Friday, October 27, 2017

Under (Re) Construction (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yeremia 18:4
====================
"Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya."

Hari ini saya merasa diberkati sekali oleh tulisan di instagram adik ipar saya. Tidak biasanya ia menulis agak panjang apalagi sesuatu yang berhubungan dengan rohani. Saya kira apa yang ia tulis berasal dari perenungan tentang pergumulan yang tengah ia alami. Saya akan bagikan tulisannya.

UNDER CONSTRUCTION

Kenapa harus takut saat dibentuk?
Karena itu menyakitkan. Sudah pasti! Sejenak direnungkan, semua hal yang membuat kita nyaman dan stabil itu memang menyenangkan. Ibarat sudah tidur-tiduran di sofa empuk dan malas bangun (haha..ketahuan banget hobinya). Tapi kalau perubahan itu bisa memperindah bentuk dan masa depan, kenapa tidak.
Demi tampil cantik memakai sepatu baru saja orang rela lecet kakinya, kenapa untuk mempercantik kehidupan malah meringis lalu menyerah?
It will hurt at the beginning, but the results are worth the wait. There's a big blue sky waiting just behind the clouds.:)

Oh nice. Tulisan ini membuat saya tersenyum bahagia, karena ia ternyata bisa menyikapi proses pembentukan atau 'renovasi' Tuhan dengan benar. Kebanyakan orang dengan cepat kecewa, mengeluh dan marah saat mereka harus melewati proses pembentukan ulang dari Tuhan. Tentu saja. Seperti kata adik saya di atas, orang cenderung tidak mau dibentuk karena itu sudah pasti menyakitkan. Kita dipaksa keluar dari comfort zone kita lalu harus melewati proses yang jauh dari nyaman. Tadinya mudah beli ini itu, sekarang harus berpikir dua kali bahkan untuk sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu mahal. Dulu bisa royal dalam belanja, sekarang harus menahan diri beli yang perlu saja. Ini baru dua contoh dari salah satu model pembentukan Tuhan dari sisi finansial. Ada banyak lagi cara Tuhan melakukan pembentukan ulang untuk mengikis atau bahkan merombak/menghancurkan sisi buruk atau titik lemah kita seperti kesombongan, arogansi, egoisme, tidak jujur dan hal-hal negatif lainnya yang merusak.

Apakah itu untuk keuntungan Tuhan? Tentu saja tidak. Itu karena Tuhan sayang pada kita dan tidak mau kita terus kalah oleh sisi buruk atau lemah kita, kemudian gagal menggenapi rencanaNya atas kita dan pada akhirnya gagal menerima keselamatan yang sudah Dia anugerahkan dengan mengorbankan AnakNya sendiri. Anak kecil merengek minta permen dan coklat terus menerus, karena rasanya manis dan enak. Mereka suka itu. Tapi sebagai orang tua, apakah kita akan membiarkan gigi mereka rusak dan kurang gizi karena tidak mau makan yang benar lagi? Orang tua melarang, anak menangis menganggap orang tuanya jahat. Tapi kelak di kemudian hari, mereka akan sadar bahwa semua itu demi kebaikan mereka sendiri. Bapa Surgawi sekali waktu harus melakukan 'renovasi', dan saat itu terjadi tentu tidak enak rasanya, bahkan bisa begitu menyakitkan untuk jangka waktu tertentu. Jika Tuhan menganggap hal itu sangat penting dan kita melawan, kita bisa lebih lama berada disana.

Memberikan diri untuk dibentuk itu tidak mudah. Mungkin mudah bagi kita berkata bahwa kita siap untuk dibentuk seturut kehendak Tuhan, menyebutkan bahwa kita adalah bejana-bejana yang siap dibentuk. Tapi ketika kita mengalami proses pembentukan itu, rasa sakit yang diderita untuk waktu yang bisa jadi lama bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Tapi kalau itu untuk kebaikan kita, untuk membentuk kita agar menjadi orang yang lebih baik/lebih benar, mengalami perubahan budi dan pertumbuhan roh, kenapa kita harus menolak?

Bicara soal membentuk bejana, mari kita lihat seperti apa proses pembuatan bejana tanah liat. Prosesnya dimulai dengan mengambil gumpalan tanah liat. Tanah liat tersebut lalu dibersihkan dari batu-batu, kerikil dan kotoran-kotoran lain yang melekat di tanah liat tersebut. Lalu tanah liat biasanya direndam agar menjadi lebih lembek sehingga bisa dibentuk sesuai keinginan si pembuatnya. Langkah selanjutnya, tanah liat itu akan melalui pembentukan di atas sebuah meja berputar, yang biasanya dilengkapi pedal yang dapat mengatur kecepatan putar meja bulat diatasnya. Sambil terus diputar, tanah liat akan terus dibentuk oleh pembuatnya. Ditekan, didorong, tanah liat akan terkikis dan perlahan-lahan semakin bagus bentuknya. Setelah bentuknya dirasa sudah baik, bejana masih harus melalui sebuah proses pembakaran hingga akhirnya menjadi sebuah bejana tanah liat yang indah. Bagaimana sekiranya bentuknya masih kurang baik atau salah? Bejana itu harus dibentuk ulang dari awal lagi hingga menjadi sempurna. Seandainya tanah liat itu memiliki indera perasa dan bisa bicara, saya yakin tanah liat itu akan menjerit-jerit kesakitan. Dibersihkan, direndam, diputar, ditekan, didorong, dibakar, semua harus ia lalui. Sakit? Jelas. Lama? Bisa jadi. Tetapi pada akhirnya tanah liat itu akan bersyukur saat menyadari dirinya menjadi sebuah bejana yang indah, berharga dan bermanfaat bagi orang banyak.

Itulah yang disaksikan oleh Yeremia di masa hidupnya. Pada suatu hari Yeremia mendapatkan hikmat Tuhan untuk belajar dari tukang periuk. (Yeremia 18:1-17). Sesampainya disana, ia bertemu dengan tukang periuk yang sedang bekerja dengan pelarikan (meja beroda/berputar). Dari pengamatannya ia mendapati: "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya." (ay 4). Tuhan lalu berkata: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!" (ay 6).

Tuhan terkadang akan mengambil posisi sebagai tukang periuk/bejana bukan karena ingin menyiksa kita, tapi justru karena kasihNya yang luar biasa dan karena kepedulianNya terhadap keselamatan kita. Dia selalu ingin yang terbaik bagi kita, dan untuk itu Dia mau turun tangan membentuk tanah liat agar menjadi bejana-bejana yang baik. Apabila Dia mendapati bejananya rusak, maka Dia akan membentuk ulang bejana tersebut sehingga menjadi baik dan sempurna. Tuhan tidak akan membiarkan anak-anakNya dalam keadaan rusak menuju kematian kekal. Agar jangan itu yang jadi nasib kita maka proses pembuatan ulang bejana adalah pilihan terbaik.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker