(sambungan)
Hendaknya segala kebaikan Tuhan lewat kasih 
karunia jangan dipakai sebagai kesempatan untuk memperoleh sesuatu demi 
kepentingan pribadi, sebagai kesempatan untuk berbuat seenaknya di luar 
kehendak Tuhan, apalagi kalau dimanfaatkan untuk hal-hal yang justru 
berlawanan dengan Firman Tuhan, tapi hendaknya dipakai sebagai MODAL 
yang memampukan kita untuk menghidupi kehendakNya. 
Kemurahan-Nya,
 kesabaran-Nya, kelapangan hati-Nya, semua kasih karunia yang ia berikan
 bagi kita hendaknya menghasilkan buah Roh, karena sejatinya baik 
tidaknya sebuah pohon akan tergantung dari buah-buah yang dihasilkan. 
Apa saja buah Roh itu? "... buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai 
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, 
penguasaan diri." (Galatia 5:22-23a). Proses pertobatan dan pertumbuhan 
iman kita harus terus dikerjakan hingga kita bisa menghasilkan buah-buah
 Roh seperti yang dinyatakan dalam ayat Galatia ini. 
Jadi 
jelaslah bahwa kasih karunia bukanlah akhir, melainkan awal dari 
perjalanan panjang kita menuju proses keserupaan dengan Kristus. 
Tentu
 saja proses yang harus dijalani tidak mudah. Dan, pasti butuh waktu 
untuk berproses. Usaha, seringkali butuh pengorbanan. Itu juga betul. 
Tapi lagi-lagi, kasih karunia seharusnya memberi awal yang baik, 
membantu dan memampukan kita untuk berproses. Yang dituntut dari kita 
adalah komitmen untuk memulai dan menjalani proses dengan serius. 
Lantas
 bagaimana kalau kita sudah berusaha tapi belum berhasil? It's okay, 
asal terus dikerjakan dan diseriusi dengan sungguh-sungguh. Proses 
menuju keserupaan dengan Yesus menjadi goal bagi kita orang percaya, 
yang hendaknya menjadi penekanan penting dalam perjalanan hidup kita. 
Kita bisa mengisinya dengan target pencapaian dan terus meningkat lagi 
lebih jauh. 
Jadi, apakah kita harus bersukacita atas kasih karunia? Tentu saja.  
Apakah kita harus bersyukur atas kasih karunia? Most definitely. 
Tapi
 apakah kita boleh take it for granted? Memanfaatkan itu demi keuntungan
 pribadi kita? Menjadi sombong atasnya, dan menggunakan itu untuk 
hal-hal yang salah menurut prinsip Kerajaan Allah? Absolutely not.
Kita
 boleh berharap akan kekayaan kemurahan Tuhan, kesabaran dan juga 
kelapangan hatiNya. Tapi jangan pernah sepelekan atau manfaatkan untuk 
tujuan-tujuan yang buruk, melainkan pandanglah semua itu sebagai modal 
awal yang bisa menuntun kita menuju pertobatan. Dari pertobatan menuju 
pertumbuhan, dan kemudian menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan. Semoga 
kemurahan Allah selalu melimpahi kita, dan semoga kita terus tekun 
berproses agar semakin serupa dengan Kristus.
If we are not changed by grace, we are not saved by grace 
 
 
 
No comments:
Post a Comment