Ayat bacaan: Ulangan 11:12
==================
"suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun."
Jika kita melihat perjalanan bangsa kita di tahun 2013, masih ada banyak kejadian yang bisa membuat kita miris. Pejabat-pejabat terus berjatuhan tersandung kasus korupsi dengan nilai mencengangkan, bentuk-bentuk kekerasan bernuansa SARA, ketidakadilan, penindasan, kejahatan sadis, kecelakaan dan sebagainya. Ekonomi digembar-gemborkan membaik secara makro, tetapi daya beli masyarakat tidak kunjung membaik karena harga terus melambung tinggi tak terkendali. Pemerintah saling tuding, keputusan-keputusan serampangan membuat situasi semakin tidak menentu. Ditambah lagi tahun 2014 merupakan tahun yang krusial bagi perjalanan bangsa ini karena sebentar lagi kita akan memilih kepala pemimpin yang baru. Suhu politik memanas mendekati titik didih, gejolak sosial terjadi dimana-mana. Dalam keadaan seperti ini sebuah negara seharusnya sudah selesai alias game over. Kalau nyatanya Indonesia masih berdiri sebagai sebuah negara berdaulat dan kita masih bisa berusaha di dalamnya, itu jelas karena Tuhan.
Ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir untuk masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan, bangsa Israel sebenarnya telah mengalami begitu banyak penyertaan Tuhan secara langsung sepanjang perjalanan. Ada tiang api dan tiang awan untuk menghangatkan disaat dingin dan memayungi mereka disaat panas: "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu." (Keluaran 13:21-22), burung puyuh yang diberikan Tuhan karena mereka bersungut-sungut hanya makan roti terus menerus (Keluaran 16:13) dan lain-lain, hingga sebuah mukjizat besar ketika Tuhan membelah laut Teberau sehingga mereka bisa berjalan melewati laut itu sementara Firaun dan tentaranya habis tersapu laut yang kembali menutup di saat mereka melintasinya. (Keluaran 14). Ini hanyalah beberapa bukti nyata penyertaan Tuhan yang saat itu mereka saksikan langsung dengan mata kepala sendiri. Apakah bangsa Israel ini menjadi teguh imannya dan bisa percaya penuh kepada Tuhan? Sayangnya tidak. Bukannya bersyukur, mereka terus keras kepala dan berulang-ulang menunjukkan sikap buruk baik lewat keluh kesah bahkan menyembah ilah lain. Ini bahkan terus terjadi hingga beberapa generasi selanjutnya.
Kembali kepada bangsa Israel dibawah kepemimpinan Musa, Musa sudah mengingatkan mereka bahwa mereka seharusnya sadar bahwa mata mereka sendiri sebetulnya sudah menyaksikan segala perbuatan besar Tuhan. "Kamu tahu sekarang--kukatakan bukan kepada anak-anakmu, yang tidak mengenal dan tidak melihat hajaran TUHAN, Allahmu--kebesaran-Nya, tangan-Nya yang kuat dan lengan-Nya yang teracung, tanda-tanda dan perbuatan-perbuatan yang dilakukan-Nya di Mesir terhadap Firaun, raja Mesir, dan terhadap seluruh negerinya; juga apa yang dilakukan-Nya terhadap pasukan Mesir, dengan kuda-kudanya dan kereta-keretanya, yakni bagaimana Ia membuat air Laut Teberau meluap meliputi mereka, ketika mereka mengejar kamu, sehingga TUHAN membinasakan mereka untuk selamanya; dan apa yang dilakukan-Nya terhadapmu di padang gurun, sampai kamu tiba di tempat ini; pula apa yang dilakukan-Nya terhadap Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, anak Ruben, yakni ketika tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya, kemah-kemah dan segala yang mengikuti mereka, di tengah-tengah seluruh orang Israel." (Ulangan 11:2-6). Seharusnya mereka sadar, "Sebab matamu sendirilah yang telah melihat segala perbuatan besar yang dilakukan TUHAN." (ay 7). Teguran Musa ini berlaku pula bagi kita. Kita seringkali terlalu sibuk terfokus memandang masalah sehingga lupa bagaimana Tuhan telah menyertai kita selama ini. Berbagai bukti nyata penyertaan Tuhan yang pernah kita alami kita kesampingkan atau lupakan karena kita terus fokus hanya kepada masalah yang mendera. Pujian dan ucapan syukur tidak lagi ada, digantikan oleh keluhan, ratapan dan kekecewaan dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup.
Bangsa Israel tidak kunjung bisa melihat apa yang sebenarnya diberikan Tuhan kepada mereka. Tuhan sudah melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan memberi sebuah tanah yang sangat subur, melimpah susu dan madunya. Lihatlah ayat berikut ini: "Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit." (Ulangan 11:10-11). Dan Tuhan juga mengatakan bahwa itu adalah "suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun." (ay 12). Ucapan yang sama diberikan kepada kita dalam memasuki tahun yang baru. Kita mungkin belum melihatnya, tapi sesungguhnya apa yang disediakan Tuhan adalah tahun yang subur, melimpah susu dan madunya, tahun yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit alias tahun yang subur dan sangat menjanjikan, dan diatas semua itu, Tuhan sudah berjanji untuk memelihara kita berjalan di dalamnya, mulai dari awal sampai akhir tahun. Ini janji Tuhan yang luar biasa yang seharusnya bisa membuat kita tidak perlu kuatir dalam memasuki tahun 2014.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lanjutan Sukacita Kedua (4)
(sambungan) Jawaban sang ayah menunjukkan sebuah gambaran utuh mengenai sukacita kedua. Anak sulung adalah anak yang selalu taat. Ia tentu ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment