Monday, April 29, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Pada malam hari Gideon dibangunkan Tuhan, dan diminta untuk masuk menyerbu perkemahan Midian dan Amalek. Gideon turun menuju perbatasan perkemahan musuh, dimana ia kemudian mendengar seorang prajurit bercerita pada temannya tentang sebuah mimpi. Mimpinya berbunyi bahwa ada sekeping roti yang terguling masuk ke perkemahan orang Midian dan menghancurkan kemah mereka sampai habis runtuh. (ay 13). Cerita ini semakin memperteguh semangat Gideon.

Selanjutnya Gideon melakukan sesuatu yang lagi-lagi aneh. Ia membagi pasukannya atas 3 bagian, dengan dilengkapi sangkakala dan buyung (tempayan) kosong. Dibawah pimpinan Gideon, mereka akan serempak meniup sangkakala sambil memecahkan tempayan-tempayan di tangan mereka, dan berseru "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" (ay 18).

Ternyata strategi mereka ini membuat pasukan-pasukan Amalek dan Midian panik, kacau balau dan melarikan diri. Dengan hanya 300 orang hanya bersenjatakan sangkakala dan tempayan kosong, sorak sorai mereka ternyata mampu mengalahkan dua bangsa yang bersekutu dalam jumlah besar.

Ketika Tuhan berjanji, Tuhan menepati. Seringkali Tuhan meminta kita untuk menggenapi janjinya lewat cara-cara yang diluar logika. Tokoh-tokoh Alkitab banyak yang mengalami hal yang sama seperti Nuh yang harus membangun bahtera berukuran luar biasa besar misalnya untuk mengangkut hewan sepasang demi sepasang. Mungkin banyak pula diantara anda yang punya kesaksian sendiri akan hal ini seperti pengalaman saya sejak memutuskan untuk mengikutiNya.

(bersambung)

Sunday, April 28, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Gideon ternyata saat itu hanya mampu mengumpulkan prajurit sebanyak 32.000 orang. Jumlah itu jelas masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasukan Midian dan Amalek. Tapi sebaliknya,Tuhan justru berkata bahwa 32 ribu itu malah terlalu banyak.

Tuhan memang tidak membutuhkan jumlah pasukan yang besar. Kenapa? Karena Tuhan mau orang Israel akan bisa memahami bahwa yang menyelamatkan mereka bukanlah kuat perkasa mereka, melainkan tangan Tuhan. (ay 2). Jumlah ini kemudian menyusut menjadi 10.000, tapi tetap jumlah ini masih dianggap Tuhan terlalu banyak. (ay 2-4).

Dan melalui seleksi unik sesuai perintah Tuhan, jumlah akhir yang disetujui adalah 300.(ay 5-7) Gideon dan 300 pasukan, melawan pasukan sebegitu banyak seperti wabah belalang dan butiran pasir di pantai?

Itu faktanya, dan itulah yang terjadi.

Gideon melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan. Ia taat karena ia tahu bahwa Tuhan ada bersama dirinya dan 300 pasukan yang dipimpinnya.

(bersambung)

Saturday, April 27, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Contoh lainnya tentang cara Tuhan yang diluar nalar atau logika manusia yang masih pula berkaitan dengan sorak puji-pujian bisa kita saksikan pada kisah Gideon dalam kitab Hakim Hakim pasal 6-7.

Pada masa hidup Gideon, bangsa Israel mengalami penindasan dari suku Midian dan sekutunya Amalek. Mereka hidup melarat dan hanya bisa bersembunyi di gunung dan gua karena semua milik mereka dihancurkan musuh. (6:1-6). Tuhan kemudian memerintahkan malaikat untuk menemui Gideon untuk menyampaikan bahwa ia lah yang dipilih untuk mengalahkan sekutu Midian-Amalek. (ay 11-12). Siapa Gideon saat itu? Ia bukan panglima perang, bukan pula pemimpin. Ia hanyalah yang termuda diantara suku yang paling kecil diantara suku-suku yang ada (ay 15).

Kalau membaca peta kekuatan, bangsa Israel jelas sama sekali tidak punya peluang. "Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya." (Hakim Hakim 7:12).

Like locusts for multitude, as the sand on the seashore for multitude. Pasukan musuh sejumlah belalang yang ramai/sangat banyak, dan untanya malah seperti jumlah pasir di tepi laut, yang akan bisa kita hitung saking banyaknya.

(bersambung)

Friday, April 26, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Tapi karena Tuhan yang memerintahkan, mau seaneh apapun Yosua dan massanya mengikuti dengan taat.

Pada hari ketujuh mereka bangun pagi-pagi benar saat fajar menyingsing dan melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan. Yosua memimpin langsung bangsanya dalam berkeliling sambil meniup sangkakala dan bersorak-sorai. Janji Tuhan kemudian secara ajaib tergenapi.

 "Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu." (ay 20).

Lihatlah bagaimana sorak sorai dan sangkakala mampu meruntuhkan tembok tebal yang membentengi kota .Itu jelas bukan hal biasa. Ketika Tuhan berjanji, Dia pasti menepati. Kalau kita percaya akan hal itu, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak taat mengikuti apa yang Dia perintahkan.

Ketaatan kepada Tuhan tanpa banyak tanya membuat janji itu bisa tergenapi tidak peduli seaneh apapun itu bagi kemampuan logika manusia. Dan satu lagi, lihatlah bagaimana besarnya kuasa puji-pujian yang mendatangkan kemenangan. Jika dalam dua renungan terdahulu kita sudah melihat kekuatan puji-pujian lewat kisah raja Yosafat dalam menghadapi serangan musuh yang jumlahnya jauh lebih besar dan kisah Paulus dan Silas yang terlepas dari pasungan di penjara, hari ini kita kembali melihat kuasa besar dibalik puji-pujian dari kejatuhan kota Yerikho ke tangan bangsa Israel dibawah pimpinan Yosua.

Contoh lainnya tentang cara Tuhan yang diluar nalar atau logika manusia yang masih pula berkaitan dengan sorak puji-pujian....

(bersambung)

Thursday, April 25, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Yosua 6:1-27 bercerita tentang kejatuhan kota Yerikho. Kepada Yosua, Tuhan menyampaikan bahwa kota Yerikho diserahkan kepada Yosua.

"Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa." (ay 2).

Normalnya ketika hendak merebut sebuah kota, kekuatan militerlah yang berperan disana. Kalau prajurit dan persenjataan yang dimiliki kurang kuat, jangan pernah berpikir untuk merebut kota lain. Lebih baik lupakan saja. Begitu logikanya.

Tetapi kali ini Tuhan menyuruh mereka merebut dengan jalan yang aneh, diluar logika. Tuhan memerintahkan Yosua dan prajurit untuk berbaris mengelilingi kota itu sambil membawa tabut perjanjian sebanyak satu putaran, sekali sehari selama enam hari berturut-turut. Khusus untuk hari ketujuh, Tuhan mengharuskan mereka untuk mengelilingi kota Yerikho sebanyak tujuh kali sembari para imam meniup sangkakala dibarengi sorak sorai yang nyaring.

Bukankah itu adalah cara yang aneh dan tidak masuk akal?

Anda bisa bayangkan apabila pihak musuh melihat mereka melakukan cara aneh untuk merebut kota. Bukan cuma sebentar, tapi mereka harus berbuat cara yang memalukan bagi logika manusia selama enam hari. Keliling satu kali, kemudian tunggu hari berikutnya. Bukan menyusun strategi, bukan menyusun formasi, bukan menyiapkan dan mengangkat senjata, tapi jalan berkeliling saja. Lalu di hari ketujuh mereka jalan tujuh kali sambil meniup sangkakala dan bersorak-sorak. Itu jelas sangat aneh.

Tapi...

(bersambung)

Wednesday, April 24, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Yosua 6:20
==================
"Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu."


Generasi muda di masa sekarang mungkin banyak yang tidak tahu bahwa dahulu Jerman sempat dipisahkan oleh tembok selama puluhan tahun. Tembok yang disebut tembok Berlin ini menjadi simbol pemisahan negara tersebut. Pada tahun 1989, terjadilah sebuah peristiwa bersejarah dunia terjadi pada tahun 1989 berkaitan dengan tembok Berlin yang memisahkan Jerman Barat dan Timur ini, yaitu saat tembok ini akhirnya diruntuhkan. Tembok diruntuhkan oleh rakyat di kedua belah sisi yang bersatu dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti palu. Barulah pemerintah kemudian merespon dengan menggunakan buldoser secara resmi hingga akhirnya tidak lagi ada batas antara kedua bagian Jerman tersebut.

Tembok sejak dahulu kala merupakan bagian penting dari peradaban. Bukan saja digunakan sebagai pemisah, tapi di dahulu kala terlebih dipergunakan sebagai benteng. Kota-kota yang sanggup pasti akan melindungi diri dengan dikelilingi oleh tembok kokoh. Maka kuat tidaknya sebuah kota akan sangat tergantung dari kekuatan temboknya dalam menahan serangan musuh.

Jika anda suka menonton film-film baik layar lebar maupun serial televisi yang menyentuh sejarah di jaman dahulu, maka anda tentu akan sering melihat bahwa salah satu strategi dari penyerangan yang terpenting adalah bagaimana dengan cepat bisa menembus dan merontokkan tembok-tembok benteng dari kota yang hendak direbut, diduduki atau dikuasai.

Jauh sebelum kisah tembok Berlin, ada sebuah tembok yang runtuh lewat cara yang ajaib yang dicatat dalam Alkitab. Uniknya, tembok ini diruntuhkan bukan memakai perkakas-perkakas penghancur batu, bukan menggunakan bom, tetapi justru lewat sorak sorai memuji Tuhan. Peristiwa ini terjadi pada tembok Yerikho yang tertulis dalam kitab Yosua, yaitu dalam pasal 6.

(bersambung)

Tuesday, April 23, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (7)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Pujian dan penyembahan pada Tuhan dari hati yang tulus akan membawa dampak positif, yang ternyata mampu menjangkau lebih dari diri kita sendiri. Not only it can set you free, but your praise can also set others free. . Puji-pujian kita bukan hanya bisa menyelamatkan diri kita, tapi juga orang lain.

Dalam keadaan sulit sekalipun, jangan pernah lupa bahwa Tuhan selalu ada beserta anda, dan jangan berhenti bersyukur. Terkadang memang berat, tetapi kita bisa belajar dari Paulus dan Silas yang sanggup melakukannya karena mereka sungguh mengasihi Tuhan tanpa pamrih.

Kalau mereka bisa, saya yakin kita semua pun bisa berbuat demikian. Semua tergantung pilihan kita, apakah kita memilih untuk mengeluh, mengasihani diri dan menyerah, atau kita tetap bersyukur, memuji Tuhan dan berdoa, melakukan itu karena kita sungguh mengasihi Dia dan mengerti benar bahwa Tuhan punya rencana  bukan untuk mencelakakan kita tapi mendatangkan kebaikan. Paulus dan Silas mengambil pilihan ke dua, dan kita melihat pilihan mereka membawa dampak luar biasa.

Di saat kita ada dalam sisi gelap kehidupan, ketika kita mengalami kesulitan, tekanan, ketidakadilan hingga berbagai kesukaran lainnya, tetaplah bersyukur Tetap berikan puji-pujian buat Tuhan dan jangan berhenti berdoa. Ubahlah pola pikir kita. Berhentilah memusatkan pikiran pada beratnya masalah, sebaliknya, pusatkan pada Tuhan yang jauh lebih besar dari semua masalah itu. Percayalah bahwa Tuhan senantiasa melimpahkan kasih setianya dengan kerinduan agar setiap kita bisa menggenapi rencana-rencana besarNya atas kita masing-masing.

Bersyukur, berdoa dan memuji Tuhanlah setiap saat

Monday, April 22, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

"Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis." (ay 30-33).

Bukankah itu luar biasa? Ketika Paulus dan Silas mengambil pilihan untuk terus memuji dan menyembah Tuhan dalam keadaan penuh masalah dan penderitaan, tidak saja mereka diselamatkan, tapi ada jiwa-jiwa yang diselamatkan. Bukan hanya satu orang, melainkan sang kepala penjara dan seisi rumahnya diselamatkan.

Dari kisah ini kita bisa melihat bukti nyata bahwa ada kekuatan dan kuasa dari doa dan puji-pujian sebagai ungkapan rasa syukur kita atas penyertaan Allah. Ingatlah bahwa mengikuti, mematuhi maupun melayani Tuhan bukan berarti bahwa kita akan sepenuhnya terbebas dari masalah, tapi percayalah selalu bahwa kalaupun anda mengalami sesuatu yang bertolak belakang dengan ketaatan anda, ada rencana besar Tuhan di balik itu yang bisa kita alami dengan melakukan respon yang benar. Selain itu, jangan lupa pula bahwa Tuhan akan selalu ada beserta kita, bahkan dalam kegelapan yang paling gelap sekalipun.

Saat usaha dan upaya kita untuk taat belum mendatangkan hasil sesuai ekspektasi kita, jangan terburu-buru patah arang, cepat menuduh sana sini, apalagi kalau sampai menuduh Tuhan yang tidak-tidak. Daripada bersungut-sungut, mengeluh, mengumpat dan menyalahkan Tuhan dan melakukan hal-hal negatif lainnya, lebih baik kita coba respon yang dipilih oleh Paulus dan Silas.

(bersambung)

Sunday, April 21, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

"Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (ay 26).

Bagaimana gempa bisa membuat bukan saja struktur bangunan menjadi rusak, tapi juga melepas belenggu pasungan dan pintu-pintu? Entahlah. Kalau bangunannya retak atau rubuh, itu masuk akal. Tapi kalau bangunannya goyah, tidak hancur, dan lantas membuat pintu-pintu serta gembok rantai belenggu pasungan saja yang terbuka, itu jelas sebuah keajaiban diluar nalar. Yang jelas Alkitab mencatat tepat seperti itu, sehingga saya yakin itu bukanlah sebuah kebetulan melainkan kuasa Tuhan di luar logika yang terjadi di sana.

Kepala penjara pun panik, dan mengira bahwa Paulus dan Silas pasti telah melarikan diri. Ia hendak bunuh diri karena merasa dirinya gagal. Tapi Paulus dengan lantang berkata: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" (ay 28).

Kejadian ini kemudian membawa dampak lain yang tak kalah luar biasa. Bukan hanya Paulus dan Silas yang mendapatkan kembali kebebasannya, tapi Kepala penjara pun ternyata mengalami sesuatu yang besar. Perhatikan ayat berikut:

(bersambung)

Saturday, April 20, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Paulus dan Silas memilih sebuah jalan yang sangat sulit dilakukan oleh orang-orang yang mengalami situasi yang sama, yaitu tetap bersyukur, berdoa dan menyanyikan pujian-pujian kepada Allah. Bukan dalam hati, bukan sembunyi-sembunyi, tapi mereka melakukannya dengan lantang, sehingga dikatakan narapidana lain pun mendengarkan mereka.

"Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (ay 25).

Sudah dicambuk, dipasung, dipenjara, kurang menderita apa lagi? Tinggal hukuman mati saja yang belum. Tapi mereka melakukan itu. Lalu lihatlah apa yang kemudian terjadi. Ada gempa bumi hebat terjadi di sana yang mengakibatkan struktur bangunan penjara menjadi rusak.

Alkitab mencatatnya seperti ini:

"Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (ay 26).


(bersambung)

Friday, April 19, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Apa yang dilakukan Paulus dan Silas sesuai dengan kewajiban orang percaya. Itu perbuatan yang seharusnya dilakukan sesuai kebenaran. Tapi nyatanya mereka justru mengalami masalah karena perbuatan mereka itu. Sudah berbuat yang benar, kok malah ditangkap, disiksa, didera cambuk, dan dipasung dalam penjara?

Banyak orang yang mengalami seperti ini lalu meninggalkan Tuhan dengan kepahitan. "Ah ikut Tuhan omong kosong." "Ikut Tuhan untuk apa? Bukannya untung malah buntung." Ini menjadi pemikiran banyak orang yang keliru dengan paradigma berpikirnya saat memilih untuk mengikuti Tuhan. Mereka hanya mendasarkan itu atas dasar untung rugi dalam hal-hal yang bersifat duniawi saja. Dan hal ini semakin diperparah oleh hamba-hamba Tuhan yang hanya ingin menambah jiwa tanpa memberikan landasan yang benar dalam menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Dalam menyikapi keadaan yang tampaknya buruk, Paulus dan Silas ternyata mengaplikasikan sikap hati yang benar. Mereka tidak serta merta menyalahkan Tuhan, mengeluh dan mengumpat. Mereka tidak berpikir: "hey Tuhan, kami kan sudah melakukan hal yang seharusnya, kami ini melayani lho, dan menantang resiko besar. Kenapa tidak Engkau sambar petir saja semua orang jahat itu dan langsung menyelamatkan kami?" Tidak, tidak seperti itu.

Paulus dan Silas memilih sebuah jalan yang sangat sulit dilakukan oleh orang-orang yang mengalami situasi yang sama, yaitu tetap bersyukur, berdoa dan menyanyikan pujian-pujian kepada Allah. Bukan dalam hati, bukan sembunyi-sembunyi, tapi mereka melakukannya dengan lantang, sehingga dikatakan narapidana lain pun mendengarkan mereka.

(bersambung)

Thursday, April 18, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

(sambungan)

Seringkali pula kekecewaan terjadi pada saat kita hanya memandang pada ekspektasi pribadi tapi mengabaikan untuk melihat rencana di balik itu yang Tuhan sudah persiapkan.

Lantas kita pun lupa bahwa di atas segalanya ada Tuhan yang selalu menyertai kita, bahkan dalam kegelapan yang paling gelap sekalipun, jika kita tetap memandang dan mencari Dia. Bukankah itu akan jauh lebih baik untuk kita lakukan di masa kesukaran ketimbang kecewa dan malah menuduh lantas meninggalkan Tuhan?

Daripada kecewa dan menuduh sana sini, ada respon yang patut dicoba ketika kita menghadapi masalah dan penderitaan seperti yang dilakukan oleh Paulus dan Silas.

Dalam renungan kali ini mari kita baca Kisah Rasul 16:16-40. Pada saat itu Paulus dan Silas tengah melayani ke Makedonia, dan pada suatu hari mereka mengunjungi kota Filipi, sebuah kota di bagian Makedonia. Di sana mereka berhadapan dengan seorang perempuan tukang tenung, dimana hasil tenungnya mampu menghasilkan laba besar bagi tuan-tuannya. (ay 16).

Mereka lalu mengusir roh jahat yang merasuki perempuan tukang tenung itu, dan akibatnya si tukang tenung tidak lagi bisa mendatangkan uang pada para tuannya. Perbuatan Paulus dan Silas ini ternyata mendatangkan sebuah masalah yang sangat serius bagi Paulus dan Silas. Karena tuan-tuan dari si perempuan tukang tenung ini kehilangan penghasilan haramnya, mereka pun meradang. Paulus dan Silas kemudian ditangkap. Tapi amarah mereka tidak berhenti sampai disitu saja, karena kemudian keduanya dicambuk berkali-kali, lalu dilemparkan ke dalam penjara dengan keadaan dipasung. (ay 23-24).

(bersambung)
 

Wednesday, April 17, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian: Paulus dan Silas (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 16:25
=============================
"Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka."


Apa yang menjadi reaksi kita saat hidup tiba-tiba memperlakukan kita dengan buruk? Terutama di kala kita merasa sudah melakukan hal yang baik tapi itu kemudian malah membawa kita mengalami penderitaan. Berniat baik tapi malah dipersalahkan dan jadi pesakitan. Pernah mengalami hal itu? Seringkali orang merasa kecewa dan kemudian bersungut-sungut bahkan terburu-buru menyalahkan Tuhan. Banyak yang kemudian kecewa pada Tuhan, karena mereka menganggap segala perbuatan baik mereka selama ini tidak seharusnya menempatkan mereka pada segala masalah yang membawa penderitaan.

Paradigma yang keliru itu membuat banyak orang salah kaprah. Ada yang aktif melayani bukan karena terpanggil ingin menjadi pelayan Tuhan, tapi supaya bisnis dan usahanya jangan sampai bangkrut atau mengalami masalah. Yang bekerja, berharap bisa naik gaji atau naik pangkat, atau berharap bahwa aktifnya mereka melayani akan membuat Tuhan mendatangkan jaminan keamanan 100 persen bagi diri dan keluarganya. 100 % jauh dari sakit, jauh dari miskin, jauh dari tekanan, pokoknya hidup yang full bahagia sejahtera dan melimpah.

Maka, begitu masalah datang dalam hidup mereka, tidak mengherankan kalau mereka segera menyalahkan Tuhan. Sudah bekerja untuk Tuhan, kok masih menderita? Paradigma berpikir seperti ini sama saja artinya dengan bahwa Tuhan seharusnya berhutang budi ketika kita melakukan hal-hal baik, dan sebagai balasannya seharusnya Tuhan tidak membiarkan satupun masalah ada dalam hidupnya. Bukankah itu merupakan paradigma yang sudah sangat jauh keliru?

Seringkali kita merasa kecewa pada Tuhan karena kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan melainkan justru mendapatkan apa yang tidak kita harapkan. Kekecewaan akan mudah datang jika kita memiliki cara pandang atau paradigma yang keliru. Selain itu kekecewaan pun datang pada saat kita menilai segala sesuatu sesuai dengan keinginan kita tapi lupa introspeksi, siapa tahu memang itu akibat kesalahan kita sendiri. Seringkali pula kekecewaan terjadi pada saat...  kita hanya memandang pada ekspektasi pribadi tapi mengabaikan untuk melihat rencana di balik itu yang Tuhan sudah persiapkan.

(bersambung)

Tuesday, April 16, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (8)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Apakah anda hari ini tengah mencari kemenangan atas berbagai masalah yang anda hadapi? Apakah ada diantara teman-teman yang tengah bergumul dan merasa putus asa menghadapi sejumlah besar tekanan hidup? Apakah semua ini mulai membuat logika anda berkata bahwa anda sudah harus menyerah kalah?

Jika ya, berdirilah tegak dan lakukan hal yang sama seperti Yosafat dan bangsanya, juga Paulus dan Silas. Panjatkan puji-pujian dan serukan kemuliaan bagi Tuhan. Bernyanyilah dengan penuh sukacita dan iman yang percaya, dan anda bisa mengalami situasi serupa seperti yang mereka alami saat itu. Ada sepasukan musuh menyerang anda: mungkin berupa tumpukan masalah, sakit penyakit, krisis keuangan dan sebagainya. Semua itu bisa hadir menyerang kapan saja, tetapi ingatlah bahwa Tuhan punya kuasa jauh lebih besar yang mampu membuat kita sanggup mengatasi segala jenis serangan.

Sadarilah ada kuasa besar dibalik puji-pujian, dan Alkitab sudah menyatakan bahwa ada Tuhan yang bertahta/bersemayam di atas puji-pujian. (Mazmur 22:4). Apa yang perlu kita lakukan hanyalah mempercayai Tuhan secara penuh dan terus memujiNya.

Jika anda belum berpikir akan hal ini, hari ini anda bisa mulai melakukannya. Berikan puji-pujian kepada Tuhan, nyanyikanlah disertai iman dan semua itu akan mematahkan masalah apapun yang tengah anda hadapi saat ini. Bernyanyilah bagi Tuhan, dan anda akan melihat bahwa tidak satupun dari musuh atau masalah yang berpeluang sama sekali untuk meruntuhkan anda.

Puji-pujian mendahului datangnya kemenangan besar

Monday, April 15, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (7)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Menang tanpa berperang, ditambah hasil jarahan begitu banyak hingga butuh 3 hari untuk mengangkut semuanya.

Ada beberapa poin yang bisa kita pelajari dari kisah ini.

1. Yosafat mengambil keputusan untuk mencari Tuhan saat berada dalam situasi genting.
2. Yosafat mengandalkan Tuhan dalam mencari solusi.
3. Yosafat percaya sepenuhnya dengan janji Tuhan tanpa keraguan sedikitpun
4. Yosafat dan bangsanya sudah lebih dulu memanjatkan puji-pujian meski mereka belum tahu bagaimana akhir dari serangan.

Lihatlah bagaimana puji-pujian mendahului kemenangan dan membawa hasil yang luar biasa mengatasi batas logika dan pikiran kita. Bangsa Yehuda dibawah pimpinan Yosafat memperoleh kemenangan besar, dan semua itu dimulai dengan pengambilan keputusan yang benar dalam merespon suara Tuhan dengan didahului oleh puji-pujian.

Dalam renungan berikutnya saya akan sampaikan contoh lainnya, yaitu dari kisah saat mereka mendapat dera dan siksa saat hendak melayani di Makedonia. Kita akan lihat bagaimana puji-pujian mampu melepaskan mereka dari situasi yang sangat tidak mungkin secara logika, bagaimana puji-pujian bisa mendatangkan kemenangan bahkan memenangkan jiwa.

Lalu ada pula kisah lainnya yang berkaitan dengan pembahasan renungan kali ini yang akan saya lanjutkan lagi setelahnya.

(bersambung)

Sunday, April 14, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kembali kepada kisah Yosafat, lihatlah apa yang terjadi setelahnya. Tindakan Yosafat untuk menghadapi perang dengan menyiapkan kelompok paduan suara terbukti benar. Ketika mereka mulai menyanyikan puji-pujian, terjadilah keajaiban seperti yang dijanjikan Tuhan itu.

"Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah." (ay 22).

Alkitab jelas mencatat hasil akhirnya, yaitu bahwa tidak satupun musuh yang luput. Dan semua itu terjadi tanpa mereka perlu bertempur.

Seperti inilah yang terjadi.  "Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang penduduk pegunungan Seir hendak menumpas dan memunahkan mereka. Segera sesudah mereka membinasakan penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh. Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput." (ay 23-24).

Bukan itu saja, tapi bangsa Yehuda kemudian mendapat jarahan yang sangat banyak.Begitu banyaknya, sampai-sampai mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk mengangkut ternak, barang berharga dan pakaian untuk dibawa pulang. (ay 25).

(bersambung)

Saturday, April 13, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Yosafat merespon pesan Tuhan dengan membentuk kelompok paduan suara untuk memuji Tuhan!

Mereka mengangkat para penyanyi dan pemuji lalu mengutus mereka untuk ditempatkan di barisan depan. "Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (ay 21).

Secara logika keputusan Yosafat mungkin terlihat aneh. Betapa tidak, dalam menghadapi perang bukannya mempersiapkan kekuatan bala tentara dengan persenjataan terbaik yang mereka punya, tapi justru membentuk kelompok penyanyi puji-pujian. Aneh bagi dunia, tetapi tidak bagi mereka, karena iman mereka percaya sepenuhnya kepada janji Tuhan sehingga mereka tahu bahwa apa yang terpenting bagi mereka adalah menyatakan ucapan syukur mereka dan memuliakan kebesaran Allah. Jika mereka sibuk menyiapkan kekuatan prajurit perang, bukankah itu berarti bahwa mereka masih ragu terhadap ucapan Tuhan yang berjanji akan berperang secara langsung atas nama mereka?

Bagaimana kita saat menghadapi serangan dalam kehidupan? Akankah kita bisa percaya seperti halnya Yosafat dan bangsa Yehuda, atau kita akan terus ketakutan, cemas, gelisah meski Tuhan menjanjikan hal yang sama? Apa yang menjadi respon kita saat kita menghadapi situasi seperti itu? Menghadap Tuhan, berdoa, berpuasa, atau malah sibuk mencari alternatif-alternatif selain itu, bahkan yang sebenarnya tidak berkenan bagi Tuhan?  

Bagi saya, sampai di bagian ini saja kita bisa mendapatkan bahan perenungan yang sangat baik. Mungkin kita tidak sedang menghadapi serangan bangsa lain untuk berperang, tapi ada banyak pula bentuk tekanan, halangan hingga penderitaan maupun masa-masa sulit lainnya yang pada waktu-waktu tertentu harus kita hadapi.

(bersambung)

Friday, April 12, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (4)

webmaster | 9:00:00 AM | Be the first to comment!

 (sambungan)

"Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." (ay 15).

Lewat Yahaziel Tuhan berkata dengan jelas berkata bahwa mereka tidak perlu takut, karena bukan jumlah tentara mereka yang penting melainkan Tuhan sendirilah yang akan maju berperang melawan laskar musuh untuk mereka. Kuasa Tuhan yang tidak terbatas dan tidak tertandingi oleh apapun ternyata berjanji untuk berada di pihak mereka. Kalau demikian, apa lagi yang harus ditakutkan?

Lebih lanjut Tuhan bahkan berkata: "Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu." (ay 17).

Ini jelas merupakan seruan Tuhan yang sangat melegakan dan sungguh luar biasa.

Selanjutnya, bagaimana Yosafat dan bangsa Yehuda merespon pesan Tuhan ini? Mereka bukan menyiapkan prajurit layaknya bangsa yang akan diserang, mereka bukan menyiapkan strategi berperang. Tapi, di luar dugaan mereka membentuk kelompok paduan suara untuk memuji Tuhan!

(bersambung)

Thursday, April 11, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

 "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3).

Yosafat tidak hanya melakukan itu sendirian, tapi ia juga mengajak serta rakyatnya untuk berserah kepada Tuhan dengan berpuasa. Ia memimpin bangsanya untuk mengambil keputusan yang benar. Rakyatnya menurut dan mereka pun melakukan itu bersama-sama. "Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN." (ay 4).

Saat itu terjadilah doa dan berpuasa secara nasional, dimana isi doanya pun tertulis dalam perikop ini.

Tuhan kemudian menjawab doa mereka lewat Yahaziel. Yahaziel dikatakan dihinggapi Roh Tuhan (ay 14), dan menyampaikan pesan dari Tuhan kepada Yosafat dan bangsa Yehuda.

Pesannya adalah sebagai berikut:

"Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." (ay 15).


(bersambung)

Wednesday, April 10, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Dalam beribadah kita pun bernyanyi untuk Tuhan. Kita menyembah Dia lewat lagu, kita memuji Dia lewat lagu. Saya pribadi yakin Tuhan merupakan pribadi yang juga sangat menyukai musik. Lihatlah betapa seringnya Pemazmur menggugah kita untuk selalu menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan seperti dalam pasal 96:1, 98:1, 144:9, 149:1 dan sebagainya. Kalau sudah seperti itu, tentu nyanyian merupakan hal yang disukai Tuhan.

Dalam Yesaya 42:10 pesan yang sama pun disampaikan. Jika musik itu dikatakan dinamis dan progresif, Tuhan pun tampaknya memandang musik seperti itu. Lebih dari sekedar menyenangkan hatiNya, lagu-lagu pujian yang kita nyanyikan kepadaNya bermakna sangat besar. Lagu pujian kita kepada Tuhan bisa membawa perubahan besar dalam hidup kita, bahkan saya berani berkata bahwa lagu pujian itu mendahului atau bisa mendatangkan kemenangan.

Mendatangkan kemenangan? Ya, betul. Sebuah contoh bisa kita lihat pada akhir pemerintahan raja Yosafat seperti yang tertulis dalam kitab 2 Tawarikh 20. Di sana dicatat bahwa pada masa itu ada laskar yang besar datang dari berbagai penjuru untuk menyerang Israel.

Pada saat itu pasukan Israel sangat sedikit jumlahnya, sangatlah jauh dibanding dengan jumlah besar kekuatan yang hendak menghancurkan mereka.

Melihat kekuatan yang tidak berimbang, tidak mengherankan apabila Yosafat kemudian sempat takut. Kita pun tentu takut jika mengalami hal yang sama. Tetapi meski sempat merasa takut, Yosafat kemudian mengambil sebuah keputusan yang benar dalam merespon rasa takutnya.

 "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3).

(bersambung)

Tuesday, April 9, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: 2 Tawarikh 20:21
=======================
"Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"


Ada seorang penulis lagu legendaris yang sudah menghasilkan banyak lagu Indonesia klasik di era 70-80an. Belakangan ia memutuskan untuk meninggalkan dunia sekuler lalu aktif melayani sebagai pendeta. Karena latar belakangnya memang dunia musik, ia sangat fokus kepada puji-pujian dan penyembahan. Dan memang ia kuat sekali di bidang ini.

Kepada saya ia mengatakan bahwa talenta yang ia miliki pada awalnya membuatnya aktif berkarya di dunia sekuler. Tapi kemudian ia merasa terpanggil untuk fokus menjadi hamba Tuhan dengan misi untuk mengajarkan dan membimbing dalam hal pujian dan penyembahan. Ia menyadari bahwa baik pujian maupun penyembahan sangatlah penting dalam membangun hubungan dengan Tuhan, juga mampu memberi kekuatan bahkan kemenangan dalam keseharian hidup kita. "Ada kuasa di balik puji-pujian," katanya. Karena itu jangan berhenti hanya pada berdoa, tapi sertai pula dengan pujian dan penyembahan, lanjutnya.

Saya yang memang juga sedikit banyak berkecimpung di dunia musik walaupun tidak secara langsung seperti beliau menyadari betul bahwa musik, lagu dan suara untuk bernyanyi merupakan salah satu anugerah yang luar biasa indahnya dari Tuhan. Bagi saya sulit membayangkan apa jadinya hidup tanpa adanya alunan musik dan suara indah para biduan dari masa ke masa. Saya termasuk orang yang akan lebih memilih untuk tidur dengan disertai alunan lagu. Sebuah lagu bisa membuat rileks, melepas kepenatan dari bekerja dan pelipur lara. Lagu atau musik bisa meningkatkan semangat, menjadi teman dalam bekerja dan mewakili berbagai perasaan hati.

Musik bisa menjadi jembatan antar dua negara untuk menjalin hubungan yang lebih dekat. Begitu banyaknya makna penting dibalik musik, sampai-sampai musik pun hari ini menjadi salah satu sarana terpenting si jahat untuk merusak moral generasi muda dengan berbagai pengajaran-pengajaran yang sesat, baik yang disampaikan secara terang-terangan maupun yang tidak terlalu kasat mata.

(bersambung)

Monday, April 8, 2024

Ayo Semangat! (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Masalah boleh saja datang, kendala boleh ada, kegagalan boleh saja terus dialami. Itu akan terus terjadi, dan akan selalu terjadi pada setiap orang termasuk anda dan saya. Tapi semangat juang yang tinggi apabila kita miliki akan mampu memberi perbedaan yang sangat besar dalam memperoleh hasil akhir yang indah.

Saya pun teringat akan sebuah lagu pujian klasik, jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan. Anggaplah apa yang tengah kita kerjakan merupakan ladangnya Tuhan. Ladang bagi Tuhan untuk menjangkau, memberkati bahkan menyelamatkan jiwa-jiwa. Bukankah segala yang kita sedang usahakan bisa berfungsi sebagai ladangnya Tuhan jika kita arahkan untuk itu? Sangat sempit sekali kalau kita hanya menganggap bahwa ladangnya Tuhan hanyalah terbatas pada aktivitas gereja atau hal-hal bersifat rohani saja. Apapun itu yang kita sedang usahakan bisa menjadi sebuah ladang subur bagi Tuhan jika kita pakai untuk itu. Karenanya kita jangan sampai lelah, apalagi patah semangat. Ingat, Roh Kudus akan selalu memberikan kekuatan.

Kita pun harus ingat bahwa Tuhan sudah merencanakan segala sesuatu yang indah, dan Dia juga sudah menjanjikan penyertaanNya. Tuhan yang menjanjikan itu adalah Tuhan yang setia. Dia mau agar kita hidup di dalam rencanaNya, dimana Dia akan membimbing dan menyertai kita dalam setiap langkah untuk menuai apa yang telah Dia sediakan bagi kita. Kalau begitu kenapa kita harus mudah patah semangat dalam menghadapi berbagai ujian atau tekanan? Berbagai problema kehidupan datang silih berganti, dan kita harus menghadapinya dengan semangat. Kita harus tetap berjuang dengan semangat pantang menyerang. Itu akan menguatkan kita untuk terus bertahan melewati batu-batu ujian dan mengatasinya dengan baik untuk keluar sebagai pemenang.

Apapun yang anda hadapi hari ini, hadapilah dengan semangat. Percayalah kepada janji-janji Tuhan, rasakan kebaikan dan penyertaanNya dan terus pegang itu dengan iman. Itu seharusnya lebih dari cukup untuk menumbuhkan dan mengobarkan semangat dalam diri anda, dan tentu saja menjaga agar baranya jangan sampai meredup. Jangan pernah lupa bahwa Tuhan menjanjikan upah bagi orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan tahan uji. Ada banyak orang biasa yang tampil luar biasa dengan bermodalkan semangat juang tinggi yang pantang menyerah.

Let's become one of them. Keep the spirit up! Stay strong and never give up! Ayo tetap semangat!

Great things take time. Never give up.




Sunday, April 7, 2024

Ayo Semangat! (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Dalam ayat lainnya dikatakan sebagai berikut: "Ada upah yang disediakan Tuhan bagi mereka yang tahan banting dalam membangun usahanya. "Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah." (2 Korintus 3:14).

Ayat dalam Perjanjian Baru ini kembali memberi penegasan mengenai hal yang sama. Jadi selain semangat dan hati yang kuat, kita pun harus tahan uji. Mungkin tidak mudah, mungkin butuh pengorbanan, tapi sikapi segala ujian dengan baik dan positif, karena selalu ada upah yang menunggu di ujung sana.

Semangat bisa berfungsi bagaikan bahan bakar yang membuat kita bisa terus maju. Tanggung jawab yang besar ataupun kecil apabila dilakukan dengan antusiasme, gairah dan semangat yang tinggi akan mampu kita selesaikan dengan hasil terbaik. Sebaliknya jangan pernah bermimpi untuk menggapai sesuatu yang besar jika kita sudah kehilangan semangat dalam hidup kita.

Coba bayangkan jika semua penemu luar biasa di masa lalu mudah patah semangat dan gampang menyerah. Bayangkan jika penemu listrik, telepon, berbagai mesin dan lain-lain tidak gigih dan pesimis melihat setiap kegagalan dalam prosesnya. Bayangkan jika para ahli cepat hilang semangat dalam mendalami bidangnya. Dunia yang kita diami bisa sangat berbeda, jauh ketinggalan dibawah pesatnya kemajuan hari ini.

Ingat pula bahwa kehilangan semangat bisa membuat kita membuang-buang banyak waktu hidup kita dengan sia-sia. Mari saya beri contoh. Ada seorang musisi yang bercerita bahwa ia kehilangan waktu lebih dari 10 tahun karena ia sempat kehilangan semangat. Pada saat itu ia sebenarnya sudah hampir mencapai puncak karirnya, tapi kemudian ia kehilangan semangat dan berhenti. Ia menolak berbagai tawaran, ia keluar dari labelnya dan hidup hanya memakai tabungannya. Setelah sepuluh tahun ia pun menyesal. Ia menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki.

Sayangnya 10 tahun yang terbuang itu sudah sangat lama, sehingga bukan saja ia harus kembali menapak dari nol, tetapi untuk mengejar ketertinggalan sudah sangat sulit. Dunianya sudah berubah, pelakunya sudah berganti, sampai saat ini ia masih terus berjuang untuk kembali sukses. Lihatlah bahwa kehilangan semangat bisa sangat merugikan dan mendatangkan konsekuensi yang berat.


(bersambung)

Saturday, April 6, 2024

Ayo Semangat! (3)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kita tentu boleh untuk melihat hasil yang ingin dicapai. Tapi jangan pernah palingkan muka dari perjalanan panjang prosesnya, melainkan nikmatilah dan seriusilah setiap langkahnya. Apapun itu yang tengah dibangun, selama kita lakukan dengan semangat dan sungguh-sungguh, memberi yang terbaik dari diri kita seperti melakukannya untuk Tuhan dan bukan manusia, disertai doa disetiap langkahnya, itu tidak akan pernah sia-sia.

Semangat. Sadar atau tidak, itulah yang sering menentukan apakah kita gagal atau sukses menggenapi rencana Tuhan. Seringkali rencana Tuhan tidak serta merta hadir dalam sekedip mata. Dibutuhkan usaha keras, semangat baja, kegigihan, ketekunan dan mental yang pantang menyerah agar kita bisa menggenapinya dalam hidup kita.

Dan Alkitab pun berkali-kali mengingatkan kita akan hal ini. Misalnya dalam Amsal dikatakan: "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" (Amsal 18:14). Semangat mampu memberi kekuatan untuk menanggung penderitaan dan beban berat. Tetapi apa yang bisa kita perbuat ketika kita tidak memiliki semangat lagi? Orang yang patah semangat cenderung sulit untuk bangkit. Semakin lama dibiarkan, semakin sulit pula untuk pulih.Bagi yang pernah mengalaminya tentu tahu akan hal itu.

Dalam 2 Tawarikh 15:7 dikatakan: "Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"

Kuatkan hati, kuatkan tekad dan semangat, karena ada upah bagi usahamu. Dengan kacamata yang berbeda kita bisa mendapat pandangan berbeda tentang apa yang kita usahakan. Dengan kacamata yang satu kita bisa melihatnya gagal, dengan kacamata lain kita bisa pula melihatnya sebagai keberhasilan yang tertunda. Satu hal yang pasti, bukan saja usaha kita tidak akan sia-sia kalau dikerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh, tapi Alkitab dengan tegas pula sudah berkata bahwa semua itu ada upahnya.

Dalam ayat lainnya dikatakan sebagai berikut: "Ada upah...

(bersambung)

Friday, April 5, 2024

Ayo Semangat! (2)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Kembali ke channel Youtube saya, saat ini channel itu berusia tepat setahun. Subscribernya sudah mencapai 30 ribu, dan buat saya itu bagai mukjizat karena terjadi di saat terus merosotnya penonton Youtube. Video buatan saya kebanyakan memang masih menyedihkan jumlah viewers nya, tapi ada satu-dua yang berhasil menembus 100 ribu, bahkan ada yang sampai 3 jutaan. Kalau saya melihat video yang jumlah penontonnya dibawah 100 orang, saya akan sedih. Tapi coba lihat yang berhasil hingga puluhan atau ratusan ribu, bahkan juta. Seharusnya itu akan memicu saya untuk terus berkarya dengan semangat. Jadi, pandangan saya harus tetap saya arahkan kepada hal-hal yang baik, bukan kepada yang bisa membuat patah atau hilang semangat.

Disamping itu, anak saya pun sudah saya libatkan sejak awal. Ia sudah ikut mengisi konten dengan menggambar, bernyanyi, mengarang cerita, dan itu sudah ia lakukan sejak usianya masih 4 tahun. Ia saya ajak untuk melihat bagaimana proses pembuatan sebuah videoklip lagu anak dari awal hingga akhir, termasuk membuat musik menggunakan keyboard tua. Hasilnya, ia sekarang bisa main beberapa lagu di keyboard, ia mulai tertarik dengan proses pembuatan kartun dan animasi, dan ikut menyumbang pendapat dalam pembuatannya. Itu saja jelas menjadi bukti nyata bahwa apa yang saya kerjakan tidak sia-sia.

Hanya melihat video dengan jumlah penonton sedikit sekali, itu mengecewakan. Tapi coba lihat bagaimana hal itu membuat anak balita ikut bertumbuh kemampuan, pengetahuan dan kreatifitasnya sesuai jaman hidupnya. Bukankah itu sebuah keberhasilan? Dan saya berdoa supaya siapapun yang menonton channel saya itu bisa mendapatkan hal-hal positif dalam pembentukan karakternya kelak. Ke arah mana kita mengarahkan pandangan akan sangat menentukan, dan sekali lagi, percayalah bahwa apapun yang kita kerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh, apalagi kalau kita membuatnya dengan sebaik-baik kesanggupan kita seperti untuk Tuhan dan bukan manusia, disertai doa disetiap langkahnya, itu tidak akan pernah sia-sia.

Rome wasn't built in a day. Kalau diterjemahkan, pepatah ini mengatakan bahwa Roma tidaklah dibangun hanya dalam sehari. Roma di masa lalu jelas merupakan salah satu pusat peradaban paling megah dan maju yang pernah dicatat dalam sejarah.
Pepatah ini menyampaikan bahwa meski Roma terkenal dengan kemegahan dan kemajuannya, semua  itu tidaklah datang hanya dalam waktu singkat. Butuh proses, butuh usaha, butuh waktu, dan sering pula butuh pengorbanan agar bisa terus bertumbuh hingga sukses.

(bersambung)

Thursday, April 4, 2024

Ayo Semangat! (1)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 Ayat bacaan: 2 Tawarikh 15:7
======================
"Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"


Bagi teman-teman yang sudah atau sedang menjadi seorang Youtubers, anda tentu tahu bahwa untuk bisa berhasil itu tidak mudah. Puji Tuhan jika anda termasuk yang sudah punya banyak subscribers dan menghasilkan pendapatan tambahan dari sana, tapi jika belum, bersabarlah dan terus berusaha. Karena saya selalu percaya bahwa apapun yang kita kerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh tidak akan pernah sia-sia.

Sejak tahun lalu saya mencoba menekuni bidang ini. Saya membangun channel untuk anak balita terutama karena saya sendiri punya anak di usia sekitaran itu. Membangun dari 0, tanpa main curang sama sekali, itu ibarat membangun rumah dengan menumpuk batu secara perlahan satu demi satu. Kurang dari 3 bulan, puji Tuhan saya berhasil mendapat 1000 subscribers. Tapi kemudian terjadi penurunan jumlah penonton, seiring menurunnya jumlah orang yang mengakses Youtube.

Pengerjaan setiap video tidak mudah. Saya harus membuat dulu grafisnya, kemudian animasinya, kemudian lagunya, lantas digabung semuanya menjadi satu video. Belum lagi mencari ide dan membuat ide itu tampil menjadi gambar gerak atau animasi. Butuh proses, waktu dan usaha yang tidak sedikit, dan itu harus saya jalankan tanpa meninggalkan pekerjaan sehari-hari dan membagi waktu untuk anak, juga membantu istri dalam mengurus rumah tangga. Tidak jarang saya sambilan mengerjakan 2-3 pekerjaan sekaligus dalam satu waktu supaya semuanya bisa saya kerjakan. Karena itu saya seringkali merasa sedih saat melihat jumlah penonton yang sangat sedikit, seperti sia-sia rasanya semua usaha yang saya kerjakan. Tapi saya terus melatih diri saya untuk tetap semangat, dan mengingatkan diri saya akan hal yang selalu saya percaya, yaitu bahwa apapun yang kita kerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh tidak akan pernah berakhir sia-sia.

Saya kemudian bertemu dengan seorang sutradara film. Ia bercerita bahwa selama 9 tahun ia merugi karena film-filmnya terbilang gagal di pasar. Ia bahkan sudah sempat menjual rumah dan kendaraan agar ia bisa terus melanjutkan profesinya. Bagi yang modal besar apalagi sudah punya nama, akan banyak rekanan maupun langkah yang bisa mereka lakukan seperti promosi besar-besaran karena memang punya modal. Tapi bagi rumah produksi independen dengan modal terbatas, itu sangat berat, ujarnya.

Saya yang masih setahun tanpa harus merugi apa-apa secara materi saja sudah merasakan bagaimana sedihnya saat apa yang saya lakukan tidak mendapat respon baik. Si sutradara sudah 9 tahun merugi, sampai menjual harta milik, demi menjalankan profesi sesuai cita-cita, atau bisa jadi panggilan, tapi ia tidak patah arang. Ia terus gigih dan semangat dalam berkarya. Itu jelas luar biasa dan sangat menginspirasi saya. Ia kemudian berhasil sukses lewat satu film. Apakah kemudian ia sudah tidak punya masalah lagi? Tentu saja tidak demikian. Satu film berhasil bukan berarti semua film setelahnya pasti berhasil. Film berikutnya bisa saja kembali gagal. "Itulah hidup, yang penting saya harus terus berpikir, berusaha dan berkarya sebaik-baiknya." katanya sambil tersenyum. Again, that's really inspirational.

(bersambung)

Wednesday, April 3, 2024

Habakuk (6)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Adakah hari ini anda tengah tergoncang akibat kesulitan menghadapi iklim yang semakin sulit? Adakah iman anda hari ini mulai goyah akibat tekanan demi tekanan yang terus menghujam diri anda, kesulitan hidup yang makin meningkat, persoalan yang belum memiliki jalan keluar? Atau mungkin anda mengalami berbagai ketidakadilan dan penindasan?

Atau adakah yang saat ini sedang merasa sulit mengerti mengapa Tuhan seolah diam terhadap persoalan anda? Miliki iman seteguh iman Habakuk yang tidak goncang sama sekali dalam kondisi apapun. Percayalah bahwa Tuhan mampu membuat "kaki kita selincah kaki rusa" untuk melompati 'batu-batu' masalah itu, tidak peduli sebesar, sebanyak dan setajam apapun batu-batu yang membentang di hadapan anda.

Jangan pernah lupa bahwa pekerjaan Tuhan begitu besar dalam hidup kita. Kita sering mereduksi pekerjaan Tuhan untuk hanya terpusat pada diri saja, atau lupa akan segala kebaikan, penyertaan, pertolongan Tuhan terdahulu saat kita berada dalam kesesakan. Yakinlah bahwa Tuhan akan selalu bekerja dalam hidup kita selama kita tidak berpaling dariNya. Apapun situasinya, apapun keadaannya, Tuhan akan selalu ada bersama kita. Dan bersamaNya kita tidak perlu takut. Kita tidak akan goyah, kalau kita menempatkan Tuhan sebagai sumber kekuatan kita.

Dasari hidup dengan iman yang teguh, jangan pernah putus harapan. Percayalah sepenuhnya pada Tuhan dengan segenap hati. Tuhan mampu memperlengkapi kita untuk mampu menghadapi segala masalah, segala ketidakpastian dalam hidup, karena Tuhan adalah sumber kekuatan kita. "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).

Keep living life by faith!

Tuesday, April 2, 2024

Habakuk (5)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Sebagai orang percaya, kita harus paham bahwa masalah kejahatan bukan karena dunia yang Tuhan ciptakan ini memiliki kecacatan, melainkan karena manusia sendiri yang di dalam kehendak bebasnya memilih untuk memberontak kepada Allah. Kita bisa lihat di dalam Kitab Kejadian bahwa Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya dengan kondisi yang sungguh amat baik. Seluruh ciptaan berada di dalam kasih dan keadilan yang sejati di dalam Tuhan.

Tidak ada kefasikan, kejahatan dan ketidakadilan yang menggerogoti setiap aspek kehidupan yang direncanakan Tuhan atas dunia dan isinya. Namun setelah manusia memilih untuk berpaling dari Allah dan terkekang di bawah jeratan dosa yang mematikan, seluruh tatanan ciptaan pun berubah menjadi kacau. Relasi manusia dengan Allah, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan ciptaan lainnya menjadi rusak dan terus semakin rusak parah. Ketimpangan dan ketidakadilan mulai muncul di mana-mana. Dosa mulai merasuki setiap kehidupan manusia. Kebenaran lambat laun mulai memudar. Akibatnya, hari demi hari kita melihat keadaan sekitar yang makin buruk dan jauh dari kebenaran.

Karena itu, mari kita terus mendoakan bangsa ini agar hukuman Tuhan tidak harus jatuh atasnya. Lantas, mari kita juga menjaga diri kita agar tidak kita tidak ikut tergerus oleh kemerosotan moral dan akhlak. Jangan sampai kita malah ikut terseret semakin jauh dari Tuhan.

Selain itu, dari kisah Habakuk kita dapat belajar bahwa kesesakan yang Tuhan berikan bagi kita adalah salah satu bentuk didikan dan ujian bagi kita. Didikan dan ujian memang tidak menyenangkan dan terkadang bisa terasa sangat menyakitkan, namun semua itu diperlukan agar kita menjadi lebih dewasa, dan ini menuntut kepercayaan kita sepenuhnya kepada Tuhan.

Adakah hari ini anda tengah...

(bersambung)

Monday, April 1, 2024

Habakuk (4)

webmaster | 9:00:00 PM | Be the first to comment!

 (sambungan)

Lihatlah meskipun ia tidak mengerti mengapa Tuhan terkesan membiarkan bencana siap menghancurkan bangsa Yehuda, tapi Habakuk tahu pasti bahwa Tuhan akan tetap turun tangan terhadap orang benar, yakni orang yang hidup oleh iman.

Di akhir kitab Habakuk kita melihat bagaimana tingginya iman nabi yang satu ini. Iman Habakuk adalah iman yang tidak tergoncang oleh situasi apapun, bahkan dalam ketidak-mengertiannya akan keputusan Tuhan sekalipun. Habakuk mengakhiri doanya dengan keyakinan teguh.

Doa itu berbunyi: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (ay 17-19).

Lihatlah sebentuk iman yang besar yang dimiliki Habakuk. Meski ia tengah berada dalam keadaan krisis, tekanan, ketakutan, ancaman yang kelihatannya mengerikan sekalipun, Habakuk ternyata tetap mampu bersukacita dan bersorak-sorak pada Tuhan. Sikap Habakuk didasarkan pada imannya yang secara penuh berserah pada keputusan Tuhan. Meski situasi yang ia hadapi mungkin akan menjadi lebih parah, tetapi kita bisa lihat bahwa imannya pada Tuhan tidaklah goyah. Dia tetap bersorak-sorak dalam Allah yang menyelamatkan. Itu tidak mungkin terjadi pada orang yang memandang masalah. Sikap ini hanya akan muncul pada orang yang menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatannya.

(bersambung)

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker