Tuesday, October 3, 2017

Nilai Spiritual dari Profesi/Pekerjaan (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Seperti yang kita lihat kemarin, ada banyak tokoh Alkitab yang berprofesi di dunia sekuler mulai dari peternak, petani, pengusaha/businessmen, dokter, bidang properti bahkan ibu rumah tangga dan janda. Menariknya, jika kita menggali lebih jauh, kita pun akan menemukan bahwa mereka yang dipakai Tuhan adalah orang-orang yang kedapatan tengah bekerja. Tuhan tidak memakai orang malas biar sepintar atau sekuat apapun. Dia tidak pernah berkenan kepada sikap seperti ini. Tetapi kita harus ingat bahwa prinsip kekristenan memandang kerja keras bukan hanya sekedar untuk menyambung hidup atau mencari nafkah saja, melainkan juga untuk memuliakan Tuhan di dalamnya. Lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan, bekerja seharusnya juga memiliki makna spiritual di dalamnya. Seperti apa makna/nilai spiritual dibalik kerja?

Pertama, mari kita lihat kitab Kejadian 2. Disana kita bisa membaca mengenai tugas manusia secara umum yang disampaikan Tuhan langsung tidak lama setelah diciptakanNya. Adam ditugaskan untuk "mengusahakan dan memelihara taman Eden" (Kejadian 2:15), lebih lanjut juga dipesankan seperti berikut: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (1:28).

Perhatikan bahwa Adam bukan ditugaskan untuk berdoa, menyanyi dan menari untuk Tuhan, tetapi untuk melakukan serangkaian tugas seperti yang tertulis dalam ayat di atas. Artinya untuk menyenangkan dan memuliakan Tuhan kita bukan hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan kerohanian semata, tapi kita harus memandang profesi atau pekerjaan kita sebagai jawaban atas tugas yang diberikan Tuhan sendiri sejak semula. Kita harus memandangnya sebagai kegiatan menunaikan tugas yang bisa menyenangkan hati Tuhan dan memuliakanNya.

Kemudian mari kita melanjutkan pada Perjanjian Baru lewat sosok Paulus. Paulus merupakan seorang bertipe 'fighter' yang giat dalam mewartakan berita keselamatan kemanapun ia pergi. Dia tidak takut, dia tidak bersungut-sungut, dia tidak hitung-hitungan untung rugi. Setelah pertobatannya ia sepenuhnya mengabdikan sisa hidupnya untuk Tuhan. Semua yang ia lakukan didasarkan pada ketaatan dan kasih yang besar kepada Kristus. Bahkan nyawanya sekalipun ia berikan demi menjalankan apa yang telah ditugaskan kepadanya.

Tugasnya dalam mewartakan berita keselamatan tidaklah mudah. Perjalanan jauh ia tempuh hingga ia pun disebut sebagai rasul dari orang-orang non-Yahudi. Ada penelitian yang mengatakan bahwa jarak tempuh Paulus dalam memberitakan Injil lebih dari 25 ribu kilometer. Dan belum ada kendaraan seperti mobil atau pesawat terbang pada waktu itu. Jelas yang ia lakukan jauh lebih berat dibanding kita hari ini. Atas segala kesibukan dan tantangan yang harus ia hadapi, tentu wajar kalau ia layak untuk mendapat kemudahan. Tapi kita tahu bahwa tidak ada keistimewaan terutama dari segi finansial yang diberikan kepadanya. Paulus masih tetap harus bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan pelayannnya. Alkitab mencatat bahwa Paulus bekerja sebagai pembuat kemah dalam Kisah Para Rasul 18:2-3, yang digunakan untuk membiayai keperluan dan kebutuhannya beserta teman-teman sekerja dalam melayani. (20:34). Pembuat kemah kalau hari ini mungkin kira-kira sama dengan developer properti. Hebatnya, Paulus tidak meminta hak khusus untuk tidak bekerja, meskipun waktu dan fisiknya jelas tersita untuk melayani kemana-mana.

Masih mending kalau ia cuma sibuk berjalan jauh mewartakan berita keselamatan saja, tapi ia harus pula menghadapi banyak resiko yang membahayakan jiwanya. Ia tercatat berulang kali mengalami deraan, siksaan dan sebagainya. Tapi tidak satupun dari penderitaan itu mampu menghentikan langkahnya. Bahkan lebih dari sekedar untuk membiayai pelayanan, Paulus pun menyatakan bahwa ia bekerja agar bisa memberi, membantu orang lain. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (ay 35).

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker