(sambungan)
Lewat Yohanes Pembaptis kita bisa melihat contoh jelas akan hal itu. Yohanes Pembaptis merupakan satu-satunya orang yang diberi kehormatan besar untuk membaptis Yesus. Itu bisa membuatnya membesarkan dirinya demi popularitas pribadi, tetapi ia bukanlah orang seperti itu. Lihatlah apa katanya. "Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya...Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:28,30). Apa yang disampaikan Yohanes Pembaptis harus kita aplikasikan dalam hidup kita. Kemuliaan Allah harus terus semakin besar lewat pribadi kita dan dalam saat yang sama kita harus terus semakin rendah hati dan tidak tergiur oleh dorongan mencari popularitas di mata manusia. Ini jelas berbanding terbalik dari apa yang hebat dalam pandangan dunia, tapi itulah yang seharusnya kita jaga agar perjalanan kita di dunia tidak melenceng keluar jalur dan kemudian gagal mencapai garis akhir seperti yang diinginkan Tuhan.
Memilih untuk rendah hati dan tidak mengejar ketenaran bisa jadi dianggap sebagai pilihan tidak populer atau malah bodoh di mata dunia. Tapi bila memang kita harus dianggap aneh oleh dunia, atau malah harus menghadapi resiko disingkirkan atau dikucilkan,itu masih jauh lebih baik ketimbang kita mentolerir berbagai bentuk pelanggaran yang akan semakin menjauhkan kita dari posisi kita sebagai ahli waris Tuhan. Yesus bahkan telah mengingatkan "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24). Kenapa? "Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." (Matius 16:25). Dan itulah yang sesungguhnya berguna hingga kekekalan, the everlasting, eternal life. Itu yang dijanjikan oleh Kristus. Itulah yang jauh lebih pantas kita usahakan ketimbang mencari popularitas di dunia yang sifatnya hanya sementara ini.
Lalu dengarkanlah apa kata Yesus selanjutnya: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (ay 26). Apa gunanya popularitas di dunia dibandingkan dengan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hidup yang terberkati dalam Kerajaan Allah? Buat apa terlihat hebat di mata dunia dan dikenal semua orang tetapi Tuhan tidak mengenal kita dan kita sama sekali tidak tertulis di dalam daftar yang akan masuk menerima kebahagiaan yang kekal kelak bersamaNya?
Sekali lagi, saya tidak mengatakan bahwa kita tidak boleh populer atau terkenal. Yang salah adalah kalau kita sibuk mengejar popularitas diantasa banyak hal lainnya seperti kekayaan dan menomorduakan atau bahkan berhenti mengejar untuk terus belajar lebih lagi dalam mengenal Tuhan, mengerti dan hidup melakukan kehendakNya. Sepanjang popularitas bukan menjadi prioritas utama untuk dikejar dalam hidup ini, jika kondisi hati kita tetap terjaga rendah hati dan memberikan semua kemuliaan bagi Tuhan, tentu itu baik.
Menjadi populer bisa sangat baik apabila itu dipakai untuk memuliakan Tuhan. Tuhan bisa berikan kita itu, tapi kita harus berhati-hati agar jangan sampai popularitas justru mendatangkan malapetaka bagi kita. Sikap hati harus terus dikawal dengan penuh kewaspadaan. Jangan lupa seperti halnya Yohanes Pembaptis, semakin tinggi kita naik, seharusnya Tuhanlah yang semakin kita tinggikan dan kita sendiri semakin kecil. Populer boleh saja, tetapi bukan untuk menunjukkan kekuasaan atau kehebatan kita tetapi untuk menyatakan kebenaran, kebaikan dan kasih Tuhan dengan segala kerendahan hati.
Kita harus hati-hati betul terhadap berbagai tawaran dunia yang menjanjikan kepopuleran dan ketenaran. Itu semua tidaklah penting karena tidak akan pernah bisa berguna untuk kehidupan kita kelak jika hanya dipakai untuk mencari keuntungan diri sendiri. Muliakan Tuhan di dalam segala yang kita kerjakan, biarlah setiap langkah kesuksesan kita menyerukan nama Tuhan dan bukan nama kita. Biarlah dalam setiap langkah peningkatan Tuhan yang dipermuliakan bukan diri kita dibiarkan merebut hak Tuhan. Yang harus kita ingat betula adalah Tuhan memanggil kita untuk melakukan apa yang benar dan bukan untuk menjadi populer di mata dunia. Meski di mata orang lain kita dianggap aneh atau bodoh, ingatlah bahwa Allah selalu menghargai betul keputusan kita untuk tetap tampil sebagai orang benar.
Kita diminta untuk menjadi orang benar dan bukan untuk populer. Better becareful, because fame and popularity could kill.
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Bijak Menyikapi Popularitas (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment