Sunday, September 25, 2022

Pak Pendeta dan 25 Sen (3)

webmaster | 9:00:00 PM |

 (sambungan)


Kita akan setuju berkata bahwa hamba ini benar-benar keterlaluan. Bukankah masih mending dikasih daripada tidak mendapat apa-apa?  Ia mungkin iri melihat dua temannya mendapat lebih banyak. Ia tidak mensyukuri apa yang ada padanya dan memilih untuk iri terhadap yang lebih dari dirinya. Tidak heran kalau sang tuan pun kemudian marah besar terhadapnya dan menjatuhkan hukuman berat.

Ada banyak yang bisa kita teladani dari perumpamaan ini, dan salah satunya yang mungkin paling penting berhubungan dengan tema renungan hari ini, yaitu kejujuran dan tanggungjawab dalam menerima kepercayaan, tak peduli sebesar atau sekecil apapun itu. Dan itu bisa kita lihat dari jawaban sang tuan. Sang tuan menyebut dua hambanya baik dan setia. Karena sudah menunjukkan kesetiaan terhadap perkara kecil, tuannya akan memberikan tanggungjawab dalam perkara yang lebih besar lagi. Dan itu berbeda dengan hamba yang satunya. Kalau untuk perkara kecil saja kita tidak bisa dipercaya, bagaimana kita berani berharap akan sesuatu yang besar? Apalagi kalau kemudian bersungut-sungut menuduh Tuhan tidak adil, pilih kasih dan sebagainya. Salah-salah kita bisa berakhir seperti hamba dengan satu talenta.

Lebih lanjut lagi bicara soal keteladanan dalam berbuat baik, Paulus sudah menyampaikannya dalam surat untuk Titus. "dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu." (Titus 2:7). Perhatikanlah bahwa pesan ini bukan hanya berlaku bagi pendeta, penginjil atau hamba-hamba Tuhan saja, tetapi juga kepada kita semua orang percaya tanpa terkecuali. Sebagai anak-anak Tuhan kita sudah seharusnya menunjukkan integritas yang baik dengan perbuatan yang sesuai dengan perkataan, sesuai dengan ajaran Tuhan, sesuai dengan gambaran orang percaya yang benar, menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan, seperti yang diajarkan pada kita dalam Matius 3:8 dan kemudian menjadi teladan bagi orang lain.

Segala perilaku, perbuatan dan keputusan-keputusan yang kita ambil akan tetap menjadi perhatian orang lain. Alangkah ironisnya atau tragis apabila kita sebagai anak-anak Tuhan sama sekali tidak mencerminkan sikap seperti Kristus lalu malah memberi citra negatif dengan bersikap munafik, terus mencari kepentingan sendiri tanpa merasa bersalah jika merugikan orang lain. Kelanjutan dari ayat Titus di atas mengingatkan kita agar terus bersikap jujur, "..sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita." (ay 8).

Sebuah sikap kejujuran, dalam segala hal dan ukuran merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar atau dinegosiasikan dengan alasan apapun. Salomo yang penuh hikmat berkata "Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya." (Amsal 11:3). Dan dalam bagian lain ia berkata "karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat." (3:32).

Kita harus menyadari bahwa Tuhan bergaul erat dengan orang-orang jujur, sebaliknya dosa sekecil apapun bisa membuat jurang besar yang memutuskan hubungan kita dengan Tuhan. Perhatikan ayat ini: "tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:2). Jangan pernah lupa bahwa kita membawa nama Kristus dalam setiap langkah hidup kita. We have to realize this and take this seriously:
- Watch your thoughts ; they become words.
- Watch your words, they become actions.
- Watch your actions, they become habits.
- Watch your habits, they become character.
- Watch your character, it becomes your destiny.

Jangan pernah beri toleransi untuk menghalalkan kejahatan, jangan buat timbangan sendiri untuk besar kecil atau boleh tidaknya kita melakukan kecurangan atau menutup mata atas sesuatu yang menguntungkan kita tetapi merugikan orang lain. Firman Tuhan sudah berkata: ".. janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:27). Dan setiap kecurangan yang kita beri toleransi atasnya, no matterhow small it is, akan tetap membuka kesempatan bagi si jahat untuk merusak, menghancurkan dan membinasakan kita. Hendaklah kita terus bersikap jujur dalam perkara apapun, seperti apa dan berapapun ukurannya agar kita bisa menjadi kesaksian tersendiri akan Kristus di dunia ini.

Tetaplah jujur dalam segala hal tanpa memandang besar kecilnya




No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker