Ayat bacaan: Kejadian 39:2
====================
"Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya.."
Dalam perjalanan hidup saya, saya belajar akan satu hal penting mengenai keberhasilan yaitu keberhasilan tidaklah harus selalu dalam bentuk besar, tapi juga bisa terjadi atas hal-hal kecil yang muncul bahkan di tengah kesulitan. Saat banyak orang menetapkan standar keberhasilan terlalu tinggi maka seringkali mereka sulit menyadari, melihat atau merasakan keberhasilan hadir dalam hidupnya. Satu lagi, keberhasilan kerap hadir dalam sekuens atau urutan, yang artinya kita melangkah dari satu keberhasilan kepada keberhasilan lain sampai pada akhirnya apa yang direncanakan Tuhan bisa kita genapi. Saya memandang keberhasilan bukanlah atas satu dua hal melainkan sebagai bagian dari sebuah proses panjang selama masih diberikan kesempatan hidup. Sukses naik jabatan, naik gaji, berhasil melakukan tugas besar, itu bentuk keberhasilan kan? Tentu saja ya. Tapi jangan lupa bahwa saat anda bisa menahan emosi dan tetap sabar, tenang ketika menghadapi provokasi atau serangan dari pihak lain, ketika anda bisa tetap berjalan benar di saat ada godaan, saat anda bisa tetap bersukacita meski hidup sedang sulit, tidak kuatir dikala paceklik, tidak takut waktu menghadapi ketidakpastian, itu pun merupakan keberhasilan pula. Tentu bukan dipakai untuk berpuas diri, tapi jangan pula menyiksa diri anda untuk terus mengejar sesuatu yang harus besar sehingga tidak memberi penghargaan terhadap keberhasilan-keberhasilan 'kecil' yang sesungguhnya sudah anda peroleh sebagai buah dari usaha anda.
Masalahnya, jika anda kesulitan menghargai pencapaian dalam hidup anda, anda akan kesulitan untuk bersyukur. Dan bahayanya, kita bisa gagal meraih hasil besar ketika kita tidak menyadari keberhasilan-keberhasilan kecil dalam proses perjalanan kita. Kita hanya memandang masalahnya dan luput melihat bahwa dalam masalah itu sebenarnya kita sudah memperoleh keberhasilan-keberhasilan kecil sebagai bagian dari rangkaian proses. Kita tidak melihat bahwa Tuhan sedang bekerja di dalamnya dan kemudian kita menyerah di tengah jalan. Bukan cuma melempar bendera putih tanda menyerah tapi malah mengibarkan bendera perang. Perang menyalahkan orang lain, perang menyalahkan Tuhan. Bukankah sayang jika ini terjadi padahal anda tengah berada dalam proses penggenapan, sedang berada dalam pendakian yang curam untuk sampai ke puncak?
Akan hal ini kita bisa belajar dari Yusuf. Mari kita lihat ringkasan kisah Yusuf berdasarkan yang dicatat dalam kitab Kejadian. Apa yang dialami olehnya tidaklah mudah, karena ia seperti berpindah dari satu masalah ke masalah berikutnya dengan berat beban sendiri-sendiri. Setengah saja kalau kita alami sudah bisa membuat kita patah arang. Tapi hebatnya, Yusuf mampu melewatinya dengan kuat. Imannya tetap teguh, fokusnya tidak terganggu saat mengalami ketidakadilan selama bertahun-tahun.
Seperti apa ketidakdilan dan penderitaan hidup panjang yang harus dia alami? Kita bisa lihat mulai dari pasal 37 betapa Yusuf diperlakukan semena-mena oleh saudara-saudaranya yang iri hati pada dirinya. Dia dilemparkan ke dalam sumur, lalu dijual kepada saudagar-saudagar Meridian yang kemudian membawa Yusuf ke Mesir.
Sampai di titik ini saja kita sudah bisa membayangkan besarnya penderitaan Yusuf. Dan kita tahu penderitaannya masih jauh dari selesai, melainkan baru saja dimulai. Apakah dia membenci Tuhan? Apakah Yusuf menyalahkan Tuhan atas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya? Tidak. Dalam Kejadian 39, justru Alkitab menyatakan kebalikannya. Kita bisa melihat bagaimana kedekatan Yusuf dengan Tuhan, sehingga Tuhan senantiasa menyertai Yusuf. Dan penyertaan itu membuat Yusuf menjadi orang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya. Ayat bacaan hari ini dengan jelas menyatakan bahwa yang membuat Yusuf selalu berhasil adalah karena penyertaan Tuhan, dan bukan karena kehebatan dirinya sendiri. "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu." (Kejadian 39:2)
Kata-kata bahwa Yusuf berhasil karena Tuhan menyertainya disebutkan berulang-ulang dalam lanjutan kisahnya. Ayat berikutnya berbunyi: "Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf." (ay 3-4).
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Pelajaran dari Kualitas Hidup Yusuf (1)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment