Sunday, August 12, 2018

Keep Praying, Never Give Up (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Bagaimana halnya dengan doa? Sadarkah kita bahwa dalam berdoa pun dibutuhkan keseriusan, kesungguhan dan ketekunan, kegigihan yang tidak jemu-jemu seperti contoh-contoh di atas? Banyak orang yang berdoa hanya selintas saja, ala kadarnya. Ada yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif saja untuk bisa memperoleh apa yang diinginkan. Dijawab syukur, tidak dijawab ya sudah, cari alternatif lain. Atau ada pula yang mencoba berdoa sebentar saja, tapi saat tidak langsung dikabulkan langsung kecewa dan menganggap Tuhan tidak peduli, tidak sayang atau bahkan segera meragukan FirmanNya bahkan eksistensiNya.

Bagi mereka ini, doa dianggap sebagai sarana meminta yang Tuhan harus dikabulkan sesuai waktu yang mereka mau, atau kalau tidak maka Tuhan dipersalahkan. Ada pula orang yang mengira bahwa doa berulang-ulang itu buang waktu, waste of time. Bukankah Tuhan menyelidiki hati kita dan tahu segala sesuatu yang ada disana? Bukankah tanpa diminta pun Tuhan tahu apa yang kita butuhkan? Benar. Tuhan mengerti kita lebih dari kita mengenal diri sendiri. Tapi itu bukan berarti bahwa kita tidak perlu lagi berdoa. Dan hal ini diingatkan langsung oleh Yesus.

Suatu kali Yesus menyampaikan tentang hal ini lewat sebuah perumpamaan yang dicatat dalam Injil Lukas 18:1-8. Perikop ini dibuka dengan kalimat berikut: "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1).

Yesus mengambil perumpamaan tentang seorang janda, sosok yang lemah dan sering digambarkan sebagai figur yang tertindas, hidup susah dalam kemiskinan dan kerap diperlakukan tidak adil dalam masyarakat, dan seorang hakim yang lalim. Dalam perumpamaan ini Yesus mengisahkan tentang seorang janda diceritakan terus memohon kepada hakim yang lalim agar berkenan membela haknya. (ay 3). Sementara hakim itu bukanlah orang yang takut akan Tuhan, dan mempunyai sikap arogan yang  tidak menghormati siapapun. Sesuai dengan gambaran pribadi si hakim, sudah tentu ia menolak mentah-mentah permohonan janda ini. Tapi lihatlah kegigihan ibu janda ini. Ia tidak jemu-jemu mendatanginya dan memohon, dan akhirnya ia berhasil meluluhkan hakim yang lalim itu. Dan Yesus pun berkata, "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!" (ay 6).

Kalau hakim yang lalim saja bisa luluh terhadap permohonan tidak jemu-jemu dari seorang janda dan pada akhirnya mau mengabulkan permintaan si janda, mungkinkah Tuhan yang begitu penuh kasih setia, begitu mengasihi kita manusia ciptaanNya sendiridan menganggap kita begitu istimewa tidak mendengarkan seruan kita?  Inilah yang dikatakan Yesus. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ay 7).

Tuhan tidak akan mengulur-ulur waktu. Ia akan menjawab doa kita tepat pada waktunya, selama doa dilakukan dengan benar dengan meminta sesuatu yang baik dan perlu bukan untuk pemenuhan kesenangan diri sendiri (Yakobus 4:3), sudah terlebih dahulu menyelesaikan segala ganjalan yang ada dalam hati terhadap orang lain (Markus 11:25) dan hidup bijaksana dan menghormati pasangan hidupnya (1 Petrus 3:7). Meski demikian, doa tidak boleh dilakukan cuma sekedarnya melainkan datang dari hati yang tulus, jujur dan dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa jemu-jemu.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker