Monday, January 6, 2014

Hidup yang Berbahgia dan Berhasil

Ayat bacaan: Mazmur 1:1-3
===================
"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."

Apa yang seharusnya menjadi pegangan kita untuk sebuah kehidupan yang bisa dikatakan bahagia dan berhasil? Apa yang saya maksud dengan bahagia dan berhasil disini bukanlah secara sempit berbicara mengenai finansial seperti yang biasanya dipikirkan mayoritas orang ketika mendengar kata ini. Berhasil yang saya maksud berbicara dalam skala yang lebih luas dalam banyak aspek. Misalnya diberkati secara finansial tapi disertai kuasa menikmati, tidak berkekurangan, memperoleh berkat lewat pekerjaan atau profesi lalu menjadi saluran berkat bagi orang lain, keluarga yang bahagia, kehidupan penuh damai sejahtera bebas dari rasa takut dan berisi peningkatan-peningkatan signifikan seiring waktu dan sebagainya. Semua orang tentu merindukan bentuk kehidupan seperti itu, tapi sedikit saja yang bisa mendapatkannya. Apakah Tuhan hanya mau memberikan keberhasilan bagi segelintir orang saja? Tentu tidak. Tuhan sangat ingin semua anakNya bisa merasakan hal seperti itu. Masalahnya ada banyak orang yang salah arah dalam mengejar keberhasilan. Ada yang mengandalkan orang lain, hanya bertumpu pada diri sendiri atau kepemilikan atas harta benda. Ada yang salah menempatkan prioritas, ada pula yang mencari untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Semua ini seringkali terjadi karena mereka tidak tahu apa yang menjadi kunci utama sebuah keberhasilan, padahal Firman Tuhan sudah memberikan kunci itu ribuan tahun yang lalu.

Mari perhatikan ayat berikut ini yang diambil dari tiga ayat pertama dalam kitab Mazmur yang panjang. "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Ayat ini secara jelas membeberkan rahasia untuk memperoleh hidup yang berhasil, yang seharusnya bisa kita jadikan pegangan agar bisa kita peroleh. Ayat ini memberi sebuah kunci penting mengenai kehidupan yang berbahagia dan penuh dengan keberhasilan, sebuah bentuk hidup yang kita semua dambakan sekaligus yang Tuhan inginkan untuk kita miliki.

Mari kita telaah rangkaian ayat ini. Pertama kita diingatkan untuk menjadi orang yang:
(1) tidak berjalan menurut orang fasik, artinya tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan dan gaya hidup dari orang yang tidak mengenal Tuhan, (2) tidak berdiri di jalan orang berdosa, artinya tidak ikut-ikutan melakukan dosa atau mencontoh perbuatan-perbuatan orang berdosa, dan (3) tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, artinya tidak bergaul di kalangan orang-orang yang menghina Tuhan baik lewat ucapan maupun perbuatan. Perhatikan bahwa kita hidup di dunia yang isinya penuh dengan orang-orang bertipe seperti itu. Kemanapun anda pergi anda akan mudah bertemu dengan ketiga jenis ini. Yang sulit justru menemukan orang-orang yang menunjukkan sikap atau cara hidup sebaliknya. Karena tipikal buruk ini yang lebih banyak, maka kalau tidak waspada kita bisa terseret arus bergaul dengan mereka, dan kalau tidak kuat, maka kita bisa ikut-ikutan seperti cara hidup mereka yang salah. Maka berbahagialah kita yang tidak bergaul dengan tipikal seperti itu.

Lantas bagian berikutnya menyatakan apa yang seharusnya kita lakukan, kemana kita seharusnya mendasarkan hidup, yaitu orang yang: (1) kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan (2) merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ini mengacu kepada sebuah keputusan untuk berakar pada perintah atau ketetapan Tuhan, selalu mendasarkan apapun yang kita kerjakan agar tidak melenceng dari ketetapan Tuhan itu alias menjadi pelaku-pelaku Firman. Kita tidak bisa menjadi pelaku Firman apabila kita tidak mendalami makna-makna yang terkandung dalam Firman Tuhan. Ada orang yang berpikir bahwa membaca dan mendengar selintas sudah cukup, padahal itu tidak akan pernah cukup untuk bisa membuat hidup kita kuat berakar pada ketetapan Tuhan. Agar bisa teraplikasi secara nyata, kita perlu menghidupi firman Tuhan dengan sepenuhnya dan terus membiasakan diri untuk merenungkannya siang dan malam. Ayat ini bukan menganjurkan kita untuk tidak bersosialisasi dan terus mengurung diri, tetapi agar kita memperhatikan betul pergaulan kita dan apa yang seharusnya menjadi dasar dan pedoman dalam menjalani hidup.

Jika bagian ini sudah jelas, mari kita lihat apa hasilnya. Dalam ayat 3 dikatakan: "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air." Bayangkan sebuah pohon yang ditanam tidak jauh dari akses mendapat air. Sebuah pohon yang mudah memperoleh air tentu akan tumbuh subur dan baik. Layaknya pohon, orang yang dekat dengan sumber mata air kehidupan akan:  (1) menghasilkan buahnya pada musimnya, (2) tidak layu daunnya dan (3) apa saja yang diperbuatnya berhasil. Orang-orang yang sudah mengaplikasikan dua ayat pertama akan terus menghasilkan buah-buah dalam hidupnya, tidak akan pernah layu alias terus hidup disertai kebahagiaan, damai sejahtera dan sukacita, bukan kekecewaan atau kepahitan, dan dengan jelas ayat ini mengatakan bahwa apapun yang diperbuat akan membawa hasil yang baik, baik untuk diri sendiri, keluarga maupun memberkati orang lain.

Anda merindukan sebentuk hidup yang bahagia dan penuh keberhasilan? Tiga ayat awal pembuka kitab Mazmur sudah memberikan kuncinya bagi anda. Ingatlah bahwa "iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17), lantas ingat pula bahwa iman harus disertai dengan perbuatan karena iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yakobus 2:20),  bahkan mati (Yakobus 2:26). Mari kita renungkan baik-baik ayat ini. Jadilah orang-orang yang berbahagia dan berhasil dengan tidak salah bergaul dan menjadi pelaku-pelaku Firman. Terus dasari langkah anda sesuai ketetapan Tuhan, disanalah anda akan mengalami sebuah kehidupan yang berbeda dari apa yang selama ini dipercaya oleh dunia.

Kehidupan yang berbahagia dan berhasil adalah kehidupan yang berakar/berpusat pada Firman Tuhan 

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...