(sambungan)
3. Doa yang tidak jemu-jemu melatih diri kita untuk hidup dengan iman
"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Iman timbul dari pendengaran kita oleh Firman, tapi kita akan sulit mengalami pertumbuhan iman apabila kita tidak melakukan Firman dalam hidup kita sehari-hari. Doa yang tidak jemu-jemu merupakan salah satu bentuk nyata keyakinan kita akan Firman Tuhan, yang kalau kita lakukan tentu akan terus melatih diri kita untuk hidup berpegang pada iman.
4. Doa yang tidak jemu-jemu menunjukkan seberapa besar kita menggantungkan harapan kepada Tuhan
Ketekunan, kegigihan kita dalam berdoa juga bisa dijadikan gambaran tentang sejauh mana kita menggantungkan harapan kepada Tuhan. Apakah kita benar-benar hanya menggantungkan harapan pada Tuhan saja atau hanya menjadikan doa sebagai salah satu alternatif. Bisa jadi di satu sisi berdoa, di sisi lain mencoba mengandalkan banyak hal lainnya seperti harta yang kita miliki, koneksi dengan orang lain atau bahkan lewat kuasa-kuasa gelap. Kalau benar kita hanya mengandalkan Tuhan saja dan bukan menjadikan Tuhan hanya sebagai satu dari sekian alternatif, tentu kita akan terus berdoa dengan sepenuh hati, dengan segenap kekuatan iman kita. Jadi dengan kata lain, apakah kita sepenuhnya menggantungkan harapan atau menantikan jawaban pada Tuhan atau tidak, itu akan terlihat dari seberapa tekun kita berdoa.
5. Doa yang tidak jemu-jemu menujukkan kesungguhan kita
Apakah kita sungguh-sungguh atau tidak dalam berdoa akan tercermin dari seberapa besar intensitas kita berdoa. Orang yang tidak sungguh-sungguh biasanya akan cepat berhenti, cepat menyerah dan mudah putus asa. Atau hanya berdoa ala kadarnya saja, karena kurang percaya akan kekuatan doa. Tapi orang yang serius dalam menanti pertolongan Tuhan akan terus berdoa bukan saja sampai doa mereka dikabulkan tapi juga akan terus menjadikan kehidupan doa sebagai sarana membangun hubungan yang kuat dengan Tuhan.
Dari lima poin di atas kita bisa melihat bahwa doa yang tidak jemu-jemu menunjukkan keteguhan hati dengan pengharapan tanpa henti dan keyakinan sepenuhnya kepada Tuhan. Tanpa itu maka orang akan cepat berhenti berdoa, mudah kembali putus asa, merasa dikecewakan Tuhan dan akibatnya menjadi terombang-ambing atau bahkan meninggalkan Tuhan sama sekali.
Tuhan memang tidak akan mengulur-ulur waktu selama doa kita benar dan disertai motivasi yang benar pula. Tetapi jelaslah bahwa disamping itu kita pun perlu untuk berdoa tanpa henti dalam menantikan jawaban dari Tuhan.
Apa yang Tuhan Yesus ajarkan lewat perumpamaan seorang janda dan hakim yang lalim dalam Lukas 18 tersebut dengan jelas mengingatkan pentingnya untuk terus berdoa tanpa jemu-jemu. Yesus mengajarkan bagaimana besarnya kuasa doa, bagaimana kita sebagai anak-anak Allah sebaiknya terus berdoa siang dan malam dengan tidak jemu-jemu, tanpa putus asa, tanpa putus pengharapan melainkan dengan keyakinan teguh bahwa Tuhan akan memberi pertolongan tepat pada saatnya.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (4)
(sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment