Sunday, October 22, 2017

Ikan Salmon dan Nuh (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Jika anda di posisi Tuhan, apa yang akan jadi reaksi anda melihat kerusakan parah dan massive yang dilakukan justru oleh ciptaan-ciptaan yang teristimewa? Dunia yang tadinya diciptakan oleh Tuhan dengan sungguh sangat baik, lalu Tuhan memberi otoritas pada manusia untuk mengelola dan menjaga kelestariannya. Tapi kemudian manusia menyalahgunakan otoritasnya, bukannya menjaga tapi malah menghancurkan. Bukannya melestarikan tapi mendatangkan kepunahan. Bukannya memenuhi bumi dengan damai sejahtera dan kasih tapi malah pakai label dan atribut yang dianggap mepresentasikan Tuhan untuk melakukan tindak-tindak pemaksaan kehendak hingga cara-cara kekerasan. Betapa sedih, kecewa dan terlukanya hati Tuhan oleh tindakan manusia.

Tidak ada satupun rencana Allah menciptakan manusia untuk tujuan-tujuan yang jahat. Peace on earth, itu yang diinginkan Tuhan, dengan rancangan-rancangan terbaikNya yang telah Dia sediakan bagi setiap kita. Tapi nyatanya, dari masa ke masa manusia terus saja melenceng dari apa yang telah Dia harapkan. Moral terus merosot, terjadi degradasi moral dimana-mana. Ketika di jaman Nuh keburukan moral terjadi sedemikian parahnya, sampai-sampai Tuhan memutuskan untuk memusnahkan semua manusia, kecuali Nuh dan keluarganya.

Pada zaman itu perilaku menyimpang manusia sudah sedemikian besar kerusakannya. Alkitab mencatat demikian: "Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi." (Kejadian 6:11-12). Perhatikan kata rusak dalam petikan ayat di atas diulang sampai 3 kali. Itu menunjukkan bahwa kerusakan di zaman Nuh benar-benar sudah kelewat parah. Dari segi moral, perilaku maupun kerohanian, semuanya sudah benar-benar rusak. Betapa kecewanya Tuhan melihat itu semua. Begitu kecewanya Tuhan sampai-sampai Tuhan mengatakan menyesal telah menjadikan manusia. "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya." (ay 5-6). Hati Tuhan sakit luar biasa. Tetapi ternyata ditengah kerusakan parah itu ada seorang manusia yang terus membangun hubungan karib dengan Tuhan dan berhasil membina keluarganya dengan baik. Orang itu adalah Nuh.

Apa yang membuat Nuh berbeda? Alkitab mencatat dengan jelas bahwa "Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN." (ay 8). Dunia boleh rusak, manusia di jaman itu sudah sedemikian parah rusaknya, tapi ternyata Nuh tidak ikut-ikutan terseret arus penyesatan dan penyimpangan seperti apa yang terjadi di sekelilingnya. Seperti ikan salmon, Nuh ternyata punya mental dan spirit yang kuat untuk melawan arus kesesatan dan kerusakan. Bagaimana cara hidup Nuh sampai ia mendapat kasih karunia dari Tuhan? Alkitab pun mencatat alasannya dengan jelas. "Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (ay 9).

 Ada tiga cara hidup Nuh yang membuatnya berbeda di mata Tuhan, yaitu:
- Nuh hidup benar
- Nuh menjaga dirinya agar tidak melakukan hal-hal tercela
- Nuh membangun hubungan karib dengan Allah

Mudahkah bagi Nuh untuk bisa demikian? Pasti tidak. Seperti kita yang hidup di tengah-tengah dunia yang jahat, demikian pula Nuh saat itu hidup ditengah kemerosotan moral dan rohani yang begitu parah. Seperti kita, Nuh pun pasti mengalami saat-saat dimana ia bisa jatuh terseret ke dalam dosa. Ketika arus terlalu besar, maka kita bisa terseret kalau tidak cukup kuat. Bisa ada tekanan berat, ketidakadilan, cemooh atau kerugian yang diderita Nuh dan keluarga. Tetapi nyatanya Nuh tetap bisa hidup dengan benar, tetap hidup tidak bercela, bahkan dikatakan bahwa ia hidup bergaul dengan Allah. Bergaul itu artinya berteman dekat, sahabatan. Kalau kita bergaul dengan seseorang, itu artinya kita sangat dekat dengan mereka, sering jalan, ngobrol atau main bareng. Bergaul itu lebih tinggi tingkatannya dari sekedar teman apalagi kenal. Dan Nuh dikatakan punya hidup yang bergaul dengan Allah. Itulah yang membuat Nuh berbeda sehingga diganjar kasih karunia oleh Tuhan.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker