Saturday, August 25, 2018

Belenggu-Belenggu Penghalang Kemerdekaan (3)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Tentu saja bukan kebetulan jika Yesus menopang gabungan kedua kalimat itu. Dan saya percaya rangkaian ucapan Yesus dalam Markus 11:24-26 ini bukanlah sesuatu yang terpisah. Tuhan Yesus ingin kita sadar bahwa mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita adalah dasar utama untuk menerima sesuatu dari Tuhan. Tuhan sendiri sudah menunjukkan sikap tersebut terlebih dahulu. Dia selalu siap mengampuni kesalahan kita sebesar apapun. Tapi lihatlah bahwa itu bisa terjadi apabila kita mau mengampuni kesalahan orang. "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga." (Matius 6:14).

Pesan yang sangat penting dikemukakan Yesus lewat sandingan ayat antara menerima apa yang kita doakan dengan memberikan pengampunan kepada orang-orang yang sudah menyakiti kita: Jangan berharap doa kita didengar jika kita masih menyimpan sakit hati dan dendam terhadap orang lain. Jangan berharap mendapat jawaban dan pertolongan kalau kita masih tidak bersedia atau berat melepaskan pengampunan.

Dengan kata lain, kita tidak akan dapat memperoleh pengabulan doa dan dendam dalam hati kita sekaligus. Kita tidak akan bisa mendapatkan jawaban dan pertolongan kalau iman kita belum merdeka dari dendam, benci dan apapun yang memubat kita masih kesulitan untuk bisa melepaskan pengampunan.

Tuhan akan selalu memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat. Dia memberikan pengampunan yang sebenarnya sangat banyak bagi setiap kita. Bayangkan kalau kesempatan diampuni cuma satu, dua atau maksimal tiga kali, setelah itu tiada maaf bagimu. Kalau itu yang terjadi, habislah kita.

Seringkali kita menetapkan standar ganda dalam hal ini. Di satu sisi kita ingin diampuni setiap kali melakukan pelanggaran. Kita ingin Tuhan segera mengampuni kita saat kita mengakui dosa kita. Dan tentu saja Tuhan melakukan itu. Firman Tuhan dalam Yesaya 1:18 bahkan mengatakan, sekalipun dosa kita merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Tuhan siap melakukan itu segera setelah kita mengakui dosa kita. Tetapi saat kita harus mengampuni orang, itu sulitnya bukan main dan kita sering anggap tidak mungkin. Itu adalah sebuah standar ganda. Di satu sisi kita ingin diampuni, di sisi lain kita sulit mengampuni.

Kalau Tuhan yang Maha Besar saja mau seperti itu, sudah seharusnya kita pun berlaku sama terhadap sesama kita. Menyimpan dendam tidak akan membawa manfaat selain akan menimbulkan berbagai penyakit dan membuat kita tidak bisa melangkah maju. Selain itu, terus mendendam dan tidak mau mengampuni pun akan membuat doa-doa kita terhalang, membelenggu iman kita sehingga tidak bisa tumbuh bahkan menghilangkan kesempatan kita untuk menerima pengampunan dari Tuhan.

Kemampuan melepaskan pengampunan ini sangatlah memegang peranan penting bagi pertumbuhan iman kita dan sangat menentukan terhadap apakah doa kita didengar Tuhan atau tidak. Saya tahu bahwa itu bisa sangat sulit, apalagi jika kita mengandalkan kekuatan diri sendiri untuk bisa memberikan pengampunan.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker