Friday, April 26, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Tapi karena Tuhan yang memerintahkan, mau seaneh apapun Yosua dan massanya mengikuti dengan taat.

Pada hari ketujuh mereka bangun pagi-pagi benar saat fajar menyingsing dan melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan. Yosua memimpin langsung bangsanya dalam berkeliling sambil meniup sangkakala dan bersorak-sorai. Janji Tuhan kemudian secara ajaib tergenapi.

 "Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu." (ay 20).

Lihatlah bagaimana sorak sorai dan sangkakala mampu meruntuhkan tembok tebal yang membentengi kota .Itu jelas bukan hal biasa. Ketika Tuhan berjanji, Dia pasti menepati. Kalau kita percaya akan hal itu, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak taat mengikuti apa yang Dia perintahkan.

Ketaatan kepada Tuhan tanpa banyak tanya membuat janji itu bisa tergenapi tidak peduli seaneh apapun itu bagi kemampuan logika manusia. Dan satu lagi, lihatlah bagaimana besarnya kuasa puji-pujian yang mendatangkan kemenangan. Jika dalam dua renungan terdahulu kita sudah melihat kekuatan puji-pujian lewat kisah raja Yosafat dalam menghadapi serangan musuh yang jumlahnya jauh lebih besar dan kisah Paulus dan Silas yang terlepas dari pasungan di penjara, hari ini kita kembali melihat kuasa besar dibalik puji-pujian dari kejatuhan kota Yerikho ke tangan bangsa Israel dibawah pimpinan Yosua.

Contoh lainnya tentang cara Tuhan yang diluar nalar atau logika manusia yang masih pula berkaitan dengan sorak puji-pujian....

(bersambung)

Thursday, April 25, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Yosua 6:1-27 bercerita tentang kejatuhan kota Yerikho. Kepada Yosua, Tuhan menyampaikan bahwa kota Yerikho diserahkan kepada Yosua.

"Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa." (ay 2).

Normalnya ketika hendak merebut sebuah kota, kekuatan militerlah yang berperan disana. Kalau prajurit dan persenjataan yang dimiliki kurang kuat, jangan pernah berpikir untuk merebut kota lain. Lebih baik lupakan saja. Begitu logikanya.

Tetapi kali ini Tuhan menyuruh mereka merebut dengan jalan yang aneh, diluar logika. Tuhan memerintahkan Yosua dan prajurit untuk berbaris mengelilingi kota itu sambil membawa tabut perjanjian sebanyak satu putaran, sekali sehari selama enam hari berturut-turut. Khusus untuk hari ketujuh, Tuhan mengharuskan mereka untuk mengelilingi kota Yerikho sebanyak tujuh kali sembari para imam meniup sangkakala dibarengi sorak sorai yang nyaring.

Bukankah itu adalah cara yang aneh dan tidak masuk akal?

Anda bisa bayangkan apabila pihak musuh melihat mereka melakukan cara aneh untuk merebut kota. Bukan cuma sebentar, tapi mereka harus berbuat cara yang memalukan bagi logika manusia selama enam hari. Keliling satu kali, kemudian tunggu hari berikutnya. Bukan menyusun strategi, bukan menyusun formasi, bukan menyiapkan dan mengangkat senjata, tapi jalan berkeliling saja. Lalu di hari ketujuh mereka jalan tujuh kali sambil meniup sangkakala dan bersorak-sorak. Itu jelas sangat aneh.

Tapi...

(bersambung)

Wednesday, April 24, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Yosua 6:20
==================
"Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu."


Generasi muda di masa sekarang mungkin banyak yang tidak tahu bahwa dahulu Jerman sempat dipisahkan oleh tembok selama puluhan tahun. Tembok yang disebut tembok Berlin ini menjadi simbol pemisahan negara tersebut. Pada tahun 1989, terjadilah sebuah peristiwa bersejarah dunia terjadi pada tahun 1989 berkaitan dengan tembok Berlin yang memisahkan Jerman Barat dan Timur ini, yaitu saat tembok ini akhirnya diruntuhkan. Tembok diruntuhkan oleh rakyat di kedua belah sisi yang bersatu dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti palu. Barulah pemerintah kemudian merespon dengan menggunakan buldoser secara resmi hingga akhirnya tidak lagi ada batas antara kedua bagian Jerman tersebut.

Tembok sejak dahulu kala merupakan bagian penting dari peradaban. Bukan saja digunakan sebagai pemisah, tapi di dahulu kala terlebih dipergunakan sebagai benteng. Kota-kota yang sanggup pasti akan melindungi diri dengan dikelilingi oleh tembok kokoh. Maka kuat tidaknya sebuah kota akan sangat tergantung dari kekuatan temboknya dalam menahan serangan musuh.

Jika anda suka menonton film-film baik layar lebar maupun serial televisi yang menyentuh sejarah di jaman dahulu, maka anda tentu akan sering melihat bahwa salah satu strategi dari penyerangan yang terpenting adalah bagaimana dengan cepat bisa menembus dan merontokkan tembok-tembok benteng dari kota yang hendak direbut, diduduki atau dikuasai.

Jauh sebelum kisah tembok Berlin, ada sebuah tembok yang runtuh lewat cara yang ajaib yang dicatat dalam Alkitab. Uniknya, tembok ini diruntuhkan bukan memakai perkakas-perkakas penghancur batu, bukan menggunakan bom, tetapi justru lewat sorak sorai memuji Tuhan. Peristiwa ini terjadi pada tembok Yerikho yang tertulis dalam kitab Yosua, yaitu dalam pasal 6.

(bersambung)

Tuesday, April 23, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (7)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Pujian dan penyembahan pada Tuhan dari hati yang tulus akan membawa dampak positif, yang ternyata mampu menjangkau lebih dari diri kita sendiri. Not only it can set you free, but your praise can also set others free. . Puji-pujian kita bukan hanya bisa menyelamatkan diri kita, tapi juga orang lain.

Dalam keadaan sulit sekalipun, jangan pernah lupa bahwa Tuhan selalu ada beserta anda, dan jangan berhenti bersyukur. Terkadang memang berat, tetapi kita bisa belajar dari Paulus dan Silas yang sanggup melakukannya karena mereka sungguh mengasihi Tuhan tanpa pamrih.

Kalau mereka bisa, saya yakin kita semua pun bisa berbuat demikian. Semua tergantung pilihan kita, apakah kita memilih untuk mengeluh, mengasihani diri dan menyerah, atau kita tetap bersyukur, memuji Tuhan dan berdoa, melakukan itu karena kita sungguh mengasihi Dia dan mengerti benar bahwa Tuhan punya rencana  bukan untuk mencelakakan kita tapi mendatangkan kebaikan. Paulus dan Silas mengambil pilihan ke dua, dan kita melihat pilihan mereka membawa dampak luar biasa.

Di saat kita ada dalam sisi gelap kehidupan, ketika kita mengalami kesulitan, tekanan, ketidakadilan hingga berbagai kesukaran lainnya, tetaplah bersyukur Tetap berikan puji-pujian buat Tuhan dan jangan berhenti berdoa. Ubahlah pola pikir kita. Berhentilah memusatkan pikiran pada beratnya masalah, sebaliknya, pusatkan pada Tuhan yang jauh lebih besar dari semua masalah itu. Percayalah bahwa Tuhan senantiasa melimpahkan kasih setianya dengan kerinduan agar setiap kita bisa menggenapi rencana-rencana besarNya atas kita masing-masing.

Bersyukur, berdoa dan memuji Tuhanlah setiap saat

Monday, April 22, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

"Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis." (ay 30-33).

Bukankah itu luar biasa? Ketika Paulus dan Silas mengambil pilihan untuk terus memuji dan menyembah Tuhan dalam keadaan penuh masalah dan penderitaan, tidak saja mereka diselamatkan, tapi ada jiwa-jiwa yang diselamatkan. Bukan hanya satu orang, melainkan sang kepala penjara dan seisi rumahnya diselamatkan.

Dari kisah ini kita bisa melihat bukti nyata bahwa ada kekuatan dan kuasa dari doa dan puji-pujian sebagai ungkapan rasa syukur kita atas penyertaan Allah. Ingatlah bahwa mengikuti, mematuhi maupun melayani Tuhan bukan berarti bahwa kita akan sepenuhnya terbebas dari masalah, tapi percayalah selalu bahwa kalaupun anda mengalami sesuatu yang bertolak belakang dengan ketaatan anda, ada rencana besar Tuhan di balik itu yang bisa kita alami dengan melakukan respon yang benar. Selain itu, jangan lupa pula bahwa Tuhan akan selalu ada beserta kita, bahkan dalam kegelapan yang paling gelap sekalipun.

Saat usaha dan upaya kita untuk taat belum mendatangkan hasil sesuai ekspektasi kita, jangan terburu-buru patah arang, cepat menuduh sana sini, apalagi kalau sampai menuduh Tuhan yang tidak-tidak. Daripada bersungut-sungut, mengeluh, mengumpat dan menyalahkan Tuhan dan melakukan hal-hal negatif lainnya, lebih baik kita coba respon yang dipilih oleh Paulus dan Silas.

(bersambung)

Sunday, April 21, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

"Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (ay 26).

Bagaimana gempa bisa membuat bukan saja struktur bangunan menjadi rusak, tapi juga melepas belenggu pasungan dan pintu-pintu? Entahlah. Kalau bangunannya retak atau rubuh, itu masuk akal. Tapi kalau bangunannya goyah, tidak hancur, dan lantas membuat pintu-pintu serta gembok rantai belenggu pasungan saja yang terbuka, itu jelas sebuah keajaiban diluar nalar. Yang jelas Alkitab mencatat tepat seperti itu, sehingga saya yakin itu bukanlah sebuah kebetulan melainkan kuasa Tuhan di luar logika yang terjadi di sana.

Kepala penjara pun panik, dan mengira bahwa Paulus dan Silas pasti telah melarikan diri. Ia hendak bunuh diri karena merasa dirinya gagal. Tapi Paulus dengan lantang berkata: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" (ay 28).

Kejadian ini kemudian membawa dampak lain yang tak kalah luar biasa. Bukan hanya Paulus dan Silas yang mendapatkan kembali kebebasannya, tapi Kepala penjara pun ternyata mengalami sesuatu yang besar. Perhatikan ayat berikut:

(bersambung)

Saturday, April 20, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Paulus dan Silas memilih sebuah jalan yang sangat sulit dilakukan oleh orang-orang yang mengalami situasi yang sama, yaitu tetap bersyukur, berdoa dan menyanyikan pujian-pujian kepada Allah. Bukan dalam hati, bukan sembunyi-sembunyi, tapi mereka melakukannya dengan lantang, sehingga dikatakan narapidana lain pun mendengarkan mereka.

"Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (ay 25).

Sudah dicambuk, dipasung, dipenjara, kurang menderita apa lagi? Tinggal hukuman mati saja yang belum. Tapi mereka melakukan itu. Lalu lihatlah apa yang kemudian terjadi. Ada gempa bumi hebat terjadi di sana yang mengakibatkan struktur bangunan penjara menjadi rusak.

Alkitab mencatatnya seperti ini:

"Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (ay 26).


(bersambung)

Friday, April 19, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Apa yang dilakukan Paulus dan Silas sesuai dengan kewajiban orang percaya. Itu perbuatan yang seharusnya dilakukan sesuai kebenaran. Tapi nyatanya mereka justru mengalami masalah karena perbuatan mereka itu. Sudah berbuat yang benar, kok malah ditangkap, disiksa, didera cambuk, dan dipasung dalam penjara?

Banyak orang yang mengalami seperti ini lalu meninggalkan Tuhan dengan kepahitan. "Ah ikut Tuhan omong kosong." "Ikut Tuhan untuk apa? Bukannya untung malah buntung." Ini menjadi pemikiran banyak orang yang keliru dengan paradigma berpikirnya saat memilih untuk mengikuti Tuhan. Mereka hanya mendasarkan itu atas dasar untung rugi dalam hal-hal yang bersifat duniawi saja. Dan hal ini semakin diperparah oleh hamba-hamba Tuhan yang hanya ingin menambah jiwa tanpa memberikan landasan yang benar dalam menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Dalam menyikapi keadaan yang tampaknya buruk, Paulus dan Silas ternyata mengaplikasikan sikap hati yang benar. Mereka tidak serta merta menyalahkan Tuhan, mengeluh dan mengumpat. Mereka tidak berpikir: "hey Tuhan, kami kan sudah melakukan hal yang seharusnya, kami ini melayani lho, dan menantang resiko besar. Kenapa tidak Engkau sambar petir saja semua orang jahat itu dan langsung menyelamatkan kami?" Tidak, tidak seperti itu.

Paulus dan Silas memilih sebuah jalan yang sangat sulit dilakukan oleh orang-orang yang mengalami situasi yang sama, yaitu tetap bersyukur, berdoa dan menyanyikan pujian-pujian kepada Allah. Bukan dalam hati, bukan sembunyi-sembunyi, tapi mereka melakukannya dengan lantang, sehingga dikatakan narapidana lain pun mendengarkan mereka.

(bersambung)

Thursday, April 18, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

(sambungan)

Seringkali pula kekecewaan terjadi pada saat kita hanya memandang pada ekspektasi pribadi tapi mengabaikan untuk melihat rencana di balik itu yang Tuhan sudah persiapkan.

Lantas kita pun lupa bahwa di atas segalanya ada Tuhan yang selalu menyertai kita, bahkan dalam kegelapan yang paling gelap sekalipun, jika kita tetap memandang dan mencari Dia. Bukankah itu akan jauh lebih baik untuk kita lakukan di masa kesukaran ketimbang kecewa dan malah menuduh lantas meninggalkan Tuhan?

Daripada kecewa dan menuduh sana sini, ada respon yang patut dicoba ketika kita menghadapi masalah dan penderitaan seperti yang dilakukan oleh Paulus dan Silas.

Dalam renungan kali ini mari kita baca Kisah Rasul 16:16-40. Pada saat itu Paulus dan Silas tengah melayani ke Makedonia, dan pada suatu hari mereka mengunjungi kota Filipi, sebuah kota di bagian Makedonia. Di sana mereka berhadapan dengan seorang perempuan tukang tenung, dimana hasil tenungnya mampu menghasilkan laba besar bagi tuan-tuannya. (ay 16).

Mereka lalu mengusir roh jahat yang merasuki perempuan tukang tenung itu, dan akibatnya si tukang tenung tidak lagi bisa mendatangkan uang pada para tuannya. Perbuatan Paulus dan Silas ini ternyata mendatangkan sebuah masalah yang sangat serius bagi Paulus dan Silas. Karena tuan-tuan dari si perempuan tukang tenung ini kehilangan penghasilan haramnya, mereka pun meradang. Paulus dan Silas kemudian ditangkap. Tapi amarah mereka tidak berhenti sampai disitu saja, karena kemudian keduanya dicambuk berkali-kali, lalu dilemparkan ke dalam penjara dengan keadaan dipasung. (ay 23-24).

(bersambung)
 

Wednesday, April 17, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 16:25
=============================
"Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka."


Apa yang menjadi reaksi kita saat hidup tiba-tiba memperlakukan kita dengan buruk? Terutama di kala kita merasa sudah melakukan hal yang baik tapi itu kemudian malah membawa kita mengalami penderitaan. Berniat baik tapi malah dipersalahkan dan jadi pesakitan. Pernah mengalami hal itu? Seringkali orang merasa kecewa dan kemudian bersungut-sungut bahkan terburu-buru menyalahkan Tuhan. Banyak yang kemudian kecewa pada Tuhan, karena mereka menganggap segala perbuatan baik mereka selama ini tidak seharusnya menempatkan mereka pada segala masalah yang membawa penderitaan.

Paradigma yang keliru itu membuat banyak orang salah kaprah. Ada yang aktif melayani bukan karena terpanggil ingin menjadi pelayan Tuhan, tapi supaya bisnis dan usahanya jangan sampai bangkrut atau mengalami masalah. Yang bekerja, berharap bisa naik gaji atau naik pangkat, atau berharap bahwa aktifnya mereka melayani akan membuat Tuhan mendatangkan jaminan keamanan 100 persen bagi diri dan keluarganya. 100 % jauh dari sakit, jauh dari miskin, jauh dari tekanan, pokoknya hidup yang full bahagia sejahtera dan melimpah.

Maka, begitu masalah datang dalam hidup mereka, tidak mengherankan kalau mereka segera menyalahkan Tuhan. Sudah bekerja untuk Tuhan, kok masih menderita? Paradigma berpikir seperti ini sama saja artinya dengan bahwa Tuhan seharusnya berhutang budi ketika kita melakukan hal-hal baik, dan sebagai balasannya seharusnya Tuhan tidak membiarkan satupun masalah ada dalam hidupnya. Bukankah itu merupakan paradigma yang sudah sangat jauh keliru?

Seringkali kita merasa kecewa pada Tuhan karena kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan melainkan justru mendapatkan apa yang tidak kita harapkan. Kekecewaan akan mudah datang jika kita memiliki cara pandang atau paradigma yang keliru. Selain itu kekecewaan pun datang pada saat kita menilai segala sesuatu sesuai dengan keinginan kita tapi lupa introspeksi, siapa tahu memang itu akibat kesalahan kita sendiri. Seringkali pula kekecewaan terjadi pada saat...  kita hanya memandang pada ekspektasi pribadi tapi mengabaikan untuk melihat rencana di balik itu yang Tuhan sudah persiapkan.

(bersambung)

Tuesday, April 16, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (8)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Apakah anda hari ini tengah mencari kemenangan atas berbagai masalah yang anda hadapi? Apakah ada diantara teman-teman yang tengah bergumul dan merasa putus asa menghadapi sejumlah besar tekanan hidup? Apakah semua ini mulai membuat logika anda berkata bahwa anda sudah harus menyerah kalah?

Jika ya, berdirilah tegak dan lakukan hal yang sama seperti Yosafat dan bangsanya, juga Paulus dan Silas. Panjatkan puji-pujian dan serukan kemuliaan bagi Tuhan. Bernyanyilah dengan penuh sukacita dan iman yang percaya, dan anda bisa mengalami situasi serupa seperti yang mereka alami saat itu. Ada sepasukan musuh menyerang anda: mungkin berupa tumpukan masalah, sakit penyakit, krisis keuangan dan sebagainya. Semua itu bisa hadir menyerang kapan saja, tetapi ingatlah bahwa Tuhan punya kuasa jauh lebih besar yang mampu membuat kita sanggup mengatasi segala jenis serangan.

Sadarilah ada kuasa besar dibalik puji-pujian, dan Alkitab sudah menyatakan bahwa ada Tuhan yang bertahta/bersemayam di atas puji-pujian. (Mazmur 22:4). Apa yang perlu kita lakukan hanyalah mempercayai Tuhan secara penuh dan terus memujiNya.

Jika anda belum berpikir akan hal ini, hari ini anda bisa mulai melakukannya. Berikan puji-pujian kepada Tuhan, nyanyikanlah disertai iman dan semua itu akan mematahkan masalah apapun yang tengah anda hadapi saat ini. Bernyanyilah bagi Tuhan, dan anda akan melihat bahwa tidak satupun dari musuh atau masalah yang berpeluang sama sekali untuk meruntuhkan anda.

Puji-pujian mendahului datangnya kemenangan besar

Monday, April 15, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (7)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Menang tanpa berperang, ditambah hasil jarahan begitu banyak hingga butuh 3 hari untuk mengangkut semuanya.

Ada beberapa poin yang bisa kita pelajari dari kisah ini.

1. Yosafat mengambil keputusan untuk mencari Tuhan saat berada dalam situasi genting.
2. Yosafat mengandalkan Tuhan dalam mencari solusi.
3. Yosafat percaya sepenuhnya dengan janji Tuhan tanpa keraguan sedikitpun
4. Yosafat dan bangsanya sudah lebih dulu memanjatkan puji-pujian meski mereka belum tahu bagaimana akhir dari serangan.

Lihatlah bagaimana puji-pujian mendahului kemenangan dan membawa hasil yang luar biasa mengatasi batas logika dan pikiran kita. Bangsa Yehuda dibawah pimpinan Yosafat memperoleh kemenangan besar, dan semua itu dimulai dengan pengambilan keputusan yang benar dalam merespon suara Tuhan dengan didahului oleh puji-pujian.

Dalam renungan berikutnya saya akan sampaikan contoh lainnya, yaitu dari kisah saat mereka mendapat dera dan siksa saat hendak melayani di Makedonia. Kita akan lihat bagaimana puji-pujian mampu melepaskan mereka dari situasi yang sangat tidak mungkin secara logika, bagaimana puji-pujian bisa mendatangkan kemenangan bahkan memenangkan jiwa.

Lalu ada pula kisah lainnya yang berkaitan dengan pembahasan renungan kali ini yang akan saya lanjutkan lagi setelahnya.

(bersambung)

Sunday, April 14, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kembali kepada kisah Yosafat, lihatlah apa yang terjadi setelahnya. Tindakan Yosafat untuk menghadapi perang dengan menyiapkan kelompok paduan suara terbukti benar. Ketika mereka mulai menyanyikan puji-pujian, terjadilah keajaiban seperti yang dijanjikan Tuhan itu.

"Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah." (ay 22).

Alkitab jelas mencatat hasil akhirnya, yaitu bahwa tidak satupun musuh yang luput. Dan semua itu terjadi tanpa mereka perlu bertempur.

Seperti inilah yang terjadi.  "Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang penduduk pegunungan Seir hendak menumpas dan memunahkan mereka. Segera sesudah mereka membinasakan penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh. Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput." (ay 23-24).

Bukan itu saja, tapi bangsa Yehuda kemudian mendapat jarahan yang sangat banyak.Begitu banyaknya, sampai-sampai mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk mengangkut ternak, barang berharga dan pakaian untuk dibawa pulang. (ay 25).

(bersambung)

Saturday, April 13, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Yosafat merespon pesan Tuhan dengan membentuk kelompok paduan suara untuk memuji Tuhan!

Mereka mengangkat para penyanyi dan pemuji lalu mengutus mereka untuk ditempatkan di barisan depan. "Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (ay 21).

Secara logika keputusan Yosafat mungkin terlihat aneh. Betapa tidak, dalam menghadapi perang bukannya mempersiapkan kekuatan bala tentara dengan persenjataan terbaik yang mereka punya, tapi justru membentuk kelompok penyanyi puji-pujian. Aneh bagi dunia, tetapi tidak bagi mereka, karena iman mereka percaya sepenuhnya kepada janji Tuhan sehingga mereka tahu bahwa apa yang terpenting bagi mereka adalah menyatakan ucapan syukur mereka dan memuliakan kebesaran Allah. Jika mereka sibuk menyiapkan kekuatan prajurit perang, bukankah itu berarti bahwa mereka masih ragu terhadap ucapan Tuhan yang berjanji akan berperang secara langsung atas nama mereka?

Bagaimana kita saat menghadapi serangan dalam kehidupan? Akankah kita bisa percaya seperti halnya Yosafat dan bangsa Yehuda, atau kita akan terus ketakutan, cemas, gelisah meski Tuhan menjanjikan hal yang sama? Apa yang menjadi respon kita saat kita menghadapi situasi seperti itu? Menghadap Tuhan, berdoa, berpuasa, atau malah sibuk mencari alternatif-alternatif selain itu, bahkan yang sebenarnya tidak berkenan bagi Tuhan?  

Bagi saya, sampai di bagian ini saja kita bisa mendapatkan bahan perenungan yang sangat baik. Mungkin kita tidak sedang menghadapi serangan bangsa lain untuk berperang, tapi ada banyak pula bentuk tekanan, halangan hingga penderitaan maupun masa-masa sulit lainnya yang pada waktu-waktu tertentu harus kita hadapi.

(bersambung)

Friday, April 12, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (4)

webmaster | 9:00:00 AM | Be the first to comment!

 (sambungan)

"Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." (ay 15).

Lewat Yahaziel Tuhan berkata dengan jelas berkata bahwa mereka tidak perlu takut, karena bukan jumlah tentara mereka yang penting melainkan Tuhan sendirilah yang akan maju berperang melawan laskar musuh untuk mereka. Kuasa Tuhan yang tidak terbatas dan tidak tertandingi oleh apapun ternyata berjanji untuk berada di pihak mereka. Kalau demikian, apa lagi yang harus ditakutkan?

Lebih lanjut Tuhan bahkan berkata: "Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu." (ay 17).

Ini jelas merupakan seruan Tuhan yang sangat melegakan dan sungguh luar biasa.

Selanjutnya, bagaimana Yosafat dan bangsa Yehuda merespon pesan Tuhan ini? Mereka bukan menyiapkan prajurit layaknya bangsa yang akan diserang, mereka bukan menyiapkan strategi berperang. Tapi, di luar dugaan mereka membentuk kelompok paduan suara untuk memuji Tuhan!

(bersambung)

Thursday, April 11, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

 "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3).

Yosafat tidak hanya melakukan itu sendirian, tapi ia juga mengajak serta rakyatnya untuk berserah kepada Tuhan dengan berpuasa. Ia memimpin bangsanya untuk mengambil keputusan yang benar. Rakyatnya menurut dan mereka pun melakukan itu bersama-sama. "Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN." (ay 4).

Saat itu terjadilah doa dan berpuasa secara nasional, dimana isi doanya pun tertulis dalam perikop ini.

Tuhan kemudian menjawab doa mereka lewat Yahaziel. Yahaziel dikatakan dihinggapi Roh Tuhan (ay 14), dan menyampaikan pesan dari Tuhan kepada Yosafat dan bangsa Yehuda.

Pesannya adalah sebagai berikut:

"Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." (ay 15).


(bersambung)

Wednesday, April 10, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Dalam beribadah kita pun bernyanyi untuk Tuhan. Kita menyembah Dia lewat lagu, kita memuji Dia lewat lagu. Saya pribadi yakin Tuhan merupakan pribadi yang juga sangat menyukai musik. Lihatlah betapa seringnya Pemazmur menggugah kita untuk selalu menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan seperti dalam pasal 96:1, 98:1, 144:9, 149:1 dan sebagainya. Kalau sudah seperti itu, tentu nyanyian merupakan hal yang disukai Tuhan.

Dalam Yesaya 42:10 pesan yang sama pun disampaikan. Jika musik itu dikatakan dinamis dan progresif, Tuhan pun tampaknya memandang musik seperti itu. Lebih dari sekedar menyenangkan hatiNya, lagu-lagu pujian yang kita nyanyikan kepadaNya bermakna sangat besar. Lagu pujian kita kepada Tuhan bisa membawa perubahan besar dalam hidup kita, bahkan saya berani berkata bahwa lagu pujian itu mendahului atau bisa mendatangkan kemenangan.

Mendatangkan kemenangan? Ya, betul. Sebuah contoh bisa kita lihat pada akhir pemerintahan raja Yosafat seperti yang tertulis dalam kitab 2 Tawarikh 20. Di sana dicatat bahwa pada masa itu ada laskar yang besar datang dari berbagai penjuru untuk menyerang Israel.

Pada saat itu pasukan Israel sangat sedikit jumlahnya, sangatlah jauh dibanding dengan jumlah besar kekuatan yang hendak menghancurkan mereka.

Melihat kekuatan yang tidak berimbang, tidak mengherankan apabila Yosafat kemudian sempat takut. Kita pun tentu takut jika mengalami hal yang sama. Tetapi meski sempat merasa takut, Yosafat kemudian mengambil sebuah keputusan yang benar dalam merespon rasa takutnya.

 "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3).

(bersambung)

Tuesday, April 9, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: 2 Tawarikh 20:21
=======================
"Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"


Ada seorang penulis lagu legendaris yang sudah menghasilkan banyak lagu Indonesia klasik di era 70-80an. Belakangan ia memutuskan untuk meninggalkan dunia sekuler lalu aktif melayani sebagai pendeta. Karena latar belakangnya memang dunia musik, ia sangat fokus kepada puji-pujian dan penyembahan. Dan memang ia kuat sekali di bidang ini.

Kepada saya ia mengatakan bahwa talenta yang ia miliki pada awalnya membuatnya aktif berkarya di dunia sekuler. Tapi kemudian ia merasa terpanggil untuk fokus menjadi hamba Tuhan dengan misi untuk mengajarkan dan membimbing dalam hal pujian dan penyembahan. Ia menyadari bahwa baik pujian maupun penyembahan sangatlah penting dalam membangun hubungan dengan Tuhan, juga mampu memberi kekuatan bahkan kemenangan dalam keseharian hidup kita. "Ada kuasa di balik puji-pujian," katanya. Karena itu jangan berhenti hanya pada berdoa, tapi sertai pula dengan pujian dan penyembahan, lanjutnya.

Saya yang memang juga sedikit banyak berkecimpung di dunia musik walaupun tidak secara langsung seperti beliau menyadari betul bahwa musik, lagu dan suara untuk bernyanyi merupakan salah satu anugerah yang luar biasa indahnya dari Tuhan. Bagi saya sulit membayangkan apa jadinya hidup tanpa adanya alunan musik dan suara indah para biduan dari masa ke masa. Saya termasuk orang yang akan lebih memilih untuk tidur dengan disertai alunan lagu. Sebuah lagu bisa membuat rileks, melepas kepenatan dari bekerja dan pelipur lara. Lagu atau musik bisa meningkatkan semangat, menjadi teman dalam bekerja dan mewakili berbagai perasaan hati.

Musik bisa menjadi jembatan antar dua negara untuk menjalin hubungan yang lebih dekat. Begitu banyaknya makna penting dibalik musik, sampai-sampai musik pun hari ini menjadi salah satu sarana terpenting si jahat untuk merusak moral generasi muda dengan berbagai pengajaran-pengajaran yang sesat, baik yang disampaikan secara terang-terangan maupun yang tidak terlalu kasat mata.

(bersambung)

Monday, April 8, 2024

Ayo Semangat! (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Masalah boleh saja datang, kendala boleh ada, kegagalan boleh saja terus dialami. Itu akan terus terjadi, dan akan selalu terjadi pada setiap orang termasuk anda dan saya. Tapi semangat juang yang tinggi apabila kita miliki akan mampu memberi perbedaan yang sangat besar dalam memperoleh hasil akhir yang indah.

Saya pun teringat akan sebuah lagu pujian klasik, jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan. Anggaplah apa yang tengah kita kerjakan merupakan ladangnya Tuhan. Ladang bagi Tuhan untuk menjangkau, memberkati bahkan menyelamatkan jiwa-jiwa. Bukankah segala yang kita sedang usahakan bisa berfungsi sebagai ladangnya Tuhan jika kita arahkan untuk itu? Sangat sempit sekali kalau kita hanya menganggap bahwa ladangnya Tuhan hanyalah terbatas pada aktivitas gereja atau hal-hal bersifat rohani saja. Apapun itu yang kita sedang usahakan bisa menjadi sebuah ladang subur bagi Tuhan jika kita pakai untuk itu. Karenanya kita jangan sampai lelah, apalagi patah semangat. Ingat, Roh Kudus akan selalu memberikan kekuatan.

Kita pun harus ingat bahwa Tuhan sudah merencanakan segala sesuatu yang indah, dan Dia juga sudah menjanjikan penyertaanNya. Tuhan yang menjanjikan itu adalah Tuhan yang setia. Dia mau agar kita hidup di dalam rencanaNya, dimana Dia akan membimbing dan menyertai kita dalam setiap langkah untuk menuai apa yang telah Dia sediakan bagi kita. Kalau begitu kenapa kita harus mudah patah semangat dalam menghadapi berbagai ujian atau tekanan? Berbagai problema kehidupan datang silih berganti, dan kita harus menghadapinya dengan semangat. Kita harus tetap berjuang dengan semangat pantang menyerang. Itu akan menguatkan kita untuk terus bertahan melewati batu-batu ujian dan mengatasinya dengan baik untuk keluar sebagai pemenang.

Apapun yang anda hadapi hari ini, hadapilah dengan semangat. Percayalah kepada janji-janji Tuhan, rasakan kebaikan dan penyertaanNya dan terus pegang itu dengan iman. Itu seharusnya lebih dari cukup untuk menumbuhkan dan mengobarkan semangat dalam diri anda, dan tentu saja menjaga agar baranya jangan sampai meredup. Jangan pernah lupa bahwa Tuhan menjanjikan upah bagi orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan tahan uji. Ada banyak orang biasa yang tampil luar biasa dengan bermodalkan semangat juang tinggi yang pantang menyerah.

Let's become one of them. Keep the spirit up! Stay strong and never give up! Ayo tetap semangat!

Great things take time. Never give up.




Sunday, April 7, 2024

Ayo Semangat! (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Dalam ayat lainnya dikatakan sebagai berikut: "Ada upah yang disediakan Tuhan bagi mereka yang tahan banting dalam membangun usahanya. "Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah." (2 Korintus 3:14).

Ayat dalam Perjanjian Baru ini kembali memberi penegasan mengenai hal yang sama. Jadi selain semangat dan hati yang kuat, kita pun harus tahan uji. Mungkin tidak mudah, mungkin butuh pengorbanan, tapi sikapi segala ujian dengan baik dan positif, karena selalu ada upah yang menunggu di ujung sana.

Semangat bisa berfungsi bagaikan bahan bakar yang membuat kita bisa terus maju. Tanggung jawab yang besar ataupun kecil apabila dilakukan dengan antusiasme, gairah dan semangat yang tinggi akan mampu kita selesaikan dengan hasil terbaik. Sebaliknya jangan pernah bermimpi untuk menggapai sesuatu yang besar jika kita sudah kehilangan semangat dalam hidup kita.

Coba bayangkan jika semua penemu luar biasa di masa lalu mudah patah semangat dan gampang menyerah. Bayangkan jika penemu listrik, telepon, berbagai mesin dan lain-lain tidak gigih dan pesimis melihat setiap kegagalan dalam prosesnya. Bayangkan jika para ahli cepat hilang semangat dalam mendalami bidangnya. Dunia yang kita diami bisa sangat berbeda, jauh ketinggalan dibawah pesatnya kemajuan hari ini.

Ingat pula bahwa kehilangan semangat bisa membuat kita membuang-buang banyak waktu hidup kita dengan sia-sia. Mari saya beri contoh. Ada seorang musisi yang bercerita bahwa ia kehilangan waktu lebih dari 10 tahun karena ia sempat kehilangan semangat. Pada saat itu ia sebenarnya sudah hampir mencapai puncak karirnya, tapi kemudian ia kehilangan semangat dan berhenti. Ia menolak berbagai tawaran, ia keluar dari labelnya dan hidup hanya memakai tabungannya. Setelah sepuluh tahun ia pun menyesal. Ia menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki.

Sayangnya 10 tahun yang terbuang itu sudah sangat lama, sehingga bukan saja ia harus kembali menapak dari nol, tetapi untuk mengejar ketertinggalan sudah sangat sulit. Dunianya sudah berubah, pelakunya sudah berganti, sampai saat ini ia masih terus berjuang untuk kembali sukses. Lihatlah bahwa kehilangan semangat bisa sangat merugikan dan mendatangkan konsekuensi yang berat.


(bersambung)

Saturday, April 6, 2024

Ayo Semangat! (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kita tentu boleh untuk melihat hasil yang ingin dicapai. Tapi jangan pernah palingkan muka dari perjalanan panjang prosesnya, melainkan nikmatilah dan seriusilah setiap langkahnya. Apapun itu yang tengah dibangun, selama kita lakukan dengan semangat dan sungguh-sungguh, memberi yang terbaik dari diri kita seperti melakukannya untuk Tuhan dan bukan manusia, disertai doa disetiap langkahnya, itu tidak akan pernah sia-sia.

Semangat. Sadar atau tidak, itulah yang sering menentukan apakah kita gagal atau sukses menggenapi rencana Tuhan. Seringkali rencana Tuhan tidak serta merta hadir dalam sekedip mata. Dibutuhkan usaha keras, semangat baja, kegigihan, ketekunan dan mental yang pantang menyerah agar kita bisa menggenapinya dalam hidup kita.

Dan Alkitab pun berkali-kali mengingatkan kita akan hal ini. Misalnya dalam Amsal dikatakan: "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" (Amsal 18:14). Semangat mampu memberi kekuatan untuk menanggung penderitaan dan beban berat. Tetapi apa yang bisa kita perbuat ketika kita tidak memiliki semangat lagi? Orang yang patah semangat cenderung sulit untuk bangkit. Semakin lama dibiarkan, semakin sulit pula untuk pulih.Bagi yang pernah mengalaminya tentu tahu akan hal itu.

Dalam 2 Tawarikh 15:7 dikatakan: "Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"

Kuatkan hati, kuatkan tekad dan semangat, karena ada upah bagi usahamu. Dengan kacamata yang berbeda kita bisa mendapat pandangan berbeda tentang apa yang kita usahakan. Dengan kacamata yang satu kita bisa melihatnya gagal, dengan kacamata lain kita bisa pula melihatnya sebagai keberhasilan yang tertunda. Satu hal yang pasti, bukan saja usaha kita tidak akan sia-sia kalau dikerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh, tapi Alkitab dengan tegas pula sudah berkata bahwa semua itu ada upahnya.

Dalam ayat lainnya dikatakan sebagai berikut: "Ada upah...

(bersambung)

Friday, April 5, 2024

Ayo Semangat! (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kembali ke channel Youtube saya, saat ini channel itu berusia tepat setahun. Subscribernya sudah mencapai 30 ribu, dan buat saya itu bagai mukjizat karena terjadi di saat terus merosotnya penonton Youtube. Video buatan saya kebanyakan memang masih menyedihkan jumlah viewers nya, tapi ada satu-dua yang berhasil menembus 100 ribu, bahkan ada yang sampai 3 jutaan. Kalau saya melihat video yang jumlah penontonnya dibawah 100 orang, saya akan sedih. Tapi coba lihat yang berhasil hingga puluhan atau ratusan ribu, bahkan juta. Seharusnya itu akan memicu saya untuk terus berkarya dengan semangat. Jadi, pandangan saya harus tetap saya arahkan kepada hal-hal yang baik, bukan kepada yang bisa membuat patah atau hilang semangat.

Disamping itu, anak saya pun sudah saya libatkan sejak awal. Ia sudah ikut mengisi konten dengan menggambar, bernyanyi, mengarang cerita, dan itu sudah ia lakukan sejak usianya masih 4 tahun. Ia saya ajak untuk melihat bagaimana proses pembuatan sebuah videoklip lagu anak dari awal hingga akhir, termasuk membuat musik menggunakan keyboard tua. Hasilnya, ia sekarang bisa main beberapa lagu di keyboard, ia mulai tertarik dengan proses pembuatan kartun dan animasi, dan ikut menyumbang pendapat dalam pembuatannya. Itu saja jelas menjadi bukti nyata bahwa apa yang saya kerjakan tidak sia-sia.

Hanya melihat video dengan jumlah penonton sedikit sekali, itu mengecewakan. Tapi coba lihat bagaimana hal itu membuat anak balita ikut bertumbuh kemampuan, pengetahuan dan kreatifitasnya sesuai jaman hidupnya. Bukankah itu sebuah keberhasilan? Dan saya berdoa supaya siapapun yang menonton channel saya itu bisa mendapatkan hal-hal positif dalam pembentukan karakternya kelak. Ke arah mana kita mengarahkan pandangan akan sangat menentukan, dan sekali lagi, percayalah bahwa apapun yang kita kerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh, apalagi kalau kita membuatnya dengan sebaik-baik kesanggupan kita seperti untuk Tuhan dan bukan manusia, disertai doa disetiap langkahnya, itu tidak akan pernah sia-sia.

Rome wasn't built in a day. Kalau diterjemahkan, pepatah ini mengatakan bahwa Roma tidaklah dibangun hanya dalam sehari. Roma di masa lalu jelas merupakan salah satu pusat peradaban paling megah dan maju yang pernah dicatat dalam sejarah.
Pepatah ini menyampaikan bahwa meski Roma terkenal dengan kemegahan dan kemajuannya, semua  itu tidaklah datang hanya dalam waktu singkat. Butuh proses, butuh usaha, butuh waktu, dan sering pula butuh pengorbanan agar bisa terus bertumbuh hingga sukses.

(bersambung)

Thursday, April 4, 2024

Ayo Semangat! (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: 2 Tawarikh 15:7
======================
"Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"


Bagi teman-teman yang sudah atau sedang menjadi seorang Youtubers, anda tentu tahu bahwa untuk bisa berhasil itu tidak mudah. Puji Tuhan jika anda termasuk yang sudah punya banyak subscribers dan menghasilkan pendapatan tambahan dari sana, tapi jika belum, bersabarlah dan terus berusaha. Karena saya selalu percaya bahwa apapun yang kita kerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh tidak akan pernah sia-sia.

Sejak tahun lalu saya mencoba menekuni bidang ini. Saya membangun channel untuk anak balita terutama karena saya sendiri punya anak di usia sekitaran itu. Membangun dari 0, tanpa main curang sama sekali, itu ibarat membangun rumah dengan menumpuk batu secara perlahan satu demi satu. Kurang dari 3 bulan, puji Tuhan saya berhasil mendapat 1000 subscribers. Tapi kemudian terjadi penurunan jumlah penonton, seiring menurunnya jumlah orang yang mengakses Youtube.

Pengerjaan setiap video tidak mudah. Saya harus membuat dulu grafisnya, kemudian animasinya, kemudian lagunya, lantas digabung semuanya menjadi satu video. Belum lagi mencari ide dan membuat ide itu tampil menjadi gambar gerak atau animasi. Butuh proses, waktu dan usaha yang tidak sedikit, dan itu harus saya jalankan tanpa meninggalkan pekerjaan sehari-hari dan membagi waktu untuk anak, juga membantu istri dalam mengurus rumah tangga. Tidak jarang saya sambilan mengerjakan 2-3 pekerjaan sekaligus dalam satu waktu supaya semuanya bisa saya kerjakan. Karena itu saya seringkali merasa sedih saat melihat jumlah penonton yang sangat sedikit, seperti sia-sia rasanya semua usaha yang saya kerjakan. Tapi saya terus melatih diri saya untuk tetap semangat, dan mengingatkan diri saya akan hal yang selalu saya percaya, yaitu bahwa apapun yang kita kerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh tidak akan pernah berakhir sia-sia.

Saya kemudian bertemu dengan seorang sutradara film. Ia bercerita bahwa selama 9 tahun ia merugi karena film-filmnya terbilang gagal di pasar. Ia bahkan sudah sempat menjual rumah dan kendaraan agar ia bisa terus melanjutkan profesinya. Bagi yang modal besar apalagi sudah punya nama, akan banyak rekanan maupun langkah yang bisa mereka lakukan seperti promosi besar-besaran karena memang punya modal. Tapi bagi rumah produksi independen dengan modal terbatas, itu sangat berat, ujarnya.

Saya yang masih setahun tanpa harus merugi apa-apa secara materi saja sudah merasakan bagaimana sedihnya saat apa yang saya lakukan tidak mendapat respon baik. Si sutradara sudah 9 tahun merugi, sampai menjual harta milik, demi menjalankan profesi sesuai cita-cita, atau bisa jadi panggilan, tapi ia tidak patah arang. Ia terus gigih dan semangat dalam berkarya. Itu jelas luar biasa dan sangat menginspirasi saya. Ia kemudian berhasil sukses lewat satu film. Apakah kemudian ia sudah tidak punya masalah lagi? Tentu saja tidak demikian. Satu film berhasil bukan berarti semua film setelahnya pasti berhasil. Film berikutnya bisa saja kembali gagal. "Itulah hidup, yang penting saya harus terus berpikir, berusaha dan berkarya sebaik-baiknya." katanya sambil tersenyum. Again, that's really inspirational.

(bersambung)

Wednesday, April 3, 2024

Habakuk (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Adakah hari ini anda tengah tergoncang akibat kesulitan menghadapi iklim yang semakin sulit? Adakah iman anda hari ini mulai goyah akibat tekanan demi tekanan yang terus menghujam diri anda, kesulitan hidup yang makin meningkat, persoalan yang belum memiliki jalan keluar? Atau mungkin anda mengalami berbagai ketidakadilan dan penindasan?

Atau adakah yang saat ini sedang merasa sulit mengerti mengapa Tuhan seolah diam terhadap persoalan anda? Miliki iman seteguh iman Habakuk yang tidak goncang sama sekali dalam kondisi apapun. Percayalah bahwa Tuhan mampu membuat "kaki kita selincah kaki rusa" untuk melompati 'batu-batu' masalah itu, tidak peduli sebesar, sebanyak dan setajam apapun batu-batu yang membentang di hadapan anda.

Jangan pernah lupa bahwa pekerjaan Tuhan begitu besar dalam hidup kita. Kita sering mereduksi pekerjaan Tuhan untuk hanya terpusat pada diri saja, atau lupa akan segala kebaikan, penyertaan, pertolongan Tuhan terdahulu saat kita berada dalam kesesakan. Yakinlah bahwa Tuhan akan selalu bekerja dalam hidup kita selama kita tidak berpaling dariNya. Apapun situasinya, apapun keadaannya, Tuhan akan selalu ada bersama kita. Dan bersamaNya kita tidak perlu takut. Kita tidak akan goyah, kalau kita menempatkan Tuhan sebagai sumber kekuatan kita.

Dasari hidup dengan iman yang teguh, jangan pernah putus harapan. Percayalah sepenuhnya pada Tuhan dengan segenap hati. Tuhan mampu memperlengkapi kita untuk mampu menghadapi segala masalah, segala ketidakpastian dalam hidup, karena Tuhan adalah sumber kekuatan kita. "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).

Keep living life by faith!

Tuesday, April 2, 2024

Habakuk (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Sebagai orang percaya, kita harus paham bahwa masalah kejahatan bukan karena dunia yang Tuhan ciptakan ini memiliki kecacatan, melainkan karena manusia sendiri yang di dalam kehendak bebasnya memilih untuk memberontak kepada Allah. Kita bisa lihat di dalam Kitab Kejadian bahwa Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya dengan kondisi yang sungguh amat baik. Seluruh ciptaan berada di dalam kasih dan keadilan yang sejati di dalam Tuhan.

Tidak ada kefasikan, kejahatan dan ketidakadilan yang menggerogoti setiap aspek kehidupan yang direncanakan Tuhan atas dunia dan isinya. Namun setelah manusia memilih untuk berpaling dari Allah dan terkekang di bawah jeratan dosa yang mematikan, seluruh tatanan ciptaan pun berubah menjadi kacau. Relasi manusia dengan Allah, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan ciptaan lainnya menjadi rusak dan terus semakin rusak parah. Ketimpangan dan ketidakadilan mulai muncul di mana-mana. Dosa mulai merasuki setiap kehidupan manusia. Kebenaran lambat laun mulai memudar. Akibatnya, hari demi hari kita melihat keadaan sekitar yang makin buruk dan jauh dari kebenaran.

Karena itu, mari kita terus mendoakan bangsa ini agar hukuman Tuhan tidak harus jatuh atasnya. Lantas, mari kita juga menjaga diri kita agar tidak kita tidak ikut tergerus oleh kemerosotan moral dan akhlak. Jangan sampai kita malah ikut terseret semakin jauh dari Tuhan.

Selain itu, dari kisah Habakuk kita dapat belajar bahwa kesesakan yang Tuhan berikan bagi kita adalah salah satu bentuk didikan dan ujian bagi kita. Didikan dan ujian memang tidak menyenangkan dan terkadang bisa terasa sangat menyakitkan, namun semua itu diperlukan agar kita menjadi lebih dewasa, dan ini menuntut kepercayaan kita sepenuhnya kepada Tuhan.

Adakah hari ini anda tengah...

(bersambung)

Monday, April 1, 2024

Habakuk (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Lihatlah meskipun ia tidak mengerti mengapa Tuhan terkesan membiarkan bencana siap menghancurkan bangsa Yehuda, tapi Habakuk tahu pasti bahwa Tuhan akan tetap turun tangan terhadap orang benar, yakni orang yang hidup oleh iman.

Di akhir kitab Habakuk kita melihat bagaimana tingginya iman nabi yang satu ini. Iman Habakuk adalah iman yang tidak tergoncang oleh situasi apapun, bahkan dalam ketidak-mengertiannya akan keputusan Tuhan sekalipun. Habakuk mengakhiri doanya dengan keyakinan teguh.

Doa itu berbunyi: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (ay 17-19).

Lihatlah sebentuk iman yang besar yang dimiliki Habakuk. Meski ia tengah berada dalam keadaan krisis, tekanan, ketakutan, ancaman yang kelihatannya mengerikan sekalipun, Habakuk ternyata tetap mampu bersukacita dan bersorak-sorak pada Tuhan. Sikap Habakuk didasarkan pada imannya yang secara penuh berserah pada keputusan Tuhan. Meski situasi yang ia hadapi mungkin akan menjadi lebih parah, tetapi kita bisa lihat bahwa imannya pada Tuhan tidaklah goyah. Dia tetap bersorak-sorak dalam Allah yang menyelamatkan. Itu tidak mungkin terjadi pada orang yang memandang masalah. Sikap ini hanya akan muncul pada orang yang menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatannya.

(bersambung)

Sunday, March 31, 2024

Habakuk (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)


Habakuk 1:1-4, mencatat keluh kesah dari Nabi Habakuk akan kondisi bangsanya kala itu. Habakuk berteriak kepada Tuhan, tapi ia merasa Tuhan tidak memberi tanggapan sama sekali. Habakuk juga menyatakan bahwa seluruh hal yang dilihatnya adalah ketidakadilan dan penindasan. Seluruh keluh kesahnya terangkum dalam ayat 4 yaitu mengenai hukum yang hilang kekuatannya karena orang fasik mengepung orang benar dan munculnya keadilan secara terbalik.

Habakuk menyadari bahwa penyebabnya adalah akibat ketidaksetiaan. (Habakuk 1:2-4).

Tuhan menjawab teriakan Habakuk pada ayat 5-11, bahwa ketidakadilan dan kefasikan yang terjadi atas kehendak Allah dan bertujuan untuk memberi hukuman kepada bangsa yang telah berpaling dari Allah. Ancaman serius adalah kenyataan bahwa orang Kasdim (bangsa Babel) siap untuk membantai mereka. (ay 6-11). Ini tidak main-main, karena selain dikenal karena kekuatan dan kehebatannya, orang Kasdim pun terkenal atas kekejamannya.

Habakuk sempat mengaku tidak mengerti mengapa Allah yang Mahakudus bisa berdiam diri melihat orang-orang fasik menghancurkan umatNya. (ay 12-13).

Tidak mengerti, itu satu hal, dan memang kemampuan kita terbatas untuk bisa menyelami rencana Tuhan secara utuh. Tetapi jangan sampai hal itu berlanjut kepada ketidakyakinan kita akan penyertaan Tuhan, apalagi kalau sampai menuduh Tuhan bertindak tidak adil bahkan kejam.

Habakuk menyadari hal ini, dan berkata: "Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya." (2:4).

(bersambung)

Saturday, March 30, 2024

Habakuk (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Tidak sedikit yang bertanya-tanya kenapa Tuhan seolah diam dan membiarkan semua ini terjadi. Lho, kenapa malah Tuhan dituduh jadi penyebabnya? Bukankah Dia sudah memberi segala sesuatu  yang diperlukan agar kita bisa terus menjadi semakin baik sebagai manusia seperti kerinduanNya?

Lantas, jika kita masih mampu menjaga hati, jiwa, raga dan pikiran dengan masih menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan akhlak dalam hidup kita, haruskah kita menyerah kalah dalam berjuang di dunia yang serba sulit ini? Apa yang harus kita lakukan?

Saya rasa, lingkungan atau bahkan dunia yang sedang kacau ini seharusnya menjadi momen bagi kita untuk belajar mengandalkan Tuhan lebih dari sebelumnya. Pada situasi-situasi dimana kemampuan manusia yang terbatas tampaknya menemui jalan-jalan yang buntu, kita seharusnya belajar untuk memandang ke atas mengandalkannya. Ketika pada satu titik kita merasa tidak lagi memiliki cukup tenaga lagi untuk berjuang, apa yang harus kita ingat adalah keberadaan Tuhan yang selalu setia menyertai kita dengan kekuatannya yang tidak terbatas, yang tidak pernah berada lebih rendah dari segala kesulitan duniawi dengan segala liku-likunya seperti yang tengah kita hadapi hari ini.

Sehubungan dengan hal ini saya ingin mengangkat kisah tentang Habakuk.

Habakuk adalah seorang nabi yang hidup di sebuah jaman yang kelam. Situasi dan kondisi yang terjadi pada masa hidupnyasangatlah berat, penuh dengan krisis moral yang sungguh luar biasa. Pada saat itu Habakuk meratap melihat bangsa Yehuda tengah berada dalam bahaya.

(bersambung)

Friday, March 29, 2024

Habakuk (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Habakuk 3:19
=====================
"ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku."


Peradaban semakin maju terbukti tidak membuat manusia semakin beradab. Kemerosotan nilai moral dan ahlak bisa dengan mudah dirasakan dari segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Apakah hanya terjadi pada generasi muda saja? Tampaknya tidak. Generasi yang seharusnya menjadi teladan pun malah ikut tergerus moralnya. Tidak menghargai orang lain, membalas air susu dengan air tuba, tega mengorbankan orang lain bahkan bangsa dan negara demi keuntungan diri sendiri, semua itu menjadi tontonan biasa dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai pelanggaran, tindak kejahatan, sikap perbuatan dan perkataan kasar, hilangnya budaya sopan santun, rasa hormat, toleransi, semua itu menjadi fenomena sosial yang sangat kasat mata. Sikap yang menjunjung tinggi etika, kesopanan dan tata krama digantikan sikap mau menang sendiri, bertindak seenaknya, ketidakpedulian yang bisa disusul oleh berbagai tindakan jahat, dan itu dilakukan banyak orang, termasuk orang yang seharusnya jadi panutan tanpa ada lagi rasa malu.

Di saat hidup semakin sulit, semua ini seperti menambah masalah menjadi berlipat kali lebih sulit. "Kemana moral dan akhlak yang dulu hidup dalam urat nadi banga ini?" begitu kata ayah saya dalam obrol santai belum lama ini saat ia datang mengunjungi kami. Zaman semakin modern, teknologi yang berkembang pesat, semua itu seharusnya bisa membuat kita jauh lebih pintar dan terdidik. Tapi pada kenyataannya, segala kemajuan ini justru melahirkan kemunduran dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara. Itulah sebuah fenomena permasalahan sosial yang terjadi hampir di setiap sendi kehidupan manusia di jaman ini.

Apakah kemerosotan ini hanya terjadi pada bangsa kita sendiri? Saya rasa tidak. Kemerosotan nilai-nilai moral ini merupakan realita sosial yang sifatnya global alias terjadi di seluruh dunia. Peperangan semakin masif terjadi di banyak negara, dan itu membuat seluruh dunia terdampak. Hidup sudah sulit, malah ditambah sulit. Dan manusia yang seharusnya punya kemampuan dan nalar untuk berpikir, menganalisa, menggunakan akal budi yang sudah diberikan Tuhan sejak diciptakan, malah membawa bumi dan kehidupan di dalamnya menuju kehancuran. Nanti kalau sudah terlalu porak poranda, maka mereka dengan mudah malah menyalahkan Tuhan. Padahal, dengan adanya kehendak bebas yang diberikan pada manusia seharusnya bisa mempergunakan itu semua demi kebaikan kita sendiri, bukan malah merugikan dan menghancurkan.

(bersambung)

Thursday, March 28, 2024

Bestie (8)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Tuhan menciptakan kita seperti rupa dan gambarNya sendiri seperti yang bisa kita baca di awal penciptaan. "Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita... Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia" (Kejadian 1:26-27). Itu salah satu bukti kuat bagaimana Tuhan ingin berhubungan secara istimewa dengan kita. Tuhan menciptakan kita menurut gambarNya sendiri agar kita dapat mengenal dan menanggapiNya. Dia membangun unsur-unsur dalam kepribadian kita yang selaras dengan kepribadianNya. Kita mempunyai pemikiran untuk mengerti dan menanggapi pemikiranNya, we have emotions to grab His emotions.

Kita pun punya kehendak untuk menanggapi kehendakNya. Jika tidak, Tuhan tidak akan merasa perlu untuk membuat kita menjadi mahluk mulia, ciptaanNya yang teristimewa lewat rupa dan gambarNya sendiri. Tuhan membuka diri untuk dikenal, dan membuka tawaran untuk bersahabat akrab atau bergaul karib denganNya. Apakah kita mau menyambut uluran tangan Tuhan ini atau tidak, semua itu tergantung diri kita sendiri. Tuhan akan sangat gembira dan bersukacita apabila kita mau menyambutNya dan menjadikan Dia sebagai Sahabat yang akrab dengan kita.

Setelah kita tahu bahwa hubungan seperti itu dengan Tuhan dimungkinkan, kenapa kita tidak berusaha untuk bisa mencapai tingkatan kekerabatan seperti itu dengan Tuhan? Bangunlah hubungan yang kuat, yang tidak hanya searah, berjalanlah bersama Tuhan dalam bsetiap aspek kehidupan kita. Rajinlah membangun hubungan yang intim denganNya dengan rutin, muliakan Dia selalu dengan tubuh, perbuatan dan perkataan kita. Setia dan hargai hubungan persahabatan setinggi mungkin. Jadilah sahabat yang bisa diandalkan dan dipercaya.

Tuhan menanti anda untuk menjadi sahabat karibNya, Dia mengulurkan tanganNya untuk bersahabat erat dengan kita. Maukah anda menyambutnya?

Hubungan erat antara dua pihak yang dibangun atas dasar saling mengasihi, saling mengerti dan saling percaya, itu bisa terjadi antara kita dengan Allah


Monday, March 25, 2024

Bestie (7)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Lantas pertanyaan kedua, apa keistimewaan yang kita dapatkan sebagai sahabat karib Tuhan?

Tuhan menjanjikan banyak hal istimewa kepada orang-orang yang bergaul akrab dengannya. Perhatikan ayat bacaan hari ini. "..Inilah yang difirmankan TUHAN: Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku..." (Imamat 10:3). Tuhan menyatakan kekudusanNya dan memperlihatkan kemuliaanNya kepada orang-orang Dia anggap bersahabat karib denganNya. Daud juga mengerti akan hal ini. "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14).

Lihatlah betapa luar biasanya keistimewaan yang bisa kita dapatkan lewat status sebagai sahabat karibNya. Tuhan menyatakan kekudusanNya, memperlihatkan kemuliaanNya di hadapan seluruh bangsa, bahkan perjanjianNya akan Dia beritahukan kepada mereka yang dianggapNya sebagai sahabat karib, orang-orang yang Dia anggap berkenan di hadapanNya, orang-orang yang menghargai dan menghormatiNya dengan sungguh-sungguh.

Takut akan Tuhan akan membawa kita untuk terus membangun hubungan dengan Tuhan hingga ke tingkat akrab atau karib, dan hal itu akan membuat Tuhan terbuka dalam memberitahukan rencana dan rancanganNya pada kita. Itu janji Tuhan. Ada penyertaan dan kebersamaan dalam sebuah persahabatan yang terbina akrab, dan itu pun akan terjadi antara kita dengan Tuhan ketika kita bergaul karib denganNya. Janganlah tergoda oleh berbagai hal yang ditawarkan dunia yang mampu merenggangkan hubungan kita dengan Tuhan.

Seperti halnya kita merasakan sakit yang luar biasa jika sahabat karib kita menghianati kita, tentu Tuhan pun akan merasa kecewa apabila kita menghianatiNya. Apalagi hanya untuk kepentingan atau kepuasaan sesaat di dunia yang hanya sementara ini. Perhatikan pula bahwa setiap pelanggaran dan ketidaktaatan akan mendapat balasan yang setimpal. (Ibrani 2:2).

(bersambung)

Sunday, March 24, 2024

Bestie (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Bagaimana agar kita bisa mencapai status itu?

Apakah cukup dengan hanya berdoa siang dan malam untuk ditolong Tuhan dari kesusahan, dan setelah itu kita melupakannya? Apakah itu bisa kita peroleh saat kita masih menempatkan segala kegiatan, kepentingan atau kebutuhan di dunia di atas kebutuhan kita untuk bersekutu dengan Tuhan? Apakah kita masih menjalani hubungan yang hanya 'memanfaatkan' Tuhan saja? Kalau ya, itu artinya kita belum menempatkan Tuhan pada posisi sebagai sahabat karib.

Tuhan mau membuka diri bagi kita untuk mengenalNya terus lebih dalam lagi. Dia bukanlah sebuah misteri yang kaku, dingin, arogan, eksklusif dan tidak terjangkau melainkan sebuah Sosok Pribadi yang terbuka dan bersahabat. Kita pun sudah melihat bahwa ada beberapa orang yang dicatat Alkitab memiliki kehormatan untuk disebutkan sebagai orang-orang yang sangat dekat, berkenan di hati Allah dan hidup bergaul denganNya.

Pertanyaannya hari ini, apakah itu berlaku hanya bagi segelintir orang yang benar-benar beruntung saja atau tidak? Tawaran yang sama jelas berlaku bagi semua anak-anakNya, termasuk anda dan saya. Jika Henokh, Nuh, Ayub dan Daud bisa, kita pun bisa apabila memiliki kualitas hidup penuh ketaatan yang sama seperti mereka.

Lantas pertanyaan kedua, apa keistimewaan yang kita dapatkan sebagai sahabat karib Tuhan?

(bersambung)

Saturday, March 23, 2024

Bestie (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)


Selain Henokh, ada Nuh pun mendapat pengakuan dan kehormatan yang sama dari Tuhan. "Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (Kejadian 6:9). Lalu ada pula Ayub: "seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku" (Ayub 29:4) dan tentu saja Daud yang kita tahu begitu mengenal Allah dan memiliki hubungan yang sangat dekat lewat berbagai tulisannya maupun seperti yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul: "Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." (Kisah Para Rasul 13:22b). Mereka-mereka ini telah terbukti kualitasnya sehingga Tuhan pun berkenan untuk menjadi sahabat akrab yang bergaul karib dengan mereka.

Seorang sahabat karib yang akrab dengan kita tentu bukanlah sosok teman yang hanya mencari keuntungan dan kesenangan saja saat bersama kita. Mereka tentu bukan tipe teman yang cuma berhitung untung rugi. Mereka akan tetap setia bersama kita ketika kita mendapat musibah atau berbagai bentuk kesusahan. Mereka akan dengan senang hati membantu kita sedapat-dapatnya ketika kita dalam kesesakan. Bayangkan apabila hubungan sahabat karib dan seperti itu terjalin antara kita dengan Tuhan. Bukankah itu luar biasa?

Tapi ingat, selain segala sesuatu yang kita peroleh dari sahabat karib kita, kita sendiri pun punya peran yang akan sangat menentukan berhasil tidaknya hubungan kekerabatan itu terbangun sampai mencapai tingkatan karib.

Bagaimana agar kita bisa mencapai status itu?

(bersambung)

Friday, March 22, 2024

Bestie (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Bentuknya mungkin berbeda seiring perjalanan waktu, tetapi intensitas dan daya rusaknya saya kira sama saja. Karena sekali lagi, setiap jaman tentu punya tantangan dan kesulitannya sendiri-sendiri.

Setidaknya pada saat itu pun pasti sangat berat. Saya yakin pada masa itu Henokh bukannya tidak mendapat cobaan dari berbagai keinginan duniawi yang bisa menariknya menjauh dari Allah, tetapi bedanya, Henokh ternyata dan terbukti tidak terpengaruh dengan semua itu.

Fakta yang tertulis jelas di dalam Alkitab menyebutkan bahwa Henokh tetap bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, dan itu disebutkan setelah ia menempuh hidup yang bergaul erat dengan Tuhan selama 65 tahun.

Pada akhirnya kita tahu apa yang terjadi pada Henokh. Begitu akrabnya ia berhubungan dengan Tuhan, maka ia tidak sampai mengalami kematian. Henokh diangkat langsung dari dunia yang berlumur dosa ini menuju Surga untuk seterusnya bersama-sama dengan Allah. "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah." (ay 24).

Kelak Penulis Ibrani kemudian menuliskan lagi mengenai Henokh. "Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah." (Ibrani 11:5). Perhatikan bahwa perilaku dan kesetiaan Henokh ternyata berkenan kepada Allah dan membuatnya mendapatkan perlakuan sangat istimewa dari Sahabat Karibnya yaitu Allah sendiri.

Selain Henokh, ada Nuh pun mendapat pengakuan dan kehormatan yang sama dari Tuhan.


(bersambung)

Thursday, March 21, 2024

Bestie (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Dalam Alkitab kita mengenal seseorang yang bernama Henokh.

Alkitab mencatat bahwa Henokh berusia 65 tahun ketika mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Metusalah. (Kejadian 5:21). Dalam ayat berikutnya disebutkan seperti ini: "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi.." (ay 22a). Perhatikan bahwa Henokh dikatakan hidup bergaul dengan Allah selama 300 tahun lagi. 300 tahun, itu tidak sebentar. Betapa luar biasanya saat sebuah hubungan kekerabatan yang akrab atau karib bisa terjalin dengan tidak lekang di makan waktu.

Kita bisa melihat dari ayat ini bagaimana seorang Henokh mampu menjaga hubungannya dengan Sang Pencipta, hidup selaras dengan kehendak Tuhan sebegitu lama. Kalau kita 365 hari saja bisa seperti itu mungkin sudah hebat sekali. Tapi Henokh bisa melakukannya, bukan 365 hari tapi 365 tahun! Kesetiaannya teruji dalam rentang waktu yang begitu panjang, melebihi usia normal manusia.

Mungkin kita bisa berpikir bahwa pada saat itu godaan atau cobaan dari dunia tidaklah separah saat ini. Mungkin kita bisa berdalih bahwa arus yang berlawanan dengan itu jauh lebih masif di banding jaman itu. Tapi saya percaya setiap jaman tentu punya tantangannya sendiri-sendiri. Godaan duniawi, penyesatan, tekanan dan cobaan akan selalu ada pada rentang waktu kapanpun, dimanapun.

(bersambung)

Wednesday, March 20, 2024

Bestie (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Teman boleh banyak, tapi tidak semua orang bisa memiliki sahabat karib. Oleh karen itu kita tentu merasa beruntung kalau punya sahabat karib. Teman mungkin banyak dan mudah dicari, tapi sahabat karib itu tidak mudah. Persahabatan yang erat itu tidak bisa dipaksakan, dan bukti ke-karib-an itu akan teruji seiring waktu.

Kalau punya sahabat karib sesama manusia saja bisa membuat kita bahagia sekali, bagaimana kalau kita bisa bersahabat karib dengan Tuhan? Apa yang akan kita rasakan kalau bukan kita saja yang ngaku-ngaku berteman akrab selayaknya sahabat karib dengan Tuhan, tapi Tuhan pun menyebutkan hal yang sama, mengakui kita sebagai sahabat karibnya? Itu sulit dibayangkan bukan?

Pertanyaannya sekarang, apakah itu mungkin? Apa kita bisa bersahabat karib dengan Tuhan? Bukankah Tuhan sudah terlalu besar untuk bisa dijangkau oleh kemampuan kita sebagai manusia? Benar, Tuhan memang Maha Besar dan tidak sebanding dengan manusia. Tetapi menjadi sahabat karib Tuhan itu bukanlah sesuatu yang mustahil melainkan mungkin, bahkan sangat mungkin!

Buktinya, Alkitab mencatat dengan jelas dalam banyak ayat mengenai tingkat kekerabatan dengan level yang sebegitu tinggi yang bisa terjalin antara manusia dengan Tuhan. Bahkan ada beberapa nama yang jelas-jelas tercatat sebagai orang yang bergaul/bersahabat karib dengan Tuhan.

Kalau kita mundur ke kisah penciptaan awal, sebenarnya Tuhan sejak semula merindukan manusia bisa menjadi sahabat karibnya. Sayangnya manusia jatuh dalam dosa sejak awal pula. Meskipun demikian, Tuhan tidak henti-hentinya menunggu kerinduan  yang sama dari manusia, yang begitu Dia kasihi, untuk datang kepadaNya dan bergaul akrab denganNya.

Dalam Alkitab kita mengenal seseorang yang bernama Henokh.


(bersambung)

Tuesday, March 19, 2024

Bestie (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Imamat 10:3
========================
"..Inilah yang difirmankan TUHAN: Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku..."


Sejak masuk taman kanak-kanak, anak saya mulai paham menetapkan sahabat karib, atau dalam versi dia ia sebut dengan "bestie" alias best friends". Di antara teman-teman sekolahnya, ada dua orang yang ia anggap sebagai sahabat karib. Dan memang, mereka ini akan segera saling sapa, saling menyambut sambil berlari-lari saat salah satu dari mereka baru tiba di sekolah. Di kelas duduknya selalu bertiga, dan kalau bermain pun begitu. Pokoknya kalau lihat satu, tiga-tiganya akan terlihat. Saya pernah iseng menggodanya dengan memintanya menyebutkan 3 best friends. Dan dia bersikukuh bahwa best friends nya itu hanya ada 2 orang. Ia bercerita bahwa saat ia terjatuh di sekolah, adalah sahabat karibnya yang mengulurkan tangan mengangkatnya untuk berdiri lagi. Begitu pula sebaliknya. Saat belajar mereka saling bantu. Menurutnya, karena saling bantunya itulah maka ia dengan yakin menyebut kedua sahabatnya itu sebagai sahabat karib. Walaupun saya sering geli sendiri, karena saking lebay nya, sepatu mereka pun harus berdekatan di rak sepatu. Tapi begitulah yang namanya sahabat karib, terkadang saking dekatnya sampai-sampai bisa gelisah kalau lama tidak bertemu.

Ada banyak orang yang kita kenal. Ada yang cuma sekedar kenal, yang lebih dekat lagi kita anggap teman. Tapi ada yang namanya sahabat karib. Orang yang kita kategorikan sebagai sahabat karib tentu berbeda dengan teman biasa. Kata karib menggambarkan eratnya persahabatan yang sedekat saudara, atau bisa jadi bahkan lebih dekat daripada saudara kandung sendiri.

Dengan sahabat karib biasanya jika ada perselisihan atau perbedaan kita mudah menyelesaikannya. Itu karena kita percaya kepada mereka dan sudah mengenal mereka dengan sangat baik. Kita saling tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga kita tidak mudah tersinggung atau sakit hati apabila terjadi konflik.

Menariknya, seringkali seolah ada ikatan batin diantara dua sahabat yang karib. Mereka bisa saling tahu saat terjadi sesuatu pada sahabat dekatnya itu. Kepada sahabat karib-lah biasanya orang akan pertama kali mengadu, mencurahkan isi hati, berkeluh kesah dan bercerita bahkan mungkin mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi sekalipun. Sahabat karib adalah tempat yang nyaman karena kita bisa menjadi diri sendiri tanpa harus takut dikomentari atau dihakimi. Terhadap seorang sahabat karib biasanya kita tidak lagi 'jaim' karena biasanya sahabat karib bisa kita percaya dengan sepenuh hati. Seorang sahabat karib adalah tempat dimana kita bisa berteduh dalam duka, dan akan menjadi orang pertama yang ikut bahagia ketika kita berada dalam suka. Kepercayaan, pengertian, ada di saat kita butuhkan, keringanan hati untuk membantu, bahkan mungkin pula pengorbanan, itu menjadi hal-hal yang bisa kita peroleh dari seorang sahabat karib.

(bersambung)

Monday, March 18, 2024

What Would Jesus Do? (7)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Selain itu, kita harus terus memeriksa dan menjaga kemurnian hati. Kita harus sadari betapa pentingnya hati dimana kehidupan itu sesungguhnya terpancar (Amsal 4:23). Seperti apa kualitas kehidupan kita, kemana kita selanjutnya menuju sangatlah tergantung dari seberapa murni hati kita.

Tuhan sudah menyiapkan pelita lewat roh kita, yang akan mampu menyelidiki segala sisi dari lubuk hati kita yang terdalam. Seperti pohon, produk apa yang keluar dari hidup kita berasal dari hati. Apakah kasih atau kebencian, apakah mengampuni atau mendendam, apakah kepedulian atau tidak, apakah bersumber pada kebenaran atau terus berpaling dari Tuhan, apakah kita punya kerinduan untuk menjadi pelaku Firman dan terus semakin serupa dengan Kristus atau terus melanggar dan semakin menjadi batu sandungan bagi banyak orang.

Tuhan mau kita untuk memeriksa hati dan mengusahakan kemurniannya. Secara lebih khusus, hari ini kita diingatkan untuk bersama-sama menaruh, menaklukkan pikiran dan perasaan kita selaras dengan Yesus. Itulah yang akan menjaga agar kita tetap berada di jalur yang benar dan dengan demikian tidak menyia-nyiakan anugerah Tuhan yang terbesar bagi umat manusia.

So, when you are dealing with something, or even anything, start thinking "what would Jesus do".

Make sure our mind and heart are connected to and sync with Jesus

Sunday, March 17, 2024

What Would Jesus Do? (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kita diingatkan agar jangan khawatir terhadap segala perihal yang menyusahkan hidup kita, tetapi bawakanlah semuanya kepada Allah dengan disertai doa dan ucapan syukur. Lalu ayat berikutnya setelah ayat 7 mengingatkan kita untuk tetap mendasarkan pikiran kita terhadap segala sesuatu "yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji" (ay 8), lalu kita diminta pula untuk mempelajari apa yang sudah kita terima baik lewat pendengaran atau penglihatan. Dan disanalah damai sejahtera Allah akan ada beserta kita. (ay 9).

Kunci untuk bisa mensinkronkan perasaan dan pikiran jelas tergambar dari rangkaian ayat-ayat ini. Ini adalah hal yang sangat penting yang seharusnya kita renungkan baik-baik. Tapi ingatlah bahwa kita jangan berhenti hanya pada apa yang telah kita pelajari atau ketahui karena itu hanyalah tersimpan dalam pikiran, tapi selaraskanlah dengan apa yang ada di dalam Yesus dan praktekkanlah langsung lewat cara hidup kita. Itulah yang akan bisa membangun jembatan antara pikiran dan perasaan agar keduanya berisi nilai-nilai kebenaran yang bisa terpancar keluar secara sinergi.

Antara pikiran dan perasaan terdapat hubungan erat, dimana kondisi salah satu atau keduanya bisa sangat menentukan perjalanan pertumbuhan keimanan kita. Karena itu kita perlu memeriksa keduanya secara serius dan menyelaraskan hubungan antara keduanya dalam pikiran dan perasaan Kristus. Pikiran dan perasaan harus sejalan mengarah kepada kebenaran. Selaraskan dengan Yesus Kristus, lantas pelihara dengan memiliki damai sejahtera Allah.

Kalau kita menyadari dan bersyukur bahwa Tuhan rela turun ke dunia, mengambil rupa manusia meninggalkan segala hakNya untuk mengemban misi menyelamatkan kita, manusia yang Dia ciptakan secara istimewa, dan melayakkan kita untuk mengalami pemulihan hubungan denganNya, maka sudah seharusnya kita menghargai betul anugerah luar biasa besar itu dengan menyikapi sungguh-sungguh setiap sisi hidup kita. Itulah yang akan memastikan agar hidup kita tidak menguap sia-sia dan tidak membawa dampak positif bagi sekitar kita.

(bersambung)

Saturday, March 16, 2024

What Would Jesus Do? (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Apakah ada ayat dalam Alkitab yang secara spesifik menyinggung akan hal ini?

Tentu saja ada.

Ayat hari ini secara jelas menyatakan itu. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" (Filipi 2:5). Ayat ini menunjukkan bahwa Firman Tuhan lewat Paulus sudah memberi peringatan mengenai pentingnya mengawal atau memperhatikan pikiran dan perasaan dengan serius, dan dalam keselarasan dengan yang terdapat juga dalam Yesus.

Firman Tuhan ini menyerukan bahwa kita harus menaruh pikiran dan perasaan seperti Kristus. Dengan kata lain, adalah penting bagi kita untuk menggali, menyelidiki dan kemudian mempedomani cara pikir dan perasaan Yesus agar selaras dengan pikiran dan perasaan kita. Itulah yang akan memampukan kita untuk bisa mensinkronkan pikiran dan perasaan kita agar keduanya mengacu kepada kebenaran Allah yang akan mencegah kita dari banyak kesesatan maupun pelanggaran yang bisa berakibat buruk bagi kita.

Selanjutnya kita juga perlu mengetahui bahwa apa yang bisa memelihara hati (perasaan) dan pikiran kita dalam Yesus tidak lain adalah damai sejahtera Allah. Hal ini disebutkan dalam Filipi 4:7, "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Ayat ini didahului dengan pesan bagaimana seharusnya kita bereaksi saat menghadapi masalah. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (ay 6).

(bersambung)

Friday, March 15, 2024

What Would Jesus Do? (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Saya sudah lama berproses menerapkan apa yang saya sebut dengan "What Would Jesus Do" dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang saya maksud dengan What Would Jesus Do adalah saya mencoba belajar bereaksi terhadap berbagai hal dengan menempatkan reaksi saya selaras dengan apa yang kira-kira menjadi reaksi Yesus jika berhadapan dalam situasi yang sama. What would Jesus do in any given situation, so when I'm facing the same circumstances I'd react the same. Saya berusaha meneladani Yesus bukan hanya dari apa yang Dia ajarkan, dari perintah maupun laranganNya, tapi juga dari bagaimana Yesus bertindak, bereaksi maupun berinteraksi yang sesungguhnya bisa kita pelajari lewat Alkitab.

Misalnya adalah seperti ini:
- Bagaimana reaksi Yesus saat berada dalam kondisi sulit?
- Bagaimana Yesus bersikap terhadap orang-orang yang membenci atau bersikap jahat kepadaNya?
- Bagaimana Yesus membagi waktu, di satu sisi sibuk melayani tapi juga serius dalam menempatkan waktu untuk bersama Bapa?
- Ditengah situasi yang menakutkan, bagaimana reaksi Yesus menyikapinya?
- Saat segala sesuatu terlihat mustahil, apa kata Yesus?
- Dalam keadaan sedih, tertekan, down, kecewa, kesal, bagaimana Yesus bersikap?

dan seterusnya.

Saya mencoba menyelami, mempedomani dan meniru Yesus saat saya berada dalam situasi atau kondisi yang sama. Ketika iman dikatakan harus disertai perbuatan, saya rasa sudah pada tempatnya kita mempedomani sikap dan cara hidup Yesus dalam keseharian kita. Alangkah sayang apabila kita hanya belajar lewat perkataanNya tapi tidak meneladani sikap dan cara hidupNya saat Dia hadir di bumi. Apakah saya sudah sempurna dalam penerapannya? Tentu saja belum. Masih jauh. Tapi saya menganggap setiap detik hidup yang masih saya jalani merupakan bagian dari proses untuk terus menjadi semakin seperti Yesus. It's a part of a long process, that will never end until the day I leave this world.

Apakah ada ayat dalam Alkitab yang secara spesifik menyinggung akan hal ini?

(bersambung)

Thursday, March 14, 2024

What Would Jesus Do? (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Anak saya saat ini berusia 5 tahun. Sejak ia mulai belajar tentang interaksi, ia kelihatannya mencontoh bagaimana reaksi dari papa dan mamanya terhadap berbagai hal. Dan seperti itulah anak-anak, mereka belajar dari contoh yang ditunjukkan baik dari orang tua maupun orang-orang terdekat di sekitar mereka. Kalau orang tuanya ramah terhadap orang lain, maka mereka pun akan tumbuh seperti itu. Kalau orang tuanya gampang takut, demikian pula halnya dengan mereka. Orang tua yang sering menunjukkan sikap curiga terhadap orang lain akan membuat anak-anaknya pun seperti itu. Pendeknya, seperti apa kita mau anak kita tumbuh dalam reaksi terhadap lingkungan, contohkan saja maka mereka pun akan jadi seperti itu.

Benar, setiap individu termasuk anak-anak kita punya sifatnya sendiri-sendiri yang bisa jadi berbeda dari kita. Atau ada pula faktor turunan. Tapi bagai buku kosong saat mereka lahir, mereka akan terisi dengan berbagai hal yang akan sangat tergantung dengan meniru tingkah dan pola orang tua atau kerabat dekat yang ada bersama mereka sehari-hari.

Lantas bagaimana kita harus bersikap terhadap segala sesuatu, baik apakah itu untuk menjadi contoh buat anak-anak kita atau bagi perjalanan hidup kita sendiri? Karena kalau kita salah bersikap dalam hidup ini, maka kita bisa gagal menerima keselamatan yang sudah diberikan atas dasar kasih Allah yang begitu besar bagi kita.

Saya sudah lama berproses menerapkan apa yang saya sebut dengan "What Would Jesus Do" dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang saya maksud dengan What Would Jesus Do adalah saya mencoba belajar bereaksi terhadap berbagai hal dengan menempatkan reaksi saya selaras dengan apa yang kira-kira menjadi reaksi Yesus jika berhadapan dalam situasi yang sama. What would Jesus do in any given situation, so when I'm facing the same circumstances I'd react the same. Saya berusaha meneladani Yesus bukan hanya dari apa yang Dia ajarkan, dari perintah maupun laranganNya, tapi juga dari bagaimana Yesus bertindak, bereaksi maupun berinteraksi yang sesungguhnya bisa kita pelajari lewat Alkitab.

(bersambung)

Wednesday, March 13, 2024

What Would Jesus Do? (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Salah satunya bisa mengganggu pertumbuhan iman, atau malah dua-duanya saling berkomplimen untuk menekan pertumbuhan iman kita. Mari kita ambil contoh. Pikiran anda sudah mengingatkan akan Firman Tuhan yang berkata jangan takut, tapi perasaan anda masih sering diliputi rasa cemas, khawatir, dihantui ketakutan bahkan atas hal yang sepele. Dalam kaitannya dengan hati nurani, perasaan anda mungkin sudah mengingatkan lewat hati nurani akan sesuatu hal, tetapi pikiran anda meyakinkan bahwa sebuah langkah harus diambil karena secara logika manusia terlihat menjanjikan keuntungan.

Saat hati mengingatkan, pikiran bisa mengabaikan. Begitu pula sebaliknya, saat pikiran mengingatkan, hati bisa membuat kita abai. Ini dua contoh dari bagaimana pikiran dan perasaan dalam hubungannya dengan kondisi iman kita. Yang parah kalau pikiran dan perasaan masih belum ditundukkan dalam Tuhan. Bayangkan pikiran dan perasaan seperti apa yang bisa timbul dari orang yang belum mengenal Tuhan, kepribadianNya, kasihNya, janjiNya dan kasih karuniaNya. Itu bisa mendatangkan banyak masalah. Pikiran dan perasaan bisa tak terkendali, bisa begitu liar sehingga membuat kita terus semakin jatuh dalam begitu banyak macam dosa.

Dari pengalaman saya ketemu banyak orang maupun pengalaman pribadi, saya mengambil kesimpulan bahwa pikiran dan perasaan, baik salah satu maupun keduanya bisa menjadi celah bagi si jahat untuk merusak kehidupan iman kita. Jadi kita tentu sepakat bahwa antara perasaan dan pikiran harus sinkron, tersambung dengan baik untuk mengacu kepada kebenaran. Pertanyaannya: bagaimana caranya dan kemana? Adakah ayat dalam Alkitab yang menyinggung soal itu? What should we do?

(bersambung)

Tuesday, March 12, 2024

What Would Jesus Do? (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

Ayat bacaan: Filipi 2:5
==============
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus"


Ada sebuah film menceritakan tentang seorang pria yang kehilangan ingatannya. Film fiksi ilmiah ini kemudian menunjukkan beberapa ahli mencoba mengembalikan lagi dengan menggali alam bawah sadarnya dengan memasang beberapa alat dan lewat kabel-kabel, sehingga apa yang ada pada memorinya bisa terlihat secara visual pada layar. Penggalian memori ternyata membuat emosinya bergejolak. Ia terlihat gelisah, wajahnya mulai berkerut menampilkan kesedihan terutama saat ia melihat istri dan anaknya. Meski ini adalah sebuah film fiksi ilmiah, premisnya bisa membawa kita melihat adanya keterkaitan antara pikiran dan perasaan.

Dalam kesempatan lain, seringkali pula kita melihat saat seorang ahli psikiater menggali alam bawah sadar seseorang lewat hipnotis, maka raut muka menunjukkan adanya perubahan emosi yang tentunya berasal dari perasaan.

Pikiran dan perasaan. Antara keduanya, meski seringkali saling berhubungan satu sama lain, tentu saja terdapat perbedaan yang mendasar. Pikiran berisi hal-hal tentang logika, ilmu pengetahuan, akal juga imajinasi atau proyeksi rekaman otak. Sedang perasaan merupakan perkara 'sensasi rasa' yang hanya bisa diakses melalui jiwa dan hati. Rasa senang, bahagia, sedih, kecewa, kesal, marah, takut, semua itu merupakan produk perasaan. Dan produk-produk perasaan ini kerap berhubungan dengan pikiran.

Rasa takut muncul dalam hati saat orang berpikir akan sesuatu yang menyeramkan, itu salah satu contohnya. Atau saat kita berpikir tentang sebuah perpisahan dengan orang yang kita sayangi, perasaan kita pun menjadi sedih. Pikiran dan perasaan dimiliki oleh semua manusia normal. Orang yang kejam sering disebut tidak punya perasaan, atau di sisi lain, orang yang bertindak grusa-grusu sering menjadi tertuduh sebagai orang yang tidak memakai pikirannya. Sadarkah kita bahwa  seringkali kedua hal inilah yang menentukan langkah-langkah pengambilan keputusan dan proses lainnya dalam hidup? Pertanyaan selanjutnya,sadarkah kita bahwa pikiran atau perasaan bisa sangat menentukan tingkat keimanan kita?

(bersambung)

Monday, March 11, 2024

Filadelfia (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)


Seperti yang dipesankan Yesus kepada jemaat Filadelfia yang bertekun menantikan kedatanganNya kali kedua, sesungguhnya kedatangan Kristus tidak akan lama lagi. Oleh karena itu kita harus benar-benar hidup dalam kasih persaudaraan ini agar mahkota yang telah kita pegang tidak sampai lepas dari genggaman kita. (Wahyu 3:11).

Pada saat kedatangan Kristus, semua bangsa akan dikumpulkan dan dipisahkan bagai memisahkan kambing dengan domba. Dan kepada domba (mengacu kepada orang-orang yang diselamatkan) Sang Raja akan berkata: "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku." (Matius 25:34-36). Itulah bentuk kasih persaudaraan yang tidak memandang latar belakang apapun.

Hari ini marilah kita belajar menjadi gereja/jemaat yang memiliki kasih persaudaraan dalam diri kita. Sapalah kiri dan kanan anda, dan ulurkan salam sebagai sesama saudara yang saling mengasihi dengan bersungguh hati. Berikan bantuan nyata sekiranya anda bisa kepada mereka yang membutuhkan. Dan perlebar jarak jangkau kasih hingga bisa menyentuh orang-orang di luar sana.
Mari terus belajar untuk menghilangkan sekat-sekat yang merintangi kasih untuk dapat bertumbuh. Tumbuhkan sikap kasih persaudaraan, dan peliharalah agar selalu hidup di dalam diri kita. Hiduplah senantiasa dalam kasih persaudaraan.

Jadilah gereja yang memiliki filadelfia yang kuat di dalamnya

Sunday, March 10, 2024

Filadelfia (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)


Seperti inilah cara dan gaya mereka.


- Mereka dikatakan selalu tekun dalam pengajaran dan persekutuan, selalu berkumpul, bersama-sama memecah roti dan berdoa (ay 42).
- mereka semua bersatu, tanpa memandang latar belakang, status sosial dan sebagainya.
- Bahkan dikatakan "segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing." (ay 44-45).

Tidaklah heran jika gereja itu berkembang sangat pesat. Perikop ini dimulai dengan pertobatan ribuan jiwa (ay 41) dan diakhiri dengan berkat Tuhan yang terus menambah jumlah mereka dengan orang-orang yang diselamatkan. (ay 47). Salah satu hal penting yang membuat mereka diberkati secara luar biasa seperti itu adalah karena mereka memegang teguh kasih persaudaraan dan menjadikannya sebagai sebuah gaya hidup.

Sebuah gereja dan jemaat yang diberkati haruslah memiliki kasih persaudaraan sebagai landasan utamanya. Jangan menjadi sebuah ikatan yang eksklusif, hanya terbatas pada dinding dan kotak-kotak/sekat-sekat yang justru semakin bertolak belakang dari pesan kasih tanpa pamrih seperti yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Pada kenyataannya alkitab bercerita begitu banyak mengenai kasih, dan ini menggambarkan betapa pentingnya bagi kita anak-anakNya untuk selalu hidup dalam kasih.

Kasih persaudaraan juga merupakan sebuah bukti apakah kita sudah mengenal Tuhan yang kita sembah atau belum. Karena dikatakan demikian: "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:7-8). Dan ingatlah pula bahwa "Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." (ay 16).


(bersambung)

Saturday, March 9, 2024

Filadelfia (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)


Bicara soal Filadelfia atau kasih persaudaraan, saya teringat kepada sebuah gereja yang disebutkan dalam kitab Wahyu. Dalam Wahyu 3:7-13 ada pesan yang diberikan secara khusus kepada jemaat di Filadelfia. Filadelfia dalam kitab Wahyu ini bukanlah kota Filadelfia di Amerika Serikat melainkan sebuah kota di atas bukit yang terletak di Asia Kecil, hari ini Turki bagian Asia. Menurut penelitian, kota ini merupakan kota penghasil anggur dan dikenal sebagai pintu masuk ke Asia kecil. Puing-puing peninggalannya masih bisa dikunjungi hingga hari ini, seperti yang tampak pada gambar di atas.

Apa yang menarik dari jemaat Filadelfia? Kalau kita perhatikan, kitab Wahyu berisi pesan maupun teguran Yesus kepada jemaat di tujuh gereja. Ada yang dapat teguran keras, tapi kalau kita perhatikan hanya ada jemaat di dua gereja saja yang sama sekali tidak mendapat teguran, dan itu adalah jemaat Filadelfia dan Smirna.

Kepada jemaat Filadelfia pesan Tuhan sungguh indah. "Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." (ay 10). Seperti itulah besarnya janji Tuhan kepada jemaat dan umatNya yang menerapkan bentuk kasih persaudaraan dalam kehidupannya.

Jika kita mau melihat lebih jauh, bentuk yang jelas dari kasih persaudaraan ini bisa kita lihat lewat cara dan gaya hidup gereja mula-mula. Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 kita bisa saksikan bagaimana cara hidup jemaat yang pertama.

Seperti inilah cara dan gaya mereka.

(bersambung)

Friday, March 8, 2024

Filadelfia (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)


Kasih persaudaraan, filadelfia, fhileo-delfho ini merupakan pesan yang sangat penting untuk dimiliki oleh semua gereja dan umat Tuhan di muka bumi ini dan seharusnya jangan dilupakan apalagi diabaikan karena masih tetap penting baik saat ini atau sampai kapanpun.

Menariknya Penulis Ibrani kemudian melanjutkannya seruan tadi dengan: "Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." (ay 2). Lihatlah bahwa sebegitu pentingnya kita untuk memelihara kasih persaudaraan sehingga dengan melakukannya bisa jadi kita tengah menjamu malaikat-malaikat.

Coba bayangkan seandainya anda mendapat kehormatan untuk menjamu malaikat-malaikat. Itu adalah sesuatu yang bisa jadi sulit untuk kita bayangkan. Menyambut tamu penting saja kita sudah bisa bangga luar biasa, bagaimana kalau malaikat yang kita sambut dan jamu? Mungkin segala perbendaharaan terbaik yang kita punya di rumah akan kita suguhkan kepada mereka disertai pelayanan terbaik yang bisa kita beri.

Tapi coba pikir, seandainya ada malaikat yang berkeliaran di sekitar kita, dan mereka bisa jadi bukan tampil dengan sosok berkilauan dengan sayap putih bersih seperti ilustrasi di film atau gambar melainkan seperti orang biasa, bahkan dalam wujud yang tertolak bagi dunia. Kenapa tidak? Itu mungkin saja kan? Dan kita akan gagal menjamu mereka kalau kita masih tidak tergerak untuk melakukan apa-apa kepada sesama.

 Tapi yang jadi permasalahannya, apakah kita perlu memastikan dulu bahwa mereka adalah malaikat baru kita tergerak untuk menolongnya? Seharusnya tidak. Karena apakah mereka malaikat atau bukan, itu bukan soal. Yang menjadi persoalan adalah apakah  kita mengetahui dan menghidupi kasih persaudaraan seperti yang Tuhan inginkan sebagai orang yang percaya kepada Kristus.

(bersambung)

Thursday, March 7, 2024

Filadelfia (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Sangatlah ironis jika kasih hanya sampai sebatas ucapan saja namun tidak mampu menyentuh sesuatu yang faktual, riil atau nyata. Kalau pada yang kita kenal saja kita sulit menerapkan kasih secara nyata, bagaimana mungkin kita bisa menerapkannya pada orang-orang di luar sana, yang tidak kita kenal, yang tengah mengalami kesulitan, tekanan, penderitaan, apalagi kepada mereka yang anti pati atau bahkan membenci kita? Padahal kasih merupakan hukum yang terutama yang menjadi dasar utama dari kekristenan, yang secara luas harus menyentuh siapapun yang berada di sekitar kita tanpa terkecuali. Kita mengasihi Tuhan dengan segenap diri kita, kita mengalirkan kasih Tuhan kepada semua orang di sekitar kita. Tapi bagaimana mungkin itu bisa kita lakukan jika terhadap saudara-saudara seiman saja itu masih sulit untuk diwujudkan?

Masih ada begitu banyak sekat-sekat duniawi yang selalu kita sematkan kepada perorangan, golongan atau kelompok tertentu. Sama-sama percaya Yesus, tapi saling menghakimi karena beda tata cara hingga beda denominasi? Itu masih sering terjadi diantara sesama pengikut Kristus hingga hari ini. Kalau ini terus terjadi, maka mustahil kita bisa menjadi saluran kasih dan berkat Tuhan di luar sana.

Kasih persaudaraan itu sangatlah penting bagi kita. Begitu penting, sampai seruan akan hal ini sudah disampaikan sejak 2000 tahun lalu seperti yang tertulis dalam Alkitab. Dan begitu penting, sehingga pesan ini sudah menjadi perhatian untuk dicermati sejak tumbuhnya jemaat mula-mula.


Mari kita lihat kitab Ibrani. Sang Penulismembuka sebuah perikop dengan seruan "Peliharalah kasih persaudaraan!" (Ibrani 13:1). Kasih Persaudaraan, itu berasal dari kata Filadelfia. Kata Filadelfia sendiri yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu Fhileo dan Delfho.

- Fhileo artinya kasih tulus tanpa menuntut imbalan/balasan
- Delfho yang artinya ikatan persaudaraan yang kuat

(bersambung)

Wednesday, March 6, 2024

Filadelfia (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Ibrani 13:1
=======================
"Peliharalah kasih persaudaraan!"


Ada seorang teman yang memutuskan untuk pindah berjemaat ke gereja lain. Saat saya tanyakan bagaimana ia disana, ia berkata bahwa sejauh ini ia merasa lebih nyaman di tempat barunya. "Oke sih, tidak se-fake di sana" katanya sambil tersenyum tipis. Sedikit catatan, teman saya ini sudah bertahun-tahun aktif melayani di gerejanya yang lama, dan pada akhirnya memutuskan untuk pindah karena ia sudah jenuh melihat segala kepalsuan yang ada di sana.

Saya tidak ingin menghakimi siapa yang benar siapa yang salah. Apakah teman saya itu benar, atau ia hanya berburuk sangka atau terlalu negatif, entahlah. Apa yang ada di pikiran saya adalah bahwa ternyata sikap ketulusan merupakan faktor yang sangat penting dan berpengaruh dalam sebuah perkumpulan termasuk di gereja. Saya berpikir, kalau saudara seiman saja bisa pergi meninggalkan gerejanya, bagaimana kita bisa berharap untuk menjangkau jiwa di luar sana? Jangan-jangan untuk mengenal sesama saudara seiman yang sama-sama berjemaat di gereja yang sama saja terasa berat, padahal Setiap minggu bertemu. Kalau berat untuk saling kenal, apakah sekedar menyapa atau tersenyum saja masih sulit? Atau hanya sebatas formalitas saja?

Kasih merupakan hukum yang terutama yang menjadi dasar utama dari kekristenan, yang secara luas seharusnya mampu menyentuh siapapun yang berada di sekitar kita tanpa terkecuali. Jika kita mengasihi Tuhan dengan segenap diri kita, sudah seharusnya kita mengalirkan kasih Tuhan kepada semua orang di sekitar kita. Tapi bagaimana mungkin itu bisa kita lakukan kalau terhadap saudara-saudara kita seiman saja masih sulit? Masih ada begitu banyak sekat-sekat duniawi yang selalu kita sematkan kepada perorangan, golongan atau kelompok tertentu. Kaya-miskin, suku, budaya, bahasa, bangsa, status, latar belakang, usia dan sebagainya, seringkali menjadi hambatan bagi kita untuk bisa saling kenal dan saling mengasihi. Perbedaan dikedepankan, persamaan dikesampingkan, dan alangkah sulitnya berharap akan tumbuhnya kasih persaudaraan di antara saudara seiman, apalagi berharap bahwa kasih itu bisa menjangkau saudara-saudara kita di luar sana.

Hari ini kita masih terus melihat besarnya potensi perpecahan yang terjadi di masyarakat. Semakin lama orang hanya semakin peduli pada kelompoknya dan anti kepada yang berbeda pandangan atau paham dengan mereka. Sadar atau tidak, kalau sikap membeda-bedakan ini dipelihara, seperti penyakit itu bisa menular dan bertambah parah. Kalau tadinya masih peduli pada kelompok sendiri, lama-lama dalam kelompok yang sama pun friksi bisa terjadi. Dari hanya peduli pada kelompok, orang kemudian menjadi individualis yang egoistis. Ironisnya ini pun terjadi di kalangan orang percaya. Mungkin kita sudah bisa menyapa dan tersenyum dengan tulus, mungkin kita sudah terbiasa mengatakan happy Sunday, God bless you dengan sungguh-sungguh kepada orang lain, tapi ketika mereka membutuhkan pertolongan, sudahkah kita peduli?

(bersambung)

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker