Saturday, October 14, 2017

Membangun Kekuatan Roh Lewat Doa (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Daniel 6:11
====================
"Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."

Saya bukanlah orang yang terlahir Kristen. Masa bertumbuh saya jauh dari yang namanya berdoa. Karenanya, setelah saya lahir baru, saya cukup kesulitan untuk mendisplinkan diri mengambil waktu berdoa. Saya tidak tahu harus bilang apa, harus bagaimana, tata caranya seperti apa. Kemudian saya tahu bahwa doa merupakan sarana untuk berhubungan dengan Tuhan, mendengar suaraNya, pesan, teguran dan sebagainya, lalu menjadi waktu untuk bercerita apa saja, bertanya dan sebagainya, layaknya seorang anak dengan ayahnya. Sejak saat itu saya tidak lagi sulit melakukannya. Kalau kita cinta pada seseorang, bukankah kita ingin terus bertemu dan berada bersamanya? Itu tidak perlu dipaksa atau didisplinkan, melainkan lahir dari rasa cinta dan merupakan sebuah kebutuhan. Semakin banyak saya tahu fungsi dan kekuatan atau bahkan kuasa di balik doa, semakin besar pula kerinduan untuk menikmati saat-saat teduh dan damai ketika berada di hadiratNya.

Karena itulah saya susah menjawab kalau ada yang tanya berapa lama sebenarnya waktu yang harus dihabiskan untuk berdoa. Kalau memang lahir dari rasa cinta, tentu kita tidak hitung-hitungan soal waktu, juga tidak menjadikannya sebagai alternatif atau diletakkan pada prioritas ke sekian di bagian bawah. Masalahnya, banyak orang yang menganggap doa itu hanya buang-buang waktu alias tidak penting. Jadi penting nanti kalau terbentur masalah atau lagi punya daftar permintaan. Ketika terlalu sibuk, doa pun dikorbankan. "Ah, nanti sajalah.. yang penting kerjaan dulu selesaikan." Itu jadi bentuk pemikiran banyak orang termasuk orang yang katanya percaya. Atau, "Sekali seminggu di gereja kan cukup? Sudah untung saya rela bangun pagi untuk pergi ke gereja." Ada banyak orang yang lebih sibuk urusan tata cara atau urutan ketimbang mementingkan keseriusan dalam membangun hubungan yang erat, dua arah dengan Tuhan. Di sisi lain, ada yang menganggap doa itu sebagai sebuah rutinitas semata, yang artinya bukan karena kerinduan dan faktor membangun hubungan. Ada yang sibuk merangkai kata indah atau bahkan menyampaikan hafalan.

Sayang sekali kalau doa hanya mentok sebagai rutinitas, seremonial, agar tidak berdosa, agar masuk surga atau dianggap tidak lebih penting dari kegiatan-kegiatan lainnya. For me praying is a privilege. Tuhan Yesus lewat kematian dan kebangkitanNya sudah memulihkan hubungan yang rusak akibat dosa dengan Tuhan, sehingga kita tidak lagi butuh perantara untuk bisa masuk ke tahtaNya yang kudus dan berhubungan langsung dengan Tuhan. Seringkali saya hanya mengucap syukur, mendengar suaraNya yang menguatkan lalu diam menikmati sebuah rasa damai yang tidak saya dapatkan diluar waktu doa.

Berdoa punya pengaruh amat besar bagi hidup kita saat ini. Doa punya kekuatan yang sangat luar biasa dalam banyak hal. Ambil satu contoh saja kekuatan doa lewat ayat berikut: "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14). Hanya dari ayat ini saja, doa bisa membuat dosa kita diampuni, kondisi keluarga kita dipulihkan, lingkungan dimana kita berada, bahkan negeri pun bisa dipulihkan. Itulah sebabnya baik tidaknya negara akan sangat tergantung dari seberapa banyak orang percaya yang berdoa untuk bangsa dan negaranya, yang jadi benang merah renungan kali ini dengan yang sebelumnya. Banyak orang yang lebih mementingkan jumlah dan lamanya doa ketimbang isinya. Atau kemasan kata-kata dipercaya menentukan didengar tidaknya sebuah doa. Singkatnya, banyak orang berdoa, tapi sedikit yang tahu makna, tujuan, kegunaan dan kekuatan di balik sebuah doa.

Sadarkah anda bahwa doa bisa membuat anda memiliki roh yang kuat? Akan hal ini, mari kita belajar mengenai pengaruh doa dalam memiliki roh yang kuat lewat kisah Daniel. Daniel adalah satu dari tiga pejabat tinggi di bawah raja melebihi 120 wakil raja seperti yang dicatat dalam Daniel 6:2-4. "Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya." Hebatnya, Daniel tetap memegang jabatan itu dalam 4 kali pergantian raja. Dari mana Daniel meperoleh itu semua? Kita bisa mendapatkan jawabannya dari ayat di atas. Daniel bisa memiliki itu semua "karena ia mempunyai roh yang luar biasa." Dan roh yang luar biasa itu lahir sebagai hasil dari kekuatan doa.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker