Sunday, January 12, 2014

Dalam Gendongan Tuhan

Ayat bacaan: Yesaya 46:4
====================
"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."

"Ih udah gede masih minta digendong.." demikian canda seorang teman kepada anaknya. Saya jadi ingat lagu almarhum Mbah Surip yang sempat ngehits beberapa tahun lalu berjudul Tak Gendong. Meski lagu ini sangat ringan dan hampir-hampir tanpa makna, lagu ini menjadi sangat kocak ketika dibawakan oleh beliau. Membayangkan ia yang sudah tua dengan rambut gimbal atau topi rastanya menggendong orang saja mungkin sudah bisa membuat kita tersenyum. Buat saya, pada masa jayanya lagu ini mengingatkan saya pada sebuah ucapan Tuhan yang didasari bentuk kasih setiaNya yang begitu besar kepada manusia. Bukan hanya mbah Surip, tapi ternyata Tuhan pun akan dengan senang hati menggendong kita, bukan hanya ketika kita masih kecil, tetapi hingga seluruh rambut memutih. Ini dengan sangat indah menggambarkan bahwa kita akan tetap berada dalam perhatian dan pemeliharaan Tuhan sampai kapanpun, sepanjang hidup kita.

Dikasihi merupakan kerinduan semua orang. Itu bukan saja diinginkan anak kecil, tapi orang dewasa bahkan yang lanjut usiapun ingin dikasihi. Pada suatu kali saya mengunjungi panti jompo, dan disana saya melihat ada banyak wajah sedih yang sangat terhibur lewat kunjungan orang, meski yang belum mereka kenal sebelumnya. Ada seorang ibu yang hampir menangis bercerita bahwa ia sebenarnya punya banyak anak tetapi tidak satupun yang berminat menampungnya. "Tante sanggup membesarkan mereka semua sampai berhasil, tapi sekarang semua tidak sanggup mengurus saya yang hanya sendiri." katanya miris. Itu membuktikan bahwa meski sudah tua, manusia tetap merindukan kasih.

Maka apa yang dijanjikan Tuhan sungguh mencerahkan. Di saat sebagian besar manusia cenderung hanya mengurus anak kecil dan melupakan atau mengabaikan orang berusia lanjut, Tuhan menjanjikan sebuah perlindungan penuh kasih sayang kepada setiap orang hingga masa tuanya. Itu tertulis dalam kitab Yesaya yang bunyinya seperti ini:  "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:3-4). Sejak dalam kandungan sampai rambut habis memutih seluruhnya Tuhan masih akan menggendong kita. Dia akan selalu menolong dan menyelamatkan kita. Tuhan sangat mengasihi dan menghargai setiap ciptaanNya, terlebih kita manusia yang telah Dia ciptakan dengan sangat istimewa. Jika demikian mengapa tidak ada alasan bagi kita untuk takut, cemas atau kuatir. Selama kesempatan diberikan kita masih bisa terus berkarya dan memuliakan Tuhan lewat apa yang sanggup kita kerjakan. Apabila kita hanya mengandalkan kekuatan kita mungkin ada batasnya, tetapi dengan mengandalkan Tuhan yang tidak terbatas maka kita akan mampu berbuat lebih, meski bagi dunia mungkin kita dianggap sudah habis atau tidak sanggup melakukan apa-apa lagi.

Lihat apa kata Yesus berikut. "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Lukas 12:6-7). Jika burung pipit yang murah saja Tuhan perhatikan, jika jumlah rambut di kepala kita pun dianggap penting oleh Tuhan sampai Dia merasa perlu untuk menghitungnya, mengapa kita harus memelihara kekuatiran dalam hati dan pikiran kita? Kembali pada kitab Yesaya kita melihat bagaimana Tuhan menyatakan betapa berharga dan istimewanya kita bagi diriNya, begitu berharga hingga Tuhan bahkan berkata: "Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku." (Yesaya 49:16). Dilukiskan di telapak tanganNya, dan kita terus berada dalam ruang mataNya, dalam jarak pandangNya.

Akan halnya ayat bacaan kita hari ini, lihatlah bahwa Tuhan berkata bahwa janjiNya untuk menggendong kita sudah Dia laksanakan bahkan ketika kita belum menyadarinya. "Aku telah melakukannya" kata Tuhan. Dia juga berjanji bersedia untuk terus menanggung kita, memikul dan menyelamatkan kita. Bicara soal keselamatan, itu pun sudah Dia berikan lewat mengorbankan AnakNya yang tunggal di atas kayu salib, menggantikan kita agar keselamatan terbuka bagi kita, dan pemulihan hubungan dengan Tuhan yang teruputus akibat dosa pun terjadi lewat Kristus. Selain keselamatan kekal yang merupakan anugerah terbesar atas dasar kasih terbesar, sepanjang hidup pun Dia menjanjikan penyertaan, pengawalan, pertolongan dan perlindungan sepanjang hidup kita. Dengan kelembutan kasihNya, Tuhan akan selalu rindu menggendong kita menghadapi arus deras dunia dengan segala rintangannya sampai akhir hidup kita.

Dengan kebaikan yang seperti itu, tidakkah kita seharusnya bersyukur dan mulai berpikir untuk tidak terlalu cepat menyerah dan membiarkan kecemasan melanda diri kita? Ketika menyadari itu semua, bukankah kita seharusnya berpikir untuk membalas segala kebaikan Tuhan itu dengan menyatakan kasih dan kemuliaan Tuhan kepada sesama kita lebih lagi? Ingatlah bahwa kita hidup di dunia ini adalah untuk menghasilkan buah-buah manis lewat pekerjaan kita (Filipi 1:22).

Bukan tenaga dan kemampuan kita yang terbatas yang dibutuhkan Tuhan, tetapi kesediaan kita. Untuk itu, Tuhan siap menggendong kita dengan kekuatanNya yang mengatasi semesta, sebuah kekuatan dengan kuasa tidak terbatas yang akan memampukan kita melakukan semua pekerjaan itu dengan penuh keberhasilan. Anda mungkin lemah tak berdaya, kondisi anda tidak memungkinkan, kemampuan anda sangat terbatas, masalah mungkin terus mendera, tetapi bayangkan bahwa anda berada di atas bahu Tuhan yang terus menggendong anda dengan kelembutan kasihNya. Anda dibawanya terus berjalan melewati segala liku-liku kehidupan, mengatasi lembah jurang dan bukit curam, terus mendaki hingga anda bisa mencapai puncaknya dimana kelak anda akan bersama dengan Dia menikmati sukacita yang kekal tanpa ratap tangis penderitaan. Apakah anda merasa lemah hari ini, merasa kehilangan harapan, tidak mampu berbuat apapun atau merasa sudah habis? Ingatlah bahwa anda bukan hanya berpijak di bumi saja, tetapi anda sedang berada dalam gendongan Tuhan yang akan terus memikul diri anda hingga akhir. Apakah anda masih muda atau sudah tua, semua itu tidak masalah, sebab Tuhan akan terus memangku anda dengan tanganNya sendiri. Ini saat bagi kita untuk  mulai belajar, mengerti bahwa anda bisa bersandar di tanganNya, you can lean on His arms dan naik ke punggungNya. Dia siap menggendong anda, menanggung anda, memikul anda dan menyelamatkan anda. Dia akan tetap menjadi Bapa yang menjaga dan mengasihi anda, baik dulu, sekarang dan sampai selamanya.

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28)

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Lanjutan Sukacita Kedua (4)

 (sambungan) Jawaban sang ayah menunjukkan sebuah gambaran utuh mengenai sukacita kedua. Anak sulung adalah anak yang selalu taat. Ia tentu ...