Tuesday, August 8, 2017

Korah dan Keangkuhannya (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Ya, bukankah jabatan yang ia emban sekarang adalah sesuatu yang istimewa dan terhormat? bukannya disyukuri, kenapa malah ingin menuntut lebih, bahkan berani mempersoalkan orang yang langsung dipilih Tuhan? Kesombongan Korah dan pengikut-pengikutnya membuat mereka lupa bahwa sesungguhnya yang mereka lawan bukanlah Musa dan Harun saja melainkan Tuhan yang memilih langsung dan telah menggariskan bagaimana dan seperti apa mereka harus berjalan. Dengan kata lain, ia merasa lebih berhak menentukan daripada Tuhan.

Musa kemudian mengajak bangsa Israel untuk melihat siapa yang benar. "Sesudah itu berkatalah Musa: "Dari hal inilah kamu akan tahu, bahwa aku diutus TUHAN untuk melakukan segala perbuatan ini, dan hal itu bukanlah dari hatiku sendiri: jika orang-orang ini nanti mati seperti matinya setiap manusia, dan mereka mengalami yang dialami setiap manusia, maka aku tidak diutus TUHAN. Tetapi, jika TUHAN akan menjadikan sesuatu yang belum pernah terjadi, dan tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka beserta segala kepunyaan mereka, sehingga mereka hidup-hidup turun ke dunia orang mati, maka kamu akan tahu, bahwa orang-orang ini telah menista TUHAN." (ay 28-30). Apakah Musa benar diutus Tuhan langsung atau ia bawa-bawa Tuhan dalam mengincar jabatan, itu bisa dibuktikan dari apa yang terjadi selanjutnya. Demikian kata Musa.

Dan yang terjadi selanjutnya sangat fatal. Murka Tuhan turun atas Korah beserta pengikutnya dan kebinasaan pun menimpa mereka. "Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang di bawah mereka, dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka. Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari tengah-tengah jemaah itu." (ay 31-33). Hal ini kemudian disinggung kembali pada bagian lain. "tetapi bumi membuka mulutnya dan menelan mereka bersama-sama dengan Korah, ketika kumpulan itu mati, ketika kedua ratus lima puluh orang itu dimakan api, sehingga mereka menjadi peringatan." (Bilangan 26:10). Korah dan semua pengikutnya yang total berjumlah sampai dua ratus lima puluh orang harus membayar sangat mahal pemberontakan mereka terhadap Tuhan dengan berakhir mengenaskan. Mereka binasa, turun hidup-hidup ke dunia orang mati. Itu sangatlah mengerikan. Hukuman Tuhan jatuh atas orang-orang sombong yang melupakan hakekat dirinya lalu berani melawan Tuhan. Dan ayat ini berkata dengan tegas agar hendaknya kita menjadikannya peringatan, jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama dalam hidup kita.

Kemarin kita sudah melihat pesan penting dari Paulus yang berbunyi: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Mempertahankan adalah jauh lebih berat ketimbang membangun sesuatu. Ada banyak faktor di dalam sebuah keberhasilan yang bisa membuat kita lupa diri, sesuatu yang mungkin tidak terjadi ketika kita sedang merintis atau membangun keberhasilan kita. Ada banyak orang yang tergelincir jatuh bukan ketika mereka berjuang, tapi justru ketika kesuksesan telah berhasil mereka raih. Maka tidaklah heran jika ketika kita sudah sukses, perjuangan bukan menjadi lebih mudah tapi malah akan menjadi jauh lebih berat lagi.

Merasa percaya diri itu baik. Mengetahui potensi dan kemampuan pun tentu baik.  Tapi jika itu kita nikmati secara berlebihan, kalau kita kemudian menggunakannya untuk bermegah diri bukan bersyukur atasnya, kita bisa terjatuh kepada berbagai dosa yang akan membuat apa yang telah susah payah kita bangun menjadi hancur berantakan dalam seketika. Saat kita mencapai keberhasilan, bersyukurlah kepada Tuhan yang telah memberikan itu semua. Jaga sikap tetap rendah hati, sehingga kita bisa tetap jauh dari dosa kesombongan. Dan jangan berhenti disitu, tapi pertahankanlah kesuksesan itu dan jauhilah segala hal yang bisa menjatuhkan kita.

Nikmati keberhasilan dengan mempergunakannya sebaik-baiknya untuk menjadi berkat buat orang lain dan memuliakan Tuhan di dalamnya. Berhati-hatilah menyikapi kepercayaan yang diberikan Tuhan agar kita jangan sampai mengulangi contoh buruk dari Korah. Ingatlah bahwa Di luar Tuhan kita bukanlah apa-apa (Yohanes 15:5). Jangan lupa diri sehingga merasa bahwa kitalah yang terhebat kemudian melupakan dan merasa berhak merampas apa yang menjadi hak Tuhan. Ada banyak jebakan yang siap memerangkap kita dibalik setiap kesuksesan, oleh karenanya kita harus tetap waspada agar apa yang telah kita bangun tidak musnah tetapi akan terus mengarah kepada keberhasilan demi keberhasilan lainnya yang akan mengikuti setiap langkah kita kedepannya.

Kepercayaan yang diberikan Tuhan hendaknya disikapi dengan benar agar mendatangkan kebaikan bukan malapetaka

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker