Ayat bacaan: Lukas 18:1
====================
"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."
Saat duduk ingin mempersiapkan renungan ini, tiba-tiba aliran listrik padam. Karena baterai laptop saya sudah lemah, baterai ini tidak cukup kuat untuk dipakai untuk waktu yang panjang. Saya pun memutuskan untuk menunggu sampai aliran kembali nyala. Praktis tidak banyak yang bisa saya lakukan saat listrik mati. Saya tidak bisa menunggu sambil nonton tv. Penerangan seadanya hanya pakai lilin, jadi untuk membaca buku pun tidak terlalu disarankan karena bisa membuat mata saya yang sudah plus semakin buruk kalau dipaksakan. Jadi saya duduk saja sambil berharap pemadaman tidak berlangsung lama.
Selagi menunggu, saya pun berpikir betapa beruntungnya kita yang hidup di jaman setelah listrik dan lampu sudah ditemukan. Hari ini kebutuhan akan aliran listrik bagi manusia terutama yang tinggal di kota bisa jadi sama pentingnya dengan kebutuhan akan makan dan minum. Aktivitas nyaris terhenti jika tidak ada listrik. Kita tidak bisa kerja, tidak bisa melakukan banyak hal saat kita tidak mendapatkan akses kepada sumber daya yaitu listrik.
Apa jadinya sekiranya para penemu listrik dan lampu ini tidak cukup gigih dalam melakukan riset dan percobaan-percobaan ilmiahnya? Semua dimulai pada pertengahan tahun 1700 an saat Benjamin Franklin menemukan bahwa listrik memiliki elemen positif dan negatif dimana listrik mengalir diantara kedua elemen ini. Ia pun percaya bahwa petir juga merupakan bentuk dari aliran listrik yang mengalir di antara elemen positif dan negatif. Lalu ia pun melakukan eksperimen yang sangat terkenal dengan menggunakan layangan. Ia menerbangkan layangan di saat badai petir, dimana ia mengikatkan sebuah kunci dari besi pada layangan tersebut. Maka petir kemudian menyengat besi di layangan dan mengalirkan listrik pada benang. Untung dia tidak sampai celaka, tapi kemudian ia berhasil membuktikan bahwa petir memang merupakan listrik yang mengalir dari antara dua elemen tersebut.
Sebelum masa Benjamin Franklin, ada nama sperti William Gilbert dan Thomas Browne yang pernah meneliti listrik, bahkan diklaim sebagai ilmuwan pertama yang menggunakan istilah 'electricity'. Kemudian sekitar 1 abad setelah Franklin, ada nama besar yaitu Thomas Alva Edision yang menemukan bola lampu, yang kemudian membuat dunia menjadi terang benderang.
Bayangkan seandainya Benjamin Franklin, William Gilbert, Thomas Browne dan Thomas Alva Edison tidak gigih dalam melakukan penelitian mereka. Bayangkan kalau mereka adalah tipe orang yang cepat bosan dan menyerah seperti banyak orang hari ini. Thomas Alva Edison bahkan pernah mengungkapkan optimisme dan sikap positifnya yang sampai sekarang masih sering diingat orang dan dipakai sebagai sebuah quote yang mengingatkan semangat pantang menyerah.
Saat pada suatu hari ia ditanya wartawan, apa rasanya gagal sampai 10 ribu kali? Dia menjawab: "I have not failed. I've just found 10,000 ways that won't work." Katanya, "saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10 ribu cara yang tidak akan menghasilkan apa-apa." Itu sebuah bentuk optimisme yang kemudian membuahkan hasil yang dinikmati dan menjadi sumber teknologi modern lainnya pada generasi selanjutnya hingga yang akan datang. Anda bisa bayangkan berapa uang yang harus dikeluarkannya dan berapa lama waktu yang harus ia habiskan sampai ia menemukan bola lampu.
Berapa kali kita tahan melakukan percobaan seperti itu? Sepuluh? Seratus? Seribu? Dan kalau Edison kemudian berhenti karena tidak kunjung 'berhasil' menemukan lampu, dunia mungkin masih bergantung pada lilin sampai hari ini. Jangankan untuk sebuah penemuan sebesar itu, untuk bisa menemukan takaran yang paling pas untuk membuat masakan enak saja kita seringkali perlu banyak trial and error hingga akhirnya bisa menemukannya.
Untuk sesuatu yang kita anggap penting, biasanya kita akan berusaha sedemikian rupa memperjuangkannya hingga berhasil. Saat kita jatuh cinta pada seseorang, kita akan berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk bisa memenangkan hatinya. Kalau malas-malasan, atau cepat bosan, hampir bisa dipastikan bahwa kita akan gagal mendapatkan orang yang kita dambakan. Seringkali keberhasilan akan sangat tergantung dari seberapa gigih kita memperjuangkannya. Bagaimana dengan doa?
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)
(sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment