungsi sebagai aksesoris pelengkap busana. Ikat pinggang pun bisa berfungsi sebagai penyeimbang dan pemberi aksen dalam berpakaian, bahkan dipakai untuk menurunkan atau menaikkan garis tubuh kita sehingga kita bisa berpenampilan lebih baik. Kalau anda menyangka fungsi ikat pinggang hanyalah hal-hal diatas, tunggu dulu.
Yesus mengajarkan murid-muridNya untuk berjaga-jaga. Mungkin pesan Yesus ini tidak lagi asing bagi kita. Kita diminta untuk tetap siap sedia setiap saat karena kita tidak tahu kapan Yesus datang untuk kedua kalinya. Hal yang mungkin luput dari perhatian kita adalah penggunaan kata ikat pinggang. Ternyata alkitab pun berbicara tentang ikat pinggang, yang berkaitan dengan berjaga-jaga.
Pertama, mari kita lihat apa yang tertulis pada Yesaya 11:5. "Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang." Ikat pinggang menggambarkan kebenaran dan kesetiaan, dan kita harus tetap mengenakan kedua hal ini setiap saat, baik dalam pekerjaan Tuhan, kehidupan sehari-hari, maupun dalam pekerjaan profesi kita, sehingga ketika Yesus datang untuk kedua kalinya, kita akan didapati tetap berada dalam kebenaran dan kesetiaan. Bukan hanya dua hal ini, alkitab pun lebih lanjut menyinggung perihal ikat pinggang dalam ayat-ayat lain, diantaranya:
Berbahagialah kita yang kedapatan sedang berjaga-jaga ketika Tuhan datang
=====================
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Apakah fungsi sebuah ikat pinggang bagi anda? Yang paling umum mungkin adalah sebagai penahan agar celana atau rok tidak melorot. Bagi banyak orang ikat pinggang juga berfungsi sebagai aksesoris pelengkap busana. Ikat pinggang pun bisa berfungsi sebagai penyeimbang dan pemberi aksen dalam berpakaian, bahkan dipakai untuk menurunkan atau menaikkan garis tubuh kita sehingga kita bisa berpenampilan lebih baik. Kalau anda menyangka fungsi ikat pinggang hanyalah hal-hal diatas, tunggu dulu.
Yesus mengajarkan murid-muridNya untuk berjaga-jaga. Mungkin pesan Yesus ini tidak lagi asing bagi kita. Kita diminta untuk tetap siap sedia setiap saat karena kita tidak tahu kapan Yesus datang untuk kedua kalinya. Hal yang mungkin luput dari perhatian kita adalah penggunaan kata ikat pinggang. Ternyata alkitab pun berbicara tentang ikat pinggang, yang berkaitan dengan berjaga-jaga.
Pertama, mari kita lihat apa yang tertulis pada Yesaya 11:5. "Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang." Ikat pinggang menggambarkan kebenaran dan kesetiaan, dan kita harus tetap mengenakan kedua hal ini setiap saat, baik dalam pekerjaan Tuhan, kehidupan sehari-hari, maupun dalam pekerjaan profesi kita, sehingga ketika Yesus datang untuk kedua kalinya, kita akan didapati tetap berada dalam kebenaran dan kesetiaan. Bukan hanya dua hal ini, alkitab pun lebih lanjut menyinggung perihal ikat pinggang dalam ayat-ayat lain, diantaranya:
- Yehezkiel 23:15 menyebutkan bahwa ikat pinggang akan membuat kita menyerupai perwira. Perwira, atau prajurit, kita ketahui selalu taat pada komandan mereka, dan selalu siap untuk menghadapi peperangan. Kita juga harus seperti itu, punya komitmen untuk taat pada Tuhan, dan selalu siap untuk menghadapi godaan dan tipu daya iblis yang siap menjerumuskan kita pada dosa.
- 2 Samuel 20:8, ikat pinggang dipakai sebagai alat untuk menopang pedang. Artinya, kita harus selalu siap berjaga-jaga dengan menopang pedang Roh, yang tidak lain adalah firman Allah. (Ef 6:17)
- Ikat pinggang pada Yesaya 22:21 berbicara mengenai tanda kekuasaan. Sebagai anak-anak Allah, kita semua sebenarnya telah diberikan kuasa. Bukan hanya dalam hal mengusir setan, kuasa penyembuhan, tapi juga kuasa untuk melawan keinginan daging.
Berbahagialah kita yang kedapatan sedang berjaga-jaga ketika Tuhan datang
Wednesday, August 13, 2008
Korea United
Ayat bacaan: Yakobus 2:8-9
======================
"Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran."
Masih ingatkah anda dengan sebuah peristiwa menyentuh pada Olimpiade Sydney, Australia tahun 2000? Ini olimpiade pertama di era milenium. Pada parade kontingen dari negara peserta di pesta pembuka (opening ceremony), terjadi peristiwa mengharukan yang menyentuh hati banyak orang. Korea Utara dan Korea Selatan ternyata tampil bersatu, dengan bendera baru yang menggambarkan semenanjung korea. Bendera dipegang oleh dua orang yang mewakili masing-masing bagian, Pak Jung Chol, pelatih judo dari Korea Utara dan Chun Un Son, pemain basket wanita dari Korea Selatan. Pemandangan luar biasa ini langsung disambung tepuk tangan meriah dari seisi stadion, termasuk presiden IOC saat itu, Juan Antonio Samaranch yang melakukan standing applause. Tidak saja keluar beriringan sebagai satu kontingen, tapi mereka juga saling bergandengan tangan. Pujian bukan saja mereka dapat dari seisi stadion, tapi juga dari 3.7 milyar penonton televisi bahkan seluruh dunia pun memberikan hormat. "We became one body, the same race of the same blood." demikian komentar dari salah satu anggota dewan komisaris IOC yang berasal dari Korea. Seorang atlit asal Korea Utara, Choe Myong Hwa ketika diwawancarai Los Angeles Times berkata, “My heart is exhilarated. I never thought this would be a reality.This will bring us closer to reunification." Suasana menyejukkan seperti ini akan selalu indah untuk dikenang, dan mengingatkan kita bahwa perpecahan tidak akan pernah membawa kebahagiaan, damai dan sukacita.
Ketika Yesus ditanya oleh seorang ahli Taurat tentang hukum apa yang paling utama, Yesus dengan tegas menjawab bahwa dua hukum paling utama adalah Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari dua hukum ini (Markus 12:28-34). Lihat disana Yesus tidak berkata bahwa kita harus mengasihi saudara seiman saja, hanya mengasihi suku kita, golongan kita, atau keturunan kita saja, tapi mengasihi sesama kita manusia. Ayat hari ini pun berbicara dengan tegas mengenai hal tersebut. Jika kita membeda-bedakan orang dengan dasar apapun, itu artinya kita melanggar salah satu hukum yang paling utama, dan akibatnya kita berdosa.
Ketika ada atlit Indonesia yang menolak bertanding dengan atlit Israel, pesan perdamaian yang disampaikan kedua bagian Korea di atas menjadi signifikan. Dunia olah raga yang menjunjung tinggi sportivitas dan persaudaraan tidak seharusnya dicampur adukkan dengan berbagai kepentingan, apalagi kebencian berakar yang dijalankan tanpa pandang bulu. Lebih dari segalanya, kita semua adalah sama-sama manusia biasa, yang seharusnya bisa hidup berdampingan dengan dasar kasih. Perbedaan pandangan boleh-boleh saja. Perbedaan keyakinan, ideologi, politik, budaya dan lain-lain semuanya sah-sah saja. Tapi jangan sampai perbedaan itu menyebabkan hubungan antar sesama manusia menjadi terputus. Kita sebagai anak-anak Allah seharusnya bisa mulai dengan memperlebar tali persaudaraan kita dengan sesama manusia, tanpa memandang siapa mereka itu. Kita bisa memulainya saat ini dari diri kita sendiri di lingkungan sekitar kita yang paling dekat.
Berbeda boleh saja, tapi jangan sampai perbedaan tersebut meracuni hubungan antara sesama dan menjadikan kita berdosa
======================
"Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran."
Masih ingatkah anda dengan sebuah peristiwa menyentuh pada Olimpiade Sydney, Australia tahun 2000? Ini olimpiade pertama di era milenium. Pada parade kontingen dari negara peserta di pesta pembuka (opening ceremony), terjadi peristiwa mengharukan yang menyentuh hati banyak orang. Korea Utara dan Korea Selatan ternyata tampil bersatu, dengan bendera baru yang menggambarkan semenanjung korea. Bendera dipegang oleh dua orang yang mewakili masing-masing bagian, Pak Jung Chol, pelatih judo dari Korea Utara dan Chun Un Son, pemain basket wanita dari Korea Selatan. Pemandangan luar biasa ini langsung disambung tepuk tangan meriah dari seisi stadion, termasuk presiden IOC saat itu, Juan Antonio Samaranch yang melakukan standing applause. Tidak saja keluar beriringan sebagai satu kontingen, tapi mereka juga saling bergandengan tangan. Pujian bukan saja mereka dapat dari seisi stadion, tapi juga dari 3.7 milyar penonton televisi bahkan seluruh dunia pun memberikan hormat. "We became one body, the same race of the same blood." demikian komentar dari salah satu anggota dewan komisaris IOC yang berasal dari Korea. Seorang atlit asal Korea Utara, Choe Myong Hwa ketika diwawancarai Los Angeles Times berkata, “My heart is exhilarated. I never thought this would be a reality.This will bring us closer to reunification." Suasana menyejukkan seperti ini akan selalu indah untuk dikenang, dan mengingatkan kita bahwa perpecahan tidak akan pernah membawa kebahagiaan, damai dan sukacita.
Ketika Yesus ditanya oleh seorang ahli Taurat tentang hukum apa yang paling utama, Yesus dengan tegas menjawab bahwa dua hukum paling utama adalah Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari dua hukum ini (Markus 12:28-34). Lihat disana Yesus tidak berkata bahwa kita harus mengasihi saudara seiman saja, hanya mengasihi suku kita, golongan kita, atau keturunan kita saja, tapi mengasihi sesama kita manusia. Ayat hari ini pun berbicara dengan tegas mengenai hal tersebut. Jika kita membeda-bedakan orang dengan dasar apapun, itu artinya kita melanggar salah satu hukum yang paling utama, dan akibatnya kita berdosa.
Ketika ada atlit Indonesia yang menolak bertanding dengan atlit Israel, pesan perdamaian yang disampaikan kedua bagian Korea di atas menjadi signifikan. Dunia olah raga yang menjunjung tinggi sportivitas dan persaudaraan tidak seharusnya dicampur adukkan dengan berbagai kepentingan, apalagi kebencian berakar yang dijalankan tanpa pandang bulu. Lebih dari segalanya, kita semua adalah sama-sama manusia biasa, yang seharusnya bisa hidup berdampingan dengan dasar kasih. Perbedaan pandangan boleh-boleh saja. Perbedaan keyakinan, ideologi, politik, budaya dan lain-lain semuanya sah-sah saja. Tapi jangan sampai perbedaan itu menyebabkan hubungan antar sesama manusia menjadi terputus. Kita sebagai anak-anak Allah seharusnya bisa mulai dengan memperlebar tali persaudaraan kita dengan sesama manusia, tanpa memandang siapa mereka itu. Kita bisa memulainya saat ini dari diri kita sendiri di lingkungan sekitar kita yang paling dekat.
Berbeda boleh saja, tapi jangan sampai perbedaan tersebut meracuni hubungan antara sesama dan menjadikan kita berdosa
Tuesday, August 12, 2008
Terus Berlari Seperti Akhwari
Ayat bacaan: Ibrani 12:1
===================
"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."
Olimpiade Beijing 2008 telah bergulir. Ketika mata penggemar olah raga sedang tertuju kesana, saya ingat sebuah kisah luar biasa yang terjadi pada Olimpiade di Mexico City tepat 40 tahun yang lalu (1968). Ada seorang pelari maraton asal Tanzania yang sensasional direkam sejarah. John Stephen Akhwari namanya.
Ia menjadi tajuk berita bukan karena memecahkan rekor finish tercepat, bukan pula karena memenangkan medali emas. Dia justru finish di tempat terakhir. Para pelari lain telah menyelesaikan perlombaan lebih dari satu jam sebelumnya. Stadion pun sudah hampir kosong. John Stephen Akhwari kemudian terlihat memasuki stadium dengan tertatih-tatih, kakinya dibalut dan terlihat berdarah. Ini yang terjadi: ketika memasuki kilometer ke 19, ia terjatuh karena tubrukan. Akhwari mengalami luka menganga di lutut kanannya dan mengalami masalah dengan persendian bahunya. Dalam kondisi demikian, semua orang akan maklum jika ia mengundurkan diri. Bayangkan terus berlari dengan lutut terluka parah, dan bahu lepas dari persendian. Mungkin membayangkannya saja kita sudah bergidik. Tapi apa yang diputuskan oleh Akhwari adalah luar biasa. Dia meneruskan perlombaan dengan segenap sisa kekuatan yang ada, dan bisa mencapai finish. Mungkin bagi sebagian orang ia dianggap bodoh, minimal heran akan keputusannya. Wartawan pun bergegas menanyakan apa yang menyebabkan ia terus berlari meski tahu bahwa ia tidak mungkin lagi menang. Akhwari memberi jawaban: "My country did not send me 5,000 miles to start the race,They sent me 5,000 miles to finish it."
Inilah sebuah sikap yang harus kita miliki dalam proses perjalanan kehidupan kita. Seperti yang tertulis pada ayat bacaan hari ini, ada perlombaan yang diwajibkan bagi kita, dan kita diminta untuk terus berlomba dengan tekun meskipun begitu banyak beban dan dosa siap merintangi kita. Akhwari berkata bahwa yang membuatnya kuat dan terus berlari adalah membayangkan kedua orang tua dan negaranya. Dan itu membuatnya terus punya kekuatan dalam kondisi yang hampir mustahil. Dalam perlombaan wajib kita pun demikian. Kita akan terus punya kekuatan dalam kondisi seberat apapun, jika kita melakukannya dengan mata yang tertuju pada Yesus, yang selalu memimpin kita ke dalam iman menuju kesempurnaan (Ibrani 12:2). Ketika rintangan menghadang, ketika dosa menghampiri, ketika beban terasa berat, ketika kita mulai merasa sulit untuk mendaki kehidupan, arahkan fokus kepada Yesus. Dia sumber kekuatan kita, Dia sumber keselamatan kita.
Dalam renungan terdahulu ada kisah Zoe Koplowitz yang punya semangat luar biasa sehingga mampu mencapai finish dengan kondisi fisik yang tak memungkinkan, hari ini kita belajar dari Akhwari bagaimana semangat dan fokus yang benar bisa memberi kekuatan untuk mencapai finish dengan spektakuler. Hidup ini bukanlah mengenai seberapa banyak harta yang bisa kita kumpulkan, bukan seberapa banyak penghargaan yang kita peroleh, bukan puji-sanjung orang, bukan status dalam strata sosial, tapi bagaimana kita tetap hidup dalam pengharapan, bagaimana kita fokus mencapai finish sebagai pemenang sesungguhnya dengan memusatkan mata, hati dan pikiran kita kepada Yesus. Akhwari tidak menerima medali emas dari perlombaannya, tapi di kemudian hari pada tahun 1983 ia menerima penghargaan National Hero Medal of Honor. Kisahnya masih diingat orang hingga saat ini, sementara pemenang lomba maraton pada olimpiade 1968 itu sudah dilupakan orang. Inilah buah dari sebuah ketekunan, semangat pantang menyerah dan visi seorang pemenang sejati. Mari kita belajar untuk setegar Akhwari, sehingga kitapun bisa mencapai finish dengan sukacita dan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah. (Yakobus 1:12).
Teruslah berlari dan jadilah pemenang sejati
===================
"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."
Olimpiade Beijing 2008 telah bergulir. Ketika mata penggemar olah raga sedang tertuju kesana, saya ingat sebuah kisah luar biasa yang terjadi pada Olimpiade di Mexico City tepat 40 tahun yang lalu (1968). Ada seorang pelari maraton asal Tanzania yang sensasional direkam sejarah. John Stephen Akhwari namanya.
Ia menjadi tajuk berita bukan karena memecahkan rekor finish tercepat, bukan pula karena memenangkan medali emas. Dia justru finish di tempat terakhir. Para pelari lain telah menyelesaikan perlombaan lebih dari satu jam sebelumnya. Stadion pun sudah hampir kosong. John Stephen Akhwari kemudian terlihat memasuki stadium dengan tertatih-tatih, kakinya dibalut dan terlihat berdarah. Ini yang terjadi: ketika memasuki kilometer ke 19, ia terjatuh karena tubrukan. Akhwari mengalami luka menganga di lutut kanannya dan mengalami masalah dengan persendian bahunya. Dalam kondisi demikian, semua orang akan maklum jika ia mengundurkan diri. Bayangkan terus berlari dengan lutut terluka parah, dan bahu lepas dari persendian. Mungkin membayangkannya saja kita sudah bergidik. Tapi apa yang diputuskan oleh Akhwari adalah luar biasa. Dia meneruskan perlombaan dengan segenap sisa kekuatan yang ada, dan bisa mencapai finish. Mungkin bagi sebagian orang ia dianggap bodoh, minimal heran akan keputusannya. Wartawan pun bergegas menanyakan apa yang menyebabkan ia terus berlari meski tahu bahwa ia tidak mungkin lagi menang. Akhwari memberi jawaban: "My country did not send me 5,000 miles to start the race,They sent me 5,000 miles to finish it."
Inilah sebuah sikap yang harus kita miliki dalam proses perjalanan kehidupan kita. Seperti yang tertulis pada ayat bacaan hari ini, ada perlombaan yang diwajibkan bagi kita, dan kita diminta untuk terus berlomba dengan tekun meskipun begitu banyak beban dan dosa siap merintangi kita. Akhwari berkata bahwa yang membuatnya kuat dan terus berlari adalah membayangkan kedua orang tua dan negaranya. Dan itu membuatnya terus punya kekuatan dalam kondisi yang hampir mustahil. Dalam perlombaan wajib kita pun demikian. Kita akan terus punya kekuatan dalam kondisi seberat apapun, jika kita melakukannya dengan mata yang tertuju pada Yesus, yang selalu memimpin kita ke dalam iman menuju kesempurnaan (Ibrani 12:2). Ketika rintangan menghadang, ketika dosa menghampiri, ketika beban terasa berat, ketika kita mulai merasa sulit untuk mendaki kehidupan, arahkan fokus kepada Yesus. Dia sumber kekuatan kita, Dia sumber keselamatan kita.
Dalam renungan terdahulu ada kisah Zoe Koplowitz yang punya semangat luar biasa sehingga mampu mencapai finish dengan kondisi fisik yang tak memungkinkan, hari ini kita belajar dari Akhwari bagaimana semangat dan fokus yang benar bisa memberi kekuatan untuk mencapai finish dengan spektakuler. Hidup ini bukanlah mengenai seberapa banyak harta yang bisa kita kumpulkan, bukan seberapa banyak penghargaan yang kita peroleh, bukan puji-sanjung orang, bukan status dalam strata sosial, tapi bagaimana kita tetap hidup dalam pengharapan, bagaimana kita fokus mencapai finish sebagai pemenang sesungguhnya dengan memusatkan mata, hati dan pikiran kita kepada Yesus. Akhwari tidak menerima medali emas dari perlombaannya, tapi di kemudian hari pada tahun 1983 ia menerima penghargaan National Hero Medal of Honor. Kisahnya masih diingat orang hingga saat ini, sementara pemenang lomba maraton pada olimpiade 1968 itu sudah dilupakan orang. Inilah buah dari sebuah ketekunan, semangat pantang menyerah dan visi seorang pemenang sejati. Mari kita belajar untuk setegar Akhwari, sehingga kitapun bisa mencapai finish dengan sukacita dan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah. (Yakobus 1:12).
Teruslah berlari dan jadilah pemenang sejati
Monday, August 11, 2008
HIV
Ayat bacaan: Pengkhotbah 12:1
========================
"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!"
Kira-kira seminggu yang lalu ketika saya selesai mengajar, saya menyempatkan diri duduk dan ngobrol bersama beberapa mahasiswa. Salah seorang mahasiswa membuat pernyataan yang mengejutkan, bahwa dia ternyata telah terinfeksi virus HIV selama beberapa tahun. Dia terjangkit HIV akibat pemakaian narkoba lewat penggunaan jarum suntik. Pada awalnya dia sempat depresi dan sangat takut, tapi untunglah setelah bergabung dengan sebuah LSM, keberadaannya diterima dan perlahan dia kembali hidup normal. Sekarang dia malah aktif melakukan penyuluhan pada generasi muda, khususnya kepada para pecandu narkoba. "Mereka beruntung. Dulu ketika saya memakai narkoba, tidak ada yang mengingatkan saya. Saya hanya tahu satu hal.. bahwa memakai narkoba itu enak. Saya tidak tahu ada bahaya seperti ini sebagai konsekuensinya." Demikian katanya. Dalam penyuluhan dia tidak melarang para pecandu untuk terus mengkonsumsi narkoba, dan tidak melarang para pemuda untuk menjauhi. Katanya: "Saya hanya memberi kesaksian apa konsekuensi yang bisa mereka terima jika terus tergoda oleh narkoba. Hidup ini penuh pilihan, silahkan mereka memilih.."
HIV adalah virus yang menyerang dan menghancurkan fungsi dan sistem kekebalan tubuh. Virus ini membuat tubuh seolah tanpa perisai dan sangat rentan diserang penyakit. Seperti mahasiswa saya diatas, ketika orang terkena flu efeknya terbilang ringan, bagi mereka flu bisa menjadi penyakit yang berat, dan butuh waktu lama untuk sembuh. Virus yang sangat berbahaya, namun masih banyak orang yang menyangka virus ini hanya beredar melalui hubungan seksual. Padahal penggunaan jarum suntik bergantian pun bisa menularkan virus HIV ini. Di Indonesia saat ini terdapat 170 ribu orang yang hidup dengan HIV, dan ini hanyalah jumlah yang berhasil di data saja, dimana 29 ribu penderitanya adalah kaum wanita. Dari 170 ribu orang ini, presentase terbesar adalah pengguna narkoba lewat jarum suntik dan pekerja seks komersial. Satu data statistik lain yang juga mengerikan, 40% dari pengguna narkoba lewat suntik setelah di tes ternyata positif HIV. Sebuah kesenangan singkat yang membawa penyesalan dan penderitaan di kemudian hari.
Bukan hanya HIV saja, tapi banyak orang menyia-nyiakan masa mudanya dengan mengerjakan hal-hal yang tidak berguna, bahkan beresiko bagi hidup tanpa mereka sadari. Itulah sebabnya Salomo mengingatkan kita untuk tetap mengingat Sang Pencipta, Allah kita sejak muda. Jangan ditunda, sebelum semuanya menjadi terlambat. Dekatlah pada Allah mulai sekarang, sebelum hari yang malang dan tahun-tahun dimana tidak ada lagi kesenangan hadir dalam hidup. Dekat dengan Allah, mengikuti firmanNya dengan patuh dan taat akan menjauhkan kita semua dari perilaku menyimpang yang bisa membawa kita kepada maut. Mengisi masa muda dengan hal-hal positif sesuai kehendakNya akan membawa kita kepada masa tua yang penuh kebahagiaan.
Gunakan kesempatan dengan baik pada masa muda supaya kita bisa mencapai akhir yang menyenangkan
========================
"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!"
Kira-kira seminggu yang lalu ketika saya selesai mengajar, saya menyempatkan diri duduk dan ngobrol bersama beberapa mahasiswa. Salah seorang mahasiswa membuat pernyataan yang mengejutkan, bahwa dia ternyata telah terinfeksi virus HIV selama beberapa tahun. Dia terjangkit HIV akibat pemakaian narkoba lewat penggunaan jarum suntik. Pada awalnya dia sempat depresi dan sangat takut, tapi untunglah setelah bergabung dengan sebuah LSM, keberadaannya diterima dan perlahan dia kembali hidup normal. Sekarang dia malah aktif melakukan penyuluhan pada generasi muda, khususnya kepada para pecandu narkoba. "Mereka beruntung. Dulu ketika saya memakai narkoba, tidak ada yang mengingatkan saya. Saya hanya tahu satu hal.. bahwa memakai narkoba itu enak. Saya tidak tahu ada bahaya seperti ini sebagai konsekuensinya." Demikian katanya. Dalam penyuluhan dia tidak melarang para pecandu untuk terus mengkonsumsi narkoba, dan tidak melarang para pemuda untuk menjauhi. Katanya: "Saya hanya memberi kesaksian apa konsekuensi yang bisa mereka terima jika terus tergoda oleh narkoba. Hidup ini penuh pilihan, silahkan mereka memilih.."
HIV adalah virus yang menyerang dan menghancurkan fungsi dan sistem kekebalan tubuh. Virus ini membuat tubuh seolah tanpa perisai dan sangat rentan diserang penyakit. Seperti mahasiswa saya diatas, ketika orang terkena flu efeknya terbilang ringan, bagi mereka flu bisa menjadi penyakit yang berat, dan butuh waktu lama untuk sembuh. Virus yang sangat berbahaya, namun masih banyak orang yang menyangka virus ini hanya beredar melalui hubungan seksual. Padahal penggunaan jarum suntik bergantian pun bisa menularkan virus HIV ini. Di Indonesia saat ini terdapat 170 ribu orang yang hidup dengan HIV, dan ini hanyalah jumlah yang berhasil di data saja, dimana 29 ribu penderitanya adalah kaum wanita. Dari 170 ribu orang ini, presentase terbesar adalah pengguna narkoba lewat jarum suntik dan pekerja seks komersial. Satu data statistik lain yang juga mengerikan, 40% dari pengguna narkoba lewat suntik setelah di tes ternyata positif HIV. Sebuah kesenangan singkat yang membawa penyesalan dan penderitaan di kemudian hari.
Bukan hanya HIV saja, tapi banyak orang menyia-nyiakan masa mudanya dengan mengerjakan hal-hal yang tidak berguna, bahkan beresiko bagi hidup tanpa mereka sadari. Itulah sebabnya Salomo mengingatkan kita untuk tetap mengingat Sang Pencipta, Allah kita sejak muda. Jangan ditunda, sebelum semuanya menjadi terlambat. Dekatlah pada Allah mulai sekarang, sebelum hari yang malang dan tahun-tahun dimana tidak ada lagi kesenangan hadir dalam hidup. Dekat dengan Allah, mengikuti firmanNya dengan patuh dan taat akan menjauhkan kita semua dari perilaku menyimpang yang bisa membawa kita kepada maut. Mengisi masa muda dengan hal-hal positif sesuai kehendakNya akan membawa kita kepada masa tua yang penuh kebahagiaan.
Gunakan kesempatan dengan baik pada masa muda supaya kita bisa mencapai akhir yang menyenangkan
Sunday, August 10, 2008
Just Believe
Ayat bacaan: Matius 9:2
=======================
"Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni"
Dalam banyak film kartun kita sering melihat peperangan antara iblis dan malaikat ditengah-tengah tokoh yang sedang bimbang. Malaikat digambarkan bersayap dengan lingkaran di atas kepala, sedang iblis dengan tanduk dan trisula. Keduanya tampil dalam wujud mini, melayang-layang disekitar orang yang sedang bingung. Dan akhirnya si tokoh akan memilih salah satu, apakah mendengar nasihat dari malaikat, atau mengikuti bisikan setan. Itu gambaran dalam film-film kartun. Tapi sebenarnya hal tersebut kerap kali berlangsung di dalam hidup kita, tentunya minus penampakan figur mini yang melayang-layang seperti yang digambarkan film-film tersebut. Seringkali kita berhadapan langsung dengan keduanya: tuduhan-tuduhan iblis, bisikan dan bujukannya agar kita terpeleset dan jatuh dalam dosa versus malaikat Tuhan yang mengingatkan kita lewat hati nurani.
Banyak orang yang sulit lepas dari kesalahan di masa lalu. Banyak juga orang yang kerap jatuh pada lubang dosa yang sama, terikat dan sulit lepas. Jika anda menganggap bahwa ketika anda menerima Yesus maka hidup akan 100% lepas dari masalah dan dosa, nanti dulu. Iblis terus menggoda kita lewat berbagai keinginan daging dan kebiasaan-kebiasaan buruk kita. Iblis selalu hadir lewat berbagai tipu muslihatnya dan terus menerus berusaha membelokkan orang dari jalan Tuhan yang lurus (Kisah Para Rasul 13:10). Iblis akan terus menuduh kita terhadap kesalahan-kesalahan di waktu lalu, sehingga orang bisa terus terperangkap dalam perasaan bersalah, akibatnya mereka akan sulit melangkah ke depan, sulit membuka lembaran baru dalam hidupnya. Sebagian lagi akan terus menerus merasa tidak layak untuk menerima janji-janji Tuhan, sulit untuk berubah dan sebagainya.
Ketika saya berdoa sebelum menulis renungan ini, ada sebuah pernyataan yang ditempatkan dalam hati saya. "Jika seseorang masih merasa mereka belum diampuni, masih terus menjadi tertuduh, maka bilur-bilur Yesus hanyalah sesuatu sia-sia buat mereka." Yesus telah memberikan segalanya untuk menebus kita. Karya penebusanNya adalah bukti terbesar betapa Tuhan mengasihi kita semua. Dengan mendasarkan pikiran kita kepada karya penebusan Kristus, kitapun akan tahu bahwa sebenarnya semua telah dibayar lunas lewat kematian di kayu salib. Ketika banyak orang yang bertanya-tanya apa yang seharusnya dilakukan agar kita diampuni Tuhan, jawaban sebenarnya tidaklah sulit. Kita hanya diminta untuk berdoa, mengakui semua kesalahan dan dosa kita, mohon ampun dan berjanji untuk bertobat dengan sungguh-sungguh. Adalah lebih baik jika kita pun minta maaf atas kesalahan kita langsung pada orang yang kita kecewakan atau sakiti. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah: Percaya. Pada bacaan hari ini kita lihat bahwa Yesus memahami pola pemikiran kompleks manusia yang cenderung berpikir rumit. Yesus memulai kalimatnya dengan kata "Percayalah".
Untuk percaya terkadang memang membutuhkan sebuah proses. Apalagi jika setan terus menerus menuduh kita, mempengaruhi kita agar terus merasa bersalah tanpa akhir. Percaya, percaya dan percaya, bahwa ketika kita bertobat dan mengakui segalanya dengan sungguh-sungguh, Tuhan pasti mengampuni kita. Percayalah bahwa oleh bilur-bilurNya kita semua telah sembuh, telah diampuni, dibenarkan, dan diselamatkan. Jangan ragu hanya karena memikirkan apakah perkataan-perkataan yang kita ucapkan dalam doa sudah cukup menjadi dasar pengampunan atau belum, karena Tuhan sebenarnya melihat hati kita. Mari hidup dalam Yesus. Bukan hanya tahu sifat-sifat Tuhan, tahu apa yang boleh dan apa yang dilarang, tapi juga mengalami Tuhan dalam hidup kita. Jangan biarkan tuduhan-tuduhan iblis terus merongrong hidup anda, karena Tuhan telah mengampuni anda! "Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan" (1 Petrus 2:2)
Jangan biarkan iblis terus mendakwa kita. Tuhan telah mengampuni kita semua yang sungguh-sungguh bertobat
=======================
"Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni"
Dalam banyak film kartun kita sering melihat peperangan antara iblis dan malaikat ditengah-tengah tokoh yang sedang bimbang. Malaikat digambarkan bersayap dengan lingkaran di atas kepala, sedang iblis dengan tanduk dan trisula. Keduanya tampil dalam wujud mini, melayang-layang disekitar orang yang sedang bingung. Dan akhirnya si tokoh akan memilih salah satu, apakah mendengar nasihat dari malaikat, atau mengikuti bisikan setan. Itu gambaran dalam film-film kartun. Tapi sebenarnya hal tersebut kerap kali berlangsung di dalam hidup kita, tentunya minus penampakan figur mini yang melayang-layang seperti yang digambarkan film-film tersebut. Seringkali kita berhadapan langsung dengan keduanya: tuduhan-tuduhan iblis, bisikan dan bujukannya agar kita terpeleset dan jatuh dalam dosa versus malaikat Tuhan yang mengingatkan kita lewat hati nurani.
Banyak orang yang sulit lepas dari kesalahan di masa lalu. Banyak juga orang yang kerap jatuh pada lubang dosa yang sama, terikat dan sulit lepas. Jika anda menganggap bahwa ketika anda menerima Yesus maka hidup akan 100% lepas dari masalah dan dosa, nanti dulu. Iblis terus menggoda kita lewat berbagai keinginan daging dan kebiasaan-kebiasaan buruk kita. Iblis selalu hadir lewat berbagai tipu muslihatnya dan terus menerus berusaha membelokkan orang dari jalan Tuhan yang lurus (Kisah Para Rasul 13:10). Iblis akan terus menuduh kita terhadap kesalahan-kesalahan di waktu lalu, sehingga orang bisa terus terperangkap dalam perasaan bersalah, akibatnya mereka akan sulit melangkah ke depan, sulit membuka lembaran baru dalam hidupnya. Sebagian lagi akan terus menerus merasa tidak layak untuk menerima janji-janji Tuhan, sulit untuk berubah dan sebagainya.
Ketika saya berdoa sebelum menulis renungan ini, ada sebuah pernyataan yang ditempatkan dalam hati saya. "Jika seseorang masih merasa mereka belum diampuni, masih terus menjadi tertuduh, maka bilur-bilur Yesus hanyalah sesuatu sia-sia buat mereka." Yesus telah memberikan segalanya untuk menebus kita. Karya penebusanNya adalah bukti terbesar betapa Tuhan mengasihi kita semua. Dengan mendasarkan pikiran kita kepada karya penebusan Kristus, kitapun akan tahu bahwa sebenarnya semua telah dibayar lunas lewat kematian di kayu salib. Ketika banyak orang yang bertanya-tanya apa yang seharusnya dilakukan agar kita diampuni Tuhan, jawaban sebenarnya tidaklah sulit. Kita hanya diminta untuk berdoa, mengakui semua kesalahan dan dosa kita, mohon ampun dan berjanji untuk bertobat dengan sungguh-sungguh. Adalah lebih baik jika kita pun minta maaf atas kesalahan kita langsung pada orang yang kita kecewakan atau sakiti. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah: Percaya. Pada bacaan hari ini kita lihat bahwa Yesus memahami pola pemikiran kompleks manusia yang cenderung berpikir rumit. Yesus memulai kalimatnya dengan kata "Percayalah".
Untuk percaya terkadang memang membutuhkan sebuah proses. Apalagi jika setan terus menerus menuduh kita, mempengaruhi kita agar terus merasa bersalah tanpa akhir. Percaya, percaya dan percaya, bahwa ketika kita bertobat dan mengakui segalanya dengan sungguh-sungguh, Tuhan pasti mengampuni kita. Percayalah bahwa oleh bilur-bilurNya kita semua telah sembuh, telah diampuni, dibenarkan, dan diselamatkan. Jangan ragu hanya karena memikirkan apakah perkataan-perkataan yang kita ucapkan dalam doa sudah cukup menjadi dasar pengampunan atau belum, karena Tuhan sebenarnya melihat hati kita. Mari hidup dalam Yesus. Bukan hanya tahu sifat-sifat Tuhan, tahu apa yang boleh dan apa yang dilarang, tapi juga mengalami Tuhan dalam hidup kita. Jangan biarkan tuduhan-tuduhan iblis terus merongrong hidup anda, karena Tuhan telah mengampuni anda! "Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan" (1 Petrus 2:2)
Jangan biarkan iblis terus mendakwa kita. Tuhan telah mengampuni kita semua yang sungguh-sungguh bertobat
Saturday, August 9, 2008
Kuasa Untuk Menikmati
Ayat bacaan: Pengkhotbah 6:1-2
=========================
Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
Selain untuk menawarkan kemudahan, kelebihan dan keandalan produk, sebuah iklan juga kerap menawarkan kebahagiaan. Lihatlah iklan yang menampilkan puluhan orang bernyanyi dan menari, deretan gigi-gigi putih bersih, wajah yang begitu bahagia tanpa masalah hanya karena memiliki produk yang diiklankan. Logika manusia memang sepertinya begitu. Siapa sih yang tidak senang kalau punya kemampuan membeli yang lebih dari cukup, dan mampu memiliki produk-produk yang punya kelebihan dan memberi banyak kemudahan dalam hidup? Tapi nyatanya tidaklah demikian. Begitu banyak orang yang kemampuan finansialnya lebih dari cukup, namun kehidupannya jauh dari bahagia. Saya menyaksikan sendiri beberapa orang yang saya kenal hidup berkelimpahan tapi tidak bahagia. Orang yang melihat kekayaan mereka mungkin berpikir akan sangat bahagia jika memiliki setengah saja dari apa yang mereka punya, tapi semua itu tidak memberi rasa bahagia sama sekali bagi pemiliknya. Foya-foya, pesta pora, keliling dunia sekalipun seringkali hanya membawa kebahagiaan instan yang sangat singkat umurnya. Kebahagiaan langsung hilang begitu semuanya selesai. Kekayaan tidak berarti punya keluarga yang rukun, damai dan penuh kasih. Banyak keluarga kaya hidupnya berantakan dan penuh masalah. Bahkan tidak jarang kita membaca atau mendengar seseorang mengakhiri hidupnya, bukan karena tidak mampu tapi karena merasa hidup mereka sia-sia.
Melanjutkan renungan kemarin, hari ini kita melihat bahwa bukan hanya kekayaan yang berasal dari karunia Tuhan. Jika kita heran bagaimana banyak orang yang sungguh kaya raya, tapi tidak bisa menikmati kekayaannya, terjawab pada ayat bacaan hari ini. Ternyata kemampuan untuk menikmati kekayaan pun berasal dari karunia Tuhan juga. Ketika motivasi kita beralih dari mengasihi Tuhan dan membagi berkat buat sesama yang membutuhkan kepada menimbun harta sebanyak-banyaknya tanpa pernah merasa cukup, ketika kita mulai mengorbankan waktu kita bersama Allah dan mulai fokus mencari uang sebanyak-banyaknya, pada saat itu pula kita mulai meninggalkan Tuhan. Semakin jauh hal itu terjadi, semakin jauh pula karunia-karunia pergi meninggalkan kita, termasuk karunia untuk menikmati apa yang telah kita miliki, padahal karunia menikmati adalah hal paling mendasar yang dapat membuat kita merasa bahagia. Di saat itu lah kita akan merasa bahwa apa yang kita kumpulkan ternyata sia-sia adanya tanpa kehadiran karunia untuk menikmati. Betapa malangnya, betapa menyedihkan. Kejatuhan dalam dosa akibat memilih harta daripada Tuhan bisa berakibat fatal dalam kehidupan.
Jangan sampai terlambat, mari kita periksa diri kita masing-masing. Apakah kita telah mengucap syukur dan puas terhadap segala sesuatu yang telah kita miliki? Apakah kita selalu merasa kekurangan? Apakah kita tidak menikmati hal-hal yang Tuhan berikan, termasuk keadaan diri kita saat ini atau hari-hari yang kita jalani? Jika ini yang terjadi, sekarang waktunya untuk kembali berpaling kepada Tuhan yang selalu menanti kita.
Karunia Allah tak terbatas bagi anak-anakNya yang setia, termasuk karunia kuasa untuk menikmati berkat Allah
=========================
Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
Selain untuk menawarkan kemudahan, kelebihan dan keandalan produk, sebuah iklan juga kerap menawarkan kebahagiaan. Lihatlah iklan yang menampilkan puluhan orang bernyanyi dan menari, deretan gigi-gigi putih bersih, wajah yang begitu bahagia tanpa masalah hanya karena memiliki produk yang diiklankan. Logika manusia memang sepertinya begitu. Siapa sih yang tidak senang kalau punya kemampuan membeli yang lebih dari cukup, dan mampu memiliki produk-produk yang punya kelebihan dan memberi banyak kemudahan dalam hidup? Tapi nyatanya tidaklah demikian. Begitu banyak orang yang kemampuan finansialnya lebih dari cukup, namun kehidupannya jauh dari bahagia. Saya menyaksikan sendiri beberapa orang yang saya kenal hidup berkelimpahan tapi tidak bahagia. Orang yang melihat kekayaan mereka mungkin berpikir akan sangat bahagia jika memiliki setengah saja dari apa yang mereka punya, tapi semua itu tidak memberi rasa bahagia sama sekali bagi pemiliknya. Foya-foya, pesta pora, keliling dunia sekalipun seringkali hanya membawa kebahagiaan instan yang sangat singkat umurnya. Kebahagiaan langsung hilang begitu semuanya selesai. Kekayaan tidak berarti punya keluarga yang rukun, damai dan penuh kasih. Banyak keluarga kaya hidupnya berantakan dan penuh masalah. Bahkan tidak jarang kita membaca atau mendengar seseorang mengakhiri hidupnya, bukan karena tidak mampu tapi karena merasa hidup mereka sia-sia.
Melanjutkan renungan kemarin, hari ini kita melihat bahwa bukan hanya kekayaan yang berasal dari karunia Tuhan. Jika kita heran bagaimana banyak orang yang sungguh kaya raya, tapi tidak bisa menikmati kekayaannya, terjawab pada ayat bacaan hari ini. Ternyata kemampuan untuk menikmati kekayaan pun berasal dari karunia Tuhan juga. Ketika motivasi kita beralih dari mengasihi Tuhan dan membagi berkat buat sesama yang membutuhkan kepada menimbun harta sebanyak-banyaknya tanpa pernah merasa cukup, ketika kita mulai mengorbankan waktu kita bersama Allah dan mulai fokus mencari uang sebanyak-banyaknya, pada saat itu pula kita mulai meninggalkan Tuhan. Semakin jauh hal itu terjadi, semakin jauh pula karunia-karunia pergi meninggalkan kita, termasuk karunia untuk menikmati apa yang telah kita miliki, padahal karunia menikmati adalah hal paling mendasar yang dapat membuat kita merasa bahagia. Di saat itu lah kita akan merasa bahwa apa yang kita kumpulkan ternyata sia-sia adanya tanpa kehadiran karunia untuk menikmati. Betapa malangnya, betapa menyedihkan. Kejatuhan dalam dosa akibat memilih harta daripada Tuhan bisa berakibat fatal dalam kehidupan.
Jangan sampai terlambat, mari kita periksa diri kita masing-masing. Apakah kita telah mengucap syukur dan puas terhadap segala sesuatu yang telah kita miliki? Apakah kita selalu merasa kekurangan? Apakah kita tidak menikmati hal-hal yang Tuhan berikan, termasuk keadaan diri kita saat ini atau hari-hari yang kita jalani? Jika ini yang terjadi, sekarang waktunya untuk kembali berpaling kepada Tuhan yang selalu menanti kita.
Karunia Allah tak terbatas bagi anak-anakNya yang setia, termasuk karunia kuasa untuk menikmati berkat Allah
Friday, August 8, 2008
Harta Bukanlah Segalanya
Ayat bacaan: 1 Raja Raja 3:11-13
=========================
"Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja."
Ingat lagunya Oppie? "Andai a a a a a.. ku jadi orang kaya.." lirik ini mungkin menyuarakan permintaan banyak orang yang membayangkan betapa nikmatnya hidup bergelimang harta. Jika anda diberi satu kesempatan untuk meminta dan pasti dikabulkan, apa yang anda minta? Semoga bukan anda, tapi saya rasa banyak orang yang akan segera meminta harta berlimpah. Saya sering mendengar orang berkata, "seandainya aku bisa sekaya dia, aku tidak perlu susah lagi.." Dan banyak orang yang bekerja mati-matian, melupakan anak,istri dan keluarganya, tidak bisa lagi menikmati hidup, karena mereka mengejar kekayaan, menimbun harta sebanyak-banyaknya selagi masih bisa.
Satu pelajaran menarik bisa kita ambil dari kisah Salomo yang bisa dibaca pada kitab Raja Raja 3:1-15. Pada suatu hari Salomo bertemu Tuhan dalam mimpinya. Tuhan memberi kesempatan bagi Salomo untuk meminta sesuatu. Apa yang diminta Salomo? Kekayaan, kekuasaan, kemakmuran, umur panjang? Tidak, Salomo meminta hikmat; hati yang paham menimbang perkara, hati yang bisa membedakan hal yang baik dan buruk. Allah pun senang dengan permintaan Salomo. Dia mendapatkan hikmat begitu besar, akal yang begitu luas melebihi dataran pasir di tepi laut, yang menjadikannya lebih dari siapapun hingga banyak orang dari segala bangsa pun datang untuk mendengar hikmat Salomo. Tuhan tidak berhenti memberkati sampai di sini saja. Karena apa yang diminta Salomo baik adanya, dan tidak berfokus pada keuntungan pribadi yang sifatnya sementara saja, Tuhan pun memberkati Salomo semua itu tanpa ia minta.
Semua orang tidak ingin hidup susah, semua orang ingin kaya. Tapi Tuhan tidak menginginkan kita hanya fokus untuk menimbun harta. Dalam Amsal 23:4 Salomo pun mengingatkan kita:"Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini." 1 Timotius 6:9-10 juga mengingatkan kita bahwa keinginan daging untuk menjadi kaya akan menjerumuskan kita kedalam jerat yang hampa dan mencelakakan, membawa keruntuhan dan kebinasaan. Banyak di antara kita yang tadinya bertumbuh dalam iman dan hidup taat, tetapi ketika berkat keuangan mulai tercurah, kilauan harta membutakan mereka. Jadilah mereka hamba-hamba harta yang mengorbankan semuanya, termasuk iman dan waktu-waktu mereka bersama Tuhan demi meraup uang lebih lagi.
Bukan kuat manusia yang membuat diri mereka kaya, tapi dari Tuhan lah semua itu berasal. (1 Samuel 2:7). Kita memperoleh karunia hikmat dan kebijaksanaan, hati yang mampu membedakan hal yang baik dan buruk, akal luas, kepintaran, jika kita tetap taat dan dekat dengan Tuhan. Tidak perlu meminta harta, tahta dan lainnya, karena Tuhan telah menjamin hidup anak-anakNya yang selalu bertekun dalam iman agar tak kekurangan suatu apapun seperti yang tertulis dalam Ulangan 2:7 atau Yakobus 1:4. Ketika harta materi bisa sewaktu-waktu habis dan hilang, hikmat, kebijaksanaan dan akal budi mampu menuntun kita untuk tetap bisa membedakan yang baik dan jahat, serta membuka mata kita tentang segala kebaikan Tuhan. Mana yang anda pilih?
Hikmat dan kebijaksanaan jauh lebih berharga, dan bisa mendatangkan lebih dari yang anda butuhkan
=========================
"Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja."
Ingat lagunya Oppie? "Andai a a a a a.. ku jadi orang kaya.." lirik ini mungkin menyuarakan permintaan banyak orang yang membayangkan betapa nikmatnya hidup bergelimang harta. Jika anda diberi satu kesempatan untuk meminta dan pasti dikabulkan, apa yang anda minta? Semoga bukan anda, tapi saya rasa banyak orang yang akan segera meminta harta berlimpah. Saya sering mendengar orang berkata, "seandainya aku bisa sekaya dia, aku tidak perlu susah lagi.." Dan banyak orang yang bekerja mati-matian, melupakan anak,istri dan keluarganya, tidak bisa lagi menikmati hidup, karena mereka mengejar kekayaan, menimbun harta sebanyak-banyaknya selagi masih bisa.
Satu pelajaran menarik bisa kita ambil dari kisah Salomo yang bisa dibaca pada kitab Raja Raja 3:1-15. Pada suatu hari Salomo bertemu Tuhan dalam mimpinya. Tuhan memberi kesempatan bagi Salomo untuk meminta sesuatu. Apa yang diminta Salomo? Kekayaan, kekuasaan, kemakmuran, umur panjang? Tidak, Salomo meminta hikmat; hati yang paham menimbang perkara, hati yang bisa membedakan hal yang baik dan buruk. Allah pun senang dengan permintaan Salomo. Dia mendapatkan hikmat begitu besar, akal yang begitu luas melebihi dataran pasir di tepi laut, yang menjadikannya lebih dari siapapun hingga banyak orang dari segala bangsa pun datang untuk mendengar hikmat Salomo. Tuhan tidak berhenti memberkati sampai di sini saja. Karena apa yang diminta Salomo baik adanya, dan tidak berfokus pada keuntungan pribadi yang sifatnya sementara saja, Tuhan pun memberkati Salomo semua itu tanpa ia minta.
Semua orang tidak ingin hidup susah, semua orang ingin kaya. Tapi Tuhan tidak menginginkan kita hanya fokus untuk menimbun harta. Dalam Amsal 23:4 Salomo pun mengingatkan kita:"Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini." 1 Timotius 6:9-10 juga mengingatkan kita bahwa keinginan daging untuk menjadi kaya akan menjerumuskan kita kedalam jerat yang hampa dan mencelakakan, membawa keruntuhan dan kebinasaan. Banyak di antara kita yang tadinya bertumbuh dalam iman dan hidup taat, tetapi ketika berkat keuangan mulai tercurah, kilauan harta membutakan mereka. Jadilah mereka hamba-hamba harta yang mengorbankan semuanya, termasuk iman dan waktu-waktu mereka bersama Tuhan demi meraup uang lebih lagi.
Bukan kuat manusia yang membuat diri mereka kaya, tapi dari Tuhan lah semua itu berasal. (1 Samuel 2:7). Kita memperoleh karunia hikmat dan kebijaksanaan, hati yang mampu membedakan hal yang baik dan buruk, akal luas, kepintaran, jika kita tetap taat dan dekat dengan Tuhan. Tidak perlu meminta harta, tahta dan lainnya, karena Tuhan telah menjamin hidup anak-anakNya yang selalu bertekun dalam iman agar tak kekurangan suatu apapun seperti yang tertulis dalam Ulangan 2:7 atau Yakobus 1:4. Ketika harta materi bisa sewaktu-waktu habis dan hilang, hikmat, kebijaksanaan dan akal budi mampu menuntun kita untuk tetap bisa membedakan yang baik dan jahat, serta membuka mata kita tentang segala kebaikan Tuhan. Mana yang anda pilih?
Hikmat dan kebijaksanaan jauh lebih berharga, dan bisa mendatangkan lebih dari yang anda butuhkan
Thursday, August 7, 2008
Mencapai Finish Seperti Zoe
Ayat bacaan: 2 Timotius 4:7
======================
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman"
Ada sebuah kutipan perkataan Muhammad Ali yang cukup terkenal. "Champions aren't made in the gyms.Champions are made from something they have deep inside them - a desire, a dream, a vision" Seorang juara bukan berasal dari latihan fisik di tempat pemusatan latihan, tapi terbentuk dari apa yang mereka miliki di dalam diri mereka. Kutipan ini mengingatkan saya pada sosok Zoe Koplowitz.
Zoe Koplowitz adalah seorang ibu berusia 54 tahun, yang rutin mengikuti lomba lari maraton di New York. Total maraton yang telah beliau ikuti mencapai 20 buah, semuanya bukan dimenangi Zoe, sebaliknya Zoe selalu finish di urutan terakhir! Ketika juara pertama finish dengan waktu sekitar 2 jam, Zoe mencapai garis finish dengan menempuh waktu 33 jam dan 9 menit, dan dengan sendirinya mencatat rekor waktu terlama dalam sejarah maraton wanita. Memalukan? Tidak. Ini prestasi mencengangkan yang membuat banyak orang kagum dan menjadikan Zoe teladan bagi banyak orang. Kenapa bisa demikian? Jawabannya sederhana: karena Zoe melakukan semua itu dalam keadaan lumpuh. Zoe menderita penyakit multiple sclerosis, sebuah penyakit saraf kronis yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Penyakit ini bisa mengakibatkan berbagai masalah seperti masalah penglihatan, kelemahan otot, depresi, sulit bicara, gangguan berbagai indra sampai rasa sakit. Dalam kondisi parah, multiple sclerosis bisa mengakibatkan kelumpuhan, dan itulah yang terjadi pada Zoe. Zoe hanya mampu berjalan tertatih-tatih dengan bantuan tongkat penyangga. Dia ingin membuktikan bahwa penyakitnya tidak akan mampu meredam semangat yang ada di dalam dirinya, dan tidak akan pernah menghentikan perjuangannya. Zoe berkata bahwa apa yang dilakukannya adalah bentuk metafora kehidupan. Orang bisa mencapai sesuatu dengan menempatkan satu kaki di depan kaki lainnya. Semangat dan keyakinan Zoe membawanya mencapai sesuatu yang luar biasa. Dengan segala keterbatasan, dengan perjuangan yang saya yakin sungguh berat melawan rasa sakit dan lain-lain, Zoe selalu mampu mencapai garis finish. Finish di tempat terakhir dengan catatan waktu jauh lebih lambat dari normal ternyata tidak menempatkan Zoe pada posisi pecundang, tapi justru seorang juara sejati.
Kehidupan kekristenan kita pun sama seperti lomba maraton. Paulus berkata dengan yakin bahwa dia telah mencapai garis akhir. Tips yang diberikan Paulus kepada Timotius cukup jelas, yaitu penguasaan diri, kesabaran menghadapi penderitaan, dan melakukan pekerjaan Tuhan dengan taat dalam situasi atau kondisi apapun. Kita harus memiliki dan memelihara iman sampai garis akhir. Dalam perlombaan maraton, peserta pasti memiliki semangat ketika mereka mulai berangkat dari garis start. Tapi dalam perjalanan semua peserta akan mulai menghadapi berbagai masalah seperti rasa lelah, terpaan terik matahari, rasa haus, kaki yang sakit dan lain-lain. Sebagian mungkin menyerah di tengah jalan, tapi sebagian lagi mengatasi semua masalah tersebut dan terus berjuang hingga tiba di garis finish. Perjuangan kita menghadapi maraton kehidupan pun sama. Tidaklah mudah untuk taat mengikuti Yesus. Begitu banyak cobaan dan godaan dunia siap memikat kita untuk keluar jalur. Kesuksesan semu, gelimang harta, kegembiraan sementara, godaan nafsu dan lainnya bisa setiap saat membuat kita keluar dari jalur perlombaan dan menyerah sebelum mencapai garis finish. Terpaan masalah, sakit penyakit pun bisa membuat kita berhenti di tengah jalan. Tapi ingatlah pesan Paulus dan bercerminlah dari Zoe. Kita harus terus berjuang sampai akhir, sehingga mahkota kebenaran akan diberikan pada kita.
Seorang juara kehidupan bukanlah orang yang finish paling cepat, melainkan orang yang mencapai garis akhir dengan ketaatan dan keyakinan, tanpa kehilangan iman
======================
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman"
Ada sebuah kutipan perkataan Muhammad Ali yang cukup terkenal. "Champions aren't made in the gyms.Champions are made from something they have deep inside them - a desire, a dream, a vision" Seorang juara bukan berasal dari latihan fisik di tempat pemusatan latihan, tapi terbentuk dari apa yang mereka miliki di dalam diri mereka. Kutipan ini mengingatkan saya pada sosok Zoe Koplowitz.
Zoe Koplowitz adalah seorang ibu berusia 54 tahun, yang rutin mengikuti lomba lari maraton di New York. Total maraton yang telah beliau ikuti mencapai 20 buah, semuanya bukan dimenangi Zoe, sebaliknya Zoe selalu finish di urutan terakhir! Ketika juara pertama finish dengan waktu sekitar 2 jam, Zoe mencapai garis finish dengan menempuh waktu 33 jam dan 9 menit, dan dengan sendirinya mencatat rekor waktu terlama dalam sejarah maraton wanita. Memalukan? Tidak. Ini prestasi mencengangkan yang membuat banyak orang kagum dan menjadikan Zoe teladan bagi banyak orang. Kenapa bisa demikian? Jawabannya sederhana: karena Zoe melakukan semua itu dalam keadaan lumpuh. Zoe menderita penyakit multiple sclerosis, sebuah penyakit saraf kronis yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Penyakit ini bisa mengakibatkan berbagai masalah seperti masalah penglihatan, kelemahan otot, depresi, sulit bicara, gangguan berbagai indra sampai rasa sakit. Dalam kondisi parah, multiple sclerosis bisa mengakibatkan kelumpuhan, dan itulah yang terjadi pada Zoe. Zoe hanya mampu berjalan tertatih-tatih dengan bantuan tongkat penyangga. Dia ingin membuktikan bahwa penyakitnya tidak akan mampu meredam semangat yang ada di dalam dirinya, dan tidak akan pernah menghentikan perjuangannya. Zoe berkata bahwa apa yang dilakukannya adalah bentuk metafora kehidupan. Orang bisa mencapai sesuatu dengan menempatkan satu kaki di depan kaki lainnya. Semangat dan keyakinan Zoe membawanya mencapai sesuatu yang luar biasa. Dengan segala keterbatasan, dengan perjuangan yang saya yakin sungguh berat melawan rasa sakit dan lain-lain, Zoe selalu mampu mencapai garis finish. Finish di tempat terakhir dengan catatan waktu jauh lebih lambat dari normal ternyata tidak menempatkan Zoe pada posisi pecundang, tapi justru seorang juara sejati.
Kehidupan kekristenan kita pun sama seperti lomba maraton. Paulus berkata dengan yakin bahwa dia telah mencapai garis akhir. Tips yang diberikan Paulus kepada Timotius cukup jelas, yaitu penguasaan diri, kesabaran menghadapi penderitaan, dan melakukan pekerjaan Tuhan dengan taat dalam situasi atau kondisi apapun. Kita harus memiliki dan memelihara iman sampai garis akhir. Dalam perlombaan maraton, peserta pasti memiliki semangat ketika mereka mulai berangkat dari garis start. Tapi dalam perjalanan semua peserta akan mulai menghadapi berbagai masalah seperti rasa lelah, terpaan terik matahari, rasa haus, kaki yang sakit dan lain-lain. Sebagian mungkin menyerah di tengah jalan, tapi sebagian lagi mengatasi semua masalah tersebut dan terus berjuang hingga tiba di garis finish. Perjuangan kita menghadapi maraton kehidupan pun sama. Tidaklah mudah untuk taat mengikuti Yesus. Begitu banyak cobaan dan godaan dunia siap memikat kita untuk keluar jalur. Kesuksesan semu, gelimang harta, kegembiraan sementara, godaan nafsu dan lainnya bisa setiap saat membuat kita keluar dari jalur perlombaan dan menyerah sebelum mencapai garis finish. Terpaan masalah, sakit penyakit pun bisa membuat kita berhenti di tengah jalan. Tapi ingatlah pesan Paulus dan bercerminlah dari Zoe. Kita harus terus berjuang sampai akhir, sehingga mahkota kebenaran akan diberikan pada kita.
Seorang juara kehidupan bukanlah orang yang finish paling cepat, melainkan orang yang mencapai garis akhir dengan ketaatan dan keyakinan, tanpa kehilangan iman
Wednesday, August 6, 2008
Belajar Dari Kelahiran Musik Jazz
Ayat bacaan: Matius 6:10
====================
"datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga."
Hari ini saya diingatkan pada sejarah kelahiran musik jazz. Mendekati akhir abad ke 19, peta musik dunia didominasi oleh jenis musik blues, ragtime dan marching band. Sekitar tahun 1890 di New Orleans muncullah jenis musik baru yang menggabungkan elemen-elemen dari ketiga jenis aliran di atas, ditambah dengan pengaruh lain seperti dasar musik klasik, dan dibawakan dengan gaya yang berbeda. Musik ini diawali dari penumpahan kebebasan jiwa para budak berkulit hitam ketika menikmati saat-saat istirahat mereka. Ketika pola musik masa itu masih setia pada notasi dan partitur hasil ciptaan komposer yang dimainkan not per not sesuai komposisinya, aliran baru ini mengutamakan improvisasi. Apa yang tertera pada komposisi hanyalah menjadi referensi dasar, kerangka, atau garis batas yang dijadikan patokan bagi para musisi untuk berkreasi penuh dalam improvisasi mereka. Inilah yang menjadi dasar bagi kelahiran musik jazz. Tidak heran kalau para musisi jazz bisa bebas ber-jam session dadakan tanpa cacat seperti yang tampil pada panggung-panggung live seperti pada Java Jazz 2008 kemarin. Mereka tetap dipandu oleh salah satu musisi, bisa dirigen atau salah satu pemain yang diplot menjadi panduan, sehingga kebebasan berimprovisasi mereka tetap ada dalam kerangka harmoni dari keutuhan lagu. Si "pemimpin" inilah yang mengorganisir mereka, memberi kesempatan bagi masing-masing musisi untuk berkreasi bebas pada saat-saat tertentu, yang seringkali cuma diberikan lewat kode kerlingan mata, anggukan kepala, apabila sang "pemimpin" juga memainkan salah satu jenis musik pada saat yang sama. Dalam pola jazz, tidak ada musisi yang dominan dari awal hingga akhir, yang bisa bermain seenaknya. Bayangkan jika ada salah satu musisi yang merasa bahwa dirinya lebih hebat dan tampil seenaknya tanpa perduli dengan struktur lagu atau perintah sang "pemimpin", bisa dipastikan lagu akan berantakan kehilangan segalanya.
Bentuk ini juga terlihat pada doa yang diajarkan Yesus Kristus sendiri. Bukan kehendak kita, tapi kehendak Tuhan-lah yang berlaku di bumi, seperti halnya di surga. Seringkali manusia merasa lebih hebat dari yang lain atau hidup egois menurut kepuasan pribadinya saja. Hal ini seperti sikap musisi yang merasa lebih hebat, menonjolkan kehebatan sendiri saja sehingga menyimpang dari aransemen dan pola dasar sebuah lagu, akhirnya merusak harmoni dari lagu tersebut. Tuhan Yesus mengajarkan sebuah fokus yang benar, bagaimana kekuasaan Allah, kerajaanNya dan kehendakNya seharusnya berlaku bagi kita semua, ciptaanNya yang dikasihi. Tuhan seperti seorang dirigen atau pemimpin ensembel/grup musik yang tengah memainkan sebuah mahakarya seorang Maestro, dan kita semua diminta untuk memainkan bagian-bagian kita mengikuti aransemenNya. Segala kehendak bebas yang diberikan Tuhan pada kita seperti kebebasan berimprovisasi yang tetap ada dalam kerangka dan pola lagu yang benar. Semua itu bersatu dengan harmonis bagi kemuliaan Allah.
Hidup berpusat pada diri sendiri dan merasa lebih hebat dari orang lain akan menghancurkan keharmonisan
====================
"datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga."
Hari ini saya diingatkan pada sejarah kelahiran musik jazz. Mendekati akhir abad ke 19, peta musik dunia didominasi oleh jenis musik blues, ragtime dan marching band. Sekitar tahun 1890 di New Orleans muncullah jenis musik baru yang menggabungkan elemen-elemen dari ketiga jenis aliran di atas, ditambah dengan pengaruh lain seperti dasar musik klasik, dan dibawakan dengan gaya yang berbeda. Musik ini diawali dari penumpahan kebebasan jiwa para budak berkulit hitam ketika menikmati saat-saat istirahat mereka. Ketika pola musik masa itu masih setia pada notasi dan partitur hasil ciptaan komposer yang dimainkan not per not sesuai komposisinya, aliran baru ini mengutamakan improvisasi. Apa yang tertera pada komposisi hanyalah menjadi referensi dasar, kerangka, atau garis batas yang dijadikan patokan bagi para musisi untuk berkreasi penuh dalam improvisasi mereka. Inilah yang menjadi dasar bagi kelahiran musik jazz. Tidak heran kalau para musisi jazz bisa bebas ber-jam session dadakan tanpa cacat seperti yang tampil pada panggung-panggung live seperti pada Java Jazz 2008 kemarin. Mereka tetap dipandu oleh salah satu musisi, bisa dirigen atau salah satu pemain yang diplot menjadi panduan, sehingga kebebasan berimprovisasi mereka tetap ada dalam kerangka harmoni dari keutuhan lagu. Si "pemimpin" inilah yang mengorganisir mereka, memberi kesempatan bagi masing-masing musisi untuk berkreasi bebas pada saat-saat tertentu, yang seringkali cuma diberikan lewat kode kerlingan mata, anggukan kepala, apabila sang "pemimpin" juga memainkan salah satu jenis musik pada saat yang sama. Dalam pola jazz, tidak ada musisi yang dominan dari awal hingga akhir, yang bisa bermain seenaknya. Bayangkan jika ada salah satu musisi yang merasa bahwa dirinya lebih hebat dan tampil seenaknya tanpa perduli dengan struktur lagu atau perintah sang "pemimpin", bisa dipastikan lagu akan berantakan kehilangan segalanya.
Bentuk ini juga terlihat pada doa yang diajarkan Yesus Kristus sendiri. Bukan kehendak kita, tapi kehendak Tuhan-lah yang berlaku di bumi, seperti halnya di surga. Seringkali manusia merasa lebih hebat dari yang lain atau hidup egois menurut kepuasan pribadinya saja. Hal ini seperti sikap musisi yang merasa lebih hebat, menonjolkan kehebatan sendiri saja sehingga menyimpang dari aransemen dan pola dasar sebuah lagu, akhirnya merusak harmoni dari lagu tersebut. Tuhan Yesus mengajarkan sebuah fokus yang benar, bagaimana kekuasaan Allah, kerajaanNya dan kehendakNya seharusnya berlaku bagi kita semua, ciptaanNya yang dikasihi. Tuhan seperti seorang dirigen atau pemimpin ensembel/grup musik yang tengah memainkan sebuah mahakarya seorang Maestro, dan kita semua diminta untuk memainkan bagian-bagian kita mengikuti aransemenNya. Segala kehendak bebas yang diberikan Tuhan pada kita seperti kebebasan berimprovisasi yang tetap ada dalam kerangka dan pola lagu yang benar. Semua itu bersatu dengan harmonis bagi kemuliaan Allah.
Hidup berpusat pada diri sendiri dan merasa lebih hebat dari orang lain akan menghancurkan keharmonisan
Tuesday, August 5, 2008
Dana Lu Blessing (2) : Aroma Tuhan
Ayat bacaan: Kejadian 28:16
======================
"Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
Jika kemarin kita telah melihat mukjizat luar biasa dari Allah yang penuh kasih turun atas Dana Lu Blessing, dimana diluar ekspektasi logika medis ternyata Dana tumbuh sehat dan diberkati, hari ini saya ingin membagikan kelanjutan kisah Dana, ketika dia berusia 5 tahun. Pada suatu hari Dana tengah duduk di pangkuan ibunya. Keduanya tengah melihat kakak Dana, Dustin, yang sedang main baseball. Di tengah obrolan santai bersama ibunya, Dana tiba-tiba terdiam. Dana lalu meletakkan kedua tangannya ke dada, seperti sedang memeluk. Dia bertanya pada ibunya,"ibu, bisa mencium sesuatu tidak?" Si ibu melihat ke langit yang tampaknya mulai mendung dan akan hujan, angin yang mulai bertiup lebih kencang, lalu menjawab: "ya, tampaknya bakal hujan. Seperti bau hujan." Dana menggelengkan kepalanya lalu menepuk pundak ibunya. "Tidak, tidak... ini seperti aroma Tuhan. Ini aroma yang tercium ketika aku berada dalam pelukanNya." Menangislah sang ibu. Ketika 2 bulan pertama mereka belum bisa memeluk Dana, ternyata Dana tetap berada dalam pelukan Allah yang penuh kasih. Ketika sistem saraf dan kulit Dana belum memungkinkan untuk menerima sentuhan dan belaian, tangan Tuhan ternyata memeluk dan melindungi Dana tanpa henti. Tuhan terus memeluk Dana, sampai-sampai Dana bisa mengenal aroma Tuhan dengan sangat baik.
Ketika kita ada dalam kesesakan, mungkin mudah bagi kita untuk berteriak "dimanakah Tuhan, pedulikah Engkau pada diriku dan masalahku?" Seringkali dalam timbunan masalah yang menenggelamkan, kita sulit untuk merasakan kehadiran Tuhan. Tuhan adalah Allah yang setia sampai selama-lamanya, Dia tidak pernah meninggalkan kita. Lihatlah betapa indahnya kisah di atas, bagaimana Tuhan memeluk Dana melewati masa-masa sulitnya. Orang tuanya tidak bisa melihat hal tersebut dengan kasat mata, dokter dan perawat tidak bisa melihatnya, tapi sungguh Tuhan ada bersama Dana. Kita bisa belajar lewat iman Diana dan David, orang tua Dana yang tidak pernah putus pengharapan dan percaya bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Ingatlah bahwa melalui Kristus, Allah telah melengkapi anak-anakNya, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan diri kita untuk menghadapi masa sulit (1 Petrus 5:10). Doa yang disertai iman, dengan iman yang mungkin hanya sebesar biji sesawi sekalipun, punya kuasa dahsyat.
Hadapilah segala sesuatu dengan iman teguh dan penuh pengharapan, jangan pernah patah semangat dan putus asa, karena meskipun tidak terlihat, Tuhan selalu ada bersama anda untuk membantu anda melewati setiap permasalahan.
Meski tidak terlihat atau mungkin sulit dirasakan, percayalah Tuhan selalu ada beserta kita
======================
"Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
Jika kemarin kita telah melihat mukjizat luar biasa dari Allah yang penuh kasih turun atas Dana Lu Blessing, dimana diluar ekspektasi logika medis ternyata Dana tumbuh sehat dan diberkati, hari ini saya ingin membagikan kelanjutan kisah Dana, ketika dia berusia 5 tahun. Pada suatu hari Dana tengah duduk di pangkuan ibunya. Keduanya tengah melihat kakak Dana, Dustin, yang sedang main baseball. Di tengah obrolan santai bersama ibunya, Dana tiba-tiba terdiam. Dana lalu meletakkan kedua tangannya ke dada, seperti sedang memeluk. Dia bertanya pada ibunya,"ibu, bisa mencium sesuatu tidak?" Si ibu melihat ke langit yang tampaknya mulai mendung dan akan hujan, angin yang mulai bertiup lebih kencang, lalu menjawab: "ya, tampaknya bakal hujan. Seperti bau hujan." Dana menggelengkan kepalanya lalu menepuk pundak ibunya. "Tidak, tidak... ini seperti aroma Tuhan. Ini aroma yang tercium ketika aku berada dalam pelukanNya." Menangislah sang ibu. Ketika 2 bulan pertama mereka belum bisa memeluk Dana, ternyata Dana tetap berada dalam pelukan Allah yang penuh kasih. Ketika sistem saraf dan kulit Dana belum memungkinkan untuk menerima sentuhan dan belaian, tangan Tuhan ternyata memeluk dan melindungi Dana tanpa henti. Tuhan terus memeluk Dana, sampai-sampai Dana bisa mengenal aroma Tuhan dengan sangat baik.
Ketika kita ada dalam kesesakan, mungkin mudah bagi kita untuk berteriak "dimanakah Tuhan, pedulikah Engkau pada diriku dan masalahku?" Seringkali dalam timbunan masalah yang menenggelamkan, kita sulit untuk merasakan kehadiran Tuhan. Tuhan adalah Allah yang setia sampai selama-lamanya, Dia tidak pernah meninggalkan kita. Lihatlah betapa indahnya kisah di atas, bagaimana Tuhan memeluk Dana melewati masa-masa sulitnya. Orang tuanya tidak bisa melihat hal tersebut dengan kasat mata, dokter dan perawat tidak bisa melihatnya, tapi sungguh Tuhan ada bersama Dana. Kita bisa belajar lewat iman Diana dan David, orang tua Dana yang tidak pernah putus pengharapan dan percaya bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Ingatlah bahwa melalui Kristus, Allah telah melengkapi anak-anakNya, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan diri kita untuk menghadapi masa sulit (1 Petrus 5:10). Doa yang disertai iman, dengan iman yang mungkin hanya sebesar biji sesawi sekalipun, punya kuasa dahsyat.
Hadapilah segala sesuatu dengan iman teguh dan penuh pengharapan, jangan pernah patah semangat dan putus asa, karena meskipun tidak terlihat, Tuhan selalu ada bersama anda untuk membantu anda melewati setiap permasalahan.
Meski tidak terlihat atau mungkin sulit dirasakan, percayalah Tuhan selalu ada beserta kita
Subscribe to:
Posts (Atom)
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)
(sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...