Sunday, October 8, 2017

Bergembira Atas Pekerjaan (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Soal bahagia atau tidak bukanlah tergantung dari kondisi atau situasi yang kita hadapi melainkan tergantung dari seberapa jauh kita mengijinkan Tuhan untuk ambil bagian dalam hidup kita dan seberapa jauh kita mensyukuri berkat dan kasih karuniaNya. Kebahagiaan atau kegembiraan sejati itu berasal dari Tuhan dan bukan dari keadaan. Amsal mengatakan bahwa "Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat." (Amsal 15:13). Atau lihatlah ayat lain: "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22). Bekerja dengan hati yang lapang, hati yang gembira, itu adalah obat yang manjur dan menjaga kita agar tetap memiliki semangat untuk melakukan yang terbaik. Dan rasa syukur kita dalam menikmati anugerah Tuhan akan membuat itu bisa terjadi.

Apakah kita menikmati pekerjaan dengan penuh rasa syukur sebagai sebuah berkat dari Tuhan atau kita terus merasa kurang puas, itu tergantung kita. Kalau kita menyadari bahwa apapun yang saat ini kita kerja atau usahakan merupakan berkat yang berasal dari Tuhan, tentu kita akan sangat bergembira dan bersyukur atasnya. Kita tentu akan berusaha sebaik mungkin dalam mengerjakannya. Kita tentu akan melakukannya dengan integritas tinggi mengaplikasikan kebenaran di dalamnya. Dan, tentu saja kita akan mengusahakannya sedemikian rupa sehingga Kerajaan Allah dan kebenarannya bisa terpancar keluar dari sana.

Bersungut-sungut, terus mengeluh dan merasa kurang puas merupakan cerminan dari kegagalan kita bersyukur atas berkat yang Tuhan curahkan bagi kita dan pekerjaan kita. Bagaimana mungkin kita masih mengeluh atau protes kalau kita sadar bahwa itu dari Tuhan?

Lagipula, siapa kita yang bisa mengukur besar kecilnya pekerjaan menurut Tuhan? Mungkin bagi dunia terlihat kecil dan tidak berarti, tapi apakah kita ragu bahwa Tuhan sanggup membuat pekerjaan sekecil apapun menjadi emas? Saya tidak berbicara mengenai kekayaan materi saja karena itu terlalu sempit. Tapi saat Kerajaan Tuhan yang bertahta atas profesi anda saat ini, tidak satupun manusia yang akan sanggup mengukur berkat yang akan tercurah disana menurut kemampuan logika kita. Apa yang harus kita lakukan adalah bergembira atas pekerjaan kita sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan yang telah memberikannya, mengucap syukur atasnya dan mengerjakan dengan sebaik-baiknya dengan mengadopsi nilai-nilai kebenaran Ilahi saat melakukan. Itu bagian kita, dan kalau itu kita lakukan, kita akan tercengang melihat betapa luar biasanya yang terjadi saat Allah bekerja disana.

Bapak penjual nasi/mi goreng tek-tek di awal renungan bisa mengingatkan kita untuk memandang sebuah pekerjaan dari sudut pandang yang baik. Pekerjaannya tidak dianggap besar atau penting. Tapi ia kerap menyelamatkan orang yang lapar di malam hari, mengenyangkan dengan harga yang sangat terjangkau. Dalam melakukan kerjanya, ia harus rela berjalan kaki puluhan kilometer sambil memanggul pikulan berat dari jam 6 an sore sampai lewat tengah malam. Angin malam yang dingin kerap membuatnya masuk angin dan tidak enak badan, tapi itu tidak ia hiraukan. Ia tidak mengeluh, tidak protes tapi mensyukuri pekerjaan dan kesempatan yang Tuhan berikan padanya. Buat saya, itu luar biasa. Saya mendoakan kesehatannya dan keluarganya, juga mendoakan agar Tuhan terus memberkati pekerjaannya. Alangkah ironis kalau anak-anak Tuhan yang mengenal Firman Tuhan ternyata masih mengeluh dan sulit bergembira atas pekerjaannya. Betapa sedihnya hati Tuhan kalau anak-anakNya bukannya bersyukur tapi malah terus merasa kurang puas dan minta tambah. Dunia akan jauh lebih indah seandainya kita bisa menikmati pekerjaan kita, melakukannya dengan gembira dan dengan sepenuh hati sebagai ungkapan rasa syukur kita atas berkatNya.

Mungkin ada saat ini di antara kita yang tidak merasa senang dengan profesinya, mulai merasa jenuh dengan pekerjaannya, mungkin ada yang merasa bahwa pekerjaan saat ini tidak cukup baik, namun saya ingin mengingatkan bahwa Tuhan tidak akan pernah kekurangan cara untuk memberkati kita.  Alangkah sulitnya untuk bekerja dengan segenap hati jika kita tidak memiliki hati yang gembira dalam melakukannya. Tinggi rendah pendapatan, bergengsi tidaknya profesi menurut pandangan dunia bukanlah alasan untuk bergembira atau tidak, karena saya sudah menyampaikan langsung bagaimana pandangan dari seorang pekerja yang bagi sebagian orang dianggap rendah, namun ia tetap bahagia dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya, tidak jarang kita melihat keluarga yang hancur, hidup orang yang jauh dari bahagia, padahal mereka memiliki kekayaan yang besar atau profesi yang membuat dunia segan.

Jika demikian, mengapa kita tidak mencoba memberikan setitik cinta pada pekerjaan kita, apapun itu, mengucap syukur atas pekerjaan itu kepada Tuhan, memberikan yang terbaik dari kita, dan melihat bagaimana luar biasanya Tuhan bisa memberkati kita lewat apapun yang kita kerjakan?

Bergembira dan bersyukurlah atas pekerjaan anda karena itu merupakan berkat yang berasal dari Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker