Sunday, March 18, 2018

Tekapkan Tangan pada Mulut (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Mengapa kita tidak boleh sombong? Sebagian orang menganggap itu sebagai 'reward' atas usaha keras, perjuangan dan pergumulan mereka terhadap sesuatu sampai sukses. Karenanya mereka merasa punya hak untuk itu. Tapi dalam prinsip Kerajaan Surga, itu jelas tidak boleh. Menyombongkan diri bukanlah perbuatan yang berkenan di hadapan Tuhan. Kenapa? Karena perbuatan ini sebenarnya menggambarkan sebuah sikap mencuri apa yang menjadi hak Tuhan demi kebanggaan diri sendiri.

Lihatlah apa yang disampaikan Paulus kepada jemaat Korintus berikut ini. "Siapakah yang menjadikan Saudara lebih dari orang lain? Bukankah segala sesuatu Saudara terima dari Allah? Jadi, mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada pada Saudara itu bukan sesuatu yang diberi?" (1 Korintus 4:7-versi BIS). Itulah sebabnya kenapa tidak boleh ada kesombongan yang muncul dari dalam kita walau dengan alasan apapun.

Lebih lanjut lagi, masih dari kitab Amsal dikatakan: "Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat." (Amsal 8:13). Selanjutnya dikatakan "Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara." (Amsal 6:16-17). Dengan jelas sikap sombong disebutkan menjadi satu dari perkara yang dibenci Tuhan. Akan halnya 'mata sombong' dalam ayat ini, dalam versi Bahasa Inggris disebutkan sebagai 'proud look', yaitu sikap angkuh, sombong atau arogan yang tercermin lewat air muka atau sikap yang kasat mata dilihat orang lain.

Dari mana sikap sombong muncul? Kesombongan ini merupakan salah satu produk yang keluar dari dalam, yaitu dari hati yang tidak dijaga dengan baik. Itu bisa kita dapatkan dari Injil Markus pasal 7 yang mencatat perkataan Yesus mengenai hal ini. "sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Markus 7:21-23). Kita harus sadar bahwa ada hubungan antara apa yang keluar dari mulut dengan kondisi hati kita, "karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius 12:34b). Jika demikian, supaya terhindar dari sikap ini kita juga harus terus menjaga hati kita, karena Alkitab sudah mengatakan bahwa kita harus menjaga hati dengan segala kewaspadaan, karena dari hati lah kehidupan sebenarnya terpancar. (Amsal 4:23).

Mengenai bentuk kesombongan yang lahir lewat perkataan yang sia-sia, Yesus pun mengingatkan demikian: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." (ay 36). Kita harus berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan. Dari mulut yang sama bisa keluar berkat, tapi bisa pula keluar kutuk. (Yakobus 3:10), karenanya kita perlu untuk menjaga mulut kita. Lalu ingat pula ayat ini: "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."(Matius 12:37).

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker