Monday, March 12, 2018

Murid yang Dikasihi Yesus (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yohanes 13:23
=====================
"Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya."

Saya memiliki kedekatan yang sangat istimewa kepada ayah saya. Ditengah kesibukannya bekerja, ia tidak pernah tidak menyempatkan waktu untuk bermain bersama saya. Saya masih ingat bagaimana amannya jika berada di dekatnya. Saya masih ingat betul waktu kecil saya sering dibawanya jalan-jalan keliling sekitaran rumah naik sepeda, meski sebelumnya ban sepeda selalu harus dipompa dulu. Atau, hampir setiap kali paman dari ibu saya datang berkunjung, ia meminjam vespanya hanya untuk berkeliling sejenak hanya dengan saya. Ia mengajari saya begitu banyak hal esensial buat kehidupan yang sampai sekarang masih saya ingat betul.

Sebagai dokter yang praktek di pinggir kota pada jaman dulu, ia kerap dibayar bukan pakai uang melainkan pakai hasil kebun seperti pisang atau seikat sayur. Ia tidak menolak dan tetap memperlakukan pasien-pasien ini sama dengan pasien yang membayar dengan uang. Dan ia pusayasn mengajarkan saya bahwa kita harus setia pada profesi terlebih sebagai dokter ada sumpah jabatan yang harus ia pegang. Ia tidak pernah mengamuk kalau saya melakukan kesalahan. Yang ia minta hanyalah agar saya belajar dari kesalahan tersebut dan jangan mengulanginya lagi. Ada masa-masa sulit hubungan saya dengan ayah saya yaitu pada saat saya memasuki masa puber. Seperti banyak anak laki-laki, masa puber merupakan masa sulit dimana kita seolah bermusuhan dengan dunia. Menjadi pemberontak, pembangkang dan menjauh dari semua orang. Itu pun saya alami, dan itu membuat hubungan saya dengannya tidak lagi sedekat sebelumnya. Tapi selama masa itu pun saya tidak pernah meragukan kasih sayangnya pada saya.

Hari ini di usia senjanya ia masih dikaruniai kesehatan dan hubungan kami, meski tinggal beda kota tetap sangat dekat, hangat dan akrab. Seringkali kami saling bertelepon hanya untuk bercerita hal-hal sepele tentang kejadian sehari-hari, sekedar bercanda tawa dan saling menguatkan atau menghibur disaat yang satu sedang membutuhkan hal itu. Karenanya saya bisa dengan yakin berkata bahwa saya adalah anak yang dikasihi ayah saya. Itu tidak pernah saya ragukan. Kalau ditanya, siapa anak kesayangan ayah saya? Meski saya yakin adik saya pun sama ia kasihi, saya akan dengan bangga berkata bahwa sayalah anak kesayangannya.

Ilustrasi hubungan saya dan ayah sejak masa kecil di atas menjadi pengantar mengenai hubungan kita dengan Kristus. Kita semua tentu tahu bahwa Yesus mengasihi kita. Kalau di gereja ditanya: Siapa yang tahu bahwa ia dikasihi Yesus? Semua mungkin akan tunjuk atau angkat tangan. Tetapi kalau pertanyannya lebih dalam, sampai sejauh mana kita percaya bahwa Yesus mengasihi kita, maka jawaban bisa beragam.

Maksud saya begini. Saya bertemu dengan banyak orang yang percaya bahwa Yesus mengasihi mereka, namun mereka tidak yakin bahwa kasih Yesus kepada mereka sama seperti Yesus mengasihi hamba-hamba Tuhan yang besar, para gembala atau pengerja. "Saya tahu Yesus mengasihi saya, tapi bapak pendeta pasti lebih dikasihi. Dia melayani, saya tidak. Doanya pasti lebih didengar ketimbang doa saya.." kata salah seorang jemaat pada suatu kali. Pola pikir seperti ini sangat banyak terdapat di antara para jemaat yang merasa bahwa mereka biasa-biasa saja. Makanya tidak banyak orang yang berani mendoakan orang sakit, karena mereka tidak percaya bahwa kasih karunia Tuhan kepada mereka itu sebenarnya tidak berbeda dengan yang diberikan kepada hamba-hamba Tuhan lainnya. Sayangnya, ada saja hamba Tuhan yang justru senang dengan pola pikir ini. Supaya ada efek ketergantungan sehingga mereka bisa tampak hebat, dihormati, bukannya melayani tapi malah pengen dilayani, dan juga, supaya jemaatnya tetap stay.

Apakah Yesus membeda-bedakan kasihNya pada setiap orang? Apakah panggilan yang berbeda menunjukkan besaran kasih yang berbeda? Apakah kita harus berusaha mati-matian berbuat sesuatu supaya bisa mendapatkan kasihNya? Apakah Yesus baru akan mengasihi atau memberkati kalau kita memberi persembahan dalam jumlah besar? Saya setuju, iman harus terus ditumbuh-kembangkan. Pemahaman atau pengenalan kita akan Tuhan merupakan proses kontinu yang harus terus berlangsung, demikian pula tujuan utama kita untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus, termasuk di dalamnya menjadi pelaku Firman yang terus lebih baik dari sebelumnya. Tapi itu bukan berarti bahwa kasih Yesus berkurang, bisa naik-turun atau tergantung dari segala usaha atau perbuatan baik kita.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker