Wednesday, August 16, 2017

Gaya Gesek (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Korintus 1:10
========================
"Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir."

Bagi anda yang suka dengan pelajaran Fisika tentu pernah mempelajari gaya gesek. Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerakan antar dua permukaan yang saling bersentuhan. Gaya ini timbul karena adanya dua benda yang saling bersentuhan, dan arah gaya gesek akan selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Pada saat saya masih sekolah, ada rumus yang harus dihafalkan agar bisa menghitung gaya gesek, tapi yang penting sebenarnya adalah aplikasi langsungnya dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari gaya gesekan misalnya gesekan alas kaki dengan lantai saat berjalan. Itu mencegah kita untuk terjatuh atau tergelincir yang akan terjadi saat gesekan antar keduanya kecil misalnya karena licin. Atau, jika anda mengerem dan berhenti, itu juga akibat gaya gesek yang terjadi. Gaya gesekan juga bisa merugikan kita, misalnya saat gaya gesekan pada komponen mesin yang berputar dan saling bersentuhan. Panas yang terjadi akibat gesekan akan membuat komponen dan mesin tersebut cepat aus dan kemudian rusak. Cara menghindarinya atau mengurangi kecepatan aus adalah dengan memberi minyak pelumas.

Selain menimbulkan panas, gesekan antar dua benda juga bisa sampai menimbulkan percikan api. Contoh sederhana saja, kalau kita menggosokkan tangan secara kontinu maka tangan akan terasa panas. Korek api merupakan metoda yang didasari gesekan, sebagaimana halnya orang dahulu kala menghasilkan api dengan menggesekkan kayu. Yang menarik, gesekan yang bisa menimbulkan panas bahkan percik hingga nyala api bukan saja terjadi antara dua benda mati, tapi juga antar manusia. Meski tidak secara langsung seperti halnya benda-benda di atas, friksi atau gesekan diantara manusia terutama yang kepribadian dan cara bersosialisasinya berbeda kalau tejadi terus menerus bisa menimbulkan panas sehingga perselisihan, pertengkaran, perkelahian bahkan tindakan-tindakan yang lebih parah seperti melukai bahkan membunuh bisa menjadi akibatnya.

Yang menyedihkan, soal gesekan ini juga terjadi dalam wilayah pelayanan. Sama-sama pelayan Tuhan tapi punya gaya, cara, tabiat berlawanan bisa menimbulkan gaya gesek yang mengakibatkan adanya panas. Tidak cocok sama gembala, sama atasan, sama pengerja lain, antar usher, antar tim musik, antar komsel hingga antar jemaat, itu terjadi dimana-mana. Pindah, pecah seringkali jadi solusi ketimbang saling memaafkan dan belajar lebih memahami satu sama lain. Kalau ini terus terjadi, bagaimana kita bisa berharap bisa maksimal dalam pelayanan? Bahkan, di dalam keluarga pun percik api dan panas akibat gesekan terjadi juga. Antara suami, istri, anak, mertua, menantu, adik, kakak, gesekan bisa menimbulkan banyak masalah, mulai dari perselisihan biasa, saling tidak enakan sampai baku hantam, saling tuntut atau malah bunuh-bunuhan. Kalau sudah begini, bagaimana kita berharap bisa merasakan atau mengalami damai sejahtera dan sukacita akan Tuhan dalam keluarga, seperti yang Tuhan sebenarnya inginkan? Bisa tidak saling melukai sebentar saja mungkin sudah jadi rekor luar biasa.

Manusia punya gaya dan cara bersosialisasi yang berbeda-beda. Semakin sering dan banyak anda bertemu orang, semakin banyak pula kans untuk terjadinya gesekan. Semakin sering anda bertemu dengan orang yang sifatnya berlawanan, beda pandangan dan sebagainya, semakin besar pula kemungkinan terjadinya gesekan. Kita tidak bisa memaksakan semua orang untuk sama bereaksinya sesuai keinginan kita. Ada yang mungkin memang sifatnya pendiam, bisa saja ada yang langsung menebarkan aroma persaingan atau baru senang kalau ada konflik. Ada yang tipenya intim, ada yang dominan. Ada yang cepat akrab, ada yang butuh waktu. Ada yang suka ketemu teman baru, ada yang terganggu kalau ketemu orang baru. Ada yang suka ramai-ramai, ada yang sukanya menyendiri. Itu memang tidak bisa dihindari, karena sifat orang berbeda-beda. Dalam dunia pelayanan, meski melayani di bidang yang sama gesekan tetap saja berpotensi untuk terjadi. Apalagi motivasi orang dalam melayani pun bisa saja berbeda, gesekan pun semakin mungkin muncul. Ada yang murni untuk Tuhan, tapi ada pula yang karena ingin terkenal, mencari pujian, karena paksaan keluarga dan berbagai alasan lain. Kesal, tersinggung, musuhan. Sayang sekali kalau hal ini terjadi.

Apa yang harus kita lakukan? Pertama sekali adalah memastikan bahwa motivasi kita sudah benar, lalu menjaga agar kita tetap sabar agar jangan sampai gesekan-gesekan sampai berbuah sesuatu yang negatif. Kalau kita menjadi malas melayani atau bahkan mundur saat bergesekan dengan satu atau lebih teman sepelayanan, itu artinya kita sendiri masih belum benar motivasinya. Bukankah kalau fokus kita memang untuk menyenangkan Tuhan seharusnya kita tidak mudah terganggu oleh perilaku teman sepelayanan? Kalau belum apa-apa kita sudah bereaksi dengan emosional, itu artinya kita belum sampai pada visi yang benar dalam melayani Tuhan. Artinya kita masih punya pekerjaan rumah dari segi mengaplikasikan Firman Tuhan dalam hidup kita, dimana kesabaran dan memaafkan merupakan hal mutlak yang tidak tergantung situasi melainkan tergantung diri kita sendiri. Artinya, kita harus memeriksa 'akar' iman kita karena ternyata kita belum menghasilkan buah yang benar.

Mari kita lihat apa yang tertulis dalam Alkitab saat Simon Petrus ditanya Yesus dengan pertanyaan yang sama sebanyak tiga kali. Yesus berkata: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:15-17). Yesus menanyakan bukan cuma satu kali melainkan tiga kali. Yesus menganggap perlu untuk mengulangi pertanyaanNya sampai tiga kali, tentu itu artinya hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Dasar utama melayani itu penting dan harus kita pastikan benar-benar yaitu mengasihi Yesus lebih dari segala sesuatu. Itu harus ditempatkan di atas hal lainnya, sehingga kita tidak mudah aus saat menghadapi gesekan.

Lalu Yesus juga berkata: "Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa." (Yohanes 12:26). Adalah wajib bagi kita yang berada dalam pelayanan untuk mengikuti Yesus dimanapun Dia berada. Dan hal itu bisa jadi tidak mudah, karena seringkali kita harus menghadapi situasi-situasi bagaikan memikul salib. Dan hal itu pun sudah diingatkan Yesus sejak awal. "Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24). Kalau kita memiliki dasar yang benar dan kuat dalam hal melayani dan mengerti tujuannya, kita seharusnya tidak mudah panas melainkan bisa lebih panjang sabar.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker