Monday, September 19, 2022

Penampilan atau Hati? (3)

 (sambungan)

Samuel menjadi heran. Kalau ini benar semua anak Isai, kenapa tidak satupun yang dipilih diantara mereka? "Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" (ay 11a). Mendengar dan melihat reaksi Samuel, barulah Isai mengakui bahwa sebenarnya ia masih punya satu anak lagi. Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." (ay 11b). Bayangkan, Daud bahkan tidak dianggap ayahnya layak untuk jadi orang yang diurapi Tuhan sehingga ia tidak dianggap penting untuk ikut tampil dalam jajaran anak Isai. Tujuh anak dibawa, Daud tidak diajak.

Padahal, di saat ketujuh anak dinilai Isai berpotensi untuk menjadi raja, Daud, yang masih sangat muda sedang berjuang nyawa menjaga dua - tiga kambing domba milik Isai. Hanya dua- tiga, itu jumlah yang sangat sedikit untuk mempertaruhkan nyawa. Tapi Daud menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Berapapun yang dipercayakan ayahnya, ia akan memperjuangkan benar-benar, mau apapun resikonya.

Kita kemudian tahu bahwa Tuhan pilih Daud, seorang anak muda yang masih kemerah-merahan wajahnya dan jauh dari postur tinggi besar gagah bak prajurit. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama." (ay 13b-14).

Dunia sedang, dan mungkin akan terus mencari dan menilai orang-orang dari penampilan. Mungkin beberapa dari teman-teman selama ini terintimidasi dengan tren ini, mengira bahwa anda akan sulit untuk maju dan berhasil karena anda merasa penampilan anda biasa saja. Hari ini dengarlah apa kata Tuhan. Tuhan tidak mementingkan itu, melainkan mementingkan hati. Hati yang berserah, hati yang bersyukur, hati yang berpusat pada Tuhan dan kehendakNya, hati yang taat, hati yang tulus dan jujur, hati yang dipenuhi iman dan percaya kepada Tuhan, hati yang humble, hati yang melayani, hati yang selalu mau serius dalam mengembangkan karunia dan talenta untuk dipakai memberkati banyak orang. Orang-orang seperti itulah yang Tuhan pilih lebih dari apapun.

Adalah jauh lebih penting untuk setia pada Tuhan dan tidak memberi kompromi kepada hal lainnya. Melakukan tepat seperti apa yang Tuhan mau, mendengar suaraNya, mengerti rancanganNya, dan mengikuti dengan penuh ketaatan dalam setiap langkah. Dunia boleh punya paradigmanya sendiri, tetapi kalau Tuhan berkehendak, siapa yang bisa melawan? Kalau cara dunia mengharuskan kita menyogok atau pakai uang pelicin agar urusan beres, atau apa yang kita harapkan bisa terlaksana, percayakah anda kalau saya bilang tanpa itu pun kita bisa? Saya berani dengan yakin menyatakan hal ini karena saya sendiri sudah melakukannya. Dan beberapa teman yang saya ajarkan hal yang sama pun telah membuktikan sendiri mengenai hal ini. Contoh dan buktinya sudah ada.

Saya akan beri satu contoh kecil saja lewat toko saya. Sudah menjadi rahasia umum kalau dimana-mana akan ada preman atau penguasa wilayah yang akan meminta upeti pada setiap usaha yang buka di wilayahnya. Kalau kita tidak memberi, kita bisa repot berjualan. Atau kalau mereka langsung menguasai lahan parkir di depan toko tanpa meminta jatah bulanan, itu sudah kita anggap baik banget. Percayakah anda kalau saya bilang saya tidak pernah dimintai sekalipun, selama 4 tahun saya buka? Jangankan minta, pembeli parkir pun gratis disini. Tidak ada yang meminta uang parkir dari mereka. Dan, karena saya buka di deretan ruko, toko-toko sebelah pun sama-sama bisa berjualan dengan tenang tanpa dibebani uang keamanan dan lainnya. Sementara di bagian lain, hal itu terjadi. Kecuali deretan ruko kami. Dan apakah anda percaya kalau para penguasa atau preman ini terkadang datang berbelanja dan membayar sesuai harga? Itu faktanya, seperti itulah hebatnya Tuhan. Saya bahkan tidak pernah berdoa agar kiranya Tuhan menjauhkan mereka dari saya. Apa yang saya lakukan simpel saja. Saya membangun hubungan dengan Tuhan dengan teratur dan berjualan dengan jujur. Saya terus belajar menghidupi Firman dan melakukan tepat seperti apa yang Firman Tuhan katakan, ajarkan atau perintahkan. Kalau saya bisa mengalami, kenapa teman-teman pembaca tidak? Kita sama di hadapan Tuhan. Saya yakin kalau saya bisa, anda pun bisa.

Mari periksa talenta anda, apa yang anda miliki saat ini dan apa yang menjadi panggilan Tuhan untuk anda. Berusahalah disana dan bersinarlah. Terima pengurapan Tuhan dan lakukan yang terbaik. Anda, saya, dan siapapun yang memiliki hati yang benar akan mendapat kehormatan untuk mencerahkan dunia dan menyatakan Kristus disana. Do remember that no matter what, under whatever circumstances, nothing in this world is able to hold what God has granted, so don't be intimidated.

Good looks fade, but a good heart keeps you beautiful forever



No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...