Tuesday, October 22, 2024

Rekan Setim Tuhan (2)

 (sambungan)

Menjaga keseimbangan di atas sepatu roda bisa jadi sudah sulit. Tapi bagaimana dengan menjaga keseimbangan atas satu orang yang ditaruh diatas kasur oleh empat orang, dimana orang tersebut harus diturunkan dengan tali dari atap ke bawah? Saya rasa itu lebih sulit lagi.

Empat orang menggotong tandu untuk mengangkat dan membawa orang sakit, itu biasa. Tapi bagaimana kalau mereka bukan cuma berjalan, bukan mendaki, tapi mengangkat orang tandu berisi orang sakit itu naik ke atas atap lalu menurunkan pakai tali pelan-pelan? Itu juga tentu luar biasa. Apalagi kalau dilakukan oleh orang biasa alias bukan atlit profesional atau anggota sirkus. Tapi itulah persisnya yang terjadi pada suatu masa ketika Yesus turun ke bumi.

Melanjutkan renungan terdahulu, kemarin kita sudah melihat kejadian heroik dan mengharukan itu dan aplikasinya terhadap pentingnya network dan teamwork untuk bisa bertumbuh maju. Hari ini saya ingin mengambil lagi kisah ini dan membahas dari sudut lain.

Mari kita lihat kembali kejadiannya dengan singkat. Ada seseorang yang menderita kelumpuhan. Ia ingin bertemu dengan Yesus agar bisa sembuh. Karena tidak bisa jalan, ia digotong oleh keempat sahabatnya untuk menuju ke sebuah rumah di Kapernaum, dimana Yesus pada saat itu tengah berada.

Tapi usaha mereka tampaknya sulit untuk diwujudkan, karena pada saat itu kerumunan orang menutupi jalan mereka menuju Yesus di dalam rumah. Apakah mereka lantas mundur teratur dan pulang lagi? Atau marah kepada kerumunan orang disana, mendorong orang disana satu persatu dan memaksa agar bisa masuk?

(bersambung)

Monday, October 21, 2024

Rekan Setim Tuhan (1)

 Ayat bacaan: Lukas 5:19
====================
"Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus."


Menjelang memasuki usia 5 tahun, anak saya minta sepatu roda (roller skate) sebagai hadiah ulang tahunnya. Anak ini memang unik, karena sejak berusia 3 tahun ia selalu secara detail meminta apa yang ia inginkan sebagai kado ulang tahun, tema kue ulang tahun atau kado Natalnya, dan tidak berubah hingga hari H.

Saya mulanya sempat ragu, karena usianya masih sangat kecil. Mana mungkin ia bisa mengatur keseimbangan naik sepatu roda dengan deretan roda setipis itu? Nanti kalau jatuh malah cari penyakit saja. Begitu yang saya pikir. Tapi istri saya mengingatkan bahwa dulu di usia 3 saja ketika dibelikan balanced bike alias sepeda roda dua tanpa pedal ia dengan cepat menguasai keseimbangannya. "Jangan remehkan kemampuan keseimbangannya, sepertinya ia malah lebih bagus dari kamu." kata istri saya sambil tertawa kecil. Mother knows best, baiklah saya setuju.

Dan ternyata istri saya benar. Ia hanya butuh sekitar satu jam untuk membiasakan diri berdiri dan berjalan di atas sepatu rodanya, lalu tiba-tiba ia sudah mulai bisa meluncur sedikit-sedikit. Saya pikir, kemampuan motoriknya yang bagus disertai tekad dan semangatnya belajar membuatnya bisa cepat sekali menguasai penggunaan sepatu rodanya.

Hal yang lucu sekaligus membuat saya bangga, ia pun berkata: "jangan lupa pa, karena saya terus berdoa untuk sepatu roda ini, dan Tuhan Yesus kasih, itu artinya Dia tahu saya akan bisa. Dan Tuhan Yesus juga pasti jaga saya." katanya.

Di saat saya ragu dan kebanyakan berpikir saat hendak membeli, ia bisa meyakini kuasa doa dan percaya penuh pada Tuhan. Tampaknya sebentar lagi saya harus belajar mengenai iman darinya.

(bersambung)

Sunday, October 20, 2024

Kerjasama Tim (10)

 (sambungan)

Jangan korbankan saat teduh dan membina hubungan dengan Tuhan hanya karena sibuk bekerja, tapi jangan pula hanya duduk diam di rumah melakukan saat teduh terus menerus tapi tidak melakukan apa-apa. Semua harus dilakukan secara seimbang,  terintegrasi dan berkesinambungan.

Penting bagi kita untuk membangun teamwork yang solid atau kokoh dan terus memperluas network kita. Tanpa itu semua kita akan stagnan, berjalan di tempat dan tidak akan pernah bisa maju dalam segala hal, bisa jadi malah mundur.

Kesombongan, menutup diri atau merasa diri paling hebat haruslah kita tinggalkan secepat mungkin agar kita bisa melakukan hal itu. Menjadi pribadi yang rendah hati, penuh kasih akan membuat kita bisa mengulurkan jabat persahabatan dengan lebih banyak orang tanpa terkecuali dan itu sangatlah menentukan arah kesuksesan kita ke depannya.

Belajarlah dari kisah orang lumpuh dengan keempat temannya ini dan jadilah orang-orang yang sukses dengan network luas dan teamwork kuat.

Without extending your network and building a solid teamwork you won't go anywhere


Saturday, October 19, 2024

Kerjasama Tim (9)

 (sambungan)

3. Dibutuhkan keseimbangan atau balance dalam sebuah proses

Jika kita fokus hanya pada satu titik dan mengabaikan hal-hal lain, hidup tidak akan pernah bisa berjalan dengan baik. Jika anda hanya membaca alkitab tapi tidak bekerja, atau sebaliknya hidup membanting tulang dari kemampuan diri sendiri tanpa ditopang firman Tuhan untuk menguatkan dan membimbing anda, itu tidak akan membawa hasil apa-apa.

Jika anda hanya berdoa tanpa melakukan apapun, atau  sebaliknya mengabaikan pentingnya doa dan hanya berjuang saja, itu pun akan sia-sia.

Sebuah pepatah latin terkenal mengingatkan kita akan hal ini: Ora et labora. Ora et labora artinya berdoa dan bekerja. Itu harus dilakukan bersama-sama dengan seimbang. Keduanya akan sangat memegang peranan penting, dan hanya akan optimal hasilnya jika terintegrasi. Itu yang saya petik dari berbagai pengalaman dalam hidup saya.

(bersambung)

Friday, October 18, 2024

Kerjasama Tim (8)

 (sambungan)

2.  Untuk mencapai suatu keberhasilan dibutuhkan kerjasama yang baik dengan orang lain.

It takes a good teamwork to succeed. Tidak ada orang yang bisa selalu kuat dan sanggup mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Bayangkan jika sebuah gereja hanya terdiri dari satu pendeta tanpa adanya pengerja yang lain. Tanpa diaken, tanpa pengerja, pemusik, tim pendoa dan sebagainya, apa jadinya gereja itu?

Atau, jika anda ingin mengadakan sebuah event, akankah anda bisa berharap eventnya sukses tanpa adanya panitia dan struktur kepanitiaan yang baik? Sanggupkah satu orang merangkap semuanya itu? Tentu saja tidak. Semakin detail, semakin baik. Semakin bagus susunan kepengurusannya maka akan semakin baik. Semakin padu kerjasama atau teamworknya, maka semakin baik juga.

Dalam pekerjaan dan sisi lain kehidupan pun sama. No man is an island, begitu kata pepatah. Kalaupun kita bisa melakukan sendirian, hasilnya tidak akan maksimal dan pencapaiannya kalaupun ada akan sangat lambat. Tanpa kerjasama dengan orang lain maka akan sulit bagi kita untuk mencapai sebuah keberhasilan.

(bersambung)

Thursday, October 17, 2024

Kerjasama Tim (7)

 (sambungan)

1. Kesombongan tidak akan pernah membawa manfaat apa-apa selain kerugian pada diri sendiri.

Firman Tuhan berkata: "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18).
Tuhan juga mengatakan bahwa meski saat ini sepertinya orang-orang yang sombong itu tidak mendapat ganjaran, pada saatnya nanti mereka akan kena getahnya.

"Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu." (Yesaya 2:11).

Kita harus selalu membina hubungan baik dengan sesama kita dengan tulus. Ada saat dimana kita menolong, ada pula saat ketika kita butuh pertolongan mereka. Kita tidak akan bisa hidup sendirian, dan kesombongan akan merupakan tembok penghalang utama bagi kita untuk bisa memperluas hubungan baik dengan lebih banyak orang lain.

Menjadi orang yang rendah hati, lalu murah hati adalah prototype anak Tuhan seperti yang Dia inginkan. Bayangkan betapa damainya dunia jika semakin banyak orang-orang seperti ini yang mengisinya, bukan sebaliknya orang yang hanya mementingkan diri atau kelompoknya, meninggikan diri alias sombong atau angkuh, apalagi kalau sampai tega mengorbankan orang lain atau bahkan bangsanya sendiri.

Kembali kepada kisah empat orang yang menggotong sahabatnya yang lumpuh dari atap, jika sampai ke empat orang itu rela mati-matian agar sahabat mereka sembuh, saya percaya itu karena si lumpuh merupakan orang yang sangat baik dalam pergaulan. Dan lihatlah buah yang kemudian ia petik. Teman-temannya berjuang untuk kesembuhannya, dan Tuhan kemudian menjamahnya hingga sembuh.

(bersambung)

Wednesday, October 16, 2024

Kerjasama Tim (6)

 (sambungan)

Jika kita melihat bahwa keempat orang ini mau bersusah payah untuk sahabatnya, kita bisa sampai pada sebuah kesimpulan bahwa orang lumpuh ini tentu merupakan orang yang baik dalam pergaulannya, dan pasti keempat orang itu punya kesan yang dalam atau hubungan yang sangat baik dengan dirinya. Kalau tidak mustahil rasanya keempatnya terbeban untuk menolong dengan harus menempuh cara yang sangat merepotkan bahkan berbahaya.

Sekiranya orang lumpuh itu adalah orang yang sombong, saya yakin tidak akan ada orang yang peduli kepadanya, dan dia akan tetap lumpuh. Oleh karena itu saya rasa kita bisa menyimpulkan bahwa si lumpuh adalah orang yang sangat baik di mata temannya, dan dia berhasil membangun sebuah hubungan atau network yang baik.

Kemudian mari kita lihat hal selanjutnya. Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, untuk menurunkan seseorang dari atap seperti itu diperlukan sebuah proses teamwork yang baik. Mengapa? Karena jelas, untuk menurunkan orang terbaring dengan tali dari atap butuh keseimbangan di setiap sisi agar si lumpuh tidak jungkir balik jatuh ke bawah. Satu saja tidak balance, maka bisa dibayangkan apa akibatnya. Bukannya sembuh, si lumpuh malah bisa terbanting dari atap dan mungkin akan menemui ajalnya seketika.

Sedikitnya ada tiga hal yang bisa kita pelajari dari bagian ini.

(bersambung)

Rekan Setim Tuhan (2)

 (sambungan) Menjaga keseimbangan di atas sepatu roda bisa jadi sudah sulit. Tapi bagaimana dengan menjaga keseimbangan atas satu orang yang...