Thursday, October 12, 2017

Bagian dari Kota dan Bangsa (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Daniel 9:16
====================
"Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami."

Suatu kali saya bertemu dengan musisi dari sebuah negara di Eropa. Ia baru pertama kali ke Indonesia. Ia mengaku merasakan kehangatan dan keramahan dari orang-orang yang ia temui. Yang membuatnya heran adalah apa yang ia lihat tidaklah sama dengan pemberitaan tentang negara kita di luar sana. Berita negatif dari perilaku orang-orang yang terus menjadi masalah di negeri ini ternyata lebih menjual bagi banyak media disana, sehingga citra buruk pun suka tidak suka menempel pada kita. Padahal, dari 250 juta penduduk, berapa banyak yang menunjukkan intoleransi luar biasa? Meski jumlah mereka terus bertambah dan harus segera disikapi serius oleh para pemimpin bangsa ini, saya percaya sebagian besar masih mewakili ciri khas bangsa yang ramah dan bersahabat dengan tingkat toleransi tinggi. Hanya saja, orang-orang yang ramah ini tertutupi oleh sebagian kecil orang yang ingin memecah belah bangsa demi keuntungan pribadi dan orang-orang yang terpengaruh oleh hasutan mereka alias mudah digiring opininya. Akibatnya, kelompok mayoritas yang ramah dan toleran harus ikut kena getah sebagai bagian dari bangsa. Jadilah berita negatif itu menumbuhkan citra buruk yang terpaksa harus kita pikul bersama.

Kita berkata, "Tapi saya kan tidak melakukannya? Saya justru jadi korban dari perilaku mereka. Sudah hak asasi dan kemerdekaan saya dirampas, masa saya harus ikut kena getah lagi dianggap sama dengan mereka?" Sebagai bagian dari bangsa, suka tidak suka, mau tidak mau kita harus berbesar hati untuk hal ini. Dan kalau kita diam saja tak berbuat apa-apa, keadaan akan makin buruk dan kita sendiri yang akan makin parah tercemar.

Kita mencintai tanah air kita. Kita ingin bangsa ini makmur, sejahtera, aman damai penuh berkat Tuhan. Apa yang bisa kita lakukan sebagai orang percaya agar bangsa ini bisa memperolehnya? Sesungguhnya banyak sekali yang bisa kita lakukan. Sayangnya banyak  dari kita yang memilih untuk berpangku tangan dan merasa bahwa itu bukan bagian kita. Terus merasa jadi korban dan tidak berbuat apa-apa hanya akan menambah buruk permasalahan bangsa dan diri kita. Kita bisa melakukan banyak hal, dan seperti itulah sebenarnya tugas kita, orang-orang percaya. Saling mendukung dan mendorong pertumbuhan iman antar orang percaya itu sangat penting, tapi kita tidak diminta untuk berkumpul secara eksklusif didalam ruang tembok gereja dan melupakan dunia luar, tetapi kita harus membawa nilai-nilai Kerajaan Allah untuk menyentuh orang-orang diluar tembok sana. Dan tentu saja, kita harus berdoa secara sungguh-sungguh dan secara khusus serta terus menerus bagi bangsa ini.

Selama tiga hari kemarin kita sudah mendalami hal ini lewat sebuah ayat dalam kitab Yeremia pasal 29 ayat 7 yang mengingatkan kita untuk melakukan secara simultan dan kontinu dua hal penting: mengusahakan kesejahteraan kota yang artinya memerlukan tindakan nyata secara aktif, dan mendoakan bangsa. Itu tugas yang harus selalu kita ingat dan lakukan. Alkitab selanjutnya berkata: "sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu". Kalau kota tempat kita tinggal sejahtera, kita sejahtera. Kalau bangsa kita sejahtera, kita sejahtera. Sebaliknya, kalau negara punya banyak masalah, kita pun bakal banyak masalah. Semakin berat beban sebuah kota, semakin berat pula beban kita yang hidup disana. Semakin buruk citra kota dan bangsa, kita pun akan ikut terkena.

Hari ini mari kita lihat apa yang pernah dilakukan Daniel pada masanya. Jaman dan tempat dimana Daniel hidup bukanlah masa yang mudah. Kejahatan, kehancuran moral, perilaku-perilaku yang menghianati Tuhan terus terjadi. Daniel adalah orang benar, dan dia mendapat perlakuan buruk yang sangat tidak adil. Dituduh, ditangkap dan menghadapi hukuman mati karena terus mempertahankan iman, itu harus ia alami. Tapi kita tahu bagaimana penyertaan dan kuasa Tuhan kemudian mendatangkan peristiwa ajaib yang membuat orang-orang sesat tidak lagi bisa berbuat apa-apa.

Daniel menyadari betapa hancurnya moral dan keadaan bangsanya. Daniel bisa saja bersikap apatis, mengingat dia bukanlah termasuk salah satu dari orang yang berbuat kejahatan di mata Tuhan, malah menjadi korban dari orang-orang jahat dalam tempat dan jaman yang sama. Tapi Daniel memilih tidak melakukan hal itu. Lihatlah meski mendapat perlakuan sangat tidak adil dan buruk dari orang-orang jahat, Daniel tetap mengambil waktu untuk mendoakan bangsanya. Jika anda baca seluruh isi doa Daniel yang tertulis dalam Daniel 9:1-19, maka anda akan menemukan bahwa sesuatu yang istimewa, yaitu bahwa Daniel menggunakan kata "kami" dan bukan "mereka" dalam doanya. Ia berkata: "Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang  dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri." (Daniel 9:5-6).

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker