Monday, October 9, 2017

Memberkati Kota lewat Profesi (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yeremia 29:7
=================
"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."

Apa yang seharusnya dilakukan umat Tuhan di muka bumi ini? Menjaga hidup untuk tetap sesuai kebenaran agar kita bisa mencapai garis finish dengan iman yang setia? Ya. Menjauhkan diri dari kecemaran agar tetap bisa masuk ke dalam hadirat Tuhan yang kudus? Ya. Terus berdoa sebagai sarana membangun hubungan dengan Tuhan? Ya. Mengisinya dengan ucapan syukur? Ya. Mendengar suara Tuhan, menaati perintahNya, ketetapanNYa dan menghindari laranganNya? Ya. Menjadi terang dan garam, menjadi berkat buat sesama? Tentu. Untuk poin terakhir, bagaimana agar kita bisa menjadi berkat atau saluran berkatnya Tuhan bagi sesama? Apakah cukup dengan memberi persembahan atau memberi sedekah/bantuan kepada yang membutuhkan? Atau, apakah cukup dengan hanya mendoakan saja tanpa melakukan sesuatu? Apakah peran orang percaya, umat Tuhan, bagi kota dimana ia ada? Dan sehubungan dengan seri renungan mengenai profesi atau pekerjaan, seperti apa sebenarnya hubungan profesi kita dengan kesejahteraan kota atau bangsa dimana kita ditempatkan?

Hari ini mari kita lihat sebuah panggilan dari Tuhan yang berlaku untuk semua anakNya tanpa terkecuali. Sadarilah ada tugas penting yang sudah disematkan kepada kita dalam kaitannya dengan kota tempat kita tinggal, yang pada akhirnya akan menentukan juga kondisi kehidupan kita. Negara dimana kita tinggal masih punya banyak masalah. Sebagai kaum minoritas, kita tentu paham betul bagaimana susahnya kita untuk beribadah. Ada yang tidak terlalu berat masalahnya karena kebetulan berada di lingkungan yang lebih tinggi toleransinya, tapi tidak sedikit yang tinggal di tempat dengan tekanan tinggi. Mau beribadah harus sembunyi-sembunyi, hak dirampas di negara yang katanya terkenal dengan keramahan dan toleransinya. Berbuat baik dituduh propaganda dengan akhiran -isasi, tidak berbuat apa-apa dikatakan tidak peduli atau sombong. Sudah membantu malah dituduh dan dicurigai, sudah menolong malah jadi repot. Itu dialami oleh banyak dari kita. Tapi apakah itu cukup menjadi alasan bagi kita untuk tidak melakukan apa-apa? Apakah kita bisa tutup mata saja dan membiarkan keadaan terus bertambah parah? "Ah, siapa saya, apa yang bisa saya lakukan? Keadaan sudah diluar batas kemampuan kendali saya." "Ah, saya cuma orang kecil, apa saya mungkin berbuat sesuatu dalam kondisi bangsa yang semakin lama semakin dipenuhi kebencian?"

Kita simpan dulu sebentar semua ini dan mari lihat kondisi buruk lainnya. Ada orang-orang yang bagai lintah terus menyedot harta yang dimiliki kota dan bangsanya sendiri demi keuntungan pribadi. Orang melakukan korupsi seperti sebuah prestise. Bahkan ketika ditangkap, mereka masih melambaikan tangan bak selebriti menang piala Oscar, atau bak raja menyapa rakyatnya. Sogok menyogok, korupsi, kolusi, nepotisme, pilih kasih atas alasan primordial, semua masih dilakukan banyak orang. Dan luar biasa menyedihkan, orang yang katanya percaya juga masih banyak yang hidup dengan cara seperti ini. Alasan bisa banyak. Maunya benar, tapi hidup di lingkungan tidak benar, jadi harus ikut supaya tidak dipinggirkan. Atau, hanya ikut arus karena kelihatannya menjanjikan. Katanya sudah jadi ciptaan baru, mengenakan manusia baru tapi manusia lamanya masih sering nongol alias tidak dibuang.

Pertanyaannya sama. Apa yang bisa kita buat untuk memperbaiki itu semua? Secara individual sepertinya terlihat sulit atau bahkan mustahil. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah menjadi pendoa-pendoa syafaat bagi bangsa. Itu peran kita yang sangat vital sebagai anak-anakNya, dan ya, doa orang benar itu besar kuasanya. Mendoakan bangsa, itu sangat penting dan harus kita lakukan tanpa henti. Tapi ingatlah, doa bukan satu-satunya tugas atau cara kita untuk berperan aktif secara nyata demi kesejahteraan bangsa. Dan itu bisa kita baca dalam ayat bacaan renungan kali ini.

Ayatnya adalah sebagai berikut: "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7).

Ada beberapa hal yang bisa kita cermati dari ayat ini. Pertama, mari kita lihat dari sudut hubungan. Kata "dan" menunjukkan adanya dua aktivitas berbeda namun saling berhubungan. Jadi ada dua hal dalam ayat ini yang tidak berjalan sendiri melainkan berhubungan, yaitu:
1. mengusahakan kesejahteraannya
2. berdoa baginya.

Lalu, dari sisi urutan. Saya percaya ayat ini tidak secara kebetulan menempatkan urutan dari kedua hal yang berhubungan. Usahakanlah kesejahteraan kota, itu ditempatkan di depan. Artinya disamping panggilan kita sebagai anak Tuhan untuk terus memanjatkan doa syafaat atas kota, bangsa dan negara kita, termasuk para pemimpin di dalamnya, adalah sangat penting pula bagi kita untuk melakukan sesuatu secara nyata demi kesejahteraan kota dimana kita tinggal. Kalau mengusahakan kesejahteraan kota ditempatkan di depan, itu artinya adalah sangat penting bagi kita untuk melakukan hal itu.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker