Friday, August 26, 2022

Kegelapan (1)

webmaster | 9:00:00 PM |

 Ayat bacaan: 1 Yohanes 1:6
==========================
"Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran."

Saat saya sedang mengetik, aliran listrik tiba-tiba padam. Laptop saya yang baterainya sudah rusak membuat saya tergantung pada aliran listrik untuk bisa bekerja. Karenanya laptop pun langsung mati, dan saya tahu saya harus mengulang lagi sebagian yang sudah saya ketik karena belum sempat saya simpan sebelum listrik padam. Ketika listrik mendadak padam, kita tidak akan bisa melihat apa-apa sama sekali. Semua jadi gelap gulita, dan butuh waktu bagi mata kita untuk pelan-pelan menyesuaikan dengan gelap. Selang beberapa waktu kita mulai bisa melihat sedikit-sedikit, dan bisa mulai beranjak mencari sumber penerangan. Mata punya kemampuan adaptasi dengan keadaan sekitar. Dalam keadaan gelap gulita, mata akan membiasakan diri perlahan-lahan dengan situasi itu. Saat kita ke bioskop untuk menonton film dan masuknya telat, kita akan butuh bantuan senter dari mbak-mbak yang bertugas untuk mengantarkan kita menuju kursi supaya tidak tersandung. Terangnya lampu di luar ruang bioskop lalu tiba-tiba masuk ke dalam ruang gelap membuat kita kesulitan untuk melihat, karena perpindahan mendadak dari terang ke gelap membuat mata butuh waktu terlebih dahulu untuk menyesuaikan diri.

Ilustrasi ini menggambarkan hal yang mirip dengan apa yang bisa terjadi dalam kehidupan kerohanian kita. Membiasakan diri hidup dalam Terang Kristus membuat kita secara natural atau alami menjalani dengan mengadopsi kebenaran-kebenaran sesuai prinsip Allah. Tapi saat kita mulai memberi toleransi pada kehidupan dalam kegelapan, saat kita mulai membiarkan penyimpangan-penyimpangan kecil,  membiasakan diri untuk mengabaikan bahaya dosa dan menganggap bahwa sebuah dosa itu hanyalah bagian dari hal yang sifatnya manusiawi atau wajar, maka lambat laun kita akan menjadi terbiasa berbuat dosa.

Seperti halnya mata yang pelan-pelan jadi terbiasa dalam gelap, diri kita pun pelan-pelan bisa terbiasa hidup dalam kegelapan, dan semakin menjauhi Terang Tuhan. Akibatnya kita tidak lagi bisa mendengar suaraNya, tidak lagi merasa perlu untuk bersekutu denganNya, mengalami hubungan yang semakin renggang lama-lama terputus. Hati nurani kehilangan kepekaannya, kita jadi sulit membedakan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan sesat, kehilangan kendali atas diri kita dan disana kebinasaan pun akan segera membuka mulut lebar-lebar untuk menelan kita.

Dalam kitab 1 Yohanes disebutkan demikian: "Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran." (1 Yohanes 1:6).

Tuhan yang kudus tidak akan bisa didekati dengan kecemaran. Kecemaran bisa mengkontaminasi diri kita, yang bisa terjadi bukan saja saat kita sepenuhnya jahat tapi juga kalau kita berkompromi dengan hal-hal yang buruk, membiarkan kegelapan secara perlahan-lahan menggantikan terang dalam diri kita. Antara hidup benar dan melanggar Firman Tuhan, itu tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Jadi kalau kita mengaku murid Kristus, tapi hidup kita masih terus berada dalam kegelapan, itu sama saja bohong. Kalau kita hanya seolah terlihat baik di luar tapi sebenarnya banyak melakukan pelanggaran saat tidak ada yang melihat, itu pun sama saja dengan bohong, dan tidak ada kebenaran yang muncul disana. 

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker