Saturday, June 16, 2018

The Will of God vs The Will of the World (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Cinta dunia, itu menjadi sesuatu yang mengganjal pertumbuhan iman kita. Dari renungan sebelumnya kita sudah belajar bahwa ini merupakan ragi Herodes, yang membuat para pengikutnya, orang-orang Herodian menjadi buta mata hatinya. Mereka mengejar segala kenikmatan dan kehormatan dunia sehingga tidak lagi bisa melihat kebenaran yang hadir di depan mereka secara langsung.

Ragi ini masih marak terjadi sekarang di kalangan orang percaya. Semakin lama kita menyaksikan bahwa dunia melihat hidup dengan cara-cara yang semakin berbeda dengan kebenaran Kerajaan Allah seperti yang disampaikan Yesus langsung dalam masa pelayananNya yang singkat saat turun ke dunia. Sebagai bagian dari mahluk hidup yang berada dalam dunia, pengaruh-pengaruh yang keliru terus masuk ke dalam pikiran dan hati kita, sehingga paradigma manusia pun semakin hari semakin jauh melenceng dari kebenaran. Ragi yang satu ini semakin mengembang dalam kehidupan banyak orang percaya.

Dunia tampaknya sudah lama menghidupi kekeliruan seperti ini. Sebagai contoh, mari kita lihat perjumpaan Yesus dengan seorang kaya dalam Markus 10:17-27. Orang ini sebenarnya punya keinginan untuk memperoleh hidup yang kekal. Saat Yesus menyampaikan tentang 10 perintah Allah, si pemuda berkata bahwa semua itu sudah ia patuhi sejak masa mudanya. Lalu inilah selanjutnya yang Tuhan Yesus katakan. "Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (ay 21).

Mendengar perkataan Yesus itu, pria ini kemudian kecewa, lalu dengan sedih ia pergi meninggalkan Yesus. Kenapa? Alkitab dengan jelas mencatat, sebab ia sangat kaya dan sulit meninggalkan semua kemewahan yang ia miliki. Yesus lantas menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran buat murid-muridNya. "Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." (ay 23). Begitu susah, bahkan "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (ay 25).

Bukankah hal seperti itu masih banyak terjadi hari ini? Orang rela mati demi menyelamatkan hartanya. Contoh sederhana saja, saat berhadapan dengan perampok, banyak yang terus mempertahankan hartanya meski resikonya bisa dibunuh. Kalaupun alasannya reflek, itu menunjukkan bahwa paradigma orang tersebut masih berada pada dunia yang fana bukan yang kekal. Nyawa tidak lebih mahal dibanding harta, yang tentu saja tidak masuk akal karena kalau kita kehilangan nyawa, kita tidak akan pernah lagi bisa menikmati semua itu. Orang kehilangan akal sehatnya karena harta, dan juga hal-hal lain yang dikejar oleh orang-orang yang cinta dunia.

Apakah Yesus anti orang kaya? Tentu tidak. Apakah orang Kristen harus miskin? Tentu juga tidak. Tapi kita tidak boleh menomorsatukan atau mendahulukan atau memprioritaskan harta, sesuatu yang menjadi incaran semua orang dalam prinsip dunia. Ingat apa kata Yesus berikut: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Itulah yang harus kita cari terlebih dahulu.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker