Tuesday, January 7, 2014

Berhasil dan Beruntung (1)

Ayat bacaan: Yosua 1:8
===============
"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."

Kemarin kita sudah melihat lewat Mazmur 1:1-3 bahwa kita bisa memiliki hidup yang bahagia dan berhasil dalam segala sesuatu yang kita lakukan apabila kita berakar pada firman Tuhan. Menjadikan firman sebagai kesukaan, merenungkannya siang dan malam, lantas menghindari nasihat orang fasik (tidak mengenal Tuhan), tidak ikut melakukan dosa bersama para orang berdosa dan tidak bergaul dengan orang-orang pencemooh, bukan hanya dalam artian orang yang mencemooh Tuhan lewat kata-kata saja tetapi juga orang yang bisa saja secara lahiriah terlihat menjalankan ibadah, tapi pada hakekatnya memungkiri kekuatannya, seperti yang disebutkan dalam 2 Timotius 3:5. Berdasarkan tiga ayat pembuka kitab Mazmur, kita bisa melihat bahwa orang-orang yang hidup seperti itu dikatakan akan hidup seperti pohon yang tumbuh di tepi aliran air. Pohon yang tumbuh di tepi aliran air akan punya karakteristik terus menghasilkan buah pada musimnya, tidak layu daunnya, dan yang tidak kalah penting, akan berhasil dalam segala sesuatu yang diperbuat atau dilakukan, everything he does shall prosper. Kata berhasil tentu punya daya tarik tersendiri sehingga kita semua ingin memperolehnya. Siapa yang tidak ingin berhasil atau sukses dalam hidupnya, baik dalam pekerjaan/profesi, dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam bentuk-bentuk pelayanan? Mazmur 1:1-3 memberikan kunci agar keberhasilan bisa menjadi milik anda.

Sekarang mari kita lanjutkan. Jika anda ditanya, "Kalau hanya boleh pilih satu saja, mana yang anda pilih: berhasil atau beruntung?" Kebanyakan orang akan bingung menjawabnya. Pada suatu kali saya menanyakan hal itu kepada seorang teman, dan setelah diam beberapa detik, ia kemudian tertawa dan berkata: "ini pasti pertanyaan jebakan.. ya kan?" Padahal saya sedang tidak berpikir untuk menjebak. Saya cuma ingin tahu apakah orang lebih suka memilih berhasil atau beruntung, atau setidaknya tahu bedanya. Banyak orang yang mengira bahwa keduanya sama saja, padahal ada perbedaan mendasar diantara kedua kata ini. Berhasil adalah hasil dari sesuatu yang diraih melalui ketekunan, kerja keras, perjuangan bahkan pengorbanan. Keberhasilan biasanya merupakan buah yang diperoleh setelah menempuh sebuah proses tertentu, membutuhkan waktu dan usaha serius. Ada masa-masa pembelajaran, masa perbaikan jika ada yang masih harus diperbaiki, masa-masa peningkatan dan sebagainya sebelum kita bisa mencapai sebuah keberhasilan atas apa yang kita kerjakan. Sementara kata beruntung mengacu kepada suatu peristiwa yang terjadi di luar dugaan atau prediksi kita, dimana peristiwa itu membawa kebahagiaan, kesenangan atau rasa puas pada yang mengalaminya. Contoh sederhana: jika anda membuka tutup botol minuman dan menemukan hadiah besar tertulis disana, maka anda dikatakan beruntung, bukan berhasil. Tapi apabila anda sukses dalam mengelola sebuah usaha setelah melalui sebuah proses perjuangan, maka kata yang dipakai adalah berhasil, bukan beruntung. Jadi jelas ada perbedaan nyata di antara kedua kata ini.

Kembali kepada pertanyaan diatas, jika ditanyakan kepada anda, mana yang akan anda pilih? Berhasil, atau beruntung? Masing-masing dari anda tentu punya alasan sendiri-sendiri dalam memilih salah satunya. Tapi saya yakin tidak ada orang yang menolak apabila dua-duanya boleh menjadi milik anda. Lantas seperti apa sebenarnya dari Tuhan? Apakah Tuhan menyuruh kita memilih salah satu? Ternyata tidak. Pujilah Tuhan, karena ia berjanji akan memberikan bukan salah satu melainkan keduanya, bahkan sudah menyatakan caranya, apa yang harus kita lakukan agar keberhasilan dan keberuntungan bisa menjadi bagian kita.

Mari kita lihat ayat berikut ini. "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8). Ayat ini berisikan jawaban dari Tuhan untuk meneguhkan iman Yosua dalam melanjutkan kepemimpinan Musa dalam membimbing bangsa Israel menuju tanah yang sudah Tuhan janjikan sebelumnya. Tuhan tahu bahwa apa tugas yang diemban Yosua sangat sulit. Maka Tuhan mempersiapkan Yosua sejak awal agar ia tidak harus patah semangat dalam menjalankan tugasnya. Kembali kepada esensi ayat ini, kebanyakan orang lebih tertarik melihat janji berkatnya saja. Siapa yang tidak mau berhasil dan beruntung sekaligus dalam hidupnya? Tuhan memang menjanjikan keduanya buat kita. Tetapi perhatikan bahwa itu tidak serta merta datang begitu saja. Yosua 1:8 bukan saja memberi sebuah janji berkat yang luar biasa dan bisa sangat meneguhkan kita, tetapi juga membeberkan langkah-langkah yang harus kita lakukan terlebih dahulu agar kita bisa memperolehnya. Bacalah baik-baik sekali lagi, maka anda akan menemukan 3 langkah disana, yaitu:
1. memperkatakan Firman
2. merenungkannya siang dan malam
3. bertindak hati-hati sesuai Firman Tuhan, alias menjadi para pelaku Firman.

Inilah 3 langkah yang harus dilakukan agar keberhasilan dan keberuntungan bisa menjadi milik kita. Apakah ada diantara anda yang merasa bahwa pekerjaan anda saat ini seperti terlalu berat atau tidak maju-maju? Atau anda mengira bahwa apa yang anda lakukan sekarang tidak cukup berhasil dan keberuntungan sepertinya masih jauh dari anda? Dari ayat ini, Tuhan menyatakan bahwa ada kunci yang akan membuat apapun yang anda lakukan saat ini bisa berhasil dan membawa keberuntungan, meski hari ini anda belum melihat itu. Mari kita lihat satu persatu.

1. Memperkatakan Firman. 
Seperti apa kita memfungsikan mulut dan kemampuan berbicara kita? Betapa seringnya kita mempergunakan mulut dalam berkata-kata hanya untuk hal-hal yang tidak berguna atau malah mengucapkan hal-hal yang tidak baik seperti bergosip/menggunjingkan orang lain, berbohong, mengeluh, menghina, memfitnah atau bahkan mengutuk. Kita sepertinya lupa akan peringatan Yesus yang bunyinya: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:36-37). Kecenderungan manusia adalah terjebak pada kebiasaan mengeluarkan perkataan yang sia-sia, menghamburkan kata bukan untuk sesuatu yang positif tetapi negatif. Karena itulah kita harus belajar dari Daud yang berkata "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!" (Mazmur 141:3). Menjaga hati pun menjadi hal yang mutlak untuk kita lakukan, karena "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius 12:34).

2. Merenungkan Firman Siang dan Malam.
Setelah memperkatakan Firman, kita harus meningkat kepada tahapan berikutnya, yaitu merenungkannya. Bukan hanya mendengar sekali-kali saja, hanya di gereja seminggu sekali, karena itu tidak akan pernah cukup. Sangatlah penting bagi kita untuk secara rutin merenungkan siang dan malam. Perhatikan, ada perbedaan besar antara membaca dan merenungkan. Dalam merenungkan, kita tidak hanya sekedar membaca tapi disertai dengan meneliti dan memikirkan dengan seksama isi yang kita baca, termasuk juga melakukan introspeksi diri sendiri sampai sejauh mana kita sudah melakukan segala sesuatu hari ini sesuai dengan keinginan dan suara hati Tuhan. Untuk bisa mengetahui dengan benar suara Tuhan tidaklah cukup hanya dengan sekedar membaca saja. Sekarang ingat, besok lupa, itulah yang akan terjadi jika kita tidak menyimak secara seksama apa yang menjadi keinginan Tuhan dalam hidup kita. Dan kita pun tidak akan memperoleh pengertian tentang esensi yang terkandung di dalam firman-firman Tuhan.

Alkitab mengatakan bahwa Firman yang dibaca ala kadarnya bagaikan benih yang jatuh pada tanah berbatu, di pinggir jalan atau malah di semak duri. (baca Matius 13:1-8). Dibutuhkan kesungguhan untuk merenungkan Firman Tuhan, menyerapnya dengan benar, sehingga benih firman itu bisa jatuh di atas "tanah yang baik" agar bisa menghasilkan buah berlipat ganda. Pesan tentang pentingnya merenungkan firman Tuhan siang dan malam dan apa yang diperoleh lewat itu juga disampaikan dalam kitab Mazmur 1:1-3. Seperti itulah orang-orang yang selalu menyukai firman Tuhan dan merenungkan itu siang dan malam.

(bersambung)

No comments:

Lanjutan Sukacita Kedua (4)

 (sambungan) Jawaban sang ayah menunjukkan sebuah gambaran utuh mengenai sukacita kedua. Anak sulung adalah anak yang selalu taat. Ia tentu ...