(sambungan)
Kembali ke channel Youtube saya, saat ini channel itu berusia tepat setahun. Subscribernya sudah mencapai 30 ribu, dan buat saya itu bagai mukjizat karena terjadi di saat terus merosotnya penonton Youtube. Video buatan saya kebanyakan memang masih menyedihkan jumlah viewers nya, tapi ada satu-dua yang berhasil menembus 100 ribu, bahkan ada yang sampai 3 jutaan. Kalau saya melihat video yang jumlah penontonnya dibawah 100 orang, saya akan sedih. Tapi coba lihat yang berhasil hingga puluhan atau ratusan ribu, bahkan juta. Seharusnya itu akan memicu saya untuk terus berkarya dengan semangat. Jadi, pandangan saya harus tetap saya arahkan kepada hal-hal yang baik, bukan kepada yang bisa membuat patah atau hilang semangat.
Disamping itu, anak saya pun sudah saya libatkan sejak awal. Ia sudah ikut mengisi konten dengan menggambar, bernyanyi, mengarang cerita, dan itu sudah ia lakukan sejak usianya masih 4 tahun. Ia saya ajak untuk melihat bagaimana proses pembuatan sebuah videoklip lagu anak dari awal hingga akhir, termasuk membuat musik menggunakan keyboard tua. Hasilnya, ia sekarang bisa main beberapa lagu di keyboard, ia mulai tertarik dengan proses pembuatan kartun dan animasi, dan ikut menyumbang pendapat dalam pembuatannya. Itu saja jelas menjadi bukti nyata bahwa apa yang saya kerjakan tidak sia-sia.
Hanya melihat video dengan jumlah penonton sedikit sekali, itu mengecewakan. Tapi coba lihat bagaimana hal itu membuat anak balita ikut bertumbuh kemampuan, pengetahuan dan kreatifitasnya sesuai jaman hidupnya. Bukankah itu sebuah keberhasilan? Dan saya berdoa supaya siapapun yang menonton channel saya itu bisa mendapatkan hal-hal positif dalam pembentukan karakternya kelak. Ke arah mana kita mengarahkan pandangan akan sangat menentukan, dan sekali lagi, percayalah bahwa apapun yang kita kerjakan dengan semangat dan sungguh-sungguh, apalagi kalau kita membuatnya dengan sebaik-baik kesanggupan kita seperti untuk Tuhan dan bukan manusia, disertai doa disetiap langkahnya, itu tidak akan pernah sia-sia.
Rome wasn't built in a day. Kalau diterjemahkan, pepatah ini mengatakan bahwa Roma tidaklah dibangun hanya dalam sehari. Roma di masa lalu jelas merupakan salah satu pusat peradaban paling megah dan maju yang pernah dicatat dalam sejarah.
Pepatah ini menyampaikan bahwa meski Roma terkenal dengan kemegahan dan kemajuannya, semua itu tidaklah datang hanya dalam waktu singkat. Butuh proses, butuh usaha, butuh waktu, dan sering pula butuh pengorbanan agar bisa terus bertumbuh hingga sukses.
(bersambung)
Friday, April 5, 2024
Ayo Semangat! (2)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment