Friday, October 13, 2017

Bagian dari Kota dan Bangsa (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Bukankah apa yang Daniel katakan dalam doanya menarik atau mungkin aneh? Dia tidak melakukan hal yang tidak benar, ia justru jadi korban, tapi ia memakai kata 'kami' dan bukan 'mereka'. Ia tidak mengutuki bangsa dan orang-orang jahat di dalamnya tapi ia justru memohon ampun mewakili bangsanya. Dengan menggunakan kata "kami", artinya Daniel menempatkan diri sebagai bagian dari bangsanya. Meski Daniel tidak ikut-ikutan melakukan kesalahan, tapi ia sadar betul bahwa ia pun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bangsanya sendiri. Jika bangsanya buruk, maka ia pun akan ikut terkena didalamnya. Dan saya yakin Daniel tahu bahwa sebagai orang benar di dalam bangsa yang tidak benar, ia harus melakukan sesuatu secara aktif dan nyata. Ia melakukan pekerjaannya dan ia mendoakan bangsanya. Itu dilakukan oleh Daniel yang seharusnya kita teladani.

Daniel memiliki sebuah kerendahan hati untuk tidak bermegah diri meski dia sendiri sudah mengaplikasikan hidup benar, memiliki iman yang setia dan akrab dengan Tuhan sejak semula. Biarpun ia diperlakukan sangat jahat, Daniel tetap mengasihi bangsanya. Ia peduli. Jika bangsanya menderita, ia pun akan turut menderita. Sebaliknya apabila bangsanya makmur sejahtera dan penuh berkat, maka ia pun akan menjadi bagian yang bisa menikmati itu. Daniel tahu benar bahwa meskipun ia tidak berbuat kesalahan apa-apa, ia tetaplah merupakan bagian dari bangsa yang saat itu tengah memberontak, tengah berperilaku fasik, sebuah bangsa yang bergelimang dosa dan penuh dengan perilaku menyimpang.

Daniel pun sadar betul bahwa jika bukan dia, siapa lagi yang harus berdoa agar malapetaka dan murka Tuhan dijauhkan dari bangsanya? Maka lihatlah bagaimana Daniel berdoa. "Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami." (Daniel 9:16). Kemudian, "Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri. Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!" (ay 17-19). Ini untaian doa yang menyentuh dan mengharukan, dipanjatkan oleh Daniel bukan untuk mencari keamanan dirinya sendiri tetapi mewakili sebuah bangsa. Ia mendoakan kota dan bangsanya kepada Tuhan agar kiranya bisa mendapat pengampunan atas pelanggaran-pelanggarannya.

Seperti Daniel, kita sebagai anak-anak Tuhan pun seharusnya bisa melihat dari sisi yang sama. Kita bisa berdoa demi bangsa, agar kiranya Tuhan memperhatikan dan menjauhkan segala hal buruk atas negara ini lewat doa dari anak-anakNya yang benar. Sebab jika bukan kita, siapa lagi yang bisa berdoa agar Tuhan menjauhkan segala malapetaka dari negara kita, agar Tuhan berkenan memberkati bangsa dan negara kita ini?

Sebagai komponen dari bangsa, kita tidak boleh bersikap apatis. Ada begitu banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh warganya, termasuk dan terutama kita yang jadi umatNya di muka bumi ini. Seperti yang saya sampaikan dalam renungan judul terdahulu, kita harus berperan aktif dalam mengusahakan kesejahteraan kota dan selalu membawa kota kita dalam doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan. Yeremia sudah mengingatkan akan hal itu dalam pasal 29 ayat 7, dimana keduanya harus dilakukan secara simultan dan kontinu. Kesejahteraan kota adalah kesejahteraan warganya, juga kesejahteraan kita. Penderitaan kota adalah penderitaan warganya, dan penderitaan kita. Kalau kita ingin kota dimana kita tinggal bisa sejahtera dan penuh berkat serta kemuliaan Tuhan, kita harus berperan nyata mengusahakan dan mendoakannya. Daniel menunjukkan dua hal penting:

- Ia melakukan karya nyata lewat profesinya di kota dimana ia berada
- Ia mendoakan kota dan bangsanya

Daniel melakukan kedua hal itu meski ia bukanlah bagian dari pelaku kejahatan, ia tidak termasuk orang-orang yang bobrok moral dan perbuatannya. Tapi dalam doanya Daniel memasukkan dirinya sebagai bagian dari kota dan bangsanya, karena ia sadar betul bahwa dirinya ia tidak bisa memisahkan diri dari tempatnya berada dan ia punya tugas penting disana yang tidak boleh ia hindari. Adalah sangat baik apabila kita sudah terus meningkatkan pertumbuhan pengenalan kita akan Kristus, adalah sangat baik jika kita sudah terus menjaga iman dan terus menguatkannya. Tapi jangan berhenti hanya pada pertumbuhan diri sendiri saja melainkan mulailah pikirkan apa yang bisa kita lakukan bagi bangsa ini. Doa orang benar itu besar kuasanya, dan profesi kita yang dijalankan dengan takut akan Tuhan, dengan mengadopsi nilai-nilai kebenaran bisa menjadi tempat dimana Tuhan menyalurkan berkatNya atas kota. Mari jadi Daniel-Daniel di jaman ini, mari sejahterakan kota lewat pekerjaan dan perbuatan kita dan jangan pernah berhenti berdoa untuknya.

Kita adalah bagian dari sebuah kota yang bertanggungjawab atas kesejahteraannya, usahakan dan doakan dengan menempatkan diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kota dan bangsa dimana kita berada

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker