(sambungan)
Contoh lainnya tentang cara Tuhan yang diluar nalar atau logika manusia yang masih pula berkaitan dengan sorak puji-pujian bisa kita saksikan pada kisah Gideon dalam kitab Hakim Hakim pasal 6-7.
Pada masa hidup Gideon, bangsa Israel mengalami penindasan dari suku Midian dan sekutunya Amalek. Mereka hidup melarat dan hanya bisa bersembunyi di gunung dan gua karena semua milik mereka dihancurkan musuh. (6:1-6). Tuhan kemudian memerintahkan malaikat untuk menemui Gideon untuk menyampaikan bahwa ia lah yang dipilih untuk mengalahkan sekutu Midian-Amalek. (ay 11-12). Siapa Gideon saat itu? Ia bukan panglima perang, bukan pula pemimpin. Ia hanyalah yang termuda diantara suku yang paling kecil diantara suku-suku yang ada (ay 15).
Kalau membaca peta kekuatan, bangsa Israel jelas sama sekali tidak punya peluang. "Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya." (Hakim Hakim 7:12).
Like locusts for multitude, as the sand on the seashore for multitude. Pasukan musuh sejumlah belalang yang ramai/sangat banyak, dan untanya malah seperti jumlah pasir di tepi laut, yang akan bisa kita hitung saking banyaknya.
(bersambung)
Saturday, April 27, 2024
Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (4)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment