Saturday, April 13, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (5)

 (sambungan)

Yosafat merespon pesan Tuhan dengan membentuk kelompok paduan suara untuk memuji Tuhan!

Mereka mengangkat para penyanyi dan pemuji lalu mengutus mereka untuk ditempatkan di barisan depan. "Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (ay 21).

Secara logika keputusan Yosafat mungkin terlihat aneh. Betapa tidak, dalam menghadapi perang bukannya mempersiapkan kekuatan bala tentara dengan persenjataan terbaik yang mereka punya, tapi justru membentuk kelompok penyanyi puji-pujian. Aneh bagi dunia, tetapi tidak bagi mereka, karena iman mereka percaya sepenuhnya kepada janji Tuhan sehingga mereka tahu bahwa apa yang terpenting bagi mereka adalah menyatakan ucapan syukur mereka dan memuliakan kebesaran Allah. Jika mereka sibuk menyiapkan kekuatan prajurit perang, bukankah itu berarti bahwa mereka masih ragu terhadap ucapan Tuhan yang berjanji akan berperang secara langsung atas nama mereka?

Bagaimana kita saat menghadapi serangan dalam kehidupan? Akankah kita bisa percaya seperti halnya Yosafat dan bangsa Yehuda, atau kita akan terus ketakutan, cemas, gelisah meski Tuhan menjanjikan hal yang sama? Apa yang menjadi respon kita saat kita menghadapi situasi seperti itu? Menghadap Tuhan, berdoa, berpuasa, atau malah sibuk mencari alternatif-alternatif selain itu, bahkan yang sebenarnya tidak berkenan bagi Tuhan?  

Bagi saya, sampai di bagian ini saja kita bisa mendapatkan bahan perenungan yang sangat baik. Mungkin kita tidak sedang menghadapi serangan bangsa lain untuk berperang, tapi ada banyak pula bentuk tekanan, halangan hingga penderitaan maupun masa-masa sulit lainnya yang pada waktu-waktu tertentu harus kita hadapi.

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...