Thursday, August 16, 2018

Merdeka! (1)

Ayat bacaan: Keluaran 14:12
========================
"Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

1945-2018. 73 tahun kita sudah merdeka. Kemerdekaan secara resmi diproklamirkan oleh bapak bangsa Soekarno dan Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 tepat jam 10 pagi. Sejak saat itu Indonesia dinyatakan resmi merdeka. Meski demikian, ada banyak gejolak bahkan serangan yang membuat Indonesia masih harus terus berjuang. Kalau dulu berjuang merebut, setelah 1945 berjuang mempertahankan kemderdekaan. Banyak pahlawan yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela mengorbankan nyawa demi bangsa dan kita semua yang hidup di dalamnya. Mereka ingin agar kita bisa hidup dalam damai dan bahagia di alam kemerdekaan, yang secara logika pasti lebih baik daripada hidup dalam alam penjajahan. Kalau mereka melihat bagaimana bangsanya hari ini, mereka tentu bersedih. Apa yang mereka perjuangkan dan korbankan seperti sia-sia. Begitu banyak orang yang tidak menghargai pengorbanan mereka dan masih berusaha membuat negara ini porak poranda demi kepentingan pribadi dan golongan yang sesaat. Kepentingannya sesaat, hancurnya massive untuk waktu yang lama.

Ada banyak orang yang gagal menyikapi kemerdekaan. Dan dalam hal iman pun sama. Ada banyak orang percaya yang gagal, gagap atau keliru menyikapi sebuah kemerdekaan yang sudah dianugerahkan lewat penebusan langsung oleh Yesus. Seharusnya kehidupan sudah bebas dari belenggu kutuk, tapi banyak yang memilih untuk masih terikat atau malah kembali masuk ke dalam jerat kutuk. Keinginan daging masih terlalu memikat sehingga mereka masih enggan beranjak dari kondisi itu untuk masuk ke dalam alam merdeka yang sebenarnya sudah disediakan Tuhan atas dasar kasihNya yang begitu besar bagi kita. Benar, kita tinggal di negara yang sudah merdeka. Tapi saat bangsa ini masih memiliki begitu banyak belenggu yang menghalangi sebuah kemerdekaan seperti yang diinginkan oleh para pejuang dan pendahulu kita, kita sendiri masih terikat oleh banyak hal yang membuat kita sulit untuk maju dalam menghidupi kebenaran sesuai prinsip Kerajaan. Dan itu akan membuat kita tidak berdampak apa-apa untuk mengisi dan melakukan sesuatu bagi bangsa ini.

Bangsa Israel sempat mengalami masa-masa terjajah beberapa kali. Seperti bangsa kita yang mengalami kerja paksa di jaman pendudukan Belanda dan Jepang, mereka pun pernah mengalaminya ketika berada di bawah kekuasaan Mesir. "Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses." (Keluaran 1:11).

Mereka diharuskan melakukan kerja rodi, alias kerja paksa yang diwajibkan oleh bangsa penjajah tanpa memperoleh upah apapun. Gambaran kerja rodi/paksa itu sangat berat. "Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu." (ay 13-14).

Ditengah terik matahari, mereka siap tidak siap, sehat tidak sehat, kuat tidak kuat, muda dan lanjut usia harus bekerja mengangkat batu, memacul dan sebagainya sesuai keinginan penguasa Mesir. Kalau sedikit saja lambat, maka lecutan cambuk atau pukulan akan mereka terima. Terjatuh, pingsan akibat kelelahan tidak membuat mereka iba. Hukuman pun akan jatuh atas mereka. Kalau ada yang kemudian meninggal tinggal dibuang saja. Begitu tidak berharganya, begitu rendahnya, begitu hinanya. Belakangan mereka pun kembali mengalami pembuangan di Babel dan kembali harus mengalami kerja paksa ini. Jelas menjadi budak terjajah seperti itu sangatlah menyakitkan. Pahit, getir dan penuh penderitaan.

Dalam keadaan demikian, situasi apapun akan lebih baik, apalagi kalau merdeka dan diberikan tanah yang subur dimana mereka bisa membangun kehidupan secara baik dan makmur. Itu jelas jauh lebih baik dibandingkan bekerja sebagai budak kerja paksa dibawah penindasan bangsa lain. Bukankah begitu seharusnya? Tapi ternyata bangsa Israel punya pandangan lain! Mereka berkata: "Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." (Keluaran 14:12).

(bersambung)


No comments:

Kacang Lupa Kulit (5)

 (sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...