Monday, August 7, 2017

Korah dan Keangkuhannya (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Bilangan 16:33
==========================
"Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari tengah-tengah jemaah itu."      

                                                                                                                                                                 

Saya adalah orang yang suka membangun, meski saya bukan kontraktor atau tukang bangunan. Saya menikmati proses seringkali lebih dari hasil. Ketimbang memulai langsung gede, saya lebih suka merintis dari kecil, lalu seiring waktu membangunnya perlahan, memastikan adanya peningkatan pada tiap langkah agar lebih banyak lagi orang yang bisa merasakan hasilnya. Ada kalanya sesuatu yang sudah lama saya rintis, bangun dan rawat seperti mengurus anak itu kemudian tidak bisa berlanjut dan harus pindah ke tempat lain. Itu salah satu realita hidup dalam salah satu panggilan saya yang diwujudkan dengan mengadakan event untuk anak-anak muda yang punya hobi bermusik. Yang saya pastikan adalah, meski mungkin saya harus berpindah tempat, saya ingin acara tersebut tidak kehilangan jati dirinya sebagai acara yang sehat dan bersahabat bagi siapapun. Saya tidak harus mengulang lagi melainkan melanjutkan di tempat yang baru. Dan saya menjaga betul agar jangan sampai ada kesombongan sedikitpun pada diri saya, karena itu akan menghancurkan apa yang sudah saya bangun selama ini, termasuk pula menghancurkan diri sendiri. Kesuksesan sekecil apapun itu seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan bukan untuk menjadikan kita sombong. Setiap peningkatan hendaknya menjadikan kita bisa memberkati orang lebih banyak lagi.

Ada banyak orang yang hancur dalam sekejap setelah mati-matian membangun karirnya lama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun hanya karena lengah atau terlena atas kesuksesan yang tengah dirasakan. Lihatlah begitu banyaknya para pelaku dunia hiburan yang melesat menuju ketenaran tapi kemudian menghujam membentur bumi dalam sekejap karena melakukan hal-hal buruk. Obat terlarang dan skandal mungkin merupakan penyebab yang paling sering mendatangkan bencana sehingga karirnya harus berakhir jauh lebih cepat dari selanjutnya. Ada yang ditangkap, atau kemudian mengalami kecelakaan, atau ada juga yang citranya rusak sedemikian rupa sehingga sulit untuk dipulihkan lagi. Semua itu datang sebagai resiko akibat kesalahan yang ia perbuat sendiri. Sungguh amat disayangkan sesuatu yang telah dibangun harus hancur dalam sekejap mata karena kebodohan sendiri. Terlena dalam kesuksesan bisa membuat orang lupa diri. Kesombongan menguasai diri, menjadi lengah terhadap dosa, dan itu akan menggagalkan usaha kita untuk menggenapi rancangan Tuhan. Menghancurkan apa yang sudah begitu lama kita bangun dengan susah payah, bahkan bisa menjadi sangat fatal akibatnya.

Betapa besar bahayanya bisa kita pelajari lewat kejatuhan Korah. Korah mengawali langkahnya dengan sangat baik. Pada awalnya ia merupakan seorang pemimpin yang cukup berpengaruh di masa ketika Israel keluar dari Mesir. Seperti halnya orang Lewi lainnya, Korah dipercaya untuk melakukan pekerjaan pada Kemah Suci Tuhan, bertugas melayani umat. Dengan status seperti itu dengan sendirinya Korah mendapat kepercayaan yang lebih tinggi di banding orang Israel lainnya. Tidak semua orang bisa melakukan pekerjaannya, seharusnya ia memandang hal tersebut sebagai suatu kehormatan yang sepantasnya disyukuri dan dipertanggungjawabkan dengan sungguh-sungguh.

Sayang sekali Korah tidak berpikir seperti itu. Bukannya menghargai kepercayaan yang diberikan atas dirinya, Korah malah tersungkur dalam dosa pemberontakan. Ia menjadi lupa akan hakekat kepercayaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya setelah sukses menjalaninya. Ia menghargai dirinya sendiri secara berlebihan dan kemudian gagal mengenal dan memperhatikan batasan yang telah ditetapkan Tuhan baginya. Ia lupa kepada apa yang menjadi garis tugasnya dan berubah menjadi angkuh.

Korah merencanakan makar. Ia "mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan." (Bilangan 16:1-2). Mengapa ia memberontak? Karena ia merasa dirinya hebat diatas orang lain dan haus akan jabatan. Ia dan rekan-rekannya merasa iri kepada Musa. Mereka tidak lagi menerima fakta bahwa Musa dipilih Tuhan dan menginginkan posisi Musa.

Lantas Musa pun menegur mereka: "Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka, dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?" (ay 9-10).

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker