Saturday, September 17, 2022

Penampilan atau Hati? (1)

webmaster | 9:00:00 PM |

 Ayat bacaan: 1 Samuel 16:7
======================
"Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Jika ada orang yang sangat bagus suaranya dalam bernyanyi, apakah ia bisa menjadi tenar dan sukses sebagai penyanyi? Atau pertanyaan yang lebih sering muncul, apa yang dibutuhkan agar bisa menembus industri musik? Logikanya kan, karena menyanyi adalah soal suara, ya pasti kualitas vokal dalam bernyanyi dong yang paling penting. Apakah begitu?

Kalau anda ingat di tahun 80an ada duo yang sangat mendunia bernama Milli Vanilli. Mereka begitu populer bahkan sempat memenangkan Grammy. Tapi kemudian apa yang disembunyikan terbongkar dan menjadi skandal yang bagi banyak orang dianggap sebagai skandal terburuk dalam dunia musik, yaitu ketahuan melakukan lipsync. Mereka bukanlah penyanyi asli. Ada orang lain yang bernyanyi, lantas mereka yang tampil di depan seakan-akan setiap lagu yang mereka nyanyikan benar suara mereka. Terbongkarnya kasus ini membuat karir mereka pun tamat. Penyanyi aslinya sempat tampil, tapi publik tampaknya kadung kecewa, atau mungkin karena penampilan penyanyi aslinya yang memang jauh dari duo palsu, maka hasilnya pun gagal total.

Perhatikan ada kata 'penampilan' dalam tulisan saya diatas. Bukan cuma di Indonesia, tapi di luar sana pun fenomena yang ironis ini sudah lama terjadi. Di masa lalu memang suara menjadi faktor utama, tapi setelah dunia hiburan terus berkembang ke arah visual, maka penampilan kemudian mengambil alih sebagai faktor terpenting untuk sukses. Dan saya bicara soal musik lho ya, bukan akting, model atau apapun yang memang membutuhkan penampilan.

Saya cukup lama berkecimpung di dunia musik, sehingga tahu realita yang saya suka gambarkan sebagai ironi. Adalah fakta bahwa industri musik termasuk di negeri ini sangat mementingkan penampilan fisik ketimbang talenta atau kualitas bermusik atau bernyanyi. Klop kalau kemampuannya di atas rata-rata juga didukung penampilan yang enak dipandang mata. Tapi kalaupun suara pas-pasan tapi penampilan menarik, cantik atau ganteng, perawakan mempesona, itu jauh lebih penting ketimbang penampilan pas-pasan tapi suara atau skil bermusiknya luar biasa. Ada seorang produser terkenal pernah berkata pada saya: "kalau cuma masalah suara gampang, tinggal diutak-atik di studio saja beres. Tapi kalau fisik, kan susah mau diapain juga." Dan itulah nilai jual tertinggi menurut mereka.

Tapi apakah cantik atau ganteng saja sudah cukup? Jawabannya belum. Karena para pendatang baru alias newcomers ini juga harus punya cukup modal yang nilainya tidak sedikit, dan itu digunakan sebagai 'syarat' agar bisa diorbitkan. Mendapat jam tayang, mendapat jam putar, agar berkesempatan dilihat dan didengar, lalu dari sana mereka bisa berharap sukses. Dan semakin besar 'modal' yang dimiliki, maka semakin banyak pula peluang untuk dipromosikan dan diorbitkan. Kalau bukan uang, kita pun mendengar kisah-kisah kelam yang mencatat pengorbanan para pendatang wanita yang mau tidak mau harus mereka lakukan agar bisa sukses berkarir di dunia hiburan.

Seperti itulah pandangan dunia. Dunia cenderung mementingkan penampilan fisik ketimbang hal-hal lain seperti sifat, kerajinan, kesetiaan dan hal-hal lain yang tidak tampak di luar. Bahkan lowongan pekerjaan pun kerap menyertakan kalimat 'berpenampilan menarik' sebagai persyaratan untuk bisa terpilih. Kalau ada pepatah tua mengatakan "true beauty comes from deep within", itu seperti sudah usang untuk jaman modern. Tidaklah heran kalau kita melihat adanya degradasi moral, kebobrokan mental dan sulit mencari karakter yang berintegritas hari-hari ini.

Tidak heran kalau kita terus melihat orang-orang yang seharusnya menginspirasi tapi kemudian menunjukkan perilaku-perilaku tidak terpuji, karena fokus di jaman sekarang bukan itu. Dunia tidak mencari itu lagi sekarang melainkan penampilan. Karenanya orang-orang yang tidak berpusat pada Allah dan kehendakNya akan dengan mudah terpengaruh oleh apa yang dicari dunia hari ini. Dan sayangnya, ada banyak orang percaya yang terbawa arus atau 'terpaksa' mengikuti arus pandangan dunia supaya mereka bisa mencapai kesuksesan. "Bro, gua hidup di dunia bukan di langit atau di surga. Karena gua hidup di dunia ya gua harus ikut cara dunia dong.. gua sih simpel-simpel aja." Itu kata seorang musisi pada suatu kali saat saya membahas hal ini dengannya. Itu jadi gambaran bagaimana arus dunia yang sedemikian kuat mampu menarik para orang percaya. Kalau mau lebih ironis lagi, fenomena ini pun sudah menulari gereja. Ada banyak juga gereja yang melakukan hal yang sama, mencari worship leader atau tim musik yang penampilannya bagus ketimbang mereka yang punya hati dan talenta untuk mengajak jemaat masuk ke hadirat Tuhan lewat pujian dan penyembahan. Mau diakui atau tidak, saya kenal cukup banyak dari mereka yang melayani sehingga tahu urusan dapur.

Sebenarnya masalah mementingkan penampilan, paras, postur dan hal-hal fisik bukan baru sekarang terjadi, tetapi sudah menjadi masalah klasik. Bahkan Alkitab sudah menyinggung tentang itu sejak dahulu. Setidaknya pada masa Daud hendak diurapi menjadi raja, hal itu sudah dicatat. Dan artinya pandangan seperti ini sudah sejak dulu ada.

Mari kita lihat kisah awal pengurapan turun atas Daud. Ayat pembuka dalam 1 Samuel 16 mencatat saat Tuhan menyuruh Samuel berhenti bersedih hati karena Saul dan segera bergegas menemui seorang tua bernama Isai. Untuk apa? Tugasnya jelas, yaitu untuk mengurapi raja baru pilihan Tuhan sendiri. Dan raja yang dipilih itu ternyata adalah salah satu anak dari Isai. Isai itu punya 8 anak laki-laki, dimana salah satunya akan Tuhan pilih.  

Maka Samuel  kemudian menemui Isai di upacara pengurbanan. Samuel segera menguduskan Isai dan anak-anaknya satu persatu dalam upacara itu. Agar lebih jelas, mari kita lihat kejadian ini dalam 1 Samuel 17:12-14. 

(bersambung)



No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker