Thursday, October 19, 2017

Tugas Berat (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Bicara soal aneh, pengalaman Nuh adalah salah satunya. Mari kita lihat sejenak kisah mengenai Nuh. Suatu hari Tuhan memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera alias kapal besar. Uniknya, Tuhan sepertinya tahu bahwa kapal bukanlah sesuatu yang lazim ada bagi mereka yang tinggal di perbukitan dan jauh dari pantai sehingga Tuhan memberikan petunjuk tentang ukuran dan bahan secara sangat rinci. "Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas." (Kejadian 6:14-16).

Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa sebelumnya mereka belum pernah melihat kapal apalagi yang ukurannya sebesar itu. Jika anda yang mendapat tugas membangun sesuatu yang namanya bahtera atau kapal besar di atas bukit, sementara anda belum pernah melihat atau mengetahui apa-apa tentang bahtera sebelumnya, bagaimana reaksi anda? Kenyataannya ada banyak orang yang sudah menyerah meski tingkat keanehan atau kesulitannya masih seujung kuku dibandingkan yang diberikan pada Nuh, seorang yang sudah tua.

Meski Tuhan sudah memberi rinciannya, tetap saja sangat berat dan sulit untuk melakukannya. Kalau saya saja yang tinggal merakit/merangkai lemari lumayan kesulitan, Nuh harus mulai membuat dari nol. Saya membayangkan ia harus mencari pohon-pohon yang spesifik yang tinggi dan besar agar bisa membuat kepingan-kepingan dengan ukuran besar seperti yang disuruh Tuhan. Menebang, memotong, membolongi, mmengetam. Lantas nantinya merakit. Kalau merakit lemari saja bagi orang yang 'tak berbakat' bertukang seperti saya butuh dua jam, dan seorang tukang pengalaman mungkin butuh beberapa hari untuk membuat pondok atau gubuk sederhana, bayangkan waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk membuat bahtera raksasa.

Mengingat bahwa bahtera itu disuruh buat oleh Tuhan karena Dia ingin menyudahi kehidupan manusia pada saat itu yang sudah terlalu rusak parah, penuh kekerasan dan kejahatan (ay 11-13), saya yakin Nuh harus menghadapi hari-hari yang sulit penuh cemooh dari manusia dengan akhlak yang sudah rusak benar tersebut. Pekerjaan yang sudah luar biasa berat harus bertambah berat dengan hinaan atau cercaan orang lain. Luar biasanya, Nuh taat melakukan tepat seperti yang dikatakan Tuhan. Ia bahkan tidak bertanya apa-apa, mencoba tawar menawar, mengalami keraguan dan sebagainya kepada Tuhan.

Kalau mengedepankan logika, kita tentu akan banyak bertanya kalaupun mau melakukan. Misalnya, bagaimana agar bahtera dari kayu yang sangat berat ini nantinya bisa mengapung dan tindak tenggelam? Jangan sampai kita sudah repot bertahun-tahun mengerjakan kapal, tapi malah langsung tenggelam nantinya saat berada di atas air. Atau, bagaimana kapal di atas bukit ini bisa menyentuh air? Siapa yang kuat mendorongnya? Pertanyaan lain yang mungkin muncul: berapa lama dead line pengerjaannya? Saya tidak sanggup melakukannya sendiri, lantas bayar upah buruh dari mana? Dan ribuan pertanyaan lainnya. Karena itu saya menganggap iman Nuh itu luar biasa, karena ia langsung melakukan tanpa ragu atau banyak tanya.

Selanjutnya, jika urusan membuat kapal sudah selesai bukan berarti masalah selesai. Karena kemudian Nuh harus mulai masuk kepada tugas berikutnya yang juga aneh dan luar biasa sulit. Selain Nuh, istri dan anak-anaknya, Nuh diperintahkan untuk membawa sepasang dari segala jenis hewan dan menyediakan makanan buat semuanya. Lengkapnya adalah seperti ini: "Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa. Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya. Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka." (ay 19-21).

Nuh harus mengumpulkan sepasang dari segala jenis hewan yang ada di bumi, memasukkan semuanya ke dalam bahtera, serta mengumpulkan makanan yang cukup untuk dia beserta keluarganya dan untuk semua hewan-hewan dalam kapal. Bisakah anda bayangkan bagaimana tingkat kesulitan dan kerepotannya? Ini sebuah pekerjaan yang rasanya mustahil untuk diakukan. Tapi lihatlah ketaatan Nuh. Jelas dikatakan dalam alkitab: "Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya." (ay 22). Nuh melakukan semuanya TEPAT seperti yang diperintahkan Allah. Tidak peduli bagaimana sulitnya, tidak peduli bagaimana beratnya, Nuh tidak bersungut-sungut atau mengeluh, tidak bertanya dan ragu. Dia melakukan tepat seperti apa yang digariskan Tuhan. Sikap yang sangat luar biasa. Tidaklah heran jika Nuh dinyatakan sebagai seorang yang "mendapat kasih karunia di mata Tuhan" (ay 8) Dan, kalau kita heran bagaimana Nuh bisa punya sikap seperti itu, bagaimana ia bisa punya iman yang sangat kuat dengan roh yang luar biasa, Alkitab jelas mencatat siapa Nuh di mata Tuhan, yaitu "seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (ay 9).

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker