Thursday, August 10, 2017

Hancurnya Menara Kartu (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Samuel lalu menyampaikan kecaman keras terhadap Saul. "Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu." (1 Samuel 13:13-14). Kebodohan Saul membuat awal gilang gemilangnya kemudian harus berakhir mengenaskan. Alkitab bahkan menyatakan bahwa Tuhan sampai merasa menyesal menjadikannya raja. "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." (15:11).

Mandatnya dicabut. Daud pun lalu terpilih menggantikan Saul. Terhadap Daud, Saul pun sempat menunjukkan iri hatinya yang mengarah pada kejahatan demi kejahatan. Kita tahu bagaimana Daud dikejar-kejar Saul dan mendapat ancaman pembunuhan. Tapi Daud tenyata menunjukkan sikap taat penuh pada Tuhan. Daud yakin dengan kuasa Tuhan dan mau menyerahkan seluruhnya ke dalam perlindungan Tuhan. Ia tetap memuji dan memuliakan Tuhan meski hidupnya terancam, dan Daud pun menerima berkat Tuhan seperti yang tertulis dalam 2 Samuel 7:1-17. "Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." (2 Samuel 7:14-16). Sedangkan Saul kemudian lewat serangkaian kejahatannya akhirnya mati mengenaskan dengan mengakhiri hidupnya sendiri karena menyerah kalah seperti yang dapat kita baca dalam 1 Samuel 31:4 dan 1 Tawarikh 10:4.

Dalam Tawarikh dikatakan demikian: "Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai." (1 Tawarikh 10:13-14). Lihatlah bagaimana sebuah permulaan yang gemilang kemudian berakhir dengan kehancuran dan kebinasaan. Alkitab dengan jelas menyatakan alasannya, bahwa itu adalah akibat sikap Saul sendiri yang menghianati Tuhan.

Ketika kita menerima Kristus sebagai Juru Selamat sebenarnya kita sudah memulai sebuah awal yang gemilang. Kita menerima berbagai janji perlindungan, pemeliharaan dan keselamatan dari Tuhan sebagai bentuk kasih karuniaNya. Namun jika kita terlena dan menjauh dari Tuhan, kemudian mulai berbuat hal-hal yang menyakiti hati Tuhan, maka kita pun membuka pintu dan membiarkan diri kita masuk ke dalam kehancuran seperti halnya Saul. Setelah memulai awal yang gemilang dengan menerima Kristus dalam hidup kita secara pribadi, kita harus melanjutkannya dengan terus taat dan setia mengikuti Tuhan.

Mengambil keputusan yang benar lewat pertobatan itu sudah sangat baik. Tapi selanjutnya kita masih punya tugas untuk menjaga dan mempertahankannya hingga garis akhir. Menyerahkan hidup kita sepenuhnya ke dalam rencanaNya, yang sudah pasti akan indah pada waktunya. Dalam keadaan tertekan, terjepit, dihimpit persoalan, percayalah bahwa Tuhan punya kuasa yang lebih dari apapun, dan sanggup melepaskan anda tepat pada waktuNya. Jangan tergiur mencari alternatif-alternatif lain akibat tidak sabar. Atau ketika hidup sudah aman, janganlah lupa untuk terus bersyukur kepada Tuhan. Jadikan Tuhan berkuasa atas hidup kita, baik dalam suka maupun duka, agar kita bisa mengakhiri awal yang gemilang dengan akhir yang gemilang pula, sehingga kita bisa berkata seperti Paulus: "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik , aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7).

Jangan mengulangi pengalaman Saul yang kehilangan segala berkat Tuhan karena kebodohannya sendiri. Lewat kisah Saul hari ini kita sudah jelas melihat konsekuensi atau akibat yang harus kita tanggung jika kita tidak menyikapi segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan dengan benar, jika kita malah kemudian melupakan atau menghianati Tuhan setelah memperoleh berkat dariNya. Sudahkah kita taat sepenuhnya pada Tuhan atau masih bergantung pada hal-hal lain di luar Dia? Apakah kita saat ini mempertanggungjawabkan dengan baik apa yang dipercayakan Tuhan, bersyukur dalam setiap langkah dan masih mempertahankan kesetiaan iman? Setelah kemarin kita lihat bagaimana Korah yang juga memulai dengan baik, hari ini hendaknya kita belajar dari kesalahan Saul agar kita tidak sampai mengalami nasib naas yang sama seperti mereka.

Pastikan awal yang baik untuk berakhir baik pula

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker