(sambungan)
Kita akan setuju berkata bahwa hamba ini benar-benar
keterlaluan. Bukankah masih mending dikasih daripada tidak mendapat
apa-apa? Ia mungkin iri melihat dua temannya mendapat lebih banyak. Ia
tidak mensyukuri apa yang ada padanya dan memilih untuk iri terhadap
yang lebih dari dirinya. Tidak heran kalau sang tuan pun kemudian marah
besar terhadapnya dan menjatuhkan hukuman berat.
Ada banyak yang
bisa kita teladani dari perumpamaan ini, dan salah satunya yang mungkin
paling penting berhubungan dengan tema renungan hari ini, yaitu
kejujuran dan tanggungjawab dalam menerima kepercayaan, tak peduli
sebesar atau sekecil apapun itu. Dan itu bisa kita lihat dari jawaban
sang tuan. Sang tuan menyebut dua hambanya baik dan setia. Karena sudah
menunjukkan kesetiaan terhadap perkara kecil, tuannya akan memberikan
tanggungjawab dalam perkara yang lebih besar lagi. Dan itu berbeda
dengan hamba yang satunya. Kalau untuk perkara kecil saja kita tidak
bisa dipercaya, bagaimana kita berani berharap akan sesuatu yang besar?
Apalagi kalau kemudian bersungut-sungut menuduh Tuhan tidak adil, pilih
kasih dan sebagainya. Salah-salah kita bisa berakhir seperti hamba
dengan satu talenta.
Lebih lanjut lagi bicara soal keteladanan
dalam berbuat baik, Paulus sudah menyampaikannya dalam surat untuk
Titus. "dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu."
(Titus 2:7). Perhatikanlah bahwa pesan ini bukan hanya berlaku bagi
pendeta, penginjil atau hamba-hamba Tuhan saja, tetapi juga kepada kita
semua orang percaya tanpa terkecuali. Sebagai anak-anak Tuhan kita sudah
seharusnya menunjukkan integritas yang baik dengan perbuatan yang
sesuai dengan perkataan, sesuai dengan ajaran Tuhan, sesuai dengan
gambaran orang percaya yang benar, menghasilkan buah-buah yang sesuai
dengan pertobatan, seperti yang diajarkan pada kita dalam Matius 3:8 dan
kemudian menjadi teladan bagi orang lain.
Segala perilaku,
perbuatan dan keputusan-keputusan yang kita ambil akan tetap menjadi
perhatian orang lain. Alangkah ironisnya atau tragis apabila kita
sebagai anak-anak Tuhan sama sekali tidak mencerminkan sikap seperti
Kristus lalu malah memberi citra negatif dengan bersikap munafik, terus
mencari kepentingan sendiri tanpa merasa bersalah jika merugikan orang
lain. Kelanjutan dari ayat Titus di atas mengingatkan kita agar terus
bersikap jujur, "..sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga
lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka
sebarkan tentang kita." (ay 8).
Sebuah sikap kejujuran, dalam
segala hal dan ukuran merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa
ditawar-tawar atau dinegosiasikan dengan alasan apapun. Salomo yang
penuh hikmat berkata "Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya,
tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya." (Amsal 11:3). Dan dalam
bagian lain ia berkata "karena orang yang sesat adalah kekejian bagi
TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat." (3:32).
Kita
harus menyadari bahwa Tuhan bergaul erat dengan orang-orang jujur,
sebaliknya dosa sekecil apapun bisa membuat jurang besar yang memutuskan
hubungan kita dengan Tuhan. Perhatikan ayat ini: "tetapi yang merupakan
pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang
membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:2). Jangan pernah lupa bahwa
kita membawa nama Kristus dalam setiap langkah hidup kita. We have to
realize this and take this seriously:
- Watch your thoughts ; they become words.
- Watch your words, they become actions.
- Watch your actions, they become habits.
- Watch your habits, they become character.
- Watch your character, it becomes your destiny.
Jangan
pernah beri toleransi untuk menghalalkan kejahatan, jangan buat
timbangan sendiri untuk besar kecil atau boleh tidaknya kita melakukan
kecurangan atau menutup mata atas sesuatu yang menguntungkan kita tetapi
merugikan orang lain. Firman Tuhan sudah berkata: ".. janganlah beri
kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:27). Dan setiap kecurangan yang kita
beri toleransi atasnya, no matterhow small it is, akan tetap membuka
kesempatan bagi si jahat untuk merusak, menghancurkan dan membinasakan
kita. Hendaklah kita terus bersikap jujur dalam perkara apapun, seperti
apa dan berapapun ukurannya agar kita bisa menjadi kesaksian tersendiri
akan Kristus di dunia ini.
Tetaplah jujur dalam segala hal tanpa memandang besar kecilnya
No comments :
Post a Comment