Saturday, June 30, 2018

Simon Sang Penyamak Kulit (3)

webmaster | 10:00:00 PM |

(sambungan)

Pekerjaan menyamak kulit adalah pekerjaan mengolah kulit mentah hewan hingga menjadi kulit yang bisa digunakan untuk membuat berbagai jenis barang. merupakan pekerjaan kotor dalam peradaban masyarakat kuno termasuk oleh kaum Yahudi karena sifat pekerjaannya yang membuat mereka jauh dari bersih secara fisik. Seorang penyamak harus bersentuhan dengan hewan mati, mengupas bulu-bulunya, menguliti, membuang sisa daging, lemak yang melekat, mencucinya dengan air laut dan proses-proses lainnya.

Bisa dibayangkan, rumah seorang penyamak kulit akan penuh dengan hewan mati, serpihan daging, bulu, dan tentu kuburan dimana sisa-sisa hewan ini ditanam. Jelas ada bau busuk yang ditimbulkan. Itulah sebabnya mereka yang berprofesi sebagai penyamak kulit diharuskan tinggal di pikiran kota, jauh dari masyarakat. Dalam sebuah literatur yang pernah saya baca, penyamak kulit ini dianggap najis seperti halnya penderita penyakit menular. Alkitab mencatat dua kali bahwa rumah Simon memang berada di tepi laut (Kisah Rasul 10:6 dan 32).

Petrus ternyata dibawa Tuhan untuk menginap disana, di rumah yang jauh dari higienis, nyaman dan bebas bau. Petrus bisa saja memilih untuk tinggal di tempat yang lebih baik, apalagi kalau ia tinggal di kota maka aksesnya untuk mengajar juga akan lebih mudah. Tapi dia ada di rumah Simon sang penyamak kulit, yang tentu saja merupakan keputusan menarik. Tuhan menempatkannya disana bukan tanpa alasan.

Ternyata Tuhan menuntunnya untuk tinggal disana bukan tanpa alasan. Di kota Kaisarea yang berjarak sekitar 60 km dari Yope tinggallah seorang perwira pasukan Italia bernama Kornelius. Kornelius disebutkan sebagai orang baik yang takut akan Tuhan, rajin berdoa dan sering memberi sedekah kepada orang-orang Yahudi yang miskin. (Kisah Para Rasul 10:2). Suatu hari ia dijumpai malaikat yang menyampaikan pesan bahwa Tuhan berkenan atas hidupnya dan mengingatnya. (ay 4). Ia pun kemudian disuruh menjemput Petrus yang menginap di rumah Simon Sang Penyamak di Yope.

Sementara tiga orang penjemput berada di jalan, pada tengah hari Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa. Ia mendapat penglihatan. "Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" (ay 11-13). Petrus menolak, tapi Tuhan mengingatkannya bahwa "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." (ay 15). Hal itu terjadi sampai tiga kali, kemudian kain itu pun terangkat kembali ke langit.

Ternyata itu adalah untuk menyiapkan pemahamannya untuk bertemu dengan Kornelius. Ketiga penjemput menginap di rumah Simon Penyamak juga selama satu malam bersama dengan Petrus. Keesokan harinya mereka berangkat ke Kaisarea.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker