Thursday, September 22, 2022

Syalom (3)

 (sambungan)

Akan halnya menyebar ke luar kalangan orang percaya hingga ke seluruh penjuru bumi, apakah Tuhan ingin kita memberkati dan mendoakan orang lain di luar komunitas orang percaya? Pedulikah Tuhan terhadap mereka? Jawabannya, ya, Tuhan peduli, amat sangat peduli. Tuhan mengasihi semua orang tanpa terkecuali, dan Yesus datang untuk menyelamatkan siapapun tanpa memandang asal-usul, latar belakang, suku, ras dan sebagainya. Dan Tuhan ingin kita memberkati orang lain, siapapun mereka tanpa memandang latar belakang atau kepercayaan yang dianut.

Mengapa demikian? Dalam banyak bagian yang tertulis di dalam Alkitab kita bisa menemukan kasih Tuhan terhadap ciptaanNya, meski mereka bukan orang percaya dan pada saat ini belum bisa dijangkau untuk menerima keselamatan.

Ada contoh menarik yang bisa kita lihat dalam Kejadian 41. Pada bagian ini kita bisa membaca kisah ketika Firaun mendapat mimpi dan menjadi gelisah karena tidak mengerti makna dari mimpi itu. Ia pun kemudian memanggil Yusuf untuk menjelaskan arti dari mimpinya. "Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya." (Kejadian 41:15). Lalu apa jawaban Yusuf? "Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun." (ay 16).

Perhatikanlah ayat diatas. Firaun bukan orang percaya. Tapi lihatlah, Tuhan juga mau syalom kepada Firaun, dan itu disampaikan lewat Yusuf. Itu menunjukkan bahwa kita pun harus mengeluarkan syalom buat mereka yang belum percaya, membawa syalom mengalir dari diri kita menuju ke luar, mengucap berkat kepada mereka.

Dalam kitab Yesaya dikatakan "Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya." (Yesaya 11:9). Tuhan rindu seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, for the earth to be filled fully with God's knowledge, seperti air memenuhi laut, as the waters cover the sea. Dengan kata lain, Tuhan rindu bumi penuh dengan syalom, penuh kedamaian, keamanan, perlindungan, kesejahteraan, kemakmuran, sentosa. Bukan apa yang sering kita lihat hari-hari ini seperti pertikaian, perpecahan, perang, kebencian, dendam, iri hati, kekejaman, kemunafikan dan sebagainya yang mengatasnamakan perbedaan.

Tuhan yang kita kenal bukanlah Allah yang pilih kasih. Dia bukan Tuhan yang hanya memberkati sebagian dan mengutuk yang lainnya. Dia bukan Tuhan yang hanya mau sebagian saja diberkati lantas yang lainnya tidak. He would never do that. Tuhan kita adalah Allah yang mengasihi semua orang tanpa terkecuali dan rindu untuk memberi berkat hingga kepenuhan dan kelimpahan bagi semuanya. Jika sebagian dari orang dunia masih bersikap diskriminatif dalam mengucap berkat bagi sesamanya, bahkan dianggap dosa apabila mengucapkan itu kepada orang diluar komunitas mereka, tidaklah demikian bagi kita. Kita harus menjadi saluran berkat baik di kalangan sendiri maupun keluar tanpa terkecuali, tanpa pandang bulu. Ucapan doa sejahtera, sebuah syalom hendaklah mengalir mulai dari kita, lalu menyebar diantara orang percaya dan kemudian bermultiplikasi secara luas hingga mampu menjangkau orang-orang diluar. Menjadi saluran berkat lewat ucapan, tindakan, perbuatan, dan berdampak bagi lingkungan tempat tinggal, pekerjaan/pendidikan, kota, bangsa dan negara hingga dunia. Seperti itulah besarnya peran orang-orang percaya dalam perluasan Kerajaan Allah di muka bumi.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, ucapan syalom bukanlah sekedar sapaan seperti 'apa kabar'. Meski dipakai juga sebagai pengganti kata 'halo',  tetapi dalam arti aslinya kata syalom memiliki makna dan implikasi yang luas dari bentuk doa yang kita sampaikan kepada orang lain. Kalau melihat bagaimana dunia hari ini dan tentu saja negeri kita yang dipenuhi oleh kesulitan, kita benar-benar butuh syalom lebih dari sebelumnya, more than ever. Alangkah sayangnya apabila kita tidak bisa berfungsi atau berdampak sama sekali. Kita dipanggil untuk mengikuti keteladanan Kristus, no matter what it cost (1 Petrus 2:21), kita juga dipanggil untuk menerima berkat daripadaNya dan kemudian bergerak memberkati orang lain.

Dalam bentuk yang paling sederhana dan relatif tanpa harus mengeluarkan tenaga maupun biaya, sebuah ucapan syalom yang diucapkan dengan sungguh-sungguh disertai niat yang penuh bisa membawa berkat besar bagi orang yang kita ucapkan. Jadi kalau anda mengucapkan syalom lagi kepada orang lain, pahamilah maknanya dan besarnya kandungan doa yang ada didalamnya. Dalam ucapan syalom ada doa yang luar biasa besar dan indah, dibalik perkataan ada kuasa. Mari kita sama-sama belajar untuk saling memberkati dan mendoakan. Sebagai penutup, saya mengucapkan syalom bagi anda semua, kiranya segala kebaikan Tuhan tercurah bagi anda dengan penuh yang berkelimpahan.

Syalom berisi doa sejahtera yang punya arti luas dan besar agar yang diucapkan dipenuhi kebaikan Tuhan dalam segala hal


No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...