Wednesday, April 10, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosafat (2)

 (sambungan)

Dalam beribadah kita pun bernyanyi untuk Tuhan. Kita menyembah Dia lewat lagu, kita memuji Dia lewat lagu. Saya pribadi yakin Tuhan merupakan pribadi yang juga sangat menyukai musik. Lihatlah betapa seringnya Pemazmur menggugah kita untuk selalu menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan seperti dalam pasal 96:1, 98:1, 144:9, 149:1 dan sebagainya. Kalau sudah seperti itu, tentu nyanyian merupakan hal yang disukai Tuhan.

Dalam Yesaya 42:10 pesan yang sama pun disampaikan. Jika musik itu dikatakan dinamis dan progresif, Tuhan pun tampaknya memandang musik seperti itu. Lebih dari sekedar menyenangkan hatiNya, lagu-lagu pujian yang kita nyanyikan kepadaNya bermakna sangat besar. Lagu pujian kita kepada Tuhan bisa membawa perubahan besar dalam hidup kita, bahkan saya berani berkata bahwa lagu pujian itu mendahului atau bisa mendatangkan kemenangan.

Mendatangkan kemenangan? Ya, betul. Sebuah contoh bisa kita lihat pada akhir pemerintahan raja Yosafat seperti yang tertulis dalam kitab 2 Tawarikh 20. Di sana dicatat bahwa pada masa itu ada laskar yang besar datang dari berbagai penjuru untuk menyerang Israel.

Pada saat itu pasukan Israel sangat sedikit jumlahnya, sangatlah jauh dibanding dengan jumlah besar kekuatan yang hendak menghancurkan mereka.

Melihat kekuatan yang tidak berimbang, tidak mengherankan apabila Yosafat kemudian sempat takut. Kita pun tentu takut jika mengalami hal yang sama. Tetapi meski sempat merasa takut, Yosafat kemudian mengambil sebuah keputusan yang benar dalam merespon rasa takutnya.

 "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3).

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...